• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Sistem Jaringan Drainase Kota Sofifi Bwk-3 Dan 4

Dalam dokumen PROPINSI MALUKU UTARA TAHUN 2016 - 2020 (Halaman 77-84)

III TEKNIK DAN PRODUKSI 1 Bagian Produksi

D. Kriteria Teknis Perencanaan 1. Pengolahan Limbah

D.3. Sub Sektor Drainase

D.3.5. Rencana Sistem Jaringan Drainase Kota Sofifi Bwk-3 Dan 4

a). Lingkup Kawasan Drainase Kota Sofifi

Lokasi pekerjaan secara detail berada di Kecamatan Oba Utara wilayah administratif Kota Tidore Kepulauan yg akan dijadikan sebagai Ibukota Provinsi Maluku Utara. Adapun kawasan untuk penyusunan master plan drainase Kota Sofifi BWK- dan 4 yakni batas wilayah utara Sungai Oba – kawasan BWK-1 dan 2 Kota Sofifi, batas wilayah timur dengan kecamatan Gane barat dan kecamatan pulau Moti wilayah Kabupaten Halmahera Selatan, serta batas wilayah barat dengan laut kecamatan Tidore (selat tidore). Posisi pusat pemerintahan Provinsi berada di kawasan Sofifi Kecamatan Oba Utara. Lokasi pekerjaan Penyusunan Master Plan Drainase Kota Sofifi Maluku Utara terletak pada kawasan Sofifi, Struktur Rencana Teknik Tata Ruang Kota BWK-3 dan BWK-4.

Lokasi ini terdiri dari beberapa sungai dan kali antara lain Kali Oba, Kali Kusu, Kali Mira, Kali Helei, Kali Akekolano, Kali Tedu, Kali Telaga Nila, Kali Filihang, Kali Somahode dan Kali Tudu. Sungai Oba merupakan sungai utama di sebelah Utara lokasi pekerjaan dan Sungai Mira merupakan Sungai Utama di sebelah selatan.

Kawasan ini merupakan kawasan baru, dan lagi pula sistim drainase belum tertata sehingga ada beberapa bagian kawasan Kota Sofifi ini bila curah hujan dalam waktu lebih dari empat jam akan terjadi genangan, terutama pada bagian hulu,hilir bahkan muara kali. Untuk penanganan genangn tersebut, dibuatkan zonasi dan kondisi daerah rawan banjir serta genangan air pada saat terjadi hujan.

b). Rencana Sistim Jaringan Drainase

Dasar Perencanaan Sistem Drainase Perkotaan pada umumnya penanganan sistem drainase di banyak Kota di Indonesia masih bersifat parsial, sehingga tidak menyelesaikan permasalahan banjir dan genangan secara tuntas. Pengelolaan drainase perkotaan harus dilaksanakan secara menyeluruh,

mengacu pada siklus dan tahapan pembangunan yg lengkap, dengan konsep proses pembangunan yg melibatkan masyarakat sejak awal, sehingga hasilnya diterima baik oleh masyarakat.

c). Blok Layanan Jaringan Drainase Kota Sofifi

Blok layanan drainase adalah merupakan daerah pelayanan dari suatu jaringan drainase baik yg terpisah dari jaringan drainase maupun yg tidak terpisah dengan jaringan lainnya, dengan kata lain antar blok yg satu dengan blok lainnya secara kesatuan. Batas blok yg satu dengan blok yg lain adalah :

- Punggung bukit yg ditetapkan pada topografi

- Lokasi pembuangan seperti laut,danau,sungai, ataupun saluran pembuangan utama

- Pembagian secara berimbang, terutama bagi daerah yg datar. d). Sistem Drainase Dan Daerah Tangkapan Hujan

sistem tangkapan hujan pada suatu sub-blok dapat ditata secara terpisah dengan sistem saluran pada sub-blok yg lain. Penetapan sitem saluran diawali dengan penetapan saluran primer (conveyor drain), kemudian diikuti dengan saluran pengumpul sekunder dan tersier (collector drain). Arah aliran pada saluran ditetapkan secara makro dengan menggunakan peta topografi serta hasil pengukuran dilapangan. Prinsip yg digunakan adalah dengan terlebih dahulu mencari daerah tinggi kemudian daerah pembuangan (pantai/sungai). Arah aliran dengan mengikuti kemiringan dari daerah yg tinggi ke daerah yg rendah dengan memperhatikan kondisi daerah/lokasi yg dilalui saluran tersebut serta keberadaan saluran- saluran drainase eksisting. Untuk menghitung debit aliran yg dibebankan pada setiap saluran, dicari catchment area memerlukan engineer feeling, terutama pada daerah yg berbukit dan berlembah. Pada lokasi perencanaan dimana daerahnya cukup darat, agak mudah mendapatkan catchment area yaitu dengan membagi kawasan yg berada diantara dua saluran secara merata, kecuali pada kawasan yg tidak beraturan kemiringan lahannya.

