• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Latar Belakang

Return merupakan hasil (keuntungan atau kerugian) yang diperoleh

dari suatu investasi. Return bisa positif dan juga negatif, jika positif berarti mendapatkan keuntungan atau mendapatkan capital gain, sedangkan jika negatif berarti rugi atau mendapatkan capital lost. Hartono (2008:195)

Return dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return realisasi

(actual return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi

dihitung berdasarkan data histori. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return histori ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected

return) dan risiko di masa mendatang. Return ekspektasi merupakan return

yang sangat diharapkan untuk masa yang akan datang.

Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor

berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas investasi yang dilakukan. Untuk mendapat return atau keuntungan tertentu seorang investor juga harus memperhatikan resiko yang akan ditanggungnya jika ingin memperoleh return tertentu. Resiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaan, berarti semakin besar resiko investasi tersebut.

Faktor yang menentukan perubahan return saham adalah faktor internal dan faktor eksternal, adapun faktor internal yang dimaksud adalah faktor yang berasal dari dari perusahaan, yaitu kinerja perusahaan, baik kinerja keuangan maupun kinerja manajemen, kondisi keuangan perusahaan dan prospek perusahaan, sedangkan faktor eksternal meliputi berbagai informasi makro, politik, kondisi pasar, bahkan isu-isu yang beredar juga dapat mempengaruhi return suatu saham. Faktor fundamental merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi return saham yang biasanya menggunakan rasio-rasio keuangan yaitu Debt to Equity Ratio (DER), Price

Earning Ratio (PER), Return on Equity (ROE), dan Book Value (BV).

Dalam pengambilan keputusan investasi, selain harus memperhatikan fakor internal investor juga harus memperhatikan market timing dan juga membutuhkan informasi-informasi dari luar dalam melakukan investasi, sehingga investor mengetahui risiko yang akan dihadapi dalam investasi tersebut, return yang akan diperoleh dari investasi tersebut, dan investor juga mengetahui kapan harus membeli atau menjual saham.

Seorang investor perlu melakukan analisis terhadap pola hari perdagangan yang berubah setiap harinya. Perubahan ini disebabkan oleh perubahan perilaku investor dalam melakukan aktivitas perdagangan di bursa sehingga perubahan perilaku investor akan berpengaruh terhadap pola pergerakan harga harian saham, pada akhirnya akan mempengaruhi pola

return yang diterima oleh investor. Pola return yang akan diterima dalam

Penelitian ini dilakukan pada indeks LQ-45 karena perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ-45 memiliki likuiditas saham yang tinggi dan juga dipertimbangkan sebagai kapitalisasi pasar saham. Di Bursa Efek Indonesia rata-rata return saham LQ-45 periode Januari-Desember 2014 memiliki nilai rata-rata yang berbeda setiap harinya, terlihat dari tabel berikut:

Tabel 1.1

Rata-rata Return Saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2014

Hari Perdagangan Jumlah Hari

Perdagangan Rata-Rata Return

Senin 50 0,63%

Selasa 49 -0,02%

Rabu 48 0,20%

Kamis 47 0,08%

Jumat 48 0,24%

Pada Tabel 1.1 menunjukkan rata-rata return saham LQ-45 memiliki nilai yang berbeda setiap harinya. Pada hari Senin, rata-rata return saham bernilai positif sebesar 0,63% dan merupakan rata-rata return saham tertinggi pada hari Selasa mengalami penurunan dan bernilai negatif sebesar -0,02% dan merupakan rata-rata return saham terendah. Rata-rata return saham Rabu mengalami kenaikan dan bernilai positif sebesar 0,20% dan pada hari Kamis mengalami penurunan dan berniali positif sebesar 0,08%. Pada hari Jumat rata-rata return saham mengalami kenaikan dan bernilai positif sebesar 0,24%. Pada di atas menunjukkan bahwa terjadi perbedaan

return saham setiap harinya, ada yang mengalami kenaikan dan ada juga yang mengalami penurunan.

Pengaruh hari perdagangan merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi suatu return. Banyak penelitian yang mengungkapkan adanya fenomena hari-hari perdagangan diberbagai Negara. Pengaruh hari perdagangan merupakan bagian dari anomali teori pasar efisien yang banyak terjadi diberbagai pasar modal di dunia yang memperlihatkan adanya return saham yang lebih tinggi atau lebih rendah pada periode tertentu, dengan kata lain ada perbedaan return setiap harinya atau dikenal dengan istilah the

day of the week effect. Anomali adalah keadaan yang berbeda dari biasanya

atau berbeda dari kondisi normal pasar modal yang merupakan penyimpangan terhadap hipotesis pasar yang efisien. Pada anomali ditemukan hal-hal yang seharusnya tidak ada bilamana dianggap bahwa pasar efisien benar-benar ada, artinya, suatu peristiwa (event) dapat dimanfaatkan untuk memperoleh return. Anomaly pasar tersebut antara lain

the day of the week effect, low P/E ratio, January effect, serta size effect

Pengaruh hari perdagangan terhadap return saham merupakan fenomena yang menarik untuk diperhatikan. Fenomena ini merupakan bagian dari anomali teori pasar efisien. Pada teori pasar efisien menyatakan bahwa return saham tidak berbeda pada setiap hari perdagangan, namun fenomena theday of the week effect, menyatakan bahwa terdapat perbedaan

pada hari Senin cenderung menghasilkan return yanag negatif. Adanya pola musiman tersebut maka pasar modal tidak dapat dikatakan efisien.

