• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Bagaimana proses awal dan inspirasi munculnya berbagai inovasi di Lhokseumawe?

Pada saat awal mula saya tempati posisi Walikota, sebelumnya saya sudah pelajari bahwa Pemerintahan secara umum baik Kabupaten, Kota maupun Provinsi dan Pusat, ini selalu tidak menyentuh harapan dari pada masyarakat, beranjak dari itu yang perlu diperbaiki dulu paradigma, paradigma instansi pemerintahan selama ini, Walikota ada tapi yang berfungsi didaerah ini dinas-dinas, dinas-dinas selalu melakukan suatu kegiatan yang ber top down, kalau sistem ini dilakukan tidak menyentuh masyarakat, maka selama ini juga belum dirasakan oleh masyarakat, belum mendapat perhatian penuh juga dari dinas-dinas, fungsi mereka itu yang tidak berjalan artinya dia yang harus melakukan semua aspirasi dari masyarakat artinya dia harus merubah jangan berprinsip top down, dia harus berprinsip buttom up. Kalau buttom up dilaksanakan insya Allah program yang selama ini dijalankan oleh pemerintahan khususnya walikota dan bupati akan berjalan dengan baik karena harus menjemput dan menampung kehendak masyarakat, daerah, desa yang harus diprioritaskan bukan kehendak dari program walikota. Program walikota masih berprinsip top down, tetapi apabila kita melakukan kehendak masyarakat kita harus merubah paradigma dahulu dari fungsi-fungsi jabatan masing-masing yang berdasarkan SKPD, sehingga kadang kala salah mengartikan fungsi dari jabatan yang diembannya, sehingga disitu terjadi salah pengertian, jikalau salah pengertiannya maka akan salah pula cara pelaksaannya, jadi yang harus dirubah seperti juga yang telah saya (walikota) utarakan pada forum RRI dan TVRI bahwa dengan perubahan paradigma disitulah akan terakomodirnya segala kebutuhan dan keinginan masyarakat.

2. Bagaimana grand strategy berbagai inovasi dan strategi efesiensi yang dilaksanakan?

Efisiensi dan fokus pembangunan kita harus mengambilnya dari harapan masyarakat, desa dll. Mungkin harus digaris bawahi strategi pembangunan itu ada 3 yaitu:

1. fisik

2. Politik, sosial dan budaya 3. Pemberdayaan ekonomi rakyat

Kalau ini diadopsi dari kebutuhan masyarakat, ini yang harus diangkat untuk menjadi strategi pembangunan

3. Bagaimana proses perencanaannya dan langkah-langkah praktis yang dilakukan?

Berdayakan semuanya, elemen pemerintahan termasuk elemen perangkat desa yang kita berikan suatu bimbingan sehingga mereka mengerti apa yang harus dilakukan sehingga menyentuh masyarakat dan desa-desa, jikalau desa sudah bagus maka yang diatasnya atau kota akan bagus pula, dan yang harus diketahui kita tidak hanya memikirkan pembangunan fisik, yang kita pikirkan adalah untuk ketahanan nasional adalah harus kita bangun ketahanan individual masyarakat dan masyarakat desa serta kecamatan secara otomatis akan terjadi kekuatan ketahanan dari pada suatu daerah dan seterusnya. Saat ketahanan ini telah mencapai puncaknya maka ketahanan nasional secara otomatis akan tercipta, kemudian kita harus memberi bimbingan atau mengharapkan kepada masyarakat juga berwawasan. Wawasan nusantara lahir dari pada wawasan individu, keluarga, masyarakat atau wawasan tingkat kota, inilah yang tidak disadari sebelumnya sehingga dimana - mana terjadi ketidak puasan masyarakat, tidak mempelajari kebutuhan dari masyarakat sehingga tidak terfokusnya strategi pembangunan

4. Siapa saja yang terlibat dan paling berperan dalam proses pelaksanaannya?

Elemen masyarakat yang paling utama dan yang terpenting, kemudian harus di adop oleh perangkat desa, perangkat desa harus naik lagi ke perangkat kecamatan baru kemudian di ambil oleh perangkat pemerintahan kota atau kabupaten. Perangkat dari strategi pembangunan yang dari bawah harus mempunyai inovasi yang tinggi untuk melakukan keinginan dari pada masyarakat.