e). Sistem Pembuangan (Outlet)

Dalam prosedur analisa dilakukan pengecekan kembali secara umum dengan pendekatan praktis terhadap aspek drainase diposisi jaringan utama dimana,

BAB VII Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII -78 hendak diketahui kemampuan fungsi outlet akhir drainase terhadap catchment area masing-masing. Sistem pembuangan air dari saluran drainase sangat dipengaruhi oleh keadaan dibagian hilir saluran dan kondisi lokasi pembuangan air tersebut. Namun apabila aliran di sungai telah mencapai ketinggian muka air tertentu dan bertepatan dengan air pasang, akan terjadi aliran balik dari sungai masuk ke saluran, seringkali terjadi pula genangan di beberapa tempat oleh karena kerusakan dan endapan lumpur pada saluran air (drainase) tersebut. Untuk mencegah terjadinya hal ini, maka perlu diinventarisasi lagi dimensi dan kondisi saluran-saluran yg ada guna perbaikan ataupun direncanakan kembali dan bila perlu diujung hilir saluran perlu dipasang pintu air yg tidak bisa ditembus oleh air masuk melalui celah-celah pintu. Pintu air ini berfungsi apabila terjadi perbedaan elevasi muka air di saluran.

Sistem pembuangan limbah ini cocok apabila kedudukan muka air yg tinggi di sungai tidak dalam jangka waktu yg lama. Apabila keadaan ini terjadi dalam waktu yg lama, maka akibat hujan yg terus menerus akan menyebabkan akumulasia air disaluran dan terjadilah genangan disekitar bagian hilir saluran yg makin lama makin menyebar ke arah hulu saluran dan juga dikawasan sekitarnya. Untuk mencegah hal tersebut, dibagian hilir saluran sebelum pintu air,perlu dipasang pompa air yg digunakan memompa air yg terakumulasi tersebut untuk dibuang ke sungai. Keadaan diatas hanya dapat dilakukan apabila memang air tidak merembes masuk dari sungai, bukan saja melalui pintu air tetapi juga dari bagian pinggiran sungai lainnya. Karena sistem ini hanya dapat dilaksanakan bila disepanjang tepian sungai sudah dibuatkan tanggul banjir (pada bagian-bagian rendah). Pembuangan air/drainase Kota Sofifi umumnya ke sungai-sungai yg melintas Kota Sofifi, ada juga air hujan dibuang langsung ke laut melalui kali. Dalam keadaan aliran sungai masih normal, tidak ada masalah dalam hal pembuangan air tersebut.

f). Penanggulangan Daerah Prioritas

Perencanaan penanganan drainase sesuai perencanaan struktur tata ruang Kota Sofifi BWK-3 dan BWK-4 yakni Rencana Teknik Ruang Kota Sofifi kawasan BWK-3 dan BWK-4;

Penanggulangan daerah genangan prioritas dilakukan dengan meninjau alternatif penyelesaian yg dapat diterapkan di masing-masing zona/daerah genangan berdasarkan hasil analisa penyebab genangan. Solusi yg diterapkan secara parsial ini akan mengacu pada konsep dasar pemecahan masalah genangan pada lingkup lebih luas.

g). Pemecahan Masalah Genangan Dan Banjir Secara Umum

Pada intinya pemecahan permasalahan genangan di Kota Sofifi kawasan BWK-3 dan BWK-4 dapat dikelompokkan sebagai berikut :

Peningkatan pemahaman mengenai sistem drainase kepada pihak yg terlibat baik pelaksana maupun masyarakat perlu dilakukan secara berkesinambungan. Agar penanganan permasalahan sistem drainase dapat dilakukan secara terus menerus dengan sebaik-baiknya. Hal ini dilakukan agar para pengelola sistem drainase perkotaan menjadi faham terhadap antara lain fungsi drainase, faktor-faktor yg berpengaruh dalam pembangunan drainase.

