• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hipertensi merupakan penyakit yang jumlahnya makin meningkat seiring

dengan makin meningkatnya gaya hidup sedentari (sedentary lifestyle) atau

kurang aktif di masyarakat. Penyakit hipertensi dapat memberikan risiko yang tidak diinginkan meskipun peningkatan tekanan hanya sedikit. Penyakit hipertensi disebut sebagai pembunuh tersembunyi (silent killer), sebab penyakit ini baru diketahui diderita oleh seseorang pada saat melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, dan umumnya tidak memberi keluhan ataupun gejala tertentu hingga ditemukan adanya kerusakan pada jantung, ginjal, dan organ-organ lain. Oleh karena itu diperlukan suatu cara atau upaya pengendalian yang tepat dan terpadu.

Anjuran diet rendah garam, beristirahat cukup, tidur cukup dan hidup aktif atau berolahraga adalah hal yang sering dianjurkan oleh dokter sebagai upaya awal maupun sebagai upaya tambahan selain obat untuk mengontrol tekanan darah pada penderita prahipertensi. Oleh karena itu hidup aktif atau berolahraga tidak hanya sebagai salah satu strategi pencegahan primer, namun juga berguna untuk pengendalian hipertensi (pencegahan sekunder), yang nantinya akan mengurangi atau meniadakan penggunaan obat–obatan dan seterusnya dapat mencegah timbulnya komplikasi akibat prahipertensi tidak terkontrol.

Pada JNC VII, disebutkan aktivitas fisik atau olahraga dapat menurunkan tekanan darah sebesar 4–9 mmHg dan penelitian lain sebesar 10 mmHg. Selain itu olahraga dapat menurunkan berat badan pada penderita kelebihan berat atau obes yang tentunya akan mengurangi risiko timbulnya penyakit degeneratif lainnya. Oleh karena itu penatalaksanaan nonfarmokologi seperti hidup aktif atau olahraga, Diet DASHI dan mengurangi asupan garam, merupakan alternatif yang perlu dipikirkan secara serius untuk mengontrol tekanan darah terutama pada prahipertensi dan sebagai upaya untuk mencegah penyakit hipertensi grade 1, grade 2 saya, dokter Mustafa Kamal Spesialis Ilmu Kedokteran Olahraga, dari Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB Bogor, akan melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh diet dan olahraga jalan cepat untuk mengendalikan tekanan darah pada laki-laki penderita prahipertensi “.

Bila Bapak bersedia, Bapak sebagai peserta penelitian akan mengikuti pemeriksaan kesehatan dan diwawancarai dengan menggunakan kuesioner terlebih dahulu berkaitan dengan kondisi fisik dan kesehatan serta mencatat riwayat penyakit keluarga Bapak, asupan makanan, tingkat stres dan akitivitas fisik. Selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan tingkat kebugaran Bapak dengan jalan kaki cepat 6–8 km/jam, namun sebelumnya akan dilakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah.

Pemeriksaan yang dilakukan tidak membahayakan kesehatan Bapak, perubahan gaya hidup yang diharapkan dari Bapak bila dilakukan sesuai dengan anjuran juga tidak membahayakan kesehatan. Perubahan gaya hidup bila dilakukan selama penelitian dan seterusnya setelah penelitian berakhir akan sangat bermanfaat bagi Bapak, baik terhadap penyakit prahipertensi Bapak maupun bagi

kesehatan dan kebugaran tubuh secara keseluruhan.

Bapak akan melakukan diet DASHI-J dan Olahraga jalan cepat untuk mengatasi masalah prahipertensi dan kegemukan yang sedang Bapak hadapi. Penelitian dilakukan selama 2 bulan. Pemberian diet DASHI-J diberikan 2 kali selama 5 hari dalam seminggu, dan melakukan olahraga jalan cepat selama 45 menit 5 hari dalam seminggu. Subjek akan diambil darah sebanyak 5- 10 cc untuk keperluan lemak darah (kolesterol total, HDL, LDL dan trigliserida) dan elektrolit darah (natrium dan kalium). Pengambilan darah dilakukan oleh petugas (Tim analis laboratorium).

Manfaat bagi subjek mengikuti penelitian ini adalah untuk mengatasi masalah prahipertensi dan kegemukan. Selain itu Bapak dapat memantau berat badan, tekanan darah, lemak darah dan elektrolit darah.

Semua data yang didapatkan dari penelitian ini merupakan rahasia sehingga tidak memungkinkan bagi orang lain untuk mengetahui atau menggunakannya. Bapak bebas menolak ikut penelitian ini meskipun Bapak telah memutuskan untuk mengikuti penelitian ini. Bapak juga bebas mengundurkan diri setiap saat bila merasa tidak sanggup mengikuti aktivitas yang diberikan, tanpa mempengaruhi posisi Bapak di kantor maupun pelayanan terhadap kesehatan Bapak. Bila Bapak tidak mengikuti prosedur penelitian sesuai yang dianjurkan oleh peneliti, Bapak akan dikeluarkan dari penelitian.

Bapak dapat mengajukan pertanyaan setiap saat tentang berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian ini, demikian juga bila ada keluhan. Pertanyaan dapat langsung disampaikan pada saat pemeriksaan tekanan darah yang dilakukan setiap minggu atau bila mendesak kapan saja dapat menghubungi saya.

Dr. Mustafa Kamal, Sp.KO Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor Bogor 2010

Lampiran 3 Prosedur/teknik pengukuran tekanan darah

Prosedur/Teknik Pengukuran Tekanan Darah TEKANAN DARAH

Alat yang diperlukan

1. Sphygmomanometer merek Reister/Nova Sphygmomanometer 2. Stetoskop merk Litmann

Cara Pengukuran Tekanan darah

1. Subjek penelitian (SP) duduk dengan tenang selama 5-10 menit.

2. Selama menunggu, pasang manset Sphygmomanometer pada lengan kanan

atas SP, lengan diletakkan di meja dalam keadaan relaks setinggi jantung.

3. Cari dengan perabaan denyut a. Brakhialis di fosa kubiti dan denyut a.

Radialis pada pergelangan tangan kanan SP.

4. Setelah duduk selama 5-10 menit, pompa manset Sphygmomanometer

hingga denyut a. Radialis tidak teraba lagi.

5. Pompa terus sampai air raksa dalam manometer menjadi lebih tinggi ±30

mmHg.

6. Letakkan kepala stetoskop diatas a. Brakhialis pada fosa kubiti.

7. Kemudian turunkan tekanan dalam manset secara perlahan sambil

mendengarkan timbul bunti. (penurunan tekanan dalam manset dilakukan dengan kecepatan 2-3 mmHg antara 2 bunyi pembuluh berurutan).

8. Saat bunyi pertama terdengar adalah tekanan sistolik, sedangkan saat bunyi menghilang adalah tekanan diastolik.

9. Ulangi pengukuran sebanyak dua kali dengan selang waktu 2 menit untuk

mendapatkan nilai rata-rata dan catat hasilnya (tulis satuan). Bila ada 2 kali pengukuran terdapat beda >5 mmHg, lakukan pengukuran sekali lagi dan dihitung rata-rata dari ketiga pengukuran.

10.Cocokkan dengan kategori JNC VII untuk melihat apakah tekanan darah

termasuk normal, prahipertensi atau hipertensi.

Catatan: SP diberitahu untuk tidak merokok dan minum kopi 30 menit sebelumnya

Lampiran 4 Denyut nadi istirahat

Nama : ... Tanggal :

Dokumen terkait