Fenomena ini lebih ditentukan oleh faktor psikologi yang menyebabkan adanya perilaku kurang rasional dan keputusan ekonomi akan lebih banyak dipengaruhi oleh faktor emosi, perilaku psikologis, dan hasrat (mood) investor. Senin dianggap sebagai hari yang terburuk dibanding hari lain sepanjang minggu karena merupakan hari pertama kerja dan sebaliknya, Jumat adalah hari terbaik karena merupakan hari kerja terakhir sebelum hari libur. Wang dan Erikson (1997) dalam Prasetyo (2006) mengatakan rendahnya return pada hari senin juga dapat diakibatkan karena perusahaan-perusahaan emiten biasanya menunda pengumuman berita buruk (bad news) sampai dengan hari Jumat dan direspon oleh pasar pada hari Senin.

Studi terhadap anomali ini mengungkapkan bahwa investor dapat menggunakan anomali yang terjadi untuk memprediksi pergerakan harga saham di hari-hari tertentu, artinya disini investor dapat memanfaatkan suatu peristiwa atau anomali yang terjadi untuk mendapatkan return. Ada kecenderungan dari beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa hari-hari tertentu menghasilkan return lebih tinggi atau lebih rendah.

Iramani dan Ansori (2006), menyimpulkan terjadi fenomena the day

of the week effect di Bursa Efek Jakarta, dimana return terendah terjadi pada

hari senin dan return tertinggi terjadi pada hari selasa. Penelitian ini menunjukkan bahwa hari perdagangan berpengaruh signifikan terhadap

dilakukan Widodo (2008), menunjukkan bahwa hari perdagangan berpengaruh signifikan terhadap return saham harian IHSG pada Bursa Efek Jakarta periode januari 1995 - mei 2008. Penelitian yang dilakukan oleh Masitoh (2015) menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh signfikan Monday

Effect terhadap return saham bahwa, return terendah terjadi pada hari Senin

dan return tertinggi terdapat pada hari Jumat dan juga menyimpulkan

bahwa terdapat pengaruh signfikan Week four Effect terhadap return saham. Hal ini bahwa Monday Effect tertinggi terjadi pada minggu keempat dan kelima.

Penelitian yang dilakukan oleh Lakonishok dan Maberly (1990) dalam Suryaningsih (2010) menemukan bahwa tingkat pengembalian pada hari Senin negatif dikarenakan investor meningkatkan transaksi dengan melakukan penjualan saham pada hari Senin, karena pada hari Jumat investor tidak sempat melakukan transaksi penjualan. Gibbons dan Hess (1981) dalam Suryaningsih (2010) meneliti efek akhir pekan dan menyimpulkan adanya tingkat pengembalian yang rendah atau negatif pada hari Senin.

Penelitian yang dilakukan Maria (2013), menyimpulkan Hari Perdagangan berpengaruh signifikan terhadap return saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia dan hari Senin minggu keempat dan kelima tidak berpengaruh terhadap return saham LQ-45. Rita (2009) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa hari perdagangan memiliki pengaruh terhadap return saham harian, yang ditunjukkan dengan adanya perbedaan

yang signifikan antara rata-rata return selama 5 hari perdagangan di bursa. Ditemukan juga adanya Monday effect, yaitu rata-rata return hari Senin negatif dan paling rendah dibandingkan hari lainnya.

Wang et al. (1997) dalam Prasetyo (2006) menemukan return negatif khususnya pada dua minggu terakhir pada bulan yang bersangkutan dan

return pada hari Senin pada tiga minggu pertama. Penelitian yang

dilakukan oleh Sun dan Tong (2002) dalam Widodo (2008) menemukan adanya fenomena bahwa the day of the week effect secara signifikan terjadi pada minggu keempat saja.

Keanekaragaman argumentasi mengenai pola return saham pada setiap hari perdagangan yang dihasilkan dari beberapa penelitian terdahulu, baik penelitian yang dilakukan di pasar modal luar negeri maupun penelitian di Bursa Efek Indonesia menunjukkan bahwa hari perdagangan juga merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh para investor dalam melakukan investasi. Hal ini menjadikan fenomena ini menarik untuk diteliti, sehingga dilakukan penelitian mengenai “Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham LQ-45 di Bursa Efek

Indonesia”.

Dokumen terkait