• Tidak ada hasil yang ditemukan

Interupsi Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Silakan Pak Laurens.

LAURENS BAHANG DAMA I F-PAN:

Ini kok dari sisi hukumannya apa yang disarnpaikan oleh DIM dari Pemerintah ini kok besar sekali dibandingkan dengan orang yang memalsukan dengan sengaja, sedangan ini menyimpan kaum umatnya sampai 5 Milyar dan minimum 5 Milyar kemudian sampai 50 Milyar. Mungkin kita diberikan suatu pertirnbangan yang memalsukan saja paling besar ya 5 Milyar, sedangkan ini kan dia bukan memalsukan, menyimpan. Nah mohon ini diberikan penjelasan yang ini karena kalau kita lihat kok hukuman bagi yang menyimpan dengan yang memalsukan itu jauh perbandingannya jauh sekali Pak. Mestinya harus terbalik, yang memalsukan itu yang mestinya hukumannya lebih besar dan nilai ini juga itu yang harus mesti besar begitu. Mohon penjelasan dari Pemerintah.

KETUA RAPAT:

141

Kalau ayat (1)-nya memalsukan 1 orang, kemudian ayat (3)-nya orang yang sama, berarti menjadi Rp 55 Milyar. Itu akumulasi.

Silakan Pemerintah.

DIRJEN PERBENDAHARAAN (HERY PURNOMO):

Kami mencoba memahami DIM DPR begitu Pak ya? Dan tadi ada penjelasan sedikit dari Pak Memed bahwa yang ayat (3) itu mengedarkan, menyimpan, membelanjakan. Jadi, disini dia sebagai stok, dia ektif kfogitu, aloogol Perigodap don ea erfatnya aktif begitu Pak ya? Sebab pengumpulnya begitu. Dengan demikian, dia memperoleh hukuman yang Iebih berat daripada yang pemalsunya tadi begitu Pak.

Itu kira-kira intinya.

LAURENS BAHANG DAMA I F-PAN:

Kenapa tidak sekaligus dia memalsukan, mengedarkan ya mungkin itu karena inikan yang mengedarkan belum tentu yang memalsukan. Mungkin ini Pak Memed mungkin Pak, filosofinya bagaimana ini Pak? Atau kita tambah juga.

Ir. MEMED SOSIAWAN/ F•PKS:

Sudah dijelaskan Pak Heri tadi, kumulatif Mas. Jadi, kalau teknologi uang palsu itu pasti terbagi antara yang memalsukan produk sendiri, nanti marketing sendiri, distribusi sendiri, dia tidak mungkin satu kesatuan dia malsu sendiri, ngedar sendiri, tidak mungkin. Itu kalau sudah massal besar kalau 1 Trilyun apa yang kita temukan semua, dia punya jaringan. Jadi, mereka ini kumulatif. Yang tukang palsu ini begini, terus yang nyimpannya, menyetoknya begini, yang nyetok sambil ngedarin, sambil memasarkan begini. Kira-kira begitu. Tadi Pak Heri sudah menjelaskan kumulatif ininya nanti, ayat berlapis itu (2)-nya.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Dan mungkin barangkali yang dipertanyakan oleh Pak Laurens itu, inikan ada 4 kegiatan kejahatan (memalsukan, mengedarkan, menyimpan dan membelanjakan). Kalau 4 jenis kejahatan ini untuk 1 jenis kejahatan dendanya cuman Rp 5 Milyar memalsukan. 3 kejahatan lainnya itu mengedarkan, menyimpan dan membelanjakan kok Rp 50 Milyar maksimum, Berarti 10 kali lipat daripada, apakah 3 kegiatan kejahatan ini 10 kali lipat nilai kejahatannya daripada hanya memalsukan? Misalnya, ini pertanyaan Pak Laurens.

