• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI BIBLIOGRAFI ILMU TAJWĪD AL-QUR ĀN DI INDONESIA TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STUDI BIBLIOGRAFI ILMU TAJWĪD AL-QUR ĀN DI INDONESIA TAHUN"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Hanip Wahyu Romdon NIM: 11140340000270

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H/2021

(2)
(3)

dc

PENGESAHAN SIDANG MUNAQASYAH

Skripsi yang berjudul STUDI BIBLIOGRAFI ILMU TAJWĪD AL- QUR’AN DI INDONESIA TAHUN 1955-2019 telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal08 Febuari 2021. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) pada Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.

Jakarta, 26 April 2021 Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Dr. Eva Nugraha, M.Ag Fahrizal Mahdi, Lc., MIRKH NIP. 19710217 199803 1 002 NIP. 19820816 201503 1 004

Anggota,

Penguji I, Penguji II,

Dr. Mafri Amir, M.Ag Muslih, M.Ag NIP. 19580301 199203 1 000 NIP. 1.97210242e+17

Pembimbing,

Dr. Ahsin Sakho Muhammad NIP. 19560221 199603 1 001

(4)

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Hanip Wahyu Romdon

NIM : 1140340000270

Jurusan/Prodi : Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas : Ushuluddin

Judul Skripsi : Studi Bibliografii Ilmu Tajwid Al-Qur’an di Indonesia Tahun 1955-2019

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan asli karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya rujuk dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil plagiasi dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 31 Desember 2020

Hanip Wahyu Romdon

(5)

iii

Studi Bibliografi Ilmu Tajwīd Al-Qur’an di Indonesia Dari Tahun 1955-2019

Penelitian ini mengkaji studi bibliografi buku-buku Tajwīd dari tahun 1955-2019. Studi bibliografi pada hakikatnya sudah dilakukan oleh beberapa orang di antaranya Howard M. Federspiel ketika meneliti kajian al-Qur’an di Indonesia, dan Islah Gusmian tatkala meneliti Khazanah Tafsir di Indonesia. penelitian ini difokuskan bkepada perkembangan buku-buku tajwīd dari tahun 1955-2019 di Indonesia.

Agar penelitian ini mendapat pemahaman yang tepat, penulis menggunakan metode library risearch, bahan-bahan penelitian ini diperoleh dari data-data kepustakaan baik primer ataupun sekunder.

Dalam dalam rentang waktu 64 tahun dari tahun 1955-2019 penulis menemukan perkembangan buku-buku tajwīd yang terbagi menjadi 3 periode. Periode pertama, penulis menemukan buku tajwīd sebanyak 5 buku yang tersebar di provinsi Jawa Timur 3 buku, Jawa Tengah 1 buku dan Jawa Barat 1 buku yang pengarangnya didominasi oleh para pengajar di Pondok Pesantren dengan penyajian tulisannya berbentuk naḍaman.

Pada periode kedua dari tahun 1976-1996 penulis menemukan buku sebanyak 3 buku dengan persebaran di Jawa Timur 2 buku dan Jawa Tengah 1 buku yang pengarangnya didominasi oleh para pengajar di Pondok Pesantren dengan penyajian tulisannya ada tambahan gambar dalam penjelasan Makhārij al-Ḥuruf. Pada periode ketiga dari tahun 1997- 2019 penulis menemukan buku sebanyak 21 buku dengan persebaran di Jawa Barat 8 buku, DKI Jakarta 5 buku, Jawa Timur 4 buku, DIY 2 buku, Jawa Tengah 1 buku dan Banten 1 buku. Yang pengarangnya kian beragam mulai dari pengajar pondok pesantren, pengajar di Universitas, Pengajar di mesjid/da’i, hingga para penulis buku. Cara penyajiannyapun kian beragam, mulai dari menyertakan bagan di awal atau di akhir pembahasan, menyajikan soal latihan di awal atau di ahir pembahasan, dan ada penyertaan Juz 30 dalam awal penulisannya.

Penulis juga menemukan bahwa bahasa sajian buku yang dipakai di Indonesia tidaklah terlepas dari penggunaan bahasa Arab, bahasa Indonesia dan bahasa lokal dengan menyertakan ilustrasi tambahan dalam setiap menjelaskan hukum tajwīd yang ini menjadi kontribusi pengarang buku dalam memberikan pemahaman tajwīd.

Kata Kunci : Tajwīd, Makhārij al-Ḥuruf, Bibliografi, Perkembangan.

(6)
(7)
(8)

iv

Dengan mengucapkan puji beserta syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang Maha Suci Yang telah memberikan begitu banyak kekuatan, petunjuk, hidayah dan inayahnya, sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini. Dan tak lupa Shalawat beserta salam penulis persembahkan kepada junjungan alam, makhluk termulia di muka bumi, yang telah menuntun umatnya dari zaman jahiliah menuju ke zaman ilmiah, dari zaman kekufuran menuju zaman orang-orang yang bersyukur, dari zaman biadab menuju zaman orang-orang beradab, yakni Nabi Muhammad SAW. Dan semoga untaian do’a tetap tersurahkan juga kepada keluarganya, para sahabatnya, tabi’in dan tabi’atnya, dan kepada ummatnya yang patuh dan taat sampai sang ajal menjemput kita.

Alhamdulillah tiba juga waktunya seorang fakir ilmu seperti penulis ini telah menyelesaikan salah satu tugas akhir yang UIN Syarif Hidayatullah berikan yang tentunya penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan pernah selesai tanpa adanya orang-orang hebat disekeliling penulis, yang telah banyak menuntun dan memberi arahan dalam proses penyususnan tugas akhir ini. Teruntuk itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

Prof. Dr. Amany Burhanuddin Umar Lubis, MA. Selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, juga Rektor terdahulu dan segenap civitas akademika, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dr. Yusuf Rahman, MA. Selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dr. Eva Nugraha, M.Ag Selaku Kaprodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, juga sebagai orangtua kedua penulis, guru, dosen penasihat dan juga pembimbing penulis baik secara akademik maupun non-akademik selama

(9)

v

semua kebaikan bapak dan keluarga dengan sebaik-baiknya balasan di dunia dan di Akhirat dan penulis bisa mendapatkan keberkahan ilmu dan manfaat ilmu dari beliau. Amīn

Dr. Ahsin Sakho Muhammad, MA. Selaku dosen pembimbing penulis yang telah berkenan meluangkan waktunya, untuk memberi arahan dan masukan demi terselesaikannya tulisan ini. Semoga penulis mendapatkan keberkahan dan manfaat ilmu dari beliau. Amīn

Segenaap guru dan dosen Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah banyak memberi bekal ilmu kepada penulis selama mengenyam bangku perkuliahan. Terkhusus juga bapak Drs. Fariz Pari, M.Fils. yang bersedia membantu dalam proses penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberi balasan yang mulia di dunia dan di akhirat. Amīn

Teruntuk orangtua penulis, ayahanda Ahmad Khaerudin, dan Ibunda Aam Amalia, yang begitu sabar dalam mendidik anak-anaknya, yang tak pernah lelah dan tak kenal letih untuk memberikan segalanya kepada penulis sehingga alhamdulillah dengan segenap do’a dan dukungan dari beliaulah penulis bisa menyelesaikan penelitian ini dan juga kepada adik penulis Inda Qotrun Nadila, yang tak kalah hebatnya untuk memberi dukungan kepada penulis, semoga Allah SWT senantiasa melindungi juga memberikan balasan yang paling mulia di dunia maupun di akhirat kelak.

Amīn

Teruntuk sahabat-sahabat seperjuangan penulis Nurul Ahmad, Dimas Hidayatullah, Heri, Bayu, dan juga seluruh keluarga IPPMK (Ikatan Pemuda Pemudi Mahasiswa Kuningan) Jadetabek karena kalian

(10)

vi

Teruntuk keluarga besar Lembaga Takmir Mesjid Nahdlathul Ulama’ (LTM-NU) Kabupaten Kuningan, PMII Komfuspertum, Keluarga Mahasiswa Sunan Gunung Djati (KMSGD) jabodetabek, Himpunan Mahasiswa Kuningan Indonesia 2017-2019, Jabar Bergerak Kab.

Kuningan, Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin 2017-2018, terimakasih karena sudah menyediakan wadah bagi penulis untuk menambah ilmu- ilmu baru yang sebelumnya tidak didapatkan jika hanya berada di ruang kelas. Semoga penulis bisa mengamalkan dan membawa sekantung bekal pengalaman yang sudah didapat dikemudian hari.

Teruntuk kawan-kawan seperjuangan Tafsir Hadist 2014, khususnya TH G (Ubaidillah, Imam, Mae, Zai, Roy, Amin, Iqbal, Khubab dan masih banyak lainnya. Capek kalo diabsenin satu-satu he he), Kawan-kawan KKN 109 2017 Aswatama (Azmi, Akay, Alm.Bangjo, Delima, dll) terimakasih karena kalian telah ikut memberikan goresan tinta dalam cerita penulis selama tinggal di Ciputat-Tangsel.

