• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lembaga berbentuk badan layanan umum

Dalam dokumen LEMBAGA PENGELOLA ASET TINDAK PIDANA (Halaman 85-93)

kerangka konseptual Lembaga Pengelola aset tindak Pidana

Alternatif 3. Kelembagaan Khusus

3. Lembaga berbentuk badan layanan umum

Pelaksanaan fungsi pengelolaan aset, lembaga pengelola membutuhkan fleksibilitas keuangan yang memadai. Biaya untuk pemeliharaan dan pengelolaan harus memadai, baik berdasarkan beban perkara ataupun per-item benda sitaan.

Proses penyimpanan maupun pengelolaan aset tindak pidana seharusnya tidak menjadi beban anggaran baru bagi negara. Sumber pembiayaan tersebut dapat berasal dari hasil pengelolaan aset tindak pidana itu

sendiri. Dengan demikian, dibutuhkan bentuk lembaga yang dapat melakukan pengelolaan dan menerima kembali hasil pengelolaan tersebut.

Berdasarkan kebutuhan tersebut, salah satu bentuk hukum yang dapat memberikan fleksibilitas keuangan adalah badan layanan umum (BLU). Namun demikian, organ lembaga yang berbentuk BLU dapat dibatasi pada fungsi yang melakukan layanan proses pelelangan yang berhubungan dengan masyarakat luas. Sedangkan untuk fungsi yang terkait dengan proses peradilan tetap dapat dilakukan dalam bentuk instansi departemen atau badan.

2.5.2. tugas Pokok Lembaga PengeLoLa aset tindak Pidana

Berdasarkan hasil pembahasan mengenai peraturan dan perundangan tentang penyitaan dan perampasan, serta pengelolaan barang milik negara maka dapat diidentifikasi dua arus utama dalam pengelolaan aset tindak pidana. Arus pertama adalah proses penegakan hukum yaitu proses berjalannya penyelidikan, penyidikan, penuntutan, pengadilan, hingga jatuhnya putusan. Arus yang kedua adalah arus pengelolaan benda sitaan, dari mulai diidentifikasi, disita, disimpan, dikelola, hingga dieksekusi sesuai keputusan pengadilan.

Memperhatikan berbagai aspek kajian di atas, konsep dasar penyusunan lembaga pengelola aset tindak pidana dapat digambarkan seperti bagan pada halaman 79.Sebagaimana digambarkan dalam diagram proses bisnis pengelolaan aset tindak pidana tersebut adalah:

1. Pemisahan aliran penegakan hukum dengan aliran pengelolaan aset tindak pidana.

2. Kedua aliran proses tersebut saling berinteraksi dengan mekanisme manajerial yang independen satu sama lainnya namun diatur melalui konsep service level agreement.

3. Fokus kepada aliran penegakan hukum adalah proses peradilan dan keputusan yang seadil-adilnya sedangkan fokus pada bagian pengelolaan aset adalah menjaga integritas barang sitaan, melayani permintaan proses peradilan, serta mencapai nilai aset yang paling optimal saat dieksekusi.

PE NY IDIK PE NY ELIDIK AN PRA-PE NYI TAAN

ADVISE/ KOORDINASI FUNGSI PENDUKUNG LEMBA

GA PENGEL OLA ASET REK ANAN PE NY EDIA JASA MASY ARAK AT BALAI LELANG DJKN K AS NEGAR A PE NY IMP ANAN PENGEL OLAAN PERAMP ASAN PE NYI TAAN PERAMP ASAN/ PENGEMBALIAN PE NY IDIK AN PENUNTUT AN PEMERIKSAAN PENGADILAN PELAKSANAAN KEPUTUSAN PENEGAKK AN HUKUM KAS NEGAR A PENUNTUT HAKI M TERD AKW A/TERSANGK A/TERPID ANA

Tugas pokok Lembaga Pengelola Aset Tindak Pidana pada setiap tahapan proses sebagai berikut:

Pra –Penyitaan

Aset apa yang harus disita Memberikan masukan dalam penentuan jenis barang yang akan disita, spesifikasi dan karakteristik khusus yang dapat juga dijadikan acuan apakah penyimpanan dilakukan sendiri atau diserahkan kepada provider.

