• Tidak ada hasil yang ditemukan

Letak Geografis Dan Administrasi

Dalam dokumen PROPINSI MALUKU UTARA TAHUN 2016 - 2020 (Halaman 70-74)

III TEKNIK DAN PRODUKSI 1 Bagian Produksi

D. Kriteria Teknis Perencanaan 1. Pengolahan Limbah

D.3. Sub Sektor Drainase

D.3.2. Letak Geografis Dan Administrasi

Kota sofifi adalah Ibukota Provinsi Maluku Utara terletak di bagian Barat Pulau Halmahera dan di sebelah Timur Pulau Tidore dan Tidore. Pulau Halmahera termasuk pulau induk dalam gugusan kepulauan Provinsi Maluku Utara. Secara geografis posisi Kota Sofifi berada di Pulau Halmahera dalam wilayah pemerintahan Kota Tidore Kepulauan dan terletak pada batas astronomis 0° - 20° LU (Lintang Utara) hingga 0° - 50°Ls (Lintang Selatan) dan pada posisi

127°10’ - 127°45’ Bujur Timur.

Kecamatan Oba Utara memiliki luas wilayah sebesar 800,0 Km2 atau 51,60% dari luas wilayah Kota Tidore Kepulauan, dan merupakan salah satu wilayah terluas di Kota Tidore Kepulauan. Secara administrasi, batasan Kota Sofifi saat ini masih dalam koridor Kecamatan Oba Utara. Namun tidak menutup kemungkinan kawasan Kota Sofifi akan berkembang lebih besar seiring pertumbuhan dan kebutuhan ruang. Kawasan perencanaan master plan drainase Kota Sofifi ini meliputi wilayah BWK-3 dan BWK-4 yg merupakan bagian wilayah Kecamatan Oba Utara, dapat dilihat pada table di bawah ini.

Tabel VII.28.

Kawasan perencanaan master plan drainase Kota Sofifi (wilayah BWK-3 dan BWK-4)

No Kelurahan/Desa Luas Wilayah Prosentase

1 Ampera 148,493 15,68 2 Akekolano 187,251 19,77 3 Oba 279,705 29,54 4 Somahode 67,483 7,12 5 Garajou 111,535 11,77 6 Kusu 152,387 16,09 Luas Wilayah 946,854 100

BAB VII Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII -70 a. Topografi

Secara umum kondisi topografi Kota Sofifi merupakan dataran rendah, landai hingga bergelombang dengan ketinggian bervariasi mulai dari ± 0,0 diatas permukaan laut (dpl) sampai ketinggian diatas ± 10,0 dpl. Hal ini disebabkan lokasi Kota Sofifi ini berada ditepi perairan. Topografi lokasi pekerjaan berada di areal dengan topografi dataran sebagian kecil perbukitan dengan ketinggian ±3,0 dpl hingga ±27,0 dpl. Secara fisik wilayah, Kota Sofifi didominasi oleh lahan datar dan kemudian diikuti oleh lahan terjal. Gambaran mengenai kondisi topografi Kota Sofifi dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel VII.29.

Kondisi Topografi Kota Sofifi

No Keadaan

Topografi

Luas (Ha) Presentase Terhadap Luas 1 Datar (0-40%) 15,040 40 2 Landai (0-15%) 5,264 14 3 Miring (15-40%) 7,520 20 4 Terjal (>40%) 9,776 26 Total Luas 37,600 100

Sumber : Kota Tidore Kepulauan Dalam Angka, Tahun 2012

Dalam kaitannya dengan topografi yg bervariasi, maka pada musim hujan sering menimbulkan masalah dalam bentuk daerah genangan, sehingga dalam pengembangan fisik kota perlu perencanaan yg matang tentang sistem jaringan air hujan dan air limbah (drainase).

b. Jenis Tanah

Jenis tanah Kota Sofifi berdasarkan sistem klasifikasi Pusat Penelitian Tanah (PT,1983) Bogor, dikelompokkan ke dalam tiga jenis tanah yaitu tanah aluvial, litosol dan kambisol. Menurut sistem klasifikasi Soil Taksonomi (USDA, 1990), tanah aluvial dan Litosol sepadan dengan ordo tanah entisol dan tanah kambisol sepadan dengan inceptisol.

Secara eksploratif di kawasan Sofifi terdapat beberapa jenis tanah dengan kondisi :

 Tanah aluvial/gambut : jenis tanah ini menyebar pada daerah dataran rendah, landai dan bergelombang dibagian timur pada lembah-lembah aliran sungai dan pantai.