Dan juga kepada guru-guru pondok Pesantren Wahdlathul Ummah, kerabat-kerabat semuanya yang telah memberikan banyak bantuan juga doa kepada penulis, semoga Allah senantiasa membalas semua perbuatan kebaikan semuanya amiinn.

Peneliti menyadari bahwa keilmuan dan wawasan peneliti masih dangkal, apabila tulisan ini masih terdapat kekeliruan mohon untuk sekiranya dimaafkan. Akan tetapi sampai sejauh ini peneliti sudah semaksimal mungkin dengan kemampuan yang ada untuk menyelesaikan skripsi ini. peneliti berharap tulisan sederhana ini bisa memberikan manfaat bagi para pembaca sekalian, khususnya bagi penulis tersendiri.

amīn

(11)

vi

berpedoman pada “Pedoman Transliterasi Arab Latin” yang dikeluarkan berdasarkan keputusan bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor: 158/1987 dan nomor 0543b/U/1987 sebagimana dijelaskan dalam tabel di bawah ini:

A. Konsonan

Daftar huruf Bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat dilihat pada halaman berikut ini:

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

ا Alif tidak

dilambangkan

Tidak dilambangkan

ب Ba b Be

ت Ta t Te

ث Sa ṡ Es (dengan titik di

atas)

ج Jim j Je

ح Ha ḥ Ha

خ Kha kh Ka dan ha

د Dal d De

ذ Dzal ż Zet

ر Ra r Er

ز Zai z Zet

س Sin s Es

(12)

vii

ص Sad ṣ Es

ض Dat ḍ De

ط Ta ṭ Te

ظ Zat ẓ Zet

ع A „ Apostrop terbalik

غ G G Ge

ف Fa F Ef

ق Qaf Q Qi

ك Kaf K Ka

ل Lam L El

م Mim M Em

ن Nun N En

و Wau W We

ه Ha H Ha

ء Hamzah „ Apostrop

ي Ya Y Ye

Hamzah (ء) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apapun, jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda („).

B. Tanda Vokal

Vokal dalam bahasa Arab-Indonesia terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau disebut dengan diftong, untuk vokal tunggal sebagai berikut:

(13)

viii

ﹻ i Kasrah

ﹹ u Dammah

Adapun vokal rangkap sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan ﹷ

ي ai a dan i

و au a dan u

Dalam Bahasa Arab untuk ketentuan alih aksara vokal panjang (mad) dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

اى ā a dengan garis di atas

يى ī i dengan garis di atas

وى ū u dengan garis di atas

C. Kata Sandang

Kata sandang dilambangkan dengan (al-) yang diikuti huruf: syamsiyah dan qamariyah.

al-Qamariyah ُرْيِنُملا al-Munīr

al-Syamsiyah ُلاَج ِّرلا al-Rijāl

D. Syaddah (Tasydid)

Dalam bahasa Arab syaddah utau tasydid dilambangkan dengan ketika dialihkan ke bahasa Indonesia dilambangkan dengan huruf, yaitu

(14)

ix

sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah.

al-Qomariyah ُةِّوُقْلا al-Quwwah

al-Syamsyiyah ُة َر ْو ُرَّضلا al-Ḍarūrah

E. Ta Marbūtah

Transliterasi untuk ta marbutah ada dua, yaitu: ta martujah yung hidup atau mendapat harakat fathah, kasrah dan dammah, transliterasi adalah (t), sedangkan ta marbūtah yang mati atau mendapat haraka sukun, transliterasinya adalah (h), kalau pada kata yang berakhir dengan ta marbūtah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al-ser bacaan yang kedua kata itu terpisah, maka ta marbūtah ditransliterasikan dengan ha (h) contoh:

No Kata Arab Alih Aksara

1 ُةَقْي ِرَّطلا Ṭarīqah

2 ُةَّيِم َلَْسِ ْلْا ُةَعِماَجْلا Al-Jāmi‟ah al-Islāmiah 3 ِد ْوُج ُوْلا ُةَدْح َو Waḥdat al-Wujūd

F. Huruf Kapital

Penerapan huruf kapital dalam alih aksara ini juga mengikuti Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) yaitu, untuk menuliskan permulaan kalimat, huruf awal Nama tempat, nama bulan nama din dan lain-lain, jika Nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf capital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya.

Contoh: Abu Hamid, al-Gazali, al-Kindi.

(15)

x

katanya berasal dari bahasa Arab, misalnya ditulis Abdussamad al- palimbadi, tidak “And al-Samad al-Palimbani Nuruddin al-Raniri, tidak Nur al-Din al-Raniri.

G. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia

Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia, Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari pembendaharaan bahasa Indonesia, atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas, Misalnya kata Al-Qur‟ān (dari al-Qur‟ān), Sunnah, khusus dan umum, namun bila mereka harus ditransliterasi secara utuh.

Contoh: Fi Zilal Al-Qur‟an, Al-„Ibarat bi „umüm al-lafz la khusüs al- sabab.

(16)
(17)
(18)

xi

PERSETUJUAN BIMBINGAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

PEDOMAN TRANSLITERASI ... vii

DAFTAR ISI ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi, Rumusan dan Pembatasan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Tinjauan Pustaka ... 5

E. Metodologi Penelitian ... 9

F. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II SEKILAS MENGENAI TAJWĪD ... 15

A. Pengertian Tajwīd ... 15

B. Sejarah Pengumpulan Buku Tajwīd ... 16

C. Hukum Mempelajari Tajwīd ... 21

D. Ruanglingkup Ilmu Tajwīd ... 23

E. Tujuan Mempelajari Ilmu Tajwīd ... 23

BAB III PROFIL KITAB TAJWĪD ... 27

A. Deskripsi Kitab Ilmu Tajwīd Berdasarkan Penerbitan Di Wilayah DKI Jakarta dan Banten ... 27

B. Deskripsi Kitab Ilmu Tajwīd Berdasarkan Penerbitan Di Wilayah Jawa barat ... 32

C. Deskripsi Kitab Ilmu Tajwīd Berdasarkan Penerbitan Di Wilayah Jawa Tengah dan DIY ... 37

(19)

xii

BAB IV ANALISIS KARYA-KARYA BUKU TAJWĪD ... 49

A. Perkembangan Periode Penerbitan Buku Tajwīd ... 49

1. Perkembangan Latar Belakang Pengarang Buku Tajwīd ... 49

2. Ragam Deskripsi Penyajian Tulisan ... 50

3. Sebaran Wilayah Penerbit Buku Tajwīd ... 57

B. Ilustrasi dan Penjelasan Bahasa Buku Tajwīd ... 59

1. Penggunaan Bahasa Sajian ... 59

2. Ragam penjelasa Kebahasaan ... 65

3. Ragam Ilustrasi Sajian ... 68

C. Persamaan dan Perbedaan 29 Buku Tajwid ... 71

BAB V PENUTUP ... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(20)

xiii

Tabel 3. 2 Pengarang dan pembaca Buku Tajwīd Terbitan

wilayah Jakarta dan Banten ... 28

Tabel 3.3 Buku Tajwīd Terbitan wilayah Jawa Barat ... 32

Tabel 3.4 Pengarang dan pembaca Buku Tajwīd Terbitan wilayah Jawa Barat ... 33

Tabel 3.5 Buku Tajwīd Terbitan wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta ... 37

Tabel 3.6 Pengarang dan pembaca Buku Tajwīd Terbitan wilayah Jawa Tengah dan DIY ... 38

Tabel 3.7 Buku Tajwīd Terbitan wilayah Jawa Timur ... 41

Tabel 3.8 Pengarang dan pembaca Buku Tajwīd Terbitan wilayah Jawa Timur... 42

Tabel 4.1 Temuan Buku Berbahasa Indonesia ... 62

Tabel 4.2 Temuan Buku Berbahasa Arab ... 63

Tabel 4.3 Ragam Penjelasan Buku Tajwīd ... 65

Tabel 4.4 Ragam Ilustrasi Buku Tajwīd ... 69

Tabel 4.5 Persamaan dan Perbedaan Buku Tajwīd... 71

(21)

xiv

Diagram 4. 1 Latar Belakang Penulis Buku Tajwīd ... 50

Diagram 4.2 Ragam Deskripsi Penyajian Tulisan Tajwīd ... 51

Diagram 4.3 Sebaran Wilayah Penerbit Buku ... 57

Diagram 4.4 Penggunaan Bahasa Sajian Tajwīd ... 60

(22)

xv

Gambar 4.1 Ragam Deskripsi Penyajian Bentuk Nadzhaman ... 52 Gambar 4.2 Ragam Deskripsi Penyajian Bagan ... 53 Gambar 4.3 Ragam Deskripsi Penyajian Buku Latihan Soal ... 54 Gambar 4.4 Ragam Deskripsi Penyajian Makhārij al-Ḥuruf

Yang digambar ... 55

(23)

1 BAB I

STUDI BIBLIOGRAFI BUKU TAJWĪD Al-QUR’AN DI INDONESIA TAHUN 1955-2019

A. Latar Belakang

Al-Qur‟an merupakan salah satu mukjizat terbesar nabi Muhammad Saw yang Allah turunkan melalui perantara malaikat Jibril dimana dengan membacanya merupakan nilai ibadah. sesuai dengan redaksinya, yang memiliki kemukjizatan lafal, yang tertulis dalam mushaf, dimulai dari surah al-Fātihah sampai dengan al-Nās, dan disampaikan secara mutawatir kepada umat Islam.1

Al-Qur‟an ialah kalam Allah, yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad melalui perantara Malaikat Jibril as. Dimana di dalamnya memuat petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Oleh karenanya penting kiranya bagi kita untuk mempelajari al-Qur‟an,2 al-Qur‟an juga menjadi buku pegangan umat Islam, karena kepada al-Qur‟an lah seluruh bentuk persoalan manusia merujuk, baik itu persoalan duiawi maupun persoalan ukhrawi.3

Agar lidah kita fasih dalam membaca al-Qur‟an dan agar kita bisa mengetahui dalil-dalil akidah, pokok-pokok syariah, prinsip-prinsip akhlak yang bersumber dari al-Qur‟an, orang tua kita terdahulu yang sudah tau akan keutamaan al-Qur‟an mengajarkan anak-anak dalam menghafal al-

1 Wahyuddin dan M.Saifullah, “Ulūm Al-Qur‟ān, Sejarah dan Perkembangannya”.

Sosial Humaniora, vol. 6, no. 1 (Juni 2013): 22.

