• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pak Ketua, saya usul ini diputuskan saja Pak. Ini saya setuju Pak Edison ini bukan pelanggaran besar, hanya inikan orang dikasih rupiah menolak minta dolar untuk kepentingan transaksi. Saya pikir ini saya setuju Pak Edison. Diputus sudah, 6 bulan itu. Coba kalau Ibu Vera dikurung 6 bulan sama Pak Edison. Itu Pak Keiva, putus saja Pak.

KETUA RAPAT:

Oke, kita sahkan ya.

(RAPAT SETUJU)

Pasal 33. Ini semua kata "uang" itukan kita ganti dengan rupiah yang kita sesuaikan saja.

Ayat (1) "Setiap orang yang meniru rupiah sebagai simbol kedauiatan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling singkat 6 bulan dan paling lama 1 tahun dan paling sedikif 5 juta dan paling banyak 200 juta". Cukup Has. Ini yang meniru kan.

Bagaimana? ketok?

MUSTOFA ASSEGAF, M.Si./ F-PPP:

Ketua, ini terlalu ringan Ketua. Pemalsuan ini dampaknya terlalu hebat, membuat kepercayaan kepada rupiah berkurang, bisa menggoyang sendi-sendi perekonomian. Dalam jangka panjang ini bahaya. 5 juta ini terlalu ringan Ketua. Saya kira ini perlu ditambah Ketua.

Ir. H. I EMIR MOEIS, M.Sc./ F-PDIP:

133

Saya kira perlu dipikirkan juga, inikan bukan pemalsuan. Seperti uang main-mainan yang dijual di pinggir jalan itu di lampu lalu lintas bukan pemalsuan. Jadi main-main misalnya fotonya diganti muka saya.

KETUA RAPAT:

Ya ini soal itu betul, pemalsuannya di DIM 145. Oke ya tidak ada masalah ya.

(RAPAT SETUJU)

Ayat (2) "Setiap orang yang menyebarkan atau mengendarkan rupiah tiruan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) dipidana dengan kurungan paling singkat 6 bulan dan paling lama 1 tahun dan paling sedikit 5 juta dan paling banyak 200 juta". Ini menyebarkan. Ya tiruan bukan pemalsuan rupiah.

Ir. MEMED SOSIAWANI F-PKS:

Terima kasih Pimpinan.

Jadi ini untuk teman-teman juga, jadi kita dalam menentukan tindak pidana untuk masalah uang ini ketentuan pidana itu ada beberapa hirarki. Hirarki itu nanti diwakili oleh jumlanya uang, berat dan ringannya. Hirarki pertama yang ringan adalah menerima atau menolak. Karena di Pasal 20 nya kita boleh memakai ayat (2) nya kita boleh memakai uang selain rupiah. Tadi kan Bu Vera memaksa hares pakai rupiah, itu bagaimana. Kenapa ringan karena di Pasal 2 ayat (20) dimungkinkan oleh usulan DPR RI ini untuk menggunakan mata uang lain. Kemarin malam sudah saya jelaskan.

Kemudian ayat 34 itu meniru, ini hukumannya lebih berat rupiah dan bulan kurungannya dari menerima atau menolak dari Pasal 33. Kalau Pasal 35 itu merusak.

Termasuk yang dirusak itu kemudian diperjualbelikan. Termasuk yang dijual itu dieksport importkan. Itu Pasal 35 ayat (1), (2), (3). Itu hukumannya lebih berat lagi. Ini belum memalsukan.

Memalsu itu pada Pasal 36 ayat (1), (2), (3) nya. Yang pertama memalsu saja, ayat (2)nya memalsu dan mengedarkan, ayat (3) memalsu kemudian mengeksport import, itu lebih berat lagi. Dan yang paling berat adalah yang memasukan mesin itu Pasal 37 nya. Yang pertama adalah memasukan mesin untuk memalsu saja, dia cuma masukan mesin ayat (1) nya dan ayat (2) nya memasukan mesin untuk produkili sokolian, Itu paling berat. Jddl tetTien-ternan blse rnembayangkan klra-klra hlrarklnya. Jangan sampal yang Pasal 37 leblh rendah dari Pasal 33 misalnya. Tapi kemarin itu sudah diatur hirarkinya seperti itu.

Terima kasih.