Tujuan dari prinsip-prinsip dasar sistem drainase perkotaan ini adalah untuk mewujudkan penanganan sistem drainase perkotaan yg berwawasan lingkungan dan dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yg berlaku. Sistem drainase perkotaan adalah prasarana yg terdiri dari kumpulan sistem saluran di dalam kota yg berfungsi mengeringkan lahan perkotaan dari banjir/genangan akibat hujan dengan cara mengalirkan kelebihan air permukaan ke badan air melalui sistem saluran-saluran tersebut.

Sistem Drainase Perkotaan :

a. Ditinjau dari Satuan Wilayah Sungai adalah kumpulan anak-anak sungai yg berada didalam Satuan Wilayah Sungai yg tergolong micro pada orde sungai tingkat 2 atau 3 yg sepenuhnya berada didalam batas administratif perkotaan.

b. Ditinjau secara administratif perkotaan adalah kumpulan jaringan anak-anak sungai dan saluran pada masing-masing daerah alirannya dimana penanganannya menjadi kewenangan pemerintah Kabupaten/Kota sekalipun sebagai Ibukota Provinsi.

Drainase berwawasan lingkungan adalah pengelolaan drainase yg tidak menimbulkan dampak yg merugikan bagi lingkungan.

BAB VII Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII -80 Terdapat 2 pola yg dipakai :

a. Pola detensi (menampung air sementara), misalnya dengan membuat kolam penampungan.

b. Pola Retensi (meresapkan), antara lain dengan membuat sumur resapan, saluran resapan, bidang resapan atau kolam resapan.

Sungai adalah alur di permukaan tanah tempat mengalirnya aliran permukaan yg mempunyai Daerah Aliran Sungai (DAS), yg mengalir dari tempat yg tinggi menuju ke muara laut. Sungai mengalirkan sebagian air sebagai aliran dasar (best flow) dari kumpulan mata air didalam Danya mulai dari daerah pegunungan sampai ke pantai (Laut).

a. Satuan wilayah sungai adalah hamparan permukaan bumi yg dialiri oleh sungai yg ditetapkan dengan peraturan. Sungai dan saluran adalah alur tempat mengalirnya air dibidang permukaan tanah. Sungai terjadi karena peristiwa alam dimana aliran air mengalir sesuai dengan morpologinya dan secara umum alirannya adalah aliran UNSTEADY FLOW (aliran yg tidak tetap).

b. Sedangkan saluran adalah alur tempat aliran air yg sengaja dibuat oleh manusia, secara umum alirannya adalah aliran STEADY FLOW (aliran tetap). Pengendalian banjir (FLOOD CONTROL).

c. Untuk areal urban adalah upaya untuk mengendalikan aliran banjir pada sungai yg melintas kota agar muka air banjir tidak melampaui tanggul kanan/kirinya (Over Toping) yg akan menyebabkan banjir/genangan didalam kota.

d. Untuk daerah aliran sungai adalah upaya untuk menghindari terjadinya banjir pada lahan-lahan produktif.

Badan penerima air dapat berupa sungai, danau, rawa dan lut yg menerima aliran dari sitem drainase perkotaan.

Rencana Sistem Drainase 1. Sistem drainase perkotaan

a. Mengeringkan bagian wilayah kota yg permukaan lahannya rendah dari genangan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif berupa kerusakan infrastuktur kota dan harta benda milik masyarakat;

b. Mengalirkan kelebihan air permukaan ke badan air terdekat secepatnya agar tidak membanjiri/menggenangi kota yg dapat merusak selain harta benda masyarakat juga infrastruktur perkotaan.

c. Mengendalikan sebagian air permukaan akibat hujan yg dapat dimanfaatkan untuk persediaan air dan kehidupan akuatik.

d. Meresapkan air permukaan untuk menjaga kelestarian air tanah.

2. Kewenangan pengelolaan dan fungsi pelayanan sistim drainase perkotaan berdasarkan pembagian kewenangan pengelolaan dan fungsi pelayanan untuk sistem drainase perkotaan menggunakan istilah sebagai berikut :

 Sistem Drainase Lokal (minor urban drainage)

Sistem drainase lokal adalah suatu jaringan sistem drainase yg melayani suatu kawasan kota tertentu seperti kompleks permukiman, daerah komersial, perkantoran dan kawasan industri, pasar dan kawasan pariwisata. Sistem ini melayani area sekitar kurang lebih 10 Ha. Pengelolaan sistem drainase lokal menjadi tanggung jawab masyarakat, pengembang atau instansi pada kawasan masing-masing. Sistem drainase utama (Major Urban Drainage), Sistem Jaringan Utama (Major : Urban Drainage) adalah sistem jaringan drainase yg secara struktur terdiri dari saluran primer yg menampung aliran dari salurn-saluran sekunder. Saluran sekunder menampung aliran dari saluran-saluran sekunder. Saluran sekunder menampung aliran dari saluran-saluran tersier, saluran tersier menampung aliran dari daerah alirannya masing-masing. Jaringan drainase lokal dapat langsung mengalir alirannya ke saluran primer,sekunder maupun tersier.