2 Baharuddin Lopa, al-Qur’an dan Hak-Hak Asasi Manusia (Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1996), 19.

3 Lilik Ummi Kaltsum dan Abd. Moqsith Ghazali, Tafsīr Ahkam (Ciputat: UIN Press, 2015), 2.

(24)

Qur‟an sejak usia dini dan berkonsentrasi dalam membaca dan mempelajarinya baik itu siang maupun malam hari.4

Hal yang paling mendasar dalam mempelajari al-Qur‟an ialah membacanya dengan baik dan benar sesuai kaidah tajwīd. Pada dasarnya, ilmu tajwīd belum tertuliskan pada zaman Nabi Saw, akan tetapi pada masa Rasulullah sendiri yang langsung mengajari kesahabat lalu kemudian sahabat ketabi‟īn, mengajari langsung secara praktik.5

Selama ini kajian ulūm al-Qur‟an lebih cendrung pada tafsir atau ilmu-ilmu al-Qur‟an. Sebagaimana dapat dilihat dalam berbagai penelitian yang berkembang di Jurusan Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir, penulisan skripsi lebih banyak memfokuskan pada interpretasi teks (al-Qur‟an). sedangkan dalam ilmu qiro‟at khususnya ilmu tajwīd masih sedikit orang yang membahasnya.

Selain itu, tema-tema skripsi yang melakukan kajian bibliografi di Fakultas Ushuluddin masih sedikit diantaranya adalah yang berjudul

“Indeks al-Qur’an di Indonesia (studi komparatif Buku-buku Indeks al- Qur’an di Indonesia 1984-2007)”. Oleh Ahmad Syarif Hidayatullah,

“Kajian Bibliografi karya-karya Ulum al-Qur’an di Indonesia dari Tahun 1953-2008” oleh Muhsin dan “Fadilah al-Qur’an: Studi Bibliografi Buku- buku Keutamaan Al-Qur’an di Indonesia Tahun 1991-2016” oleh Pramudita Suciati.

Studi bibliografi dilakukan oleh Howard M. Federspiel dalam bukunya kajian al-Qur’an di Indonesia. Howard M. Federspiel melakukan studi literatur tentang karya-karya populer orang Indonesia yang mengkaji

4 Ibrahim Eldeeb, Be a Living Qur’an (Ciputat: Lentera Hati, 2009), 119.

5 Ahmad Hanifuddin Ishaq dan Ruston Nawawi, “Ilmu Tajwīd dan Implikasinya Terhadap Ilmu Qira‟ah”, Qaf, vol.1, no.1 (Januari 2017): 15.

(25)

al-Qur‟an. Federsiel berusaha memeriksa latar belakang pengarang, tujuan penulisan, serta penyajian dan sumber rujukan.6

Studi bibliografi juga dilakukan oleh Islah Gusmian pada bukunya yang berjudul Khazanah Tafsir Indonesia. penelitian yang dilakukan oleh Islah Gusmian dalam bukunya merupakan usaha-usaha akademis yang mencoba mengawali penelitian atas karya tafsir di Indonesia secara metodologis kritis yang sangat mempertimbangkan aspek sosio-historis oleh karenanya Penulis merasa kajian ini penting dilakukan.7

Dari sekian jumlah kajian bibliografi al-Qur‟an di Indonesia yang sudah ditulis oleh beberapa orang di atas, masih belum banyak ditulis padahal data yang terkait dengan itu banyak. Sebagaimana temuan dari penulis yang menemukan banyaknya 169 buku Tajwīd yang biasa digunakan oleh kaum muslimin sebagai alat untuk membaca al-Qur‟an dengan baik Contohnya seperti kitab terjemah Nailul Anfāl Fī Tarjamah Tuḥfatul Aṭfāl yang sudah ada sejak tahun 1981 H/1961 M. tidak hanya dalam bentuk kitabnya, kaum muslimin Indonesia sudah terbiasa untuk menempelkan kajian tentang tajwīd menjadikan lampiran dalam kitabnya bisa di lihat dalam Mushaf Qur‟an Kudus pada tahun 1953.

Belakangan kitab-kitab tajwīd juga marak tapi sudah berubah dari yang awalnya menggunakan tulisan Arab baik itu Pegon, Jawa, Sunda ataupun Melayu kini menjadi tulisan teks latin. Hal ini bisa dilihat didalam buku terakhir yang penulis temukan ini seperti buku Belajar Tajwīd Untuk Pemula karya Abdul Lathif di tahun 2018, kemudian buku Panduan Ilmu Tajwīd Bergambar karya Aiman Rusydi Suwaid di tahun 2017 dan masih banyak lainnya. Seiring maraknya jumlah buku-buku yang mengarahkan

6 Howard M. Federspiel, Kajian Al-Qur’an di Indonesia Dari Mahmud Yunus Hingga Quraisy Shihab (Bandung: Mizan, 1996) cet.1.

7 Islah Gusmian, Khazanah Tafsīr Indonesia dari Hermeneutiks Hingga Ideologi (Yogyakarta: Lkis, 2013) Cet.1.

(26)

orang baca dan mengamalkan ilmu tajwīd itu sudah banyak, namun belum ada pemetaanya.

Dari paparan diatas penulis menganggap bahwa melakukan pemetaan terhadap kajian Bibliografi atas kajian kitab-kitab tajwīd ini menjadi penting. Karena, ini menjadi bagian dari kontribusi Muslim Indonesia untuk memilih buku membudayakan pembacaan al-Qur‟an yang baik sesuai dengan Makhārij al-Ḥuruf. Atas dasar itulah penulis mengangkat penelitian yang berjudul Studi Bibliografi buku tajwīd Qur‟an di Indonesia dari tahun 1955-2019 bertujuan untuk mengisi khazanah pemikiran dalam studi kajian al-Qur‟an di Indonesia dan membantu para peminat kajian bidang ilmu al-Qur‟an dan Tafsir dalam menganalisa beberapa tulisan atau penelitian yang berkaitan dengan kajian ini.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Bagaimana al-Qur‟an memerintahkan kita untuk senantiasa membaca al-Qur‟an yang baik sesuai Makhārij al-Ḥuruf ?

2. Bagaimana perkembangan ilmu tajwīd di indonesia dari tahun 1955- 2019

Dari beberapa permasalahan yang ada di atas penulis membatasi pada rumusan masalah pada poin dua yakni dari sekian banyak buku tajwīd yang ada di Indonesia bahkan penulis menemukan buku tajwīd karya Imam Zarkasyi yag di terbeitkan pada tahun 1955 kenapa saat ini belum ada dan masih sedikit pembukuannya Oleh karena itu, rumusan masalah yang penulis ambil dalam penelitian ini adalah Bagaimana perkembangan atas buku-buku yang menjelaskan ilmu tajwīd yang ada di Indonesia tahun 1955-2019. Alasan penulis membatasi pada tahun 1955 dikarenakan penulis mencantumkan tahun berdasarkan buku yang penulis temukan pertamakali yakni buku karangan Imam Zarkasyi yang berjudul Pelajaran Tajwīd: Qaidah Bagaimana mestinya Membaca al-Qur’an

(27)

Untuk Pelajaran Permulaan yang diterbitkan peratamakali pada tahun 1955.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sebagaimana yang sudah dituliskan dalam rumusan masalah sebelumnya, maka tujuan yang hendak ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perkembangan kajian al-Qur‟an di Indonesia.

2. Untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar sarjana stara 1 (S1) dalam Fakultas Ushuluddin Program Studi Ilmu Al- Qur‟an dan Tafsir.