Bagaimana dan kapan harus disita

Memberikan masukan cara dan waktu yang tepat untuk melakukan penyitaan sehingga dapat meminimalisir kemungkinan hilangnya target sitaan

Kelengkapan surat izin penyitaan dan surat perintah penyitaan

Memastikan dasar yuridis penyitaan untuk mengantisipasi gugatan balik dari pelaku kejahatan

Tingkat potensi objek sitaan

Melakukan analisis dan perkiraan realistis kondisi dan hasil nilai sitaan, dan potensi kemungkinan klaim pihak ketiga.

Antisipasi biaya yang timbul akibat penyitaan

Melakukan perkiraan biaya manajemen selama pengelolaan dimulai dari penerimaan, pemeliharaan sampai dengan pelepasan

Ketersediaan provider yang dapat merawat menyimpan hasil sitaan

Mengidentifikasi dan melakukan hubungan kerjasama dengan pihak rekanan yang akan menyimpan dan memelihara sitaan

Penyimpanan & Pemeliharaan oleh dalam masa Penyitaan

Standarisasi penyimpanan dan pemeliharaan benda sitaan

Menyusun standar penyimpanan dan pemeliharaan serta memastikan pemenuhan standar tersebut.

Memastikan provider yang menjadi rekanan Lembaga Penyimpan Aset Tindak Pidana harus memenuhi kualifikasi administrasi dan teknis sebagai penyedia jasa penyimpanan dan pemeliharaan sitaan.

Pelayanan proses peradilan dan pelepasan aset

Memastikan provider penyedia jasa penyimpanan sitaan responsive terhadap permintaan Lembaga Penyimpan Aset Tindak Pidana bila sewaktu-waktu harus mengeluarkan dan membawa aset sitaan untuk dihadirkan dalam pemeriksaan perkara atau mengeluarkan sitaan untuk dilelang bilamana LPA berdasarkan keputusan penanggung jawab yuridis sitaan memerintahkan untuk melelang sitaan.

Lembaga Penyimpan Aset Tindak Pidana dapat menetapkan pihak ketiga sebagai operator profesional untuk menjalankan kerjasama pengelolaan ekonomis aset pidana.

Akuntabilitas dan kepatuhan

Melakukan pemeriksaan administrative dan Stock Opname bersama penyidik secara regular terhadap sitaan yang disimpan.

Pasca Penyitaan-Pelepasan

Pelepasan dengan tindak lanjut pengembalian

Mempersiapkan pengembalian kepada pemilik. Dalam hal benda sitaan tidak diambil oleh pemilik sah setelah putusan pengadilan Lembaga Penyimpan Aset menyampaikan pemberitahuan kepada yang bersangkutan agar benda yang disimpan oleh Lembaga Penyimpan Aset.

Setelah pemberitahuan tentang benda sitaan yang masih tidak diambil, maka Lembaga Penyimpan Aset melelang benda tersebut dan membebankan biaya penyimpanan semenjak putusan

pengembalian pada hasil penjualan.

Pelepasan-dengan tindak lanjut Pelelangan

Mempersiapkan pelepasan pelelangan barang rampasan segera setelah salinan keputusan pengadilan diterima oleh jaksa dan disampaikan kepada Lembaga Penyimpan Aset.

Melakukan pelelangan dan menyetor hasil lelang sebesar persentase yang ditentukan ke kas negara paling lama 14 hari setelah salinan keputusan pengadilan.

Pelepasan-dengan tindak lanjut Penetapan sebagai BMN

Melakukan inventarisasi barang rampasan bersama Jaksa Eksekutor yang akan di tetapkan sebagai BMN

Melakukan koordinasi dengan Dirjen Kekayaan Negara dalam rangka penetapan barang rampasan menjadi BMN dan dalam rangka penentuan calon pengguna barang milik negara.

