kerangka konseptual Lembaga Pengelola aset tindak Pidana
Alternatif 3. Kelembagaan Khusus
4. PengendaLian dan Pengawasan (monitoring)
5.6. struktur organisasi Lembaga PengeLoLa aset tindak Pidana
Dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip, tugas pokok dan fungsi, dan business process Lembaga Pengelola Aset Tindak Pidana, tim peneliti merumuskan struktur organisasi sebagai berikut:
1. Lembaga Pengelola Aset diusulkan berbentuk badan.
2. Badan Pengelola Aset Tindak Pidana dipimpin oleh seorang kepala badan dibantu oleh satu sekretaris badan, dan empat Deputi. 3. Struktur organisasi badan pada tingkat pusat disusun seramping
mungkin dengan memperkuat unit-unit pelaksana teknis (UPT) pada tiap-tiap wilayah hukum.
4. UPT pada wilayah hukum terdiri dari UPT penyimpan dan pemelihara benda sitaan dan UPT berbentuk badan layanan umum untuk mengelola aset tindak pidana yang telah dirampas.
5. Klasifikasi organisasi UPT disesuaikan dengan beban kerja tanpa mengurangi konsistensi pelaksanaan prinsip-prinsip pengelolaan aset tindak pidana.
KEPALA BADAN PENGELOLA ASET TINDAK PIDANA
DEPUTI PENYIMPANAN DAN PEMELIHARAAN UPT PENYIMPANAN & PEMELIHARAAN UPT PENYIMPANAN & PEMELIHARAAN UPT PENYIMPANAN & PEMELIHARAAN UPT PENYIMPANAN & PEMELIHARAAN
ASET MANAGEMENT UNIT (BLU)
DEPUTI PENGELOLAAN
ASET TINDAK PIDANA DEPUTI PENGELOLAANDANA DEPUTI HUBUNGANKERJASAMA SEKRETARIS
BADAN
Gambar 11. Struktur Organisasi Badan Pengelola Aset Tindak Pidana
Pada tingkat unit pelaksana teknis, klasifikasi organisasi penyimpanan disesuaikan dengan beban kerja. Pada wilayah dengan beban kerja yang tinggi organisasi UPT yang diusulkan mengadopsi bentuk struktur organisasi Rupbasan saat ini dengan beberapa modifikasi sebagaimana gambar 12 berikut. Eseloneering unit tersebut diusulkan setingkat dengan eselon III.
KEPALA RUPBASAN KASUBBAG SEKRETARIAT KASIE PENERIMAAN KASIE PENYIMPANAN & PEMELIHARAN Gambar 12. Struktur Organisasi UPT Rumah Penyimpanan Benda Sitaan
Untuk wilayah dengan beban kerja yang masih rendah diusulkan
pelayanan penyimpanan dilakukan oleh unit pelaksana teknis yang lebih kecil. Fasilitas unit tersebut dapat berupa semacam “counter” atau “loket” penyimpanan di kantor pengadilan negeri setempat. Eseloneering untuk unit ini diusulkan setingkat eselon IV. Struktur organisasi unit tersebut sebagaimana digambarkan pada Gambar 13 berikut:
KEPALA
PENYIMPANAN BENDA SITAAN
PETUGAS TU PETUGAS
PENYIMPANAN
PETUGAS PENCATATAN Gambar 13. Struktur Organisasi UPT Pelayanan Penyimpanan Benda Sitaan
Untuk dapat menjalankan tugas penyimpanan benda sitaan, pegawai UPT harus memiliki kompetensi di bidang penyimpanan dan pemeliharaan benda sitaan. Berikut tabulasi kompetensi yang harus dimiliki pada baik pada UPT Rumah Penyimpanan Benda Sitaan maupun UPT Pelayanan Penyimpanan Benda Sitaan.