3. Pengendalian Banjir (flood control)

Pengendalian banjir adalah upaya mengendalikan aliran permukaan dalam sungai maupun dalam badan air yg lainnya agar tidak meluap secara limpas atau menggenangi daerah perkotaan. Penegndalian banjir merupakan tanggung jawab pemerintah Provinsi atau Pusat. Konstruksi/bangunan air pada sistem ini antara lain :

- Tanggul

BAB VII Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII -82 - Pintu Air

- Saluran Flood way

4. Bentuk Fisik Sistem Drainase

Berdasarkan fisiknya, sistem drainase terdiri atas saluran primer, sekunder, tersier dst. Sistem saluran primer adalah saluran yg menerima masukan aliran dari saluran – saluran sekunder, saluran primer relatif besar sebab letak saluran paling hilir. Aliran dari saluran primer langsung dialirkan ke badan air.; Sistem saluran sekunder merupakan saluran terbuka/tertutup yg berfungsi menerima aliran air dari saluran-saluran tersier dan meneruskan aliran ke saluran primer.; Sistem saluran tersier merupakan saluran drainase yg menerima aliran air langsung dari saluran-saluran pembuangan rumah-rumah. Umumnya saluran tersier ini adalah saluran kiri kanan jalan perumahan.

7.4.3. Usulan Kebutuhan Program

Usulan kebutuhan program sektor Penyehatan Lingkungan dapat dilihat pada table berikut :

Tabel VII.10.

Program/Kegiatan yang diusulkan pada sektor Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

tahun 2016-2021

NO KEGIATAN PENATAAN BANGUNAN DAN

LINGKUNGAN SATUAN

RENCANA PROGRAM

KET 2017 2018 2019 2020 2021

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1. Pembangunan IPAL Kecamatan

Oba Utara

10

paket √ √ √ √ √

2 Pembangunan IPAL Kecamatan

Oba Tengah

10

paket √ √ √ √ √

3. Pembangunan IPAL Kecamatan

Oba

10

paket √ √ √ √ √

4. Pembangunan IPAL Kecamatan

Oba Selatan 10

paket

5. Pembangunan IPAL Kecamatan

Tidore Utara 4 paket √ - - √ 6. Pembangunan MCK Kecamatan Oba Utara 10 paket √ √ √ √ √ 7. Pembangunan MCK Kecamatan Oba Tengah 10 paket √ √ √ √ √ 8. Pembangunan MCK Kecamatan Oba 10 paket √ √ √ √ √ 9. Pembangunan MCK Kecamatan Oba Selatan 10 paket √ √ √ √ √

10. Pembangunan Saluran Air

Kecamatan Tidore

5000 M √ √ √ √ √

11. Pembangunan Saluran Air

Kecamatan Tidore Selatan

2000 M √ √ √ √ √

12. Pembangunan Saluran Air

Kecamatan Tidore Timur

1,100 M

√ √ √ √ √

13. Pembangunan Saluran Air

Kecamatan Tidore Utara

7,500 M

√ √ √ √ √

14. Pembangunan Saluran Air

Kecamatan Oba Utara

10,00 0 M

√ √ √ √ √

15. Pembangunan Saluran Air

Kecamatan Oba Tengah

3,000 M

√ √ √ √ √

16. Pembangunan Saluran Air

Kecamatan Oba

2,600 M

√ √ √ √ √

17. Pembangunan Saluran Air

Kecamatan Oba Selatan

2,500 M

√ √ √ √ √

18. Pemeliharaan Rutin Saluran Air 750 M √ √ √ √ √

19. Pemeliharaan Rutin IPAL dan MCK 5 Unit √ √ √ √ √

20. Pengadaan Alat Berat Mendukung TPA Rum (Exavator dan Begu

Loader)

10 Unit

Dalam dokumen PROPINSI MALUKU UTARA TAHUN 2016 - 2020 (Halaman 77-84)