 Tanah podzolik Merah Kuning : terdapat pada daerah-daerah bergelombang dan berbukit

 Tanah komplek : jenis tanah ini terdiri dari podzolik coklat/andosol, podzolik/lithozol, dan organosol/organo gambut.

c. Curah Hujan

Kota Sofifi adalah sebagai bagian dari dataran wilayah Kota Tidore Kepulauan yg merupakan daerah pantai karena kurang dari 80% kawasan merupakan daerah pantai, sedangkan 20% lainnya merupakan daerah pegunungan. Kondisi wilayah demikian membuat iklim Kota Tidore Kepulauan termasuk Sofifi sangat dipengaruhi oleh angin laut dengan curah hujan rata-rata antara 2.000 - 2.500 mm/tahun. Musim kemarau terjadi pada bulan Desember sampai dengan bulan Maret, sedangkan musim penghujan jatuh pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober yg disebabkan oleh musim tenggara.

Tabel VII.30.

Jumlah Bulan Basah/Kering di Kecamatan Kota Tidore Kepulauan No Kecamatan Bulan Kering Bulan Basah Type Iklim

1 Tidore 1 11 A

2 Tidore Utara 2 10 A

3 Tidore Selatan 2 10 A

4 Oba Selatan 1 11 A

BAB VII Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII -72 d. Iklim

Kota Tidore Kepulauan seperti pada umumnya daerah di Maluku Utara mempunyai tipe iklim tropis, sehingga sangat dipengaruhi oleh iklim laut yg biasanya heterogen sesuai dengan indikasi umun iklim tropis. Suhu udara bulanan Kota Sofifi rata-rata 26,57°c dengan suhu maksimum rata-rata 31,03°c dan suhu minimum rata-rata 23,46°c. Kelembaban udara relatif berkisar antara 77,7 – 85% dengan kecepatan angin rata-rata maksimum 5,8 knots dan minimum 3,2 knots.

e. Pasang Surut

Pasang surut mempunyai pengaruh yg besar terhadap sistem drainase diwilayah perkotaan yg terletak di kawasan pantai, khususnya untuk daerah yg datar dengan elevasi muka tanah yg tidak cukup tinggi. Permasalahan yg dihadapi antara lain :

 Terjadinya genangan pada kawasan-kawasan yg elevasinya berada dibawah muka air pasang.

 Terhambatnya aliran air/banjir pada saluran yg langsung berhubungan dengan laut atau sungai (yg terpengaruh pasang surut) akibat naiknya permukaan air pada saat terjadi air pasang.

 Drainase sistem gravitasi tidak dapat bekerja dengan penuh, sehingga perlu bantuan pompa dan perlu dilengkapi dengan pintu otomatis pada outlet-outlet yg berfungsi untuk mencegah masuknya air laut pada saat pasang, sehingga biaya konstruksi maupun operasi dan pemeliharaan sistem drainase menjadi mahal.

 Bangunan-bangunan air yg berinteraksi dengan air laut, khususnya yg terbuat dari meta, muda berkarat dan rusak. Hal ini akan meningkatkan biaya pemeliharaan bangunan air.

Perencanaan sistem drainase yg dipengaruhi oleh pasang surut memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

- Tinggi dan tipe pasang surut

- Elevasi kawasan yg menjadi objek drainase

Pengukuran pasang surut dilakukan pada daerah pantai Desa Somahode Kecamatan Oba Utara. Pantai Desa Somahode merupakan dataran pantai

dengan relief datar, memiliki kemiringan lereng pantai 0° - 5°. Hasil pengukuran pasang surut selama 24 jam dengan interval pengamatan 1 jam menunjukan bahwa daerah tersebut memiliki tunggang pasang surut sebesar 121 cm.

Tunggang pasang surut = Pasang tertinggi – surut rendah = (171-50) cm = 121 cm

Pada daerah penilitian terjadi 2 kali air tinggi dan 2 kali air rendah dalam waktu 24 jam, maka jenis pasang surut yg berkembang pada daerah ini dalah “semi diurnal tide”.

 Pasang surut bertipe campuran mirip harian ganda, dimana terjadi 2x pasang naik dan 2x surut sebagaimana umumnya tipe pasang surut pada daerh timur Indonesia ;

 Kecepatan arus berkisar antara 4,76 – 12,32 cm/detik

 Hasil pengukuran salinitas air laut sebesar 1,63% dengan pH 7,6;

 Nilai kualitas air laut dibawah nilai ambang batas (IMPL berkisar -20 sampai dengan 0)

Dalam dokumen PROPINSI MALUKU UTARA TAHUN 2016 - 2020 (Halaman 70-74)