kompetensi inti (Core Competence)
Kompetensi Inti (Core Competence) berlaku untuk semua personil pada semua jenjang dan fungsi
• Integritas yang tinggi
• Memahami KUHP dan KUHAP dan peraturan
pelaksananya
• Memahami undang-undang, peraturan, dan
SOP pengelolaan benda sitaan
no jabatan kompetensi teknis dan manajerial
1 Kepala Rupbasan/
Kepala Unit Penyimpanan Benda Sitaan
• Kompetensi kepemimpinan-manajerial
• Kompetensi manajemen pergudangan
• Kompetensi material handling
• Kompetensi pengamanan bangunan dan
material
2 Kasie Penerimaan • Kompetensi material handling
• Kompetensi klasifikasi dan penilaian barang
3 Kasie Penyimpanan dan
Pemeliharaan
• Kompetensi material handling
• Kompetensi manajemen pergudangan
• Kompetensi pengamanan gedung dan
bangunan
4 Kasubbag Sekretariat • Kompetensi pengelolaan APBN
• Kompetensi pengadaan barang dan jasa
• Kompetensi manajemen perkantoran
• Kompetensi pelaporan
5 Petugas Penyimpanan • Kompetensi klasifikasi dan penilaian barang
• Kompetensi material handling
• Kompetensi manajemen pergudangan
• Kompetensi pengamanan gedung dan
bangunan
kompetensi inti (Core Competence)
Kompetensi Inti (Core Competence) berlaku untuk semua personil pada semua jenjang dan fungsi
• Integritas yang tinggi
• Memahami KUHP dan KUHAP dan peraturan
pelaksananya
• Memahami undang-undang, peraturan, dan
SOP pengelolaan benda sitaan
no jabatan kompetensi teknis dan manajerial
7 Petugas TU • Kompetensi administrasi perkantoran
• Kompetensi pengelolaan APBN
Selain struktur UPT untuk pelayanan penyimpanan, terdapat juga struktur organisasi Unit Pengelola Aset yang berupa sebuah badan layanan umum. Gambar 14 menunjukkan struktur organisasi unit badan layanan umum yang dimaksud.
KEPALA BLU UNIT PENGELOLA ASET
DIVISI PERENCANAAN
DIVISI PENGEMBANGAN & PELEPASAN ASET
DIVISI DATA & PELAPORAN
BAGIAN ADMINISTRASI & GENERAL AFFAIR
Gambar 14. Struktur Organisasi Badan Layanan Umum Unit Pengelola Aset Tindak Pidana.
Untuk dapat menjalankan tugas unit pengelolaan aset, pegawai BLU harus memiliki kompetensi di bidang pengelolaan aset. Berikut tabulasi kompetensi yang harus dimiliki pegawai Unit Pengelola Aset seperti yang tertera pada tabel berikut:
kompetensi inti (Core Competence)
Kompetensi Inti (Core Competence) berlaku untuk semua personil pada semua jenjang dan fungsi
• Integritas yang tinggi
• Manajemen aset
no jabatan kompetensi teknis dan manajerial
1 Kepala Unit Pengelolaan Aset • Kompetensi kepemimpinan-manajerial
• Kompetensi pembangunan networking
• Kompetensi pengembangan bisnis dan aset
• Kompetensi pengelolaan keuangan
2 Divisi Perencanaan • Kompetensi perencanaan
• Kompetensi manajemen risiko
• Kompetensi manajemen portofolio
•
3 Divisi Pengembangan dan Pelepasan
Aset
• Kompetensi manajemen risiko
• Kompetensi manajemen portofolio
• Kompetensi pengelolaan PNBP
4 Divisi Data dan Pelaporan • Kompetensi sistem manajemen
• Kompetensi sistem informasi
• Kompetensi pengolahan data, pelaporan,
dan arsip
5 Bagian Administrasi dan GA • Kompetensi administrasi perkantoran
• Kompetensi manajemen keuangan
• Kompetensi manajemen dan pengembangan
SDM
I. tugas Pokok dan fungsi badan PengeLoLaan aset Pidana Tugas Pokok
Melaksanakan tugas negara di bidang pengelolaan aset tindak pidana. Fungsi
1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengelolaan aset tindak pidana.
2. Koordinasi kegiatan dalam pelaksanaan tugas Badan Pengelolaan Aset Tindak Pidana.
3. Pelaksanaan pendampingan kepada aparat penegak hukum dalam proses penyitaan.
4. Penyelenggaraan penerimaan, pengelolaan dan pelepasan aset tindak pidana.
5. Penyetoran hasil pelepasan lelang aset tindak pidana.
6. Pelaporan hasil pengelolaan aset tindak pidana secara nasional. Wewenang
1. Menyusun rencana kebijakan nasional pengelolaan aset tindak pidana.
2. Menyelenggarakan koordinasi pengelolaan aset tindak pidana dengan aparat penegak hukum.
3. Memberikan masukan kepada aparat penegak hukum dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan penyitaan.
4. Menerima tembusan berita acara penyitaan dari aparat penegak hukum dan memantau keberadaan aset yang telah disita oleh aparat penegak hukum.
5. Menerima hasil sitaan atau rampasan yang diserahkan oleh aparat penegak hukum beserta dengan dokumen pendukungnya.
6. Menjaga dan memelihara aset tidak pidana dengan prinsip-prinsip manajemen pengelolaan aset yang baik dan profesional.
7. Menyelenggarakan kegiatan pengelolaan dan pelepasan aset tindak pidana sesuai dengan ketentuan hukum dan azas profesionalitas. 8. Melakukan penyetoran hasil pelepasan lelang aset tindak pidana ke
kas negara.
9. Menyusun laporan hasil pengelolaan dan pelepasan aset tindak pidana.
II. TUGAS POKOK DAN FUNGSI PIMPINAN BADAN PENGELOLA ASET