Adapun manfaat dari penelitian ini, secara teoritis, penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi atau menambah data dalam mengembangkan pembelajaran al-Qur‟an di Indonesia. Serta terinventarisasi, terkoleksinya buku-buku tajwīd. Penelitian ini juga diharapkan berguna untuk menjadi acuan dalam mengembangkan bacaan al-Qur‟an dengan tersedianya informasi yang memadai kepada para peminat pemerhati kajian al-Qur‟an serta kepada masyarakat umum mengenai perkembangan kajian al-Qur‟an di Indonesia saat ini karena terhimpunnya data dan informasi yang akurat tentang judul buku-buku ilmu tajwīd. Dengan demikian tumpang tindih masalah yang menjadi objek kajian penulis dapat terhindari dan penataan bagi pengembangan ilmu dalam bidang pemikiran Islam dapat dilakukan.

D. Tinjauan Pustaka

Setelah melakukan penelitian dan eksplorasi pustaka, penulis banyak menemukan literatur ataupun karya ilmiah yang membahas terkait perkembangan kajian al-Qur‟an di Indonesia. Penelusuran ini dilakukan untuk melihat konstelasi tulisan-tulisan tentang tema yang diangkat dan meletakan posisi skripsi ini diantara tulisan-tulisan yang pernah ada.

Adapun sebagai bahan perbandingan bagi penulisan dan untuk mendukung

(28)

kevalidan dalam skripsi ini, maka, akan penulis sampaikan beberapa karya yang mungkin terkait dengan skripsi yang penulis bahas.

Penelitian M.Yunan dengan judul Bibliografi Skripsi Jurusan Aqidah dan Filsafat Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1985-1993) tahun 1994. Kajian ini merupakan langkah strategis agar tidak terjadinya tumpang tindih judul dan masalah yang menjadi objek kajian penulisan skripsi di lingkungan jurusan Aqidah Filsafat.

Muhammad Ismail, dengan judul Studi Bibliografi Sosiologi Agama di Indonesia. Tahun 2004 penelitian membahas bahwasanya studi bibliografi mengenai buku Sosiologi Agama itu terbagi kedalam beberapa tema besar yakni buk-buku yang mengkaji tentang pemahaman Sosiologi Agama, Sosiologi Umum dan tokoh-tokoh Sosiologi. Skripsi Masrifah Korelasi Minat Membaca Al-Qur’an dengan kemampuan Mengimplementasikan Ilmu Tajwīd Siswa Kelas V SDN Borotan 03 Pagi Kecamatan Cilincing Jakarta Utara. (Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah, 2005), skripsi Nurlaelah Penerapan Ilmu Tajwīd Terhadap Seni Baca Al-Qur’an di Pesantren Daer El-Qalam Gintung Jayanti Tanggerang. Kedua skripsi ini lebih memfokuskan pembahasan ilmu Tajwīd masuk kedalam pembelajaran bacaan al-Qur‟an.

Skripsi Mutmainnah, Pola Komunikasi Kyiai dan Santri Dalam Pengajaran Seni Baca al-Qur’an di Pondok Pesantren Al-Qur’aniyyah Pondok Aren. (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta, 2008) penelitian ini membahas tentang pengajaran seni baca al-Qur‟an di pondok pesantren al-Qur‟aniyah Tanggerang Selatan. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa dalam pengajarannya di pondok pesantren al- Qur‟aniyyah Tanggerang Selatan santri lebih ditekankan pada keterampilan seni membaca al-Qur‟an oleh Kyiai, yaitu bagaimana al- Qur‟an dibaca dengan fasih, dipahami dengan baik dan benar sesuai

(29)

dengan ilmu tajwīd, serta mampu melantunkannya sesuai dengan ilmu lagu-lagu dalam al-Qur‟an (ilmu nagham) dan ilmu qira’at. Skripsi Muhsin Kajian Bibliografi karya-karya Ulum Al-Qur’an Di Indonesia Dari Tahun 1953-2008 (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, UIN Jakarta, 2009) penelitian ini membahas tentang kajian bibliografi Ulūm al-Qur’an dari tahun 1953-2008. Terdapat juga penelitian yang dilakukan oleh Rifqi Muhammad Fatkhi dengan judul Popularitas Tafsir Hadis di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kajian ini dilakukan untuk melihat peta kajian Tafsir dan Hadis pada skripsi mahasiswa Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.8

Skripsi Tri Ismayani Aplikasi Pembelajaran Tajwīd Untuk Madrasah Ibtida’iyah IV Berbasis Multimedia (Skripsi S1 Fakultas Sains Dan Teknologi, UIN Jakarta, 2012) dan Skripsi Wahyu Baihaqi Aplikasi Mobille Ilmu Tajwīd Berbasis Multimedia (Skripsi Fakultas Sains dan Teknologi, UIN jakarta, 2012), Tujuan dari kedua penulisan skripsi ini yaitu merancang aplikasi mobile ilmu Tajwīd untuk memudahkan para pengajar, pelajar tahsin, Qari, dan juga setiap orang yang ingin belajar Tajwīd untuk mendapatkan informasi dan pandua ilmu Tajwīd. Terdapat juga penelitian tentang bibliografi oleh Yusuf Rahman dalam tulisannya di jurnal al-Qur‟an dan hadis yang berjudul Survei Bibliografis Kajian Al- Qur'an dan Tafsir di Barat: Kajian Publikasi Buku dalam Bahasa Inggris Sejak Tahun 2000an. tulisan ini menjelaskan tentang kajian tafsir dan ulumul Qur'an karya sarjana Barat dalam beberapa tahun terakhir dari tahun 2000an. Dalam temuannya tulisan ini menunjukan bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara sarjana revisionis dan sarjana tradisionalis Barat dalam menafsirkan al-Qur'an. Serta perkembangan

8 Rifqi Muhammad Fatkhi, Popularitas Tafsīr Hadis di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Ciputat, HIPIUS, 2012).

(30)

kajian al-Qur'an dan tafsir yang pada dewasa ini juga mengkaji hubungan intertekstual antara al-Qur'an, tafsir dan sumber-sumber lainnya.9 Penelitian Marjan Chotib Penerapan Tajwīd Transliterasi Al-Qur’an (Kajian Komparatif Transliterasi 6 Mushaf Al-Qur’an dengan Transliterasi Al-Qur’an Kemenag (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, UIN jakarta, 2017) kesimpulan skripsi ini, menunjukan bahwa para penerbit mushaf transliterasi menyajikan transliterasi dengan metode dan teknis penulisan berbeda. Di dalam penulisannya, ada yang sudah sesuai dan ada juga yang belum sesuai dengan hukum dan kaidah Tajwīd transliterasi.

Skripsi Pramudita Suciati. Fadilah al-Qur’an: Studi Bibliografi Buku-buku kutamaan Al-Qur’an di Indonesia Tahun 1991-2016. (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, UIN Jakarta, 2018) penelitian ini membahas tentang Bibliografi Buku-buku kutamaan al-Qur‟an di Indonesia Tahun 1991-2016. Hasil dari penulisan ini menemukan bahwa penelitian terkait buku keutamaan di Indonesia terdapat 25 buku. Diantaranya yaitu karya dari Ahmad Sunarto yang berjudul Fadilah dan khasiat Surah al-An’ām dan al-māidah, 1991. Skripsi Sam Rizqi Ramadhan Pengaruh Penggunaan Nazam Jazariyah terhadap kemampuan bacaan Qur’an santri di Pondok Pesantren Al-Qur’aniyyah (Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah, UIN Jakarta, 2018) penelitian ini membahas tentang Penggunaan NaẒam Jazariyah terhadap kemampuan bacaan Qur‟an santri di Pondok Pesantren al-Qur‟aniyyah Tanggerang Selatan. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pengaruh NaẒam Jazariyah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan baca Qur‟an santri.

Skripsi Muharrar, Dinamika Ragam Lampiran Ilmu Tajwīd dalam Mushaf Indonesia (1958-2017) (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, UIN

9 Yusuf Rahman, “Survei Bibliografis Kajian Al-Qur'an dan Tafsīrdi Barat: Kajian Publikasi Buku dalam Bahasa Inggris Sejak Tahun 2000an”. Journal Of Qur’an and Hadith Studies, vol.4, no.1 (January-June 2015): 123-124.

(31)

Jakarta, 2019). Dalam penelitian ini menemukan bahwa penerbit al-Qur'an mencantumkan lampiran ilmu Tajwīd dalam mushaf al-Qur'an Indonesia yang terdiri dari bentuk tulisan berupa Arab pegon dan tulisan latin. Dan pada bagian isi pembahasan Tajwīd terdapat isi yang pembahasannya utuh dan ada juga yang sebagian. Dan ada juga tulisannya Ali Mursyid dan Inayatul mustautina yang berjudul Tajwīd di Nusantara, kajian tokoh dan literatur. pada penelitian ini menemukan bahwa sejarah masuk dan berkembangnya ilmu Tajwīd di Nusantara sejalan dengan awal mula masuknya islam di Indonesia, dalam tulisan ini juga menyertakan tokoh dan literatur ilmu Tajwīd yang ada di dalam negri dan luar negri.10

Dari beberapa penulisan diatas, masih sedikit dan belum begitu terperinci terkait pembahasan tentang perkembangan ilmu Tajwīd di Indonesia dan lebih memfokuskan penelitiannya tentang ilmu Tajwīd sebagai bagian dari cara belajar membaca al-Qur‟an yang baik sesuai dengan Makhārij al-Ḥuruf. Sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan adalah melakukan pemetaan perkembangan terhadap buku Tajwīd Qur‟an di Indonesia Tahun 1955-2019. Penulisan ini juga diharapkan bisa melengkapi karya ilmiah yang telah dilakukan oleh M.Federspeil yang berjudul Kajian Al-Qur’an Dari Mahmud Yunus Hingga Quraisy Shihab.