Ir. MEMED SOSIAWAN/ F-PKS:

Begini, Orang memalsud ketika dia uang itu belum dijadikan sebagai alat tukar, dimasukan ke pasar uang, dia belum berbahaya secara moneter, meskipun dia memalsu 1 gudang 1 kapal, kalau itu disimpan sama dibakar, dia malsu lagi dibakar lagi, dia tidak merusak liquiditas of money, money supple tidak terganggu, tetapi kalau dia memalsu dan mulai menjadikannya masuk kepada alat tukar yaitu ini kita ya? Waktu itu, diskusi yang berkembang seperti itu. Wallahualam kalau Teman-teman mau diubah juga tidak apa-apa Saya.

142 Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Okelah ya? Saya kira ini okelah itu. Kalau memang dia juga pemalsu, dia juga pengedar, dia penyimpan dan kemudian dia membelanjakan berarti Rp 55 Milyar, 5 tarnbah 50 dan berarti hukumannya penjaranya misalnya menjadi 20 tahun. Ya kan? 10 tahun di memalsukan, ditambah 10 tahun lagi di tingkat kejahatan itu, berarti maksimal 20 tahun. Itu pengertian kita kan? Oke, setuju?

(RAPAT : SETUJU)

Sekarang, DIM 148 "Setiap orang yang membawa atau memalsu atau memasukan ke dalam dan atau ke luar Indonesia rupiah palsu yang sebagaimana dimaksud Pasal 25 ayat (4) dipidana dengan pidana paling sedikit 10 tahun dan paling lama 15 tahun. Dan denda paling sedikit Rp 10 Milyar atau paling banyak Rp 50 Milyar. Setuju?

Ya, ini kata "dengan sengaja" Pak Emir ingatkan lagi. Tolong DephukHAM harus menginvetarisnya. Tidak ada yang berkomentar, artinya Saya anggap setuju.

(RAPAT SETUJU)

DIM 149 "Setiap orang yang mengimpor atau mengekspor rupiah palsu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (5) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 20 tahun atau paling latna seumur hidup dan denda paling sedikit Rp 10 Milyar atau paling banyak 50 Milyar. Jadi, kejahatannya mengimpor atau mengekspor rupiah palsu. Jadi, ini ada intemasional konspirasi barangkali.

Setuju ya?

(RAPAT : SETUJU)

Pasal 36 ayat (1) "Setiap orang yang memproduksi, menjual, membeli, mengimpor, mengekspor, menyimpan dan atau mendistribusikan mesin, peralatan, alat cetak, plat cetak atau lain yang digunakan atau dimaksudkan untuk membuat rupiah palsu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1) dipidana paling sedikit 20 tahun atau paling lama seumur hidup dan denda paling sedikit Rp 20 Milyar atau paling banyak Rp 50 Milyar. Ini banyak banget kejahatannya.

Setuju?

(RAPAT : SETUJU)

Oh iya, kata-kata kita sesuaikan paling singkat itu kan paling sedikit ininya ini.

Ayat (2) "Setiap orang yang memproduksi, menjual, membeli, mengimpor, mengekspor dan atau mendistibusikan bahan baku rupiah yang digunakan atau dimaksudkan untuk membuat rupiah palsu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2) dipidana penjara paling sedikit 20 tahun atau paling lama seumur hidup dan paling sedikit 20 Milyar atau paling banyak 50 Milyar. Jadi, ini lebih banyak lagi ini.

Tidak masalah ya?

Setuju ya?

(RAPAT : SETUJU)

143

Pasal 37 ayat (1) "Dalam hal perbuatan tindak pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 32, Pasal 33, Pasal 35 dan Pasal 36", ini belum kita setujui pasalnya. Nanti kalau kita setujui dan ada perubahan struktur, ini juga akan menyesuaikan isinya. Substansinya, dilakukan oleh Pegawai Bank Indonesia dan atau aparat penegak hukum pidana yang dijatuhkan dengan pidana sebagaiman ancaman pidana Undang-Undang ini, ditambah sepertiga, sepertiga apa ini? Mungkin pembahasannya nanti kita minta Departemen Hukum memperbaiki.