5. Adakah langkah efesiensi yang spesifik pada masing-masing unit kerja maupun bidang (misalnya bidang pendidikan, kesehatan dan lain-lain)? Ada, karena kita atur kebutuhan sudah itu fokus, selama ini tidak dari atas ngocor habis itu ngecer ke masyarakat netes sehingga terjadi pemborosan-pemborosan yang tidak fokus

Bidang pendidikan Sama, sekarang yang sudah tidak disadari oleh seluruh unsur pimpinan baik ditingkat pusat, daerah maupun desa masalah mental, mental masyarakat tidak ada, pertama wawasan nusantara tentang pancasila,tentang tata negara apalagi tentang mental masalah agama ini sudah hiruk pikuk tidak ada lagi backgrounnya tidak adalagi arahannya sehingga dikhawatirkan lama kelamaan kalau ini tidak mendapat perhatian penuh dari seluruh aparatur pemerintahan, ini lama kelamaan akan terjadi perpecahan dimana-mana

6. Bagaimana langkah spesifik tersebut dilaksanakan?

Kita harus mampu memprediksi, dan harus mampu mempelajari kebutuhan daripada individu masyarakat, misalnya masalah mental, itu harus kita support masalah tata negara, harus kita fokus P4 dan PMP itu sudah hilang disekolah PMP sudah hilang, pendidikan moral pancasila sudah tidakada lagi bagaimana kita bicara kesatuan negara Indonesia ini, masalah dengan agama akidah sudah tidak fokus lagi sehingga bagaimana kita mau katakan melakukan

syariat islam ini yang barangkali ulama sudah terkontaminasi oleh hal-hal yang tidak mengarah porsinya masing-masing.

7. Bagaimana proses penentuan prioritas program dan apa yang menjadi landasan pemikirannya?

Ambil segala permasalahan identifikasi masalah, baru dibuat skala prioritas kalau ini dilakukan akan selesai

8. Apakah program-program yang dilakukan berorientasi jangka panjang? buktinya?

Jangka panjang diadops dari rencana jangka pendek, rencana jangka menengah dan otomatis akan lahir jangka panjang, karena dasarnya kita harus melakukan pembetulan-pembetulan perbaikan-perbaikan dari segala aspek yang skala prioritasnya jangka pendek, apa skala prioritasnya jangka menengah, apa skala prioritasnya? Kemudian jangka panjang otomatis itu sudah pasti teratur dengan sendirinya.

9. Langkah-langkah apa saja yang dilakukan untuk mengeliminasi kebocoran anggaran dan penyimpangan?

Disiplin,dari disiplin anggaran, disiplin pelaksaan yang harus dilakukan sehingga monitoring dengan evaluasi nomor dua, tapi disiplin sejak awal tertib anggaran fokus pembangunan, fokus pembelanjaan kalau ini dilakukan saya kira tidak akan timbul kebocoran-kebocoran.

10.Pada aspek/dibidang mana yang tingkat efesiensinya paling tinggi?

Pembangunan fisik, itu harus lebih mendapat prioritas yang lebih tinggi, kemudian dibidang selama ini yang agak sulit dibidang pendidikan juga, ini masalah pendidikan juga perlu mendapat perhatian penuh karena disitu ada hal-hal uncotrorable akibat disiplin dibuatkan, contohnya dana bos, dana bos tau-tau ada muncul tapi tidak mendapat laporan apa strategi dan apa fokus pembangunannya tidak jelas sehingga terkatung, dari anggaran lain juga ada peranan dana bos juga ada, ini overlap dan pertanggung jawaban juga tidak

jelas, maka untuk lebih efisien harus jelas harus fokus setiap perencanaan harus kita prediksi konsekwensinya.