E. Metodologi Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan dua hal, pertama metode liblary research. Kedua metode bibliografi buku. Hal ini dilakukan agar mendapat informasi sebanyak mungkin dari buku-buku ilmu Tajwīd yang ditemukan penulis.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer (utama) adalah sumber data (buku Tajwīd)

10 Ali Mursyid dan Inayatul Mustautina, “Tajwīd di Nusantara Kajian Sejarah, Tokoh dan Literatur”, Jurnal El-Furqania, vol. 05, no.1 (Febuari 2019).

(32)

yang diperoleh langsung melalui menelusuri perpustakaan, e-book online dan toko kitab dalam mencari buku tajwīd. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh melalui data yang telah diteliti dan dikumpulkan oleh pihak lain yang berkaitan dengan permasalahan penelitian yang diperoleh melalui kajian pustaka.11 Berupa buku, skripsi, tesis dan jurnal-jurnal.

1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan katalog pada setiap pencarian di Perpustakaan Nasional, e-book dan toko kitab yang ada di Kuningan, Jawa Barat. Penulis kemudian mencari buku-buku yang berkaitan dengan ilmu tajwīd berdasarkan tahun terbitnya. Setelah itu disusun berdasarkan tahun terbitnya. Setelah data terkumpul penulis melakukan kajian bibliografi.12

Bibliografi adalah daftar daftar bahan perpustakaan atau buku yang telah terbit. Lebih ringkasnya bibliografi adalah daftar artikel, majalah, buku dan dokumen lain mengenai sebuah subjek, kronologis maupun sisten klasifikasi tertentu. Manfaat dari kajian ini adalah jumlah koleksi perpustakaan yang semakin meningkatkan bentuk dan bidang kajiannya, kebutuhan informasi para pengguna yang semakin beragam dan meningkat jumlahnya dan bagian dari upaya untuk meningkatkan kualitas layanan penelusuran informasi yang cepat dan tepat. Fungsi dari kajian bibliografi ini adalah untuk memudahkan akses terhadap informasi pusat mengenai perkembangan berbagai cabang ilmu pengetahuan, juga dapat mengkomulasikan pengetahuan atau informasi yang telah ada sebelumnya.

Dam tujuan dari bibliografi itu sendiri adalah untuk membantu pemakai

11 Sugiono, Metode penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif (Bandung: al-Fabeta, 2010), 193.

12 Bibliografi adalah daftar buku, daftar pustaka,. Dilihat pada Kamus Bahasa Indonesia Modern, Dar Yanto S.S (Surabaya: Apollo Lestari), 44.

(33)

dalam menentukan lokasi keberadaan sebuah bahan pustaka atau mengenal sebuah buku atau bahan pustaka lainnya yang diamatinya.13

Dalam segi penyajian penulis menggunakan bibliografi evaluatif.

Karena penelitian yang akan dilakukan berkaitan dengan buku-buku Ilmu tajwīd yang ada di Indonesia. Penulis juga menggunakan bibliografi subjek14, karena penelitian yang dilakukan adalah bidang ilmu tertentu sesuai dengan definisinya. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Penentuan Judul Bibliografi

Dalam penentuan judul ini penulis menentukan beberapa aspek di dalamnya diantaranya objek kajiannya hanya pada buku-buku ilmu tajwīd.

Kemudian aspek waktu yaitu penulis akan menentukan waktu penerbitan buku mulai tahun 1955-2019 setelah itu aspek wilayah, penulis dalam hal ini hanya membahas buku-buku ilmu tajwīd yang ada di Indonesia.

b. Pengumpulan Bahan Pustaka/ Penelusuran Informasi

Pengumpulan yang dilakukan penulis ialah penelusuran secara langsung, artinya penelusuran berdasarkan katalog perpustakaan. Setelah itu penulis melakukan peninjauan terhadap nama pengarang, judul buku, sumber informasi buku tersebut, penggunaan bahasa buku, tujuan penulisan buki dan data terbitan buku, dan hal-hal yang berkaitan dengan studi bibliografi.

c. Pengelompokan/Klasifikasi

Pengelempokan yang akan penulis lakukan yaitu pengelompokkan buku-buku tajwīd al-Qur‟an yang telah dikumpulkan. Cara yang dilakukan penulis yaitu setiap buku-buku ilmu tajwīd, diurutkan kemudian

13 Olga Ulya Nova, Malta Nelisa, “Penyusunan bibliografi Beranotasi Buku Subjek Penyakit Dalam Koleksi Perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas”, Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan, vol. 7, no. 2 (September 2018), Seri B. 184-185.

14 Yaitu mencatat bahan pustaka atau artikel-pada bidang atau subjek tertentu.

(34)

dikelompokkan sesuai dengan buku yang paling banyak menggunakan ilmu tajwīd dan diurutkan dari tahun terlama dahulu.

d. Pengetikan Naskah Bibliografi

Ini merupakan bagian terakhir, setelah terkumpul buku-buku ilmu tajwīd menurut tahun dan nama pengarang dan dilengkapi dengan daftar pustaka. Maka penulisan karya ini menjadi baik dan bermanfaat bagi kajian Ulūm al-Qur‟an di Indonesia. setelah data terkumpulkan penulis memberikan pembahasan terhadap buku-buku tajwīd al-Qur‟an yang telah dikumpulkan. Pembahasannya diawali dengan latarbelakang, sistematika penulisan, jumlah penyusun, kota penerbit, dan tahun terbit.

Metode pembahasan ini dilakukan agar bisa melihat, perbedaan karya satu dengan yang lainnya. Hal ini akan menujukan sebuah karya yang layak untuk dibaca, diterbitkan dan digunakan dalam bidang akademisi.

1. Teknik Pembahasan

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksploratif, deskriptif, analitis, dan komparatif. Dengan metode ini penulis berupaya menggali sejauh mungkin informasi yang terdapat dalam buku- buku ilmu tajwīd karya sarjana muslim Indonesia baik yang bersifat primer yakni buku-buku ilmu tajwīd yang ditulis oleh penulisnya maupun sekunder yang terdiri dari karya-karya lain yang masih relevan dengan pembahasan ini. Data-data yang diperoleh dari berbagai literatur tersebut kemudian dideskripsikan secara lengkap serta dianalisis dengan menggunakan pendekatan sejarah (historis).

Oleh karena itu penelitian ini merupakan studi naskah, maka proses analisisnya menggunakan teknik analisis isi (content analyisis)15 secara

15 Analisis inin digunakan untuk menelaah maksud isi suatu bentuk informasi yang termuat dalam dokumen sebagai naskah kuno, atau untuk mempelajari isi buku- buku, majalah, koran, syair, lukisan, pidato tertulis, naskah peraturan atau perundang-

(35)

kualitatif. Analisis isi yang dilakukan mencakup upaya-upaya pertama, melakukan pemetaan terhadap metodologi teknis penulisan indeks yang mencakup sistematika penyajian dan bentuk penyajian. Kedua, menggunakan pendekatan-pendekatan yang sesuai untuk menjawab pokok masalah, untuk mempertajam pembahasan serta menghasilkan temuan.

2. Teknik Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penuliss menggunakan metode kepustakaan liblary research yaitu teknik mengumpulkan data dengan mengadakan studi penelaah terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada sehingga diperoleh data yang diperlukan yang berhubungan dengan masalah yang dipecahkan.16 Adapun teknik penulisan dan penyusunan skripsi ini dibawah panduan SK Rektor nomor 507 tahun 2017.

F. Sistematika Penulisan

Rangkaian pembahasan dalam sebuah penelitian harus berkaitan satu sama lain dalam satu bingkai kajian. Untuk itu, agar dapat dilakukan lebih runtut dan terarah, penelitian ini dibagi kedalam lima pembahasan.:

Bab I berisikan pendahuluan yang mendeskripsikan secara utuh seputar penelitian ini. Ulasan bab ini terdiri dari: latar belakang masalah, identifikasi, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodelogi penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II sebagai awal pembahasan permasalahan, penulis menjelaskan awal pembahasan masalah, penulis menjelaskan terkait dengan sejarah perkembangan ilmu tajwīd di Indonesia, Pengertian ilmu tajwīd, hukum undangan secara lebih baik. Abdurrahman, Sekitar Penerapan Metode Content Analyisis, Makalah pada seminar Metodologi penelitian di IAIN Antasari, Banjarmasin 1990, 13- 16.

16 Muhammad Nazir, Metode Penulisan (Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2003), 24.

(36)

membaca al-Qur‟an yang baik dan benar, dan keutamaan orang membaca al-Qur‟an. Semua adalah sebagai pembuka pembahasan tentang pengajian baca al-Qur‟an.

