• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.4 Struktur Modal

yang bersangkutan. Kenaikan tersebut kemudian akan menaikkan harga saham sehingga return saham yang diperoleh investor perusahaan akan semakin besar pula dan akan bisa meningkatkan nilai perusahaan.

2.1.4 Struktur Modal

Struktur modal merupakan bentuk pembelanjaan yang permanen di dalam mencerminkan keseimbangan di antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Keown (2011) mengatakan bahwa struktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukan oleh perbandingan utang jangka panjang terhadap sumber modal.

Menurut Hanafi (2012) dalam teori struktur modal menjelaskan pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan dimana keputusan investasi dan kebijakan deviden yang di tetapkan perusahaan sama (konstan). Husnan &

Pudjiastuti (2006) mengatakan bahwa struktur modal terbaik adalah struktur modal yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan atau harga saham sehingga perusahaan yang memiliki struktur modal yang baik akan mampu meningkatkan nilai perusahaan. Berikut ini beberapa teori struktur modal antara lain:

1. Teori Pendekatan Tradisional

Teori pendekatan tradisional mengasumsikan bahwa perusahaan struktur modal yang optimal dan peningkatan nilai total perusahaan melalui penggunaan financial leverage (utang dibagi modal sendiri). Hasil dari pendekatan ini memberikan biaya modal keseluruhan yang terendah dan memberikan harga saham yang tertinggi

2. Teori Pendekatan Modigliani dan Miller (MM)

Pada tahun 1958 MM menerbitkan salah satu artikel keuangan paling berpengaruh yang pernah ditulis, MM membuktikan, dengan sekumpulan asumsi yang sangat membatasi, bahwa nilai sebuah perusahaan tidak terpengaruh oleh struktur modalnya. Dengan kata lain, hasil yang diperoleh MM menunjukan bahwa bagaimana cara sebuah perusahaan akan mendanai operasinya tidak akan berarti apa-apa, sehingga struktur modal adalah suatu hal yang tidak relevan. MM menentang pendekatan tradisional dengan menawarkan tingkat kapitalisasi perusahaan yang konstan. MM berpendapat bahwa resiko total bagi sluruh pemegang saham tidak berubah walaupun mengalami perubahan, karena nilai investasi total perusahaan tergantung dari keuntungan dan resiko, sehingga nilai perusahaan tidak berubah walaupun struktur modalnya berubah. Pada tahun 1963, MM menerbitkan artikel sebagai lanjutan teori MM tahun 1958. Asumsi yang diubah adalah adanya pajak terhadap penghasilan perusahaan. Dengan adanya pajak ini, MM menyimpulkan bahwa penggunaan utang akan meningkatkan nilai perusahaan karena biaya bunga utang adalah biaya yang mengurangi pembayaran pajak.

3. Trade-off Theory

Teori ini membahas tentang hubungan antara struktur modal dengan nilai perusahaan. Model trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan merupakan hasil trade – off dari keuntungan pajak dengan menggunakan hutang dengan biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut. Esensi trade-off theory dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang.

23

Teori trade-off memprediksi hubungan positif antara struktur modal dengan nilai perusahaan dengan asumsi keuntungan pajak masih lebih besar dari biaya kepailitan dan biaya keagenen. Pada intinya teori trade-off menunjukkan bahwa nilai perusahaan dengan hutang akan semakin meningkat dengan meningkatnya pula tingkat hutang. Penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya pada sampai tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaan hutang justru menurunkan nilai perusahaan.

4. Pecking Order theory

Pecking Order Theory menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah, dikarenakan perusahaan yang profitabilitasnya tinggi memiliki sumber dana internal yang berlimpah. Dalam Pecking Order Theory tidak terdapat struktur modal yang optimal. Secara spesifik perusahaan mempunyai urutan preferensi dalam penggunaan dana. Menurut Pecking Order Theory, terdapat skenario urutan dalam memilih sumber pendanaan, yaitu:

a. Perusahaan lebih memilih untuk menggunakan sumber dana dari dalam atau pendanaan internal daripada pendanaan eksternal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba ditahan yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan.

b. Jika pendanaan eksternal diperlukan, perusahaan akan memilih pertama kali mulai dari sekuritas yang paling aman, yaitu hutang yang paling rendah risikonya, turun ke hutang yang lebih berisiko, sekuritas hybrid seperti obligasi konversi, saham preferen, dan yang terakhir saham biasa.

