• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.11. Kerangka Teori

1.11.5. Lembaga Perwakilan

Meliputi baik Negara yang memang benar-benar hanya mempunyai satu partai, disamping itu juga Negara dimana ada satu partai yang dominan. Alasan yang dipakai untuk memakai dasar sistem partai tunggal ialah karena di Negara-negara baru lalu timbul problema-problema mengintergrasikan golongan-golongan daerah atau suku bangsa yang berbeda baik corak sosial maupun pandangan dan filsafat hidupnya.

2. Sistem Dua Partai

Suatu Negara dengan sistem dua partai berarti bahwa dalam Negara terseburt ada dua partai atau memiliki lebih dari dua partai, akan tetapi yang memegang peranan dominant yaitu dua partai.

3. Sistem Multi Partai

Dalam Negara dengan sistem multi partai biasanya ada beberapa partai yang hampir sama kekuatannya. Suatu Negara dengan sistem multi partai masing-masing pemilih mendukung partai yang hampir sesuai dan mewakili

pandangannya sendiri. 16

1.11.5.Lembaga Perwakilan

Lahirnya lembaga perwakilan dimulai pada zaman yunani kuno, dimana Rosseau menginginkan tetap berlangsungnya demokrasi, tetapi karena luasnya wilayah suatu Negara, bertambahnya jumlah penduduk, dan bertambah rumitnya masalah-masalah kenegaraan maka muncullah demokrasi tidak langsung melalui “lembaga-lembaga perwakilan”, yang sebutannya dan juga jenisnya tidak sama di semua Negara, dan sering disebut “Parlemen”, atau kadang-kadang disebut

16

20

“Dewan Perwakilan Rakyat”. Tetapi parlemen ini lahir bukan karena ide demokrasi itu sendiri tetapi sebagai kelicikan dari sistem feodal. Hal tersebut dikemukakan oleh A.F Pollard dalam bukunya yang berjudul The Evolution of Parliament. Parlemen diciptakan dengan tujuan tertentu antara lain untuk menghubungkan masyarakat luas dengan raja atau pimpinan pemerintahan. Parlemen juga berfungsi untuk memenuhi tuntutan masyarakat luas akan sebuah lembaga dengan fungsi strategis pokok, menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pemimpin Negara.

Apabila seseorang duduk dalam Lembaga Perwakilan melalui pemilihan umum maka sifat perwakilannya disebut perwakilan politik (political representation). Sering para ahli menyebutkan bahwa kadar demokrasi ditentukan oleh pembentukan Parlemennya apakah melalui pemilihan umum dan pengangkatan, makin dominan perwakilan berdasarkan hasil pemilu makin tinggi kadar demokrasinya dan sebaliknya makin dominan pengangkatan makin rendah kadar demokrasi yang dianut oleh Negara tersebut.

Badan legislatif memiliki beberapa fungsi. Di antara fungsi badan legislatif yang paling penting ialah :

3. Menentukan Policy (kebijaksanaan) dan membuat undang-undang. Untuk itu

dewan perwakilan rakya diberi hak inisiatif, hak untuk mengadakan amandemen terhadap rancangan undang-undang yang disusun oleh pemerintah, dan hak budget.

4. Mengontrol badan eksekutif dalam arti menjaga supaya semua tindakan

21

ditetapkan. Untuk menyelenggarakan tugas ini, badan perwakilan rakyat

diberi hak-hak kontrol khusus.17

Duduknya seseorang di Lembaga Perwakilan baik itu karena pengangkatan/penunjukan maupun melalui pemilihan umum, mengakibatkan timbulnya hubungan si wakil dengan yang diwakilinya. Pertama dibahas hubungan tersebut dengan teori yaitu: Si wakil dianggap duduk di Lembaga Perwakilan karena mandat dari rakyat sehingga disebut mandataris. Teori mandat disebut sebagai :

1. Mandat Imperatif : menurut ajaran ini si wakil bertindak di lembaga

perwakilan sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh yang diwakilinya. Si wakil tidak bisa bertindak diluar instruksi tersebut dan apabila ada hal-hal yang baru yang tidak terdapat dalam instriksi tersebut maka si wakil harus mendapat instruksi dari yang diwakilinya baru dapat dilaksanakannya.

2. Mandat Bebas : menurut ajaran ini si wakil adalah orang-orang yang

terpercaya dan terpilih serta memiliki kesadaran hukum masyarakat yang diwakilinya, sehingga si wakil dapat bertindak atas nama mereka yang diwakilinya atau atas nama rakyat.