Jadi, kalau Pegawai BI dan Aparat Penegak Hukum melakukan yang kegiatan kejahatan itu, tambah lagi sepertiga?

Oke, setuju ya?

(RAPAT : SETUJU) Berarti APBN pada waktu kejahatan itu akan naik itu.

Ayat (2) "Dalam hai perbuatan sebagaimana dimaksud diatur dalam Pasal 33, dilakukan secara terorganisasikan?". Saya kira "kan" itu hilang itu, cuman nanti Ahli Bahasa dan nanti itu soal bahasanya Saya kira, digunakan untuk kejahatan terorisme atau dapat mengakibatkan terganggunya perekonomian nasional dipidana dengan pidana penjara paling singkat 20 tahun dan pidana denda paling sedikit 50 Milyar, paling banyak. 100 Milyar.

Saya kira oke ya?

(RAPAT : SETUJU)

Pasal 38 ayat (1) "Pidanan dijatuhkan terhadap korporasi adalah pidana denda dengan ketentuan ancaman pidana denda maksimum sebagiamana dimaksud dalam Pasal 32, 33, 34, 35 dan 36 ditambah sepertiga. Ini sama dengan BI, tetapi ini untuk korporasi yang melakukannya.

Sama berarti ya? Setuju?

Oke, kita tidak ada masalah kalau begitu.

Sekarang, masuk ke DIM 162. Sudah mau selesai Undang-Undang. Oke, ini ketentuan peralihan, Pasal 41, rupiah kertas maupun logam dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebelum berlaku Undang-Undang ini masih tetap berlaku sepanjang belum dicabut dan ditarik dari peredaran,

Oke?

Setuju ya?

(RAPAT SETUJU)

Pasal 42-nya, Peraturari Perundang-undangan yang ada yang masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini. Saya kira ini tidak ada masalah ya?

(RAPAT : SETUJU)

Pasal 43 "Peraturan perundang-undangan sebagai pelaksanaan Undang-Undang ini haws sudah dimuat dalam waktu paling lama 1 tahun terhitung sejak. tanggal diundangkannya Undang-Undang ini. Saya kira ini sama dengan beberapa undangan yang lainnya, tidak ada masalah. 1 tahun, PP-nya harus sudah keluar. Pemerintah?

Inikan usul Pemerintah, ngapain Saya tanya lagi ya?

144 (RAPAT : SETUJU) Oke.

DIM 165 sudah kita sahkan tetap sama.

DIM 166 "Ketentuan Penutup" Pasal 44. Ini di usul DPR ini banyak sekali, Saya kira Pemerintah saja deh jelaskan.

Silakan Pak Hery.

DIRJEN PERBENDAHARAAN (HERY PURNOMO):

Baik, ini sebetulnya penyempurnaa rumusan. Kalau Pemerintah memandang yang pelt dinyatakan dicabut karena kalau yang dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan Undang-Undang ini adalah Ketentuan Bab X Kitab Undang-Undang Hukum Pidana waktu itu Pak yang berkait tentang pemalsuan mata uang dan uang kertas dan itu tentang pemalsuan uang. Jadi, atau Saya bacakan saja. Jadi, ini merupakan penyempurnaan rumusan Pak. Sebagai penyempurnaan rumusan karena KUHP tidak hanya mengatur pidana untuk mata uang rupiah saja, tetapi juga mengatur pidana untuk valas. Itu sate.

Kemudian, ketentuan DIM ini dimaksudkan bahwa pidana rupiah yang belum diatur dalam RUU ini akan mengikuti ketentuan pidana rupiah dalam KUHP. Sedangkan ketentuan valas dalam KUHP masih berlaku secara keseluruhan. Selain itu, mengingat dalam RUU ini terdapat pengaturan pidana rupiah yang tidak diatur dalam KUHP, maka ketentuan pidana rupiah mengikuti RUU ini.