Ir. H. I EMIR MOEIS, M.Sc./ F-PDIP:

Saya tambahkan sedikit Pak,

Saya jadi ingat waktu kecil saya suka baca tulisan yang kecil di uang itu. Barang siapa dengan sengaja, ini kalau tidak sengaja bagaimana. Misalnya kita dibayar orang, ini kita tidak lihat itu palsu, kita bayar kita langsung kena. Harus dengan sengaja ini. Barang siapa dengan sengaja meniru atau memalsukan uang kertas tiruan akan dituntut di muka hakim, masih hafal saya kata-kata itu masih ada. Jadi mungkin kata-kata dengan sengaja mesti ini. Di DIM 141. Kalau uang kertas yang

134

zaman dulu itu pasti ada tulisan dengan sengaja. Sebab banyak sekali orang-orang kita ini yang ditangkap terutama di luar negeri ya, tidak tahu dapat uang seperti apa. Di Jepang kemarin dapat coin yang dia tidak tahu dia tukar dapat coin lalu belanja, ditahan sama polisi Jepang. Ini di luar negeri kejadian ini. Di sini kalau dia tidak sengaja bagaimana. Untuk satu pemikiran.

KETUA RAPAT:

Kalau itu ditambahkan yang lain juga harus ditambahkan. Supaya kita memasukan unsur itu.

Ir. IVIEMED SOSIAWAN/ F-PKS:

Kira-kira sengaja atau tidak sengaja itu pembuktiannya oleh penegak hukum apa sekedar dari pasal ini menyangkut motif. Kalau menyebarkan pasti aktif dia. Kalau meniru saja itu memang ada perdebatan sengaja atau tidak sengaja. Tapi begitu menyebarkan uang tiruan jadi aktif dia.

KETUA RAPAT:

Jadi sengaja itu kalau sudah menyebarkan. Tapi kalau dia menyebarkan dia masukan di antara selipan? Tidak sengaja.

Ir. H. I EMIR MOEIS, M.Sc./ F-PDIP:

Kemarin tahun-tahun 2000 masih sub kejadian. Dan uang 10 juta 100 ribuannya ada 1-2 lembar yang kita dibayar orang kita tidkak cek satu persatu kita bayar lagi atau langsung kita setor ke bank tahunya dapat. Padahal kita tidak tahu menahu sama sekali.

KETUA RAPAT:

Baik, saya kira itu, Pak Herry silakan,

DIRJEN PERBENDAHARAAN (HERY PURNOMO):

Mohon izin Pak agak mundur sedikit. Setelah saya baca ya di 140 ini ada kaiatannya memang dengan DIM sebelumnya. Tadi Pak Memed mengatakan bahwa pengaturan di dalam pasal-pasal ini pidana inikan gradasi ya Pak. Kalau yang di dalam Pasal 33 itu kasusnya itu dia tidak mau menggunakan, menolak. Kemudian yang Pasal 34 ada perbedaan substansi sedikit dengan Pasal 33 dari pemerintah. Makanya saya ingin ngecek di sini ya Pak, Pasal 33 itu meniru untuk merendahkan kehormatan rupiah atau apa. Karena di sini kalau di pemerintah di Pasal 33 itu kami merumuskannya setiap orang yang meniru. Ini apakah nuansanya artinya sama atau berbeda..Karena kalau kita lihat di Pasal DIM 106, mundur sedikit di dalam DIM DPR itu setiap orang dilarang meniru rupiah dengan merendahkan kehormatan uang rupiah sebagai simbol.

Jadi merendahkan kehormatan, Kalau yang di DIM pemerintah itu setiap orang dilarang meniru rupiah kecuali untuk tujuan pendidikan dan promosi dengan memberikan kata spacement. Jadi kalau yang merendahkan kehormatan mungkin tadi itu gambarnya Bu Mega, atau gambarnya apa gitu. Kan sekarang ada di foto copy. Ini apakah yang dimaksud Pak, Mungkiri Pak Memed bisa, karena saya kira perlu arahnya kemana untuk yang Pasal 33 dan Pasal 34, kemudian di depan tadi DIM 106 Pasal 123.

Ir. MEMED SOSIAWAN/ F-PKS:

135

Jadi kalau dihilangkan kata merendahkan kehormatan sebab nanti kita banyak menangkap orangorang yang seperti main-main ya uang anak-anak itukan sebenarnya dia tidak ada niat untuk merendahkan memang. Hanya untuk main-main, untuk gantungan kunci dan segala macam. Kalau tidak ada unsur merendahkan kalau di Pasal 33 pemerintah, setiap orang yang meniru itu kena sanksi. Padahal kan ada yang difotocopy pakai warna kemudian di eleminating, Sebenarnya kan yang meniru tapi tidak digunakan sebagai alat tukar, untuk hiasan, untuk sirnboI. Makanya dia itu ada unsur 34 usulan DPR RI dan 33 tidak menggunakan, ini memang ada unsur merendahkan kehormatan.

Meniru kemudian gambar nya dimacammacam. Tapi ini kan abstrak, pengadilan yang akan menentukan. Tiruannya itu maksudnya menghina atau memang dia tidak bisa meniru dengan baik.

Bukan sekedar meniru langsung kemudian di pidana. Tapi memang ada unsur penghinaan kepada simbol negara.

Dokumen terkait