• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Analisis Lingkungan Internal

4.3.2. Lingkungan Makro Perusahaan

Lingkungan makro PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, yaitu : 1. Lingkungan Demografi

Lingkungan demografi berhubungan dengan kependudukan dengan berbagai karakteristik, kecenderungan dan

diferensiasinya. Data mengenai populasi penduduk sangat penting karena populasi atau orang yang membentuk pasar. Berdasarkan hasil registrasi penduduk akhir tahun 2005 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kota Bogor adalah sebanyak 855.085 jiwa, terdiri dari 431.862 jiwa penduduk laki-laki dan 423.223 jiwa penduduk perempuan. Jika dibandingkan dengan tahun 2004, jumlah penduduk Kota Bogor telah bertambah sebanyak 23.514 jiwa atau sebesar 2,83 persen. Begitupun dengan jumlah rumah tangga di Kota Bogor pada tahun 2005 yang mencapai 199.648 atau meningkat sebesar 2,72 persen dari tahun 2004. Jumlah penduduk dan rumah tangga Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Kota Bogor Tahun Jumlah Penduduk Jumlah Rumah Tangga

2000 714.711 164.083 2001 760.329 179.663 2002 789.423 187.958 2003 820.707 188.533 2004 831.571 194.357 2005 855.085 199.648

Sumber : BPS Kota Bogor, 2006.

Meningkatnya jumlah penduduk dan rumah tangga di Kota Bogor memberikan peluang yang baik bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor untuk meningkatkan pendapatan. Hal ini dikarenakan laju pertumbuhan penduduk dan rumah tangga yang cukup tinggi berdampak pada meningkatnya permintaan air.

2. Lingkungan Ekonomi

Besarnya pendapatan yang diperoleh atau diterima rumah tangga dapat menggambarkan kesejahteraan suatu masyarakat. Namun, data pendapatan yang akurat sulit diperoleh sehingga didekati melalui pengeluaran rumah tangga. Pengeluaran untuk konsumsi makanan dan bukan makanan berkaitan erat dengan tingkat pendapatan masyarakat. Pada tahun 2005, pengeluaran rata-rata perkapita sebulan masyarakat Kota Bogor adalah sebesar Rp. 357.616,00, terdiri dari Rp. 176.518,00 untuk pengeluaran

konsumsi makanan dan Rp. 181.098,00 untuk pengeluaran konsumsi bukan makanan (BPS Kota Bogor, 2006).

Lebih besarnya pengeluaran konsumsi bukan makanan dibandingkan pengeluaran konsumsi makanan, mengindikasikan bahwa taraf hidup masyarakat Kota Bogor tinggi. Setelah kebutuhan pokok terpenuhi, dilanjutkan pada pemenuhan kebutuhan lainnya seperti perumahan, aneka barang dan jasa, pendidikan, hiburan dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat Kota Bogor memiliki kemampuan daya beli untuk konsumsi air minum.

Jumlah rekening air yang diterbitkan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor terus meningkat. Peningkatan tersebut disertai pula dengan efisiensi penagihan atau receivable turn over yaitu jumlah pendapatan penjualan air terhadap piutang air rata- rata. Efisiensi penagihan tahun 2005 adalah sebesar 9,24 kali atau mengalami kenaikan dari tahun 2004 sebesar 1,97 kali. Penjualan air tahun 2005 sebesar Rp.47.826.787.000,00 dan tingkat perputaran piutang langganan air tahun 2005 sebesar 39 hari menunjukkan bahwa modal yang tertanam pada piutang langganan tahun 2005 lebih cepat sepuluh hari dibandingkan tahun 2004. Efisiensi penagihan rekening air dari pelanggan tahun 2004 sampai tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Efisiensi Penagihan Rekening Air Tahun 2004-2005 Dalam Ribuan Rupiah Uraian

2004 2005 Penjualan Air 40.892.191 47.826.787 Piutang Air Rata-rata 5.621.723 5.179.700

Receivable turn Over (kali) 7,27 9,23

Average Collection Period (hari) 49,52 38,99 Sumber : PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, 2006.

Pada beberapa tahun sebelumnya, kondisi ekonomi Indonesia tidak stabil, walaupun saat ini belum tercapai stabilitas ekonomi nasional secara keseluruhan. Hal ini terlihat dengan masih adanya beberapa sektor yang laju pertumbuhannya

mengalami penurunan pada tahun 2005 seperti sektor pertanian, sektor listrik, gas dan air, sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa (BPS Kota Bogor, 2006). Kondisi perekonomian yang tidak stabil dapat menjadi ancaman dalam menjalankan kegiatan usaha.

Salah satu indikator makro ekonomi yang mendapatkan perhatian serius dari pemerintah