Dengan singkat, rumusannya adalah seperti yang dimaksud di dalam Pasal 44 DIM Pemerintah ini Pak.

KETUA RAPAT:

Oke?

Ada masalah?

Artinya, apa yang sudah kita tetapkan disini, berarti yang berlaku disini kan? Bukan yang KUHP ya? Oke, itu poinnya.

Setuju, tidak ada masalah ya?

(RAPAT : SETUJU) Pasal 45, ini tambahan Pemerintah. Silakan.

DIRJEN PERBENDAHARAAN (HERY PURNOMO):

Di DIM 167 Pak, ini penambahan pasal baru sebagai konsekuensi nanti Undang-undang ini diltetapkan yaitu hal-hal yang terkait dengan mata uang yaitu di data Undang-Undang Bank Indonesia.

Jadi, disini secara speslfik yang dirumuskan adalah pada saat Undang-Undang ini berlaku Pasal 2, Pasal 19, Pasal 20, Pasal 21, Pasal 22 dan Pasal 23 Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia dan seterusnya sebagaimana sudah diubah dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 23 dan seterusnya dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Ini sebagai konsekuensinya, kita ada disini penetapan untuk pencabutan ini.

KETUA RAPAT:

145

Ini Pasal-pasal yang disebut ini, ini subjek pembahasan kita nanti kan yang belum selesai itu, tetapi pola dan substansi pengaturannya Saya kira dapat kita setujui ya?

Oke.

(RAPAT : SETUJU) DIM 168, tetap.

DIM 169, tetap.

DIM 170, ini apa kita masih bisa memperkirakan Presidennya masih sama ini? Mungkin 171 barangkali, apa kita masih memperkirakan sama ini DIM 171. Oke, itu nanti kita lihat kemungkinannya.

Baik, kalau begitu, kita sudah bisa sahkan apa yang sudah kita sahkan dan Saya skors sekalian Saya tutup Rapat Panja ini dan silakan Pemerintah menggunakan waktu sebaik-baiknya dan Anggota Panja DPR mau menggunakan waktu sebaik-baiknya dalam pengertian sebaik-baiknya juga dipersilakan. Saya tutup untuk kita bertemu secepatnya, Saya persilakan kepada Pemerintah untuk menyampaikan kata akhir.

DIRJEN PERBENDAHARAAN (HERY PURNOMO):

Baik, terima kasih Bapak Pimpinan dan BapaklIbu Anggota Panja yang Saya hormati.

Rasanya proses yang kita tempuh sudah cukup banyak kemajuan Pak, namun demikian masih ada hal-hal krusial yang mungkin perlu kita proses lebih lanjut dan tentu kami akan menyiapkan hal-hal yang perlu disiapkan dan tentu Saya seperti yang kami ungkapkan bahwa tentu prosesnya cukup panjang Pak. Nanti kami persentasikan. Tentu nanti kalau masih ada hal-hal yang masih jadi dinamika yang belum memungkinkan untuk mengambil keputusan, kami mohon kesempatan nanti dari sisi Pemerintah mungkin akan lebih lengkap lagi begitu Pak proses lebih lanjutnya.

Demikian Bapak, terima kasih.

Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Oke, Ketua besar mau bicara?

Saya tidak tahu apakah kita bisa Rapat Internal sebelum Lebaran, nanti kita aturlah kemudian dan begitu juga rapat dengan Pemerintah kita atur kemudian.

Baik, Saya kira atas nama Panja Saya tutup rapat ini dengan resmi.

Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

(RAPAT DITUTUP PUKUL 16.45 WIB)

Jakarta, 28 Agustus 2010 a.n Ketua Rapat Sekretaris Rapat,

ttd

Drs. Urip Soediarwono NIP: 19620521982031001

Dokumen terkait