3. Mandat Reprensetatif : si wakil dianggap bergabung dalam satu lembaga

perwakilan (parlemen). Rakyat memilih dan memberikan mandat pada lembaga perwakilan, sehingga si wakil sebagai individu tidak ada hubungan dengan pemilihnya apalagi pertanggungjawabannya, lembaga perwakilan inilah bertanggungjawab pada rakyat.

17

22 1.11.6.Demokrasi

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu Negara sebagai suatu upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga Negara) atas Negara untuk dijalankan oleh pemerintah Negara tersebut.

Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik Negara (eksekutif, legislatif dan judikatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga Negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam tingkat yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran independensi ketiga jenis lembaga Negara ini diperlukan agar ketiga lembaga Negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip cheks and balance.

Kata demokrasi berasal dari dua kata yaitu demos yang berarti rakyat dan keratos/cratein yang berarti poemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut sebagai perkembangan politik suatu Negara.

Dalam ilmu politik, dikenal dua macam pemahaman tentang demokrasi yaitu pemahaman secara normatif dan pemahaman secara empiris (demokrasi procedural). Dalam pemahaman secara normatif yaitu demokrasi merupakan sesuatu yang secara adil yang hendak dilakukan atau diselenggarakan oleh sebuah Negara. Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal ungkapan “pemerintahan dari

rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat”. 18

18

Miriam Budiadjo, Op. Cit., hal. 50

Ungkapan normatif tersebut biasanya diterjemahkan menurut konstitusi masig-masing Negara. Tetapi hal-hal yang

23

normatif belum tentu dapat kita lihat dalam konteks kehidupan sehari-hari suatu Negara.

Dalam sistem perwakilan politik, seorang warga Negara mewakilkan diri sebagai yang berdaulat kepada seorang calon wakil rakyat atau Partai Politik yang dipercayai melalui pemilihan umum. Suatu keputusan dalam demokrasi ialah bagaimana menyelenggarakan pemilihan umum.

1.11.7.Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kewajiban untuk menyampaikan pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif atau organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.

Akuntabilitas atau pertanggung jawaban (accountability) di dalam konteks politik merupakan suatu konsep yang lengkap di dalam teori dan praktek demokrasi. Meskipun tidak terlalu sering istilah ini digunakan dalam teori, namun semangat demokrasi itu adalah menciptakan suatu pemerintahan “dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat” dimana dalam konteks untuk rakyat aspek yang paling penting diantaranya adalah pertanggung jawaban di dalam proses politik terselenggara dengan baik.

Akuntabilitas legislatif di tingkat local dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu :

1. Akuntabilitas Administratif (penggunaan dana publik, pengumuman harta

kekayaan sebelum dan sesudah menjabat).

24

3. Akuntabilitas Moral (adanya etika atau code of conduct).

4. Akuntabilitas Profesional (menjalankan fungsi sebagai anggota legislatif).

Sikap professional berkaitan dengan adanya kepekaan para politisi dalam lembaga legislatif dalam mengkaji berbagai kebutuhan masyarakat.

Masyarakat dituntut mempunyai daya tanggap yang tinggi dalam memantau berbagai tindakan kepemerintahan di daerah sehingga informasi balik yang diberikan mempunyai ketepatan yang tinggi dan efektif. Karena itu akuntabilitas juga dapat dilihat dari komitmen para wakil terhadap persoalan masyarakat.

Untuk mewujudkan akuntabilitas tersebut maka diperlukan transparasi, apabila proses pembuatan keputusan begitu pula proses dan cara kera legislatif tertutup maka akan sulit untuk mengatakan bahwa lembaga legislatif tersebut mempunyai tingkat akuntabilitas yang tinggi, sebaliknya jika proses pembuatan keputusan transparan dan responsive terhadap aspirasi dan keberatan-keberatan masyarakat, tingkat akuntabilitasnya cenderung tinggi.

Menurut Turner dan Hulme, ada 6 (enam) indikator akuntabilitas, yakni:

1. Adanya legitimasi bagi para pembuat keputusan

2. Kepemimpinan yang mengedepankan moral (moral conduct)

3. Adanya kepekaan (responsiveness)

4. Keterbukaan (openness)

5. Pemanfaatan sumber daya secara optimal

6. Upaya meningkatkan efisiensi dan efektifitas

Dalam prinsip demokrasi, pertanggung jawaban juga mempengaruhi pola hubungan antara anggota legislatif dengan konstituennya dalam sistem

25

perwakilan karena sistem perwakilan itu juga bisa diartikan sebagai hubungan antara dua pihak yakni wakil dan yang diwakili dimana wakil memegang

kewenangan untuk melakukan tindakan yang dibuat dengan terwakili. 19