Bab III pada bab ini penulis mencoba untuk menjelaskan tentang deskripsi ilmu-ilmu tajwīd, kemudian penulis mengklasifikasikan kitab ilmu tajwīd kedalam beberapa bagian yang berdasarkan wilayah penerbitan.

Bab IV yaitu, Analisi buku-buku tajwīd seperti, Perkembangan Periode Penerbitan Buku tajwīd yang terdiri dari perkembangan latar belakang pengarang buku tajwīd, Ragam Deskripsi Penyajian Tulisan Buku tajwīd, dan Sebaran Wilayah Penerbit Buku tajwīd. Kemudian analisis Ilustrasi dan Penjelasan Bahasa Buku tajwīd seperti penggunaan bahasa sajian, Ragam penjelasan Kebahasaan, dan Ragam Ilustrasi Sajian yang dipakai dalam buku tajwīd.

Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan, hasil penelitian dan saran-saran. Kesimpulan menerangkan secara singkat berbagai hal penting yang menjadi jawaban dari latar belakang masalah, sedangkan saran adalah suatu masukan membangun yang diberikan pembaca yang didasarkan atas hasil penelitian yang telah dilakukan.

(37)

15 BAB II

SEKILAS MENGENAI TAJWĪD

A. Pengertian Tajwīd

Al-Qur‟an merupakan sumber pokok ajaran umat Islam, dan juga merupakan pedoman hidup bagi setiap manusia. Al-Qur‟an bukan hanya sekedar membuat petunjuk tentang hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga mengatur hubungan antara manusia dengan sesamanya, bahkan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Al-Qur‟an sebagaimana yang kita ketahui, diturunkan dalam bahasa Arab, baik makna maupun lafalnya.

Namun demikian, tidaklah berarti bahwa semua orang Arab, atau orang yang mahir dalam bahasa Arab, dapat mahir dalam memahami al-Qur‟an secara rinci. Bahkan menurut Ahmad Amin (1975) para sahabat sendiri tidak sanggup memahami kandungan al-Qur‟an dengan hanya sekedar mendengarkannya dari Rasulullah saw, karena menurut beliau, memahami al-Qur‟an tidak cukup dengan menguasai bahasa Arab saja.1

tajwīd secara bahasa berasal dari kata Jawwada, yujawwidu, Tajwīd an yang artinya membaguskan atau membuat jadi bagus. Sedangkan pengertian tajwīd secara istilah adalah suatu ilmu pengetahuan cara membaca al-Qur‟an dengan baik dan tertib menurut makhraj al-Ḥuruf, panjang pendeknya, tebal tipisnya, berdengung atau tidaknya, irama dan nadanya, serta titik komanya yang sudah dianjurkan oleh Rasulullah kepada para sahabatnya.2

Para ulama juga mendefinisikan tajwīd yakni memberikan kepada huruf akan hak-hak dan tertibnya, mengembalikan huruf kepada makhraj

1 Wahyuddin dan M.Saifullah,” Ulum Al-Qur‟an Dan Sejarah Perkembangannya”, 20.

2 Sei. H. DT. Tombak Alam, Ilmu Tajwīd Populer 17 kali Pandai (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), 15.

(38)

dan asalnya, serta menghaluskan pengucapannya dengan cara yang sempurna tanpa berlebihan, kasar, tergesa-gesa dan dipaksa-paksakan.

Para ulama menganggap qira’at al-Qur‟an (apalagi penghafal) tanpa tajwīd sebagai suatu laḥn-laḥn adalah kerusakan atau kesalahan yang menimpa lafaẓ, baik secara khafi maupun secara Jaliy. Laḥn jaliy adalah kerusakan kepada lafaẓ secara nyata sehingga dapat diketahui oleh ulama qiraat maupun lainnya, menjadikan kesalahan I’rab atau Ṡorof. Laḥn khafy adalah kerusakan pada lafaẓ secara nyata sehingga dapat diketahui oleh ulama qira’at dan para pengajar al-Qur‟an yang cara bacanya diterima langsung dari para ulama qira’at dan kemudian dihafalkan dengan teliti berikut keterangan tentang lafaẓ-lafaẓ yang salah itu.3

B. Sejarah Pengumpulan Buku Tajwīd

Secara teotitis ilmu tajwīd dengan beragam istilah yang ada pada zamannya memang ditulis bukan pada masa Rasulullah Saw. Pada masa Nabi masih belum terpikir untuk menyusun kitab panduan qira‟at ataupun ilmu tajwīd, karena apabila terjadi kesalahan dikalangan para sahabat, Rasulullah sendirilah yang akan langsung memperbaikinya.4 Meskipun demikian dari segi praktek dan penerapan ilmu tajwīd, Rasulullah Saw merupakan orang pertama yang mengagas ilmu tajwīd. Karena pada beliaulah al-Qur‟an turun. Beliau bertalaqqi dengan malaikat Jibril as, demikian pula para sahabat yang bertalaqqi kepada Rasulullah Saw.

kemudian para Tabi‟in yang bertalaqqi kepada para Sahabat. Demikian seterusnya secara beruntun sehingga sampai kepada kaum muslimin melalui guru-guru.5

3 Mannā Khalīl al-Qattān, Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an, tej Mudzakir, cet II (Bogor, Pustaka Antar Nusa, 2007), 265-266.

4 Harun Al-Rasyid, “Kontribusi Ulama Tajwīd Terhadap Perkembangan Ilmu Bahasa”, Jurnal Suhuf, vol.2, no.2 (2009): 202

5 Ali Mursyid dan Inayatul Mustautina, “Tajwīd di Nusantara Kajian Sejarah, Tokoh dan Literatur”, Jurnal El-Furqania, vol. 5, no.1 (Febuari 2019): 76-77.

(39)

Pada generasi tabi‟in sekitar permulaan awal abad 2 hijriah, terdapat beberapa orang yang memfokuskan kajian pada masalah qira’at seperti, Sa‟ad Ibn Al-Musyayyab (w.93/711) untuk dikawasan Madīnah, Ubaid Ibn „Umair dikawasan Makkah, „Alqamah Ibn Qais al-Nakha‟iy (w.62/681) dikawasan Kuffah, Abu „Aliyah dan Abu Raja (w.105/723) dikawasan Basyrah, Al-Mugrīah Ibn Abi Shihab Al-Makhzumi (w.91/709) dan Khalifah Ibn Sa‟ad dikawasan Damaskus yang dapat dijadikan sebagai narasumber qira’at setelah belajar dari generasi sahabat.6 Sebagian besar ahli qira’at berasal dari kawasan-kawasan Islam yang mendapat kiriman Musḥaf Umani. Kota-kota tersebut menjelma sebagai pusat belajar al-Qur‟an dalam dunia Islam. Fenomena inilah yang mendorong terjadinya evolusi sebuah disiplin ilmu baru.7 Perkembangan ilmu tajwīd pada masa ini, sejalan dengan perkembangan ilmu qira‟at dan perkembangan penyebaran al-Qur‟an dan pembelajarannya.8

Sejarah al-Qur‟an di Indonesia tidak terlepas dengan sejarah awal masuknya Islam ke Indonesia. Para pembawa ajaran Islam di Indonesia pada saat itu memperkenalkan kitab suci al-Qur‟an kepada penduduk masyarakat. Hal ini begitu penting karena al-Qur‟an merupakan kitab junjungan umat Islam. Oleh karena itu, perkenalan orang-orang Nusantara dengan al-Qur‟an terjadi berbarengan dengan dipeluknya agama Islam oleh penduduk Nusantara, meskipun awal perkenalan ini itu bukan secara akademik ilmiah.9

Sejak pertama Islam masuk ke Nusantara di Aceh sekitar tahun 1920 M, terutama setelah berdirinya kerajaan Pasai, ajaran Islam mulai lahir dan

6 Ahmad Fatoni, Metode Maisura (Jakarta: Fakultas Ushuluddin Institut PTIQ Jakarta dan Pesantren Takhasus IIQ Jakarta, 2016), 343.