c. Terdapat kebijakan deviden yang konstan, yaitu perusahaan akan menetapkan jumlah pembayaran deviden yang konstan, tidak terpengaruh seberapa besarnya perusahaan tersebut untung atau rugi.

d. Untuk mengantisipasi kekurangan persediaan kas karena adanya kebijakan dividen yang konstan dan fluktuasi dari tingkat keuntungan, serta kesempatan investasi, maka perusahaan akan mengambil portofolio investasi yang lancar tersedia.

e. Pecking Order Theory tidak mengindikasikan target struktur modal.

Pecking Order Theory menjelaskan urut-urutan pendanaan. Manajer keuangan tidak memperhitungkan tingkat hutang yang optimal. Kebutuhan dana ditentukan oleh kebutuhan investasi. Pecking Order Theory ini dapat menjelaskan mengapa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi justru mempunyai tingkat hutang yang kecil.

Dalam penelitian ini struktur modal dapat dihitung dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER). Debt to Equity Ratio (DER) merupakan perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dan modal sendiri dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya.

Rumusnya sebagai berikut:

2.1.5 Struktur Aktiva

Aset atau aktiva secara resmi didefinisikan sebagai manfaat ekonomi masa

25

datang yang cukup pasti dikuasai oleh satu entitas sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu (Suwardjono, 2014). Menurut Jusup (2011) aset adalah kekayaan yang dimiliki suau perusahaan. Aset bisa saja berasal dari pemilik perusahaan yang disebut modal, dan bisa juga berasal dari pinjaman dari luar perusahaan yang disebut kewajiban.

Brigham & Houston (2013) menyatakan bahwa perusahaan yang asetnya memadai untuk dijadikan jaminan akan cendreung menggunakan cukup banyak utang. Perusahaan yang memiliki jamininan terhadap utang akan lebih mudah mendapatkan utang daripada perusahaan yang tidak memiliki jaminan. Hal ini berarti bahwa perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah besar akan lebih mudah mendapatkan akses ke sumber dana karea besarnya aset tetap dapat dijadikan sebagai jaminan utang perusahaan.

Komposisi aktiva tetap menentukan nilai perusahaan tertentu. Sebagian besar perusahaan dengan keuangan yang stabil memiliki nilai investasi yang tinggi dalam hal aktiva tetap. Ketika aktiva dapat dimanfaatkan secara optimal akan meningkatkan return perusahaan dan akhirnya berpengaruh pada pertumbuhan nilai perusahaan (Nyamasege, Okibo, Nyang'au, Sang'ania, Omosa, & Momanyi, 2014).

Struktur Aktiva pada penelitian ini dihitung dengan rasio aktiva tetap (FAR), karena penelitian ini memfokuskan untuk melihat proposi aktiva tetap perusahan. Rasio ini menunjukan seberapa besar proporsi aktiva tetap terhadap seluruh aktiva perusahaan. Menurut Soesetio (2008) FAR dapat dihitung menggunakan rumus :

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan terhadap nilai perusahaan telah banyak dilakukan. Berikut ini adalah beberapa penelitian terhadap nilai perusahaan yang dapat mendukung penelitian yang peneliti lakukan, yaitu:

Tabel 2.1 Peneltian Terdahulu

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian Metode

Analisis Hasil Penelitian

1. Leverage has a positive significant effect on firm value 2. Sales Growth has a positive

significant effect on firm value 3. Liquidity has a negative

significant effect on firm value

2 Pribadi,

1. Struktur Aset berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan

2. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan

3. Likuiditas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan 4. Profitabilitas tidak berpengaruh

terhadap nilai perusahaan.

2. Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

3. Struktur modal tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.

4. Profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap nilai

2. Struktur modal tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

3. Pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

27

Lanjutan Tabel 2.1

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian Metode

Analisis Hasil Penelitian

1. Struktur modal berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan

2. Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan

3. Kebijakan Deviden berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan

4. Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan 3. Return On Asset berpengaruh

positif signfikan terhadap nilai perusahaan

4. Struktur Modal berpengaruh positif signifikan terhadap nilai

1. Struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

2. Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

3. Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

4. Struktur modal, pertumbuhan perusahaan dan profitabilitas

1. Profitability positive but not significantly affects on firm value 2. Solvability postive and

significantly affects on firm value 3. Asset growth negative and not

significantly affects on firm value 4. Sales growth positive but not

significantly affects on firm value

Lanjutan Tabel 2.1

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian Metode

Analisis Hasil Penelitian

Capital Structure has an impact on the firm’s value

2.3 Kerangka Konseptual

Menurut Erlina (2011) kerangka konseptual menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian. Penelitian ini mengkaji pengaruh pertumbuhan penjualan, profitabilitas, struktur modal, dan struktur aktiva terhadap nilai perusahaan.

2.3.1 Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Nilai Perusahaan

Pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan masa yang akan datang. Kusumajaya (2011) mengemukakan bahwa tingkat pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan pertumbuhan penjualan memengaruhi nilai perusahaan atau harga saham sebab pertumbuhan penjualan menjadi tanda perkembangan perusahaan yang baik yang berdampak respon positif dari investor.

Peningkatan penjualan dapat meningkatkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh pendapatan dan laba perusahaan.

Pertumbuhan penjualan akan memberikan sinyal positif kepada investor bahwa perusahaan memiliki prospek perusahaan yang bagus dan pada akhirnya dapat meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan

29

penjualan yang tinggi dipandang memiliki kesiapan untuk bersaing dan diiringi adanya peningkatan pangsa pasar yang secara langsung menaikkan nilai perusahaan (Safrida, 2008). Penjelasan tersebut sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh Febriyanto (2018) yang menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

2.3.2 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai perusahaan

Profitabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba selama periode tertentu dengan menggunakan akiva atau modal, baik modal secara keseluruhan maupun modal sendiri. Hubungan antara profitabilitas dengan nilai perusahaan yaitu semakin tinggi profitabilitas perusahaan, maka semakin tinggi efisiensi perusahaan tersebut dalam memanfaatkan fasilitas perusahaan untuk menghasilkan laba dan akan menciptakan nilai perusahaan yang semakin tinggi serta dapat memaksimumkan kekayaan pemegang saham. (Harahap, 2007)

Penjelasan tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Arindita

& Sampurno (2015) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan

2.3.3 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan

Teori pertukaran menjelaskan bahwa penggunaan hutang menyebabkan lebih banyak laba operasi perusahaan yang akan diterima oleh investor. Semakin banyak perusahaan mempergunakan hutang, maka semakin tinggi nilai dan harga sahamnya (Brigham & Houston, 2013). Teori Trade-off menjelaskan bahwa peningkatan rasio hutang pada struktur modal akan meningkatkan nilai

perusahaan sebesar tarif pajak dikali dengan jumlah hutang. Teori Trade-off juga menjelaskan bahwa jika posisi struktur modal berada dibawah titik optimal maka setiap penambahan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan. Syahyunan (2015), menyatakan bahwa jika asumsi titik target struktur modal optimal belum tercapai, maka berdasarkan teori pertukaran memprediksi adanya hubungan yang positif terhadap nilai perusahaan

Penjelasan tersebut sesuai dengan penelitian Dewi, Yuniarta, & Atmadja (2014) mengatakan bahwa struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

2.3.4 Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Nilai perusahaan

Aset atau aktiva secara resmi didefinisikan sebagai manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang dikuasai oleh suatu entitas sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu (Suwardjono 2014). Struktur Aktiva merupakan proporsi aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan (Mawikere & Rate, 2015).

Menurut Husnan & Pudjiastuti (2012) dana yang diperoleh kemudian diinvestasikan pada berbagai aktiva perusahaan, untuk menandai kegiatan perusahaan, kala kegiatan memperoleh dana berarti perusahaan menerbitkan aktiva financial (saham dan obligasi), maka kegiatan menanamkan dana mengakibatkan perusahaan memiliki aktiva tetap (seperti tanah, mesinn, persediaan, merk dagang). Sartono (2010) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan utang dalam jumlah besar karena dari skalanya perusahaan besar akan lebih mudah mendapatkan akses ke sumber dana dibandingkan dengan perusahaan kecil. Kemudian besarnya aset

31

tetap dapat digunakan sebagai jaminan utang perusahaan. Jaminan ini dapat meningkatkan kepercayaan investor dalam menanamkan modalnya sehingga berpengaruh terhadap nilai perusahaan

Penjelasan tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pribadi, Murni & Tegar (2018) yang menyatakan bawha Struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai perusahaan.