11.Bagaimana cara menyamakan visi-misi organisasi dan pembagian tugas dan wewenang (supaya tidak terjadi tumpang tindih) dalam organisasi pemerintah kota?

Saya kira pembagian tugas dari dulu sudah terbagi tugas sudah punya bagian pembangunan misalnya seperti pekerjaan umum (PU) sudah ada tugasnya, bagian kesehatan sudah ada tugasnya, bagian pendidikan sudah ada tugasnya, bagian pemberdayaan ekonomi pemberdayaan desa, pemberdayaan masyarakat desa sudah ada, tapi apa yang terjadi karena overlap, tidak fokus dan srateginya kalau saya katakan bahwa paradigma masih dengan paradigma lama, hanya berlarut-larut dengan kondisi yang lama pada perubahan-perubahan perbaikan-perbaikan ini. Ini yang menjadi sehingga tidak keteraturan dalam hal pelaksanaan.

12.Bagaimana proses pengawasan seluruh program dan kebijakan efisiensi? Pertama waskat, pengawasan melekat yang paling utama dilakukan oleh setiap divisi yang ada dalam pemerintahan, sedangkan inspektorat sekarang ini terbalik-balik, selama ini inspektorat menjadi paling diharapkan berperan aktif. Seharusnya tidak, waskat pengawasan melekat dari masing-masing unit kerja sehingga setiap hal-hal yang dilakukan pembangunan macam-macam itu ada istilahnya dan definisinya sehingga tidak melewati atau melanggar suatu ketentuan yang ditetapkan diterapkan, sebenarnya pengawasan yang dilakukan oleh internal control inspektorat, ini sebenarnya tidak perlu terfokus, ambil sampel-sampelnya, yang paling penting adalah pengawasan melekat dari masing-masing unit kerja.

13.Bagaimana membentuk kultur organisasi/personil yang mendukung pelaksanaan program efisiensi?

Saya selama ini sudah melakukan perubahan-perubahan paradigma disadari atau tidak disadari oleh unit-unit kerja, ini sedang saya lakukan dan perlu anda

tau bahwa yang saya lakukan pemberdayaan ekonomi masyarakat kedesa itulah yang saya coba perubahan paradigma, dengan saya mintakan program dari desa-desa itulah saya lakukan paradigma, sehingga dinas ataupun unit kerja lain selama ini melakukan/melaksanakan tugas dengan mengurus project-project sebenarnya tidak, harus melaksanakan program yang diambil daripada bawah dinaikkan keatas, itulah dipenuhi program dan harapan masyarakat, harapan desa. Ini tugas pokok mereka, tapi selama ini tidak, mereka selalu berkutat dengan pengurusan-pengurusan proyek macam-macam sehingga lupa dengan tugas pokoknya yang diharapkan oleh masyarakat tidak kesampaian.

14.Apa kendala yang dihadapi dalam proses efisiensi?

Maindset daripada petugas di masing-masing bagian yang sangat sulit karena terkontaminasi oleh kebiasaan-kebiasaan yang katakanlah kalau saya anggap salah selama ini. Ini harus saya lakukan perbaikan maindset sehingga mengarah kepada perubahan paradigma nanti, ini yang perlu disadari oleh setiap individu yang bertugas dan bertanggung jawab pada masing-masing dinas.

15.Bagaimana mengahadapi kendala-kendala tersebut?

Harus bekerja keras, bekerja keras dan harus berupaya dan berusaha semaksimal mungkin sehingga masing-masing tau tugas dan tanggung jawabnya, saya kira itu yang harus dilaksanakan oleh setiap petugas apalagi yang mendapat wewenang sebagai penanggung jawab masing-masing unit kerja.

INFORMAN

ASISTEN TATA PRAJA