Menyampaikan laporan administrasi barang rampasan yang akan akan ditetapkan sebagai BMN meliputi salinan putusan pengadilan, Kertas Kerja Inventarisasi (KKI) kepada Menkeu c.q DIRJEN Kekayaan Negara selaku Pengelola BMN.

Menyerahkan barang rampasan kepada calon pengguna BMN (K/L) yang ditetapkan oleh pengelola BMN dan dimuat dalam Berita Acara Serah Terima Barang (BASB) antara LPA dan K/L penerima yang disaksikan oleh Kejaksaan.

5.3. sistem organisasi Lembaga PengeLoLa aset

Setelah prinsip-prinsip proses pengelolaan aset dapat dirumuskan, selanjutnya perlu disusun fungsi-fungsi utama dan fungsi pendukung lembaga pengelolaan aset tersebut. Fungsi-fungsi utama lembaga ini disusun dengan mempertimbangkan rangkaian proses dan job family untuk penyusunan struktur nantinya. Secara garis besar, fungsi-fungsi yang harus ada dalam lembaga pengelola aset adalah sebagai bagan berikut:

PENERIMAAN

PERENCANAAN & PENGANGGARAN

MANAJEMEN RESIKO INTERNAL AUDIT SISTEM KOMUNIKASI KEUANGAN HRD PELAPORAN PENYIMPANAN PENGELOLAAN

- Fungsi advice dan koordinasi pra-penyitaan

- Identifikasi & Klarifikasi Aset - Penilaian

- Pencatatan

- Pengadaan jasa penyimpanan berbagai aset

- Pengendalian pergerakan fisik nilai benda sitaan - Pemeliharaan - Pengembalian

- Manajemen Aset - Manajemen Pelepasan Aset - Manajemen BMN - Pengelolaan PNBP

Gambar 10. Fungsi Utama dan Fungsi Pendukung Lembaga Pengelola Aset

Fungsi Utama Pengelolaan Aset Tindak Pidana

1. Fungsi Penerimaan, menjalankan berbagai aktivitas sebagai kontak awal pra-penyitaan meliputi: aktivitas memberikan masukan penyitaan, melakukan identifikasi dan klasifikasi aset untuk keperluan pencatatan maupun untuk ketepatan penyimpanan, dan melakukan penilaian terhadap benda sitaan yang memiliki nilai ekonomis yang signifikan.

2. Fungsi Penyimpanan, menjalankan berbagai aktivitas setelah benda sitaan resmi dicatatkan dalam sistem lembaga. Pada fungsi ini dilakukan berbagai aktivitas meliputi: pengadaan dan koordinasi jasa penyimpanan benda sitaan dari pihak ketiga, mengendalikan pergerakan benda secara fisik, pencatatan, maupun perubahan nilai selama benda dalam penyimpanan, memberikan pelayanan mutasi barang untuk keperluan peradilan, dan melakukan pemeliharaan terhadap benda sitaan sesuai prosedur yang ditetapkan.

3. Fungsi Pengelolaan menjalankan fungsi manajemen aset untuk barang rampasan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Pada fungsi ini dilakukan aktivitas utama fungsi seperti perencanaan dan

penilaian aset, fungsi pengembangan aset, fungsi pelepasan aset, serta fungsi monitoring dan pengendalian. Bagian 5.4 akan membahas lebih rinci pelaksanaan fungsi pengelolaan pada Lembaga Pengelola Aset. Fungsi Pendukung Pengelolaan Aset Tindak Pidana

Untuk terlaksananya ketiga fungsi utama tersebut, lembaga juga harus memiliki beberapa fungsi pendukung:

Dalam dokumen LEMBAGA PENGELOLA ASET TINDAK PIDANA (Halaman 85-93)

Dokumen terkait