Berdasarkan kajian teoritis dan diperkuat dengan penelitian terdahulu diduga bahwa adanya pengaruh struktur modal, pertumbuhan penjualan dan struktur aktiva terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian dapaat dirumuskan kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, kajian teoritis dan kajian empiris yang telah dilakukan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pertumbuhan penjualan, profitabilitas, struktur modal, dan struktur aktiva secara Struktur Aktiva

Nilai perusahaan Pertumbuhan Penjualan

Profitabilitas Struktur modal

serempak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Pertumbuhan penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Struktur Modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

5. Struktur Aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif menurut SugiYono (2013) merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau pun juga hubungan antar dua variabel atau lebih, yaitu variabel yang memengaruhi (X) terhadap variabel dependen yang dipengaruhi (Y). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang menggunakan data dalam bentuk angka pada analisis statistik.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas, Struktur Modal dan Struktur Aktiva Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Manufaktur sektor Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu laporan keuangan Perusahaan Manufaktur sektor Konsumsi. Data diambil dari website Bursa Efek Indonesia dan Bank Indonesia.

Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan sampai Maret 2019-Mei 2019.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional adalah penentuan batasan yang lebih menjelaskan ciri-ciri spesifik yang lebih substantif dari suatu konsep. Alasan peneliti

menetapkan batasan operasional adalah untuk menghindari timbulnya salah tafsir terhadap istilah-istilah dalam judul penelitian dan peneliti lebih fokus dalam melakukan pengamatan. Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu:

a. Variabel terikat (dependent variable), yaitu nilai perusahaan.

b. Variabel bebas (independent variable), yaitu pertumbuhan penjualan, profitabilitas, struktur modal dan struktur aktiva.

2. Perusahaan yang menjadi objek penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur Sektor konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

3. Data yang digunakan adalah data laporan keuangan dari perusahaan manufaktur sub sektor konsumsi periode 2013-2017.

3.4 Operasionalisasi Variabel

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

No Variabel Definisi Parameter Skala

Ukur

35

Lanjutan Tabel 3.1

No Variabel Definisi Parameter Skala

Ukur

3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2013), Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri dari atas obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017. Seluruhnya berjumlah 41 perusahaan

3.5.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, dimana purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, teknik ini digunakan apabila anggota sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitiannya. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan industri manufaktur sektor barang konsumsi yang menerbitkan laporan keuangannya secara lengkap selama periode 2013-2017

2. Perusahaan industri manufaktur sektor barang konsumsi yang menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangan.

3. Perusahaan industri manufaktur sektor barang konsumsi yang tidak mengalami laba bersih negatif selama periode 2013-2017

Tabel 3.2

Kriteria Sampel Penelitian

No Kriteria Jumlah

1 Jumlah Populasi perusahaan industri manufaktur sektor

barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek Indonesia 41

2

Perusahaan industri manufaktur sektor barang konsumsi yang laporan keuangannya tidak lengkap selama periode 2013-2017

(8)

3

Perusahaan industri manufaktur sektor barang konsumsi yang tidak menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangan

(0)

4

Perusahaan industri manufaktur sektor barang konsumsi yang mengalami laba bersih negatif selama periode 2013-2017

(8)

Total Sampel 25

Tabel 3.3

Daftar Sampel Terpilih Perusahaan Manufaktur sektor konsumsi

No Kode Nama Perusahaan Jenis Sub Sektor Tanggal

Listing 1 ADES Akasha Wira Iternational Tbk kosmetik dan keperluan

rumah tangga 13 Juni 1994 2 CEKA Wilmar Cahya IndonesiaTbk Makanan dan Minuman 9 Juli 1996 3 DLTA Delta Djkarta Tbk Makanan dan Minuman 12 Februari

1984 4 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk Farmasi 11 November

1994

5 GGRM Gudang Garam Tbk Rokok 27 Agustus

1990 6 HMSP Handjaya Mandala Sampoerna

Tbk Rokok 15 Agustus

1990 7 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk Makanan dan Minuman 7 Oktober

