• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Kajian Teori

2. Legislatif

Badan legislatif yaitu badan pembuat undang-undang yang pada umumnya diberbagai negara dapat juga disebut sebagai parlemen. Pastinya disetiap negara badan legislatifnya memiliki sistem yang berbeda-beda.

Ada yang menerapkan dengan satu sistem satu majlis dan bahkan dua majlis. Majlis tersebut juga diklasifikasikan kembali menjadi majlis rendah dan majlis tinggi.41 Nama lain dari legislatif adalah Assembly yang berpegang teguh atas unsur “berkumpul”, adapun artinya yaitu suatu musyawarah yang membahas permasalahan publik.42

Sejarah pembentukan badan legislatif dicetuskan oleh Rousseau bahwa badan legislatif berlandaskan kedaulatan berada di tangan rakyat maksudnya rakyatlah pemilik kekuasaan tertinggi. Sesuai dengan pendapat

40 Setneg RI, UU No. 48 tahun 2009, pasal 20 ayat (3) dan UU No. 14 Tahun 1985, pasal 31 ayat (3).

41 Paisol, Hukum Tata, 119.

42 Prof. Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2007), 315.

Miriam Budiarjo lembaga perwakilan rakyat harus selaras dengan kemauan atau keinginan rakyat dengan kebijakan yang mengikat seluruh masyarakat demi kepentingan umum.43

Fungsi dari badan legislatif yang terpenting ialah:44

a. Menentukan kebijakan dan membuat undang-undang. Maka dari itu badan legislatif diberikan hak untuk mengadakan amandemen terhadap rancangan undang-undang yang disusun oleh pemerintah dan tentunya dalam bidang anggaran.

b. Mempunyai kontrol khusus untuk dapat mengawasi badan eksekutif dalam artian menjaga dari tindakan yang tidak sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.

Adapun fungsi lain dari badan legislatif ini yaitu45: a. Lawmaking adalah fungsi membuat undang-undang.

b. Constituency work adalah badan lagislatif harus dapat bekerja bagi para pemilihnya.

c. Supervision and critism of government yang artinya pengawasan yang dilakukan oleh badan legislatif terhadap badan eksekutif demi kelancaran atau pelaksanaan undang-undang yang sesuai.

d. Education adalah anggota legislatif harus dapat memberikan contoh yang baik kepada masyarakat.

43 Dr. Sahya Anggara, M. Si., Sistem Politik Indonesia (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2013), 173-174.

44 Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, 333.

45 Seta Basri, Pengantar Ilmu Politik (Gambiran Baru: Indie Book Corner, 2011), 63.

e. Representation merupakan salah satu fungsi badan legislatif sebagai perwakilan suara rakyat dari para pemilihnya.

Lembaga legislatif yang ada di Indonesia tercantum dalam UUD 1945 setelah amandemen terdiri dari:

a. MPR (Majlis Permusyawaratan Rakyat).

Kedudukan MPR setelah terjadi amandemen kini setara dengan DPR, DPD, BPK, MA dan MK.46 Mengenai keanggotaan MPR yang sesuai dengan UUD 1945 berasal dari Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum dan sesuai dengan undang-undang yang ada. Sidang yang dilakukan oleh MPR paling sedikit dilaksanakan sebanyak satu kali dalam lima tahun di Ibu Kota Negara dan segala putusannya ditetapkan berdasarkan suara terbanyak.47 Masa jabatan yang dipegang oleh anggota MPR hanya selama 5 tahun. Tugas dan wewenang MPR telah diatur dalam UUD 1945 yang berbunyi:

1) Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar;

2) Melantik presiden dan wakil presiden;

3) Dapat melepas atau mencopot jabatan presiden dan wakil presiden sesuai dalam masa jabatannya menurut Undang-Undang Dasar. 48

46 Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, 350.

47 Dian Aries Mujiburohman, Pengantar Hukum Tata Negara, (Yogyakarta: STPN Press, 2017), 97.

48 Paisol, Hukum Tata, 163.

b. DPR (Dewan Perwakilan Rakyat).

DPR merupakan suatu badan legislatif yang kewenangannnya membentuk undang-undang. Keanggotaan dari lembaga DPR terdiri dari anggota partai politik yang dipilih langsung melalui pemilihan umum. Tugas dan wewenang yang dipegang oleh DPR yaitu:

1) Dapat mengusulkan pemberhentian presiden dan wakil presiden melalui MPR;

2) Memiliki kekuasaan dalam membuat Undang-Undang;

3) Undang-Undang akan dianggap sah dan wajib diundangkan dalam tenggat waktu 30 hari semenjak Undang-Undang tersebut disetujui bersama yang apabila belum disahkan oleh presiden;

4) Setiap anggota DPR berhak mengajukan rancangan Undang-Undang. 49

c. DPD (Dewan Perwakilan Daerah)

DPD adalah lembaga daerah yang kewenangannya mengajukan dan membahas rancangan Undang-Undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, serta pegelolaan sumber daya alam dan daya ekonomi. Pembentukan lembaga DPD pada dasarnya bertujuan untuk mereformasi struktur legislatif Indonesia menjadi dua kamar yang terdiri dari DPR dan DPD. Keanggotaan dari DPD dipilih melalui pemilihan umum yang calonnya berasal dari perwakilan setiap profinsi. Untuk tugas dan wewenang yang dikuasai

49 Paisol, Hukum Tata, 165-166.

DPD sesuai pada pasal 22D UUD 1945 sebagai berikut:

1) Dapat mengajukan rancangan Undang-Undang kepada DPR mengenai otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi serta yang berkaitan dengan pertimbangan keuangan pusat dan daerah;

2) Ikut andil dalam membahas rancangan undang-undang yang kaitannya mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, pajak, pendidikan dan agama;

3) Melakukan pengawasan dan pelaksanaan Undang-Undang mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, pajak, pendidikan dan agama serta melaporkan hasil pengawasannya kepada DPR sebagai pertimbangan untuk ditindak lanjuti. 50

Adapun kriteria untuk menjadi calon legisatif bisa dilihat pada pasal 240 ayat (1) Undang-Undang Nomer 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum bahwa semua warga negara hukum Indonesia yang

50 Mujiburohman, Pengantar Hukum, 99.

akan mencalonkan dirinya menjadi legislatif tingkat DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten dan untuk mengetahui kelengkapan administrasi agar terdaftar sebagai calon legislatif di Pemilu dapat dilihat di pasal 240 ayat (2) Undang-Undang Nomer 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum 51

Sebelum pasal 4 PKPU No. 20 Tahun 2018 dirubah oleh Mahkamah Agung peraturan tersebut juga menyebutkan bahwa demi terlaksananya pemilihan umum untuk memenuhi kepentingan rakyat dan kesejahteraannya maka Partai Politik tidak boleh menyertakan mantan narapidana bandar narkoba, kejahatan seksual terhadap anak dan korupsi.52

Dokumen terkait