• Tidak ada hasil yang ditemukan

Al-Qur‟an merupakan salah satu mukjizat terbesar nabi Muhammad Saw yang Allah turunkan melalui perantara malaikat Jibril dimana dengan membacanya merupakan nilai ibadah. sesuai dengan redaksinya, yang memiliki kemukjizatan lafal, yang tertulis dalam mushaf, dimulai dari surah al-Fātihah sampai dengan al-Nās, dan disampaikan secara mutawatir kepada umat Islam.1

Al-Qur‟an ialah kalam Allah, yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad melalui perantara Malaikat Jibril as. Dimana di dalamnya memuat petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Oleh karenanya penting kiranya bagi kita untuk mempelajari al-Qur‟an,2 al-Qur‟an juga menjadi buku pegangan umat Islam, karena kepada al-Qur‟an lah seluruh bentuk persoalan manusia merujuk, baik itu persoalan duiawi maupun persoalan ukhrawi.3

Agar lidah kita fasih dalam membaca al-Qur‟an dan agar kita bisa mengetahui dalil-dalil akidah, pokok-pokok syariah, prinsip-prinsip akhlak yang bersumber dari al-Qur‟an, orang tua kita terdahulu yang sudah tau akan keutamaan Qur‟an mengajarkan anak-anak dalam menghafal

1 Wahyuddin dan M.Saifullah, “Ulūm Al-Qur‟ān, Sejarah dan Perkembangannya”.

Sosial Humaniora, vol. 6, no. 1 (Juni 2013): 22.

2 Baharuddin Lopa, al-Qur’an dan Hak-Hak Asasi Manusia (Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1996), 19.

3 Lilik Ummi Kaltsum dan Abd. Moqsith Ghazali, Tafsīr Ahkam (Ciputat: UIN Press, 2015), 2.

Qur‟an sejak usia dini dan berkonsentrasi dalam membaca dan mempelajarinya baik itu siang maupun malam hari.4

Hal yang paling mendasar dalam mempelajari al-Qur‟an ialah membacanya dengan baik dan benar sesuai kaidah tajwīd. Pada dasarnya, ilmu tajwīd belum tertuliskan pada zaman Nabi Saw, akan tetapi pada masa Rasulullah sendiri yang langsung mengajari kesahabat lalu kemudian sahabat ketabi‟īn, mengajari langsung secara praktik.5

Selama ini kajian ulūm al-Qur‟an lebih cendrung pada tafsir atau ilmu-ilmu al-Qur‟an. Sebagaimana dapat dilihat dalam berbagai penelitian yang berkembang di Jurusan Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir, penulisan skripsi lebih banyak memfokuskan pada interpretasi teks (al-Qur‟an). sedangkan dalam ilmu qiro‟at khususnya ilmu tajwīd masih sedikit orang yang membahasnya.

Selain itu, tema-tema skripsi yang melakukan kajian bibliografi di Fakultas Ushuluddin masih sedikit diantaranya adalah yang berjudul

“Indeks Qur’an di Indonesia (studi komparatif Buku-buku Indeks al-Qur’an di Indonesia 1984-2007)”. Oleh Ahmad Syarif Hidayatullah,

“Kajian Bibliografi karya-karya Ulum al-Qur’an di Indonesia dari Tahun 1953-2008” oleh Muhsin dan “Fadilah al-Qur’an: Studi Bibliografi Buku-buku Keutamaan Al-Qur’an di Indonesia Tahun 1991-2016” oleh Pramudita Suciati.

Studi bibliografi dilakukan oleh Howard M. Federspiel dalam bukunya kajian al-Qur’an di Indonesia. Howard M. Federspiel melakukan studi literatur tentang karya-karya populer orang Indonesia yang mengkaji

4 Ibrahim Eldeeb, Be a Living Qur’an (Ciputat: Lentera Hati, 2009), 119.

5 Ahmad Hanifuddin Ishaq dan Ruston Nawawi, “Ilmu Tajwīd dan Implikasinya Terhadap Ilmu Qira‟ah”, Qaf, vol.1, no.1 (Januari 2017): 15.

al-Qur‟an. Federsiel berusaha memeriksa latar belakang pengarang, tujuan penulisan, serta penyajian dan sumber rujukan.6

Studi bibliografi juga dilakukan oleh Islah Gusmian pada bukunya yang berjudul Khazanah Tafsir Indonesia. penelitian yang dilakukan oleh Islah Gusmian dalam bukunya merupakan usaha-usaha akademis yang mencoba mengawali penelitian atas karya tafsir di Indonesia secara metodologis kritis yang sangat mempertimbangkan aspek sosio-historis oleh karenanya Penulis merasa kajian ini penting dilakukan.7

Dari sekian jumlah kajian bibliografi al-Qur‟an di Indonesia yang sudah ditulis oleh beberapa orang di atas, masih belum banyak ditulis padahal data yang terkait dengan itu banyak. Sebagaimana temuan dari penulis yang menemukan banyaknya 169 buku Tajwīd yang biasa digunakan oleh kaum muslimin sebagai alat untuk membaca al-Qur‟an dengan baik Contohnya seperti kitab terjemah Nailul Anfāl Fī Tarjamah Tuḥfatul Aṭfāl yang sudah ada sejak tahun 1981 H/1961 M. tidak hanya dalam bentuk kitabnya, kaum muslimin Indonesia sudah terbiasa untuk menempelkan kajian tentang tajwīd menjadikan lampiran dalam kitabnya bisa di lihat dalam Mushaf Qur‟an Kudus pada tahun 1953.

Belakangan kitab-kitab tajwīd juga marak tapi sudah berubah dari yang awalnya menggunakan tulisan Arab baik itu Pegon, Jawa, Sunda ataupun Melayu kini menjadi tulisan teks latin. Hal ini bisa dilihat didalam buku terakhir yang penulis temukan ini seperti buku Belajar Tajwīd Untuk Pemula karya Abdul Lathif di tahun 2018, kemudian buku Panduan Ilmu Tajwīd Bergambar karya Aiman Rusydi Suwaid di tahun 2017 dan masih banyak lainnya. Seiring maraknya jumlah buku-buku yang mengarahkan

6 Howard M. Federspiel, Kajian Al-Qur’an di Indonesia Dari Mahmud Yunus Hingga Quraisy Shihab (Bandung: Mizan, 1996) cet.1.

7 Islah Gusmian, Khazanah Tafsīr Indonesia dari Hermeneutiks Hingga Ideologi (Yogyakarta: Lkis, 2013) Cet.1.

orang baca dan mengamalkan ilmu tajwīd itu sudah banyak, namun belum ada pemetaanya.

Dari paparan diatas penulis menganggap bahwa melakukan pemetaan terhadap kajian Bibliografi atas kajian kitab-kitab tajwīd ini menjadi penting. Karena, ini menjadi bagian dari kontribusi Muslim Indonesia untuk memilih buku membudayakan pembacaan al-Qur‟an yang baik sesuai dengan Makhārij al-Ḥuruf. Atas dasar itulah penulis mengangkat penelitian yang berjudul Studi Bibliografi buku tajwīd Qur‟an di Indonesia dari tahun 1955-2019 bertujuan untuk mengisi khazanah pemikiran dalam studi kajian al-Qur‟an di Indonesia dan membantu para peminat kajian bidang ilmu al-Qur‟an dan Tafsir dalam menganalisa beberapa tulisan atau penelitian yang berkaitan dengan kajian ini.