2010 8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk Makanan dan Minuman 14 Juli 1994 9 KAEF Kimia Farma (persero) Tbk Farmasi 04 Juli 2001

10 KLBF Kalbe Farma Tbk Farmasi 30 Juli 1991

11 KICI Kedaung Indah Can Tbk Peralatan Rumah Tangga

28 Oktober 1993

37

Lanjutan Tabel 3.3

12 MERK Merck Indonesia Tbk Farmasi 23 Juli 1981

13 MLBI Multi Bintang Tbk Makanan dan Minuman 17 Januari 1994 14 MYOR Mayora Indah Tbk Makanan dan Minuman 4 Juli 1990

15 PYFA Pyridam Farma Tbk Farmasi 16 Oktober

2001 16 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk Makanan dan Minuman 28 Juni 2010 17 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido

Muncul Tbk Farmasi 18 Desember

2013 19 SKLT Sekar Laut Tbk Makanan dan Minuman 8 September

1993 20 STTP Siantar Top Tbk Makanan dan Minuman 16 Desember

1996 21 TCID Mandom Indonesia Tbk kosmetik dan keperluan

rumah tangga

23 September 1993

22 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk Farmasi 17 Januari

1994 23 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and

Trading Company Tbk Makanan dan Minuman 2 Juli 1990 24 UNVR Unilever Indonesia Tbk kosmetik dan keperluan

rumah tangga

11 Januari 1982

25 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk Rokok 18 Desember

2012 Sumber : www.sahamok.com

3.6 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data berasal dari laporan keuangan perusahaan Manufaktur sektor konsumsi yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia. Sumber data penelitian ini menggunakan situs resmi IDX, yaitu www.idx.co.id.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka dan dokumentasi. Metode studi pustaka adalah metode

yang pengumpulan data melalui buku bacaan, jurnal ilmiah serta artikel -artikel yang terkait dengan penelitian. Sedangkan dokumentasi menurut Sugiyono (2013), Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, peraturan, kebijakan, dan lain-lain. Data dalam penelitian ini berasal dari laporan keuangan perusahaan Manufaktur sektor konsumsi di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017 yang dipublikasikan.

3.8 Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji regresi linier berganda data panel, adalah sebagai berikut:

3.8.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas.

3.8.2 Pemilihan Model Data Panel

Data panel adalah data yang dikumpulkan secara cross section dan pada periode waktu tertentu. Karena data panel merupakan gabungan dari data cross section dan time series, jumlah pengamatan menjadi sangat banyak. Oleh karena itu, diperlukan teknik tersendiri untuk mengatasi model yang menggunakan data panel. Terdapat beberapa teknik yang ditawarkan yaitu:

1. Common Effect Model atau Pooled Least Square

39

Teknik ini hampir mirip dengan membuat regresi dengan cross section atau time series. Tetapi, untuk data panel, sebelum membuat regresi atau cross section dan data time series harus digabungkan terlebih dahulu.

2. Model Efek Tetap (Fixed Effect)

Pendekatan fixed effect memperhitungkan kemungkinan bahwa peneliti menghadapi omitted-variables, yang mungkin membawa perubahan pada intercept time series atau cross section.

3. Model Efek Random (Random Effect)

Pendekatan random effect memperbaiki efisiensi proses least square dengan memperhitungkan error dari cross sectiondan time series. Model random effect adalah variasi dari estimasi generalized least square (GLS).

Adapun langkah-langkah dalam melakukan pemilihan model data panel adalah sebagai berikut:

1. Uji Chow (Pooled Least Square atau Fixed Effect Model) Dengan kriteria pengujian :

H0 = Pooled Least Square H1 = Fixed Effect Model

Tolak H0 jika p-value < nilai signifikan (0,05); maka H1 diterima.

2. Uji Hausman (Random Effect Model atau Fixed Effect Model) Dengan kriteria pengujian:

H0 = Random Effect Model H1 = Fixed Effect Model

Tolak H0 jika p-value < nilai signifikan (0,05); maka H1 diterima.

3. Uji Langrange Multiplie (LM) Dengan kriteria pengujian:

H0 = Common Effect Model H1 = Random Effect Model

Tolak H0 jika p-value < nilai signifikan (0,05); maka H1 diterima.

3.8.3 Metode Analisis Regresi Data Panel

Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode

Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode

Dokumen terkait