7 Wawan Djunaedi, Sejarah Ilmu Qira’at di Nusantara, h.56

8 Ali Mursyid dan Inayatul Mustautina, “Tajwīd di Nusantara Kajian Sejarah, Tokoh dan Literatur”, 83.

9 Islah Gusmian, Khazanah Tafsīr di Indonesia (Yogyakarta: PT. LKIS Printing Cemerlang, 2013), h.16.

(40)

berkembang. Hal ini bisa dilihat dengan banyaknya para ulama yang mendirikan surau, seperti Teugku Cot Mamplam, Teungku di Geureudog, dan lain-lain. Pada zaman Iskandar Muda Mahkota Alam Sultan Aceh, awal abad ke 19 M, surau-surau di Aceh mengalami kemajuan. Pada saat itu Muncul banyak ulama terkenal yang lahir, seperti Nuruddin al-Raniri, Ahmad Khatib Langin, Syamsudin al-Sumatrani, Hamzah Fansuri, Abdur Ro‟uf al-Sinkili dan Burhanuddin.10 Dalam analisis Mahmud Yunus tentang sistem pendidikan Islam di Indonesia menunjukan bagaimana al- Qur‟an telah diperkenalkan pada kaum muslimin sejak usia dini melalui berbagai kegiatan pengajian al-Qur‟an yang ada di surau, langgar dan mesjid. Mahmud Yunus menuliskan bahwa sebelum diperkenalkannya dengan praktik-praktik Ibadah, anak-anak didik terlebih dahulu diperkenalkan dengan pendidikan al-Qur‟an. Lebih jauh beliau menjelaskan bahwa pelajaran membaca al-Qur‟an merupakan hal yang pertama diberikan dari beberapa bagian pelajaran al-Qur‟an. Untuk awal, anak-anak akan diajari surat al-Fātihah dan kemudian surat-surat pendek dalam Juz „Amma. Dalam pengkajian ini para murid mempelajari huruf- huruf Arab dan menghafalkan teks-teks yang ada dalam al-Qur‟an. setelah itu barulah diajarkan tentang peraturan dan tata tertib shalat, wudhu dan beberapa do‟a. Mata pelajaran yang diajarkan semua tergantung pada kepandaian guru ngaji, yang juga mengajarkan beberapa unsur ilmu tajwīd yang bermanfaat untuk melafalkan ayat suci al-Qur‟an.11

Dapat diketahui bahwa dalam catatan, pembelajaran al-Qur‟an semakin berkembang pada abad-abad selanjutnya. Mengutip dari Zamakhsyari bahwa pada tahun 1847 M, meski pada saat itu pendidikan di

10 Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: Hidakarya Agung, 1984), 24.

11 Ali Mursyid dan Inayatul Mustautina, “Tajwīd di Nusantara Kajian Sejarah, Tokoh dan Literatur, 84.

(41)

Indonesia belum memiliki sebutan tertentu, pembelajaran al-Qur‟an pada masa itu berlangsung ditempat yang biasa disebut dengan nggon ngaji atau yang berarti tempat murid belajar membaca al-Qur‟an. Dalam nggon ngaji terdapat perbedaan dalam jenjang belajarnya tergantung usia si murid.

pada anak yang berusia 5 tahun, jenjang yang paling dasar diberikan oleh orang tuanya di rumah,. Pada anak yang berusia 7-8 tahun, anak mulai diperkenalkan cara membaca huruf Arab sampai mampu membaca al- Qur‟an. Bagi orang tua atau keluarga yang lainnya yang tidak bisa memberikan pelajaran dasar al-Qur‟an atau bahasa Arab ke anak-anaknya, maka biasanya akan diserahkan kepada tetangga yang mampu mengajar.12 Adanya pesantren yang muncul di Jawa secara meyakinkan membuat lembaga pendidikan dengan sistem yang klasik, dan menyebabkan pengajaran al-Qur‟an semakin menemukan momentumnya. Dari berbagai pesantren yang muncul, dapat memberikan pengenalan awal murid terhadap al-Qur‟an, seperti membaca al-Qur‟an sesuai kaidah tajwīd, juga mengkaji kandungan al-Qur‟an bagi para murid yang telah memenuhi syarat. Kitab yang menjadi acuan, pada masa-masa awal, umumnya adalah Tafsīr al-Jalālain karya Jalāl al-Din al-Mahallī dan Jalāl al-Din al- Suyūtī. Di beberapa pesantren yang ada di Jawa Tengah maupun Jawa Barat, seperti pesantren Krapyak, tidak saja diajarkan pengenalan awal terhadap al-Qur‟an dan kajian mendalam melalui beberapa kitab tafsir, tetapi juga melakukan pendidikan menghafal al-Qur‟an 30 Juz. Begitu pula yang teradi di beberapa pesantren diluar pulau Jawa, seperti Sulawesi, al-Qur‟an diperkenalkan kepada generasi muda Islam, mulai dari tingkat pengenalan, yang meliputi bidang baca tulis, hingga kandungan al-Qur‟an dengan kajian-kajian atas beberapa kitab tafsīr.13

12 Zamakhsyari Dhofier, Sekolah Al-Qur‟an dan Pendidikan Islam di Indonesia, Jurnal Ulumul Qur’an: 88.

13 Islah Gusmian, Khazanah TafsīrIndonesia , 24-26.

(42)

Uraian tentang pertumbuhan lembaga pengajaran Islam tersebut, dapat menunjukkan bahwa sejak pertama kali Islam datang ke Indonesia para pembawa ajaran Islam mempunyai perhatian besar terhadap al- Qur‟an, mulai dari tata cara membaca al-Qur‟an yang baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwīd, sehingga kajian-kajian mendalam terhadap isi kandungan al-Qur‟an itu sendiri. Dalam buku Sejarah al- Qur‟an karya Abu Bakar Atjeh, Federspiel menyimpulkan bahwa awal abad ke 20 M telah terjadi perubahan penting. Ia mencatat bahwa di surau- surau pada awal abad ke 19, para pelajar belajar cara membaca al-Qur‟an pada guru-guru dalam suatu pola yang tidak sistematis. Guru membacakannya dalam bahasa Arab sampai para murid menangkap gaya, nada dan cara pengucapan huruf (Makhārij). Setiap murid meneruskan pada langkahnya masing-masing dan penekanan diletakkan pada cara pengucapan bukan pada pemahaman. Namun, pada awal abad ke 20 di sekolah-sekolah standar (madrasah) yang didirikan oleh NU dan Muhammadiyah, al-Qur‟an telah diajarkan dengan cara pengucapan dan penulisan yang sistematis, yang memberikan pengetahuan pada pelajar mengenai cara yang dapat digunakan untuk mempelajari ayat-ayat tersebut. Setelah prinsip-prinsip tersebut dikuasai, mereka baru pindah kepengajaran kitab dengan berbagai disiplin keilmuan Islam.14

Menururt informasi sejarah, berdasarkan penelitian, ada beberapa kitab tajwīd yang termasuk ke dalam materi pelajaran yang tercakup dalam kurikulum pendidikan Islam Nusantara. Beberapa kitab-kitab tajwīd yang diajarkan kepada para murid tersebut, diantaranya adalah Hidayah al-Mustafīd fi ‘Ilm al-Tajwīd, Fatḥurraḥman fi Tajwīd al-Qur’ān, Ḥidayah al-Ṡibyan fi Tajwīd al-Qur’ān, Tuḥfaḥ al-Aṭfal dan Matan al- Jazariyah. Kitab-kitab ilmu tajwīd tersebut termasuk kitab-kitab yang

14 Howard M. Federspiel, Kajian Al-Qur’an di Indonesia, 37.

(43)

digunakan pertama kali dalam pembelajaran ilmu tajwīd Al-Qur‟an oleh para ulama Nusantara. Namun kitab-kitab tersebut bukanlah hasil karya asli para ulama Nusantara, akan tetapi kitab yang dibawa dari Timur Tengah yang kemudian diterjemah oleh ulama Nusantara kedalam beberapa bahasa, seperti Melayu, Jawa dan lain sebagainya.15

C. Hukum Mempelajari Tajwīd

Hukum mempelajari ilmu tajwīd secara teoritis adalah Farḍu kifayaḥ, sedangkan hukum membaca al-Qur‟an sesuai dengan kaidah ilmu tajwīd adalah farḍu ‘ain.16 Namun, ada juga ulama yang berpendapat bahwa hukum mempelajari ilmu tajwīd itu wajib. Dengan alasan dari firman Allah dalam surah al-Muzammil ayat 4.

الًيِتۡرَػت َناَءۡرُق ۡلٱ ِلِّتَرَو ِهۡيَلَع ۡدِز ۡوَأ )

٤ (

“atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah al-Quran itu dengan perlahan- lahan” (Q.S. al-Muzammil/73:4)

Dalam hal ini Imam Al-Jazari berpendapat “Wajib” benar yaitu

“pelajarilah ilmu Tajwīd kewajiban yang pasti karena begitulah Tuhan menurunkan kepada Nabi Muhammad SAW, membaca al-Qur‟an tak berTajwīd itu berdosa dan keji.”17

Jadi, bisa saja terjadi seorang Qori‟ yang bacaannya bagus dan benar, namun ia tidak mengerti tentang istilah-istilah yang ada di dalam ilmu tajwīd semisal hukum nun mati atau tanwin, hukum gunnah dan lain sebagainya. Baginya hal itu sudah cukup bila kaum muslim yang lain telah banyak yang mempelajari teori ilmu tajwīd, karena sekali lagi mempelajari teorinya hanya farḍu kifayaḥ. Akan lain halnya dengan orang yang tidak mampu membaca al-Qur‟an sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu Tajwīd .

15 Wawan Djunaedi, Sejarah Ilmu Qira’at di Nusantara, 158.

16 Abdul Aziz Abdur Rauf, Pedoman Dauroh Al-Qur’an (Jakarta: Markaz al- Qur‟an, 2011), 17.

17 Sei. H. DT. Tombak Alam, Ilmu Tajwīd Populer 17 kali Pandai, 18.

(44)

Menjadi wajib baginya untuk berusaha membaguskan bacaannya sehingga mencapai standar yang telah ditetapkan oleh Rasulullah SAW.18

Dari uraian di atas sudah jelas bahwa hukum mempelajari ilmu tajwīd adalah farḍu kifayaḥ, sedangkan hukum membaca al-Qur‟an dengan memakai ilmu tajwīd adalah farḍu ‘ain.

D. Ruang Lingkup Ilmu Tajwīd

Menurut Ummu Ḥabibaḥ dalam bukunya yang berjudul 20 hari hafal 1 juz menjelaskan bahwa ruang lingkup ilmu tajwīd meliputi:

makhrāj al-Ḥuruf, sifat al-Ḥuruf, aḥkami al-Ḥuruf, aḥam al-Maddi wal qaṡr, aḥam al-Waqof wa al-Ibtida’ dan al-Khat dan al-Uṡmani.19

Ruang lingkup ilmu tajwīd secara garis besar dapat kita bagi menjadi dua bagian:

1) Ḥaqq al-Ḥuruf yaitu segala sesuatu yang wajib ada (‘azimaḥ) pada setiap huruf. Hak huruf meliputi (Ṡifatul ḥuruf) dan tempat-tempat keluarnya huruf (makharāj al-Ḥuruf). Apabila hak huruf ditiadakan, maka semua suara yang diucapkan tidak mungkin mengandung makna karena bunyinya menjadi tidak jelas.

2) Mustaḥaqq al-Ḥuruf yaitu hukum-hukum baru („ariḍ) yang timbul oleh sebab-sebab tertentu setelah hak-hak huruf melekat pada setiap huruf.

Hukum-hukum ini berguna untuk menjaga hak-hak huruf tersebut, makna-makna yang terkandung didalamnya serta makna-makna yang dikehendaki oleh setiap rangkaian huruf (lafaẓ). Mustaḥaqq al-Ḥuruf meliputi hukum-hukum seperti iḍhar, ikhfā‟‟, iqlāb, idgām, qolqolaḥ, tafkhīm, tarqīq, mad, waqaf, dan lain-lain.20

18 Abdul Aziz Abdur Rauf, Pedoman Ḍauroh Al-Qur’an, 13-14.

19 Ummu Habibah, 20 Hari Hafal 1Juz (Yogyakarta: Diva Press, 2005), 38-39.

20 Acep Iim Abdurrohim, Pedoman Ilmu Tajwīd Lengkap (Bandung: CV. Penerbit Diponegoro, 2003), 29.

(45)

E. Tujuan Mempelajari Ilmu Tajwīd

Tujuan mempelajari ilmu tajwīd adalah mencapai kesempurnaan dalam penetapan (pengucapan) lafaẓ Allah sebagaimana yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw yang lisannya lebih fasih. Tujuan yang lain yaitu untuk menjaga lisan dari kesalahan membaca al-Qur‟an.21

Menurut Rauf (2011:21) tujuan mempelajari ilmu tajwīd adalah untuk menjaga lidah agar terhindar dari kesalahan dalam membaca al- Qur‟an. Kesalahan dalam al-Qur‟an disebut dengan istilah

ُنْحَّللا. ُنْحَّللا

dibagi menjadi dua yaitu

يِلَلجا ُنْحَّللا

dan

يِفَلخا ُنْحَّللا

.

1)

يِلَلجا ُنْحَّللا

yaitu kesalahan yang nyata pada lafaẓ sehingga kesalahan tersebut dapat diketahui baik oleh ulama Qiraat maupun ulama kebanyakan. Laḥn Jaliy ini ada yang dapat mengubah makna dan ada yang tidak mengubah makna. Laḥn Jaliy yang dapat mengubah makna ialah :

a) Bergantinya suatu huruf dengan huruf yang lain Contoh :

٢١ َنوُرُك ۡشَت ۡمُكَّلَعَلَو …

“… dan mudah-mudahan kamu bersyukur .” (QS. Al-Jatsiyah :12)

Apabila lafaẓ …. Di baca …. Huruf Syin berubah menjadi sin, maka artinya menjadi “… dan mudah-mudahan kamu mabuk”

b) Bergantinya suatu harkat dengan harkat yang lain.

Contoh :

ۡمِهۡيَلَع َت ۡمَع ۡػنَأ َنيِذَّلٱ َطََٰرِص

“(Yaitu) jalan orang-orang yang telah engkau anugrahkan nikmat kepada mereka...” (QS. Al-Fātihah :7)

21 Muḥammad al-Maḥmud, Ḥidayah al-Mustapid Fī Aḥkam al-Tajwīd (Semarang:

Pustaka al-Alawiyah, 1408H), 4.

(46)

Apabila lafaẓ

َت ۡمَع ۡػنَأ

dibaca

ُت ۡمَع ۡػنَأ

, maka dhamirnya berubah menjadi (aku), sehingga artinya menjadi: “(Yaitu) jalan orang-orang yang telah aku anugrahkan nikmat kepada mereka...”

c) Bertambah atau berkurangnya huruf Contoh

َت ۡمَع ۡػن َ أ

dibaca

َت ۡ َنََأ َت ۡمَع ۡػن أ

dibaca

ُهَت ۡمَع ۡػنَأ

2)

ّيِفَلخا ُنْحَّللا

yaitu kesalahan yang tersembunyi pada lafaẓ . Kesalahan ini hanya dapat diketahui oleh para ulama qiro‟at atau kalangan tertentu yang mendalami qiro‟at. Para Ulama‟ (Pengajar al-Qur‟an) ini biasanya menghafal berbagai lafaẓ dalam al-Qur‟an dan menerimanya secara talaqi (langsug) dari ulama lain. Diantara kesalahan yang terfolong sebagai lahn Khofy adalah:

a) Membaca ḍamah dengan suara anntar ḍamah dan fatḥaḥ, seperti membaca ḍamahnya lafaẓ

ْمُتْػنَأ

dan

ْمُكْيَلَع

dengan suara antara ḍamah dan fatḥaḥ.

b) Membaca kasroh degan suara antara kasroh dan fatḥaḥ, seperti membaca kasrohnya lafaẓ

ِهِب

dan

ْمِهْيَلَع

dengan suara antara kasrah dan fathah.

c) Menghilangka dengung lafaẓ yang seharusnya dibaca dengung atau sebaliknya, termasuk juga atau mengurangi ukuran dengug suatu bacaan.

d) Menghilangkan gunnah lafaẓ yang seharusnya dibaca gunnah, menambah atau mengurangi ukuran gunnah suatu bacaan.

(47)

e) Menggetarkan (takrir) huruf ra (

ر

) secara berlebihan atau sebaliknya.

f) Menebalkan (taglizh) suatu huruf lam (

ل

) tidak pada tempatnya.

g) Menambah atau mengurangi ukuran mad suatu bacaan.

(48)

Gambar

Gambar 4.1 Ragam Deskripsi Penyajian Bentuk Nadzhaman ......   52  Gambar 4.2 Ragam Deskripsi Penyajian Bagan ...........................
Tabel 3.1 Buku Tajwīd Terbitan wilayah Jakarta dan Banten
Tabel 3. 2 Pengarang dan pembaca Buku Tajwīd Terbitan wilayah Jakarta dan  Banten Pengarang  Pembaca  Jumlah  Orang Nama  Pengarang  Status  Pengaran g  Kaum Muslim  Pelajar/  Penuntut Ilmu  Abdulaziz  Abdur Ra‟uf,   Pengajar Di  Lembaga  Yayasan  /Mesjid/
Tabel 3.3 Buku Tajwīd Terbitan wilayah Jawa Barat  No  Penulis dan Judul Buku  Penerbit  Kota  Tahun
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk Mengidentifikasi jenis fungi mikoriza arbuskula (FMA) berdasarkan ukuran, warna, ornamen dari spora FMA yang di temukan pada sampel tanah pada

(LCG) dan Blum Blum Shub (BBS) yang digunakan sebagai Pseudo Random Number Generator (PRNG) pada implementasi fragile watermarking untuk verifikasi citra

selaku Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah yang dengan sabar dan tulus memberi arahan, dorongan, dan semangat pada penulis untuk menyelesaikan penulisan tesis

Semua form tambah data Barang diisi dengan benar kemudian Klik Simpan Nama Barang: (Diisi) Harga Modal(Rp): (Diisi Angka) Harga Jual (Rp): (Diisi Angka) Jumlah Stok:

Dalam hal ini, CBHRM diterapkan oleh PTPN IV (Persero) juga dalam rangka mengatasi masalah-masalah yang umumnya sering terjadi pada karyawan, seperti sering didapatnya karyawan

Penatalaksanaan tindakan asuhan kebidanan yang dilakukan pada kasus Bayi ”Y” dengan Berat Badan Lahir Rendah dengan umur kehamilan 40 minggu 1 hari dengan berat 2.200 gram dimana

[r]

Tabel 3 memperlihatkan bahwa pemberian beberapa konsentrasi zat pengatur tumbuh Root- up 500 ppm, 1000 ppm, 1500 ppm serta tanpa pemberian zat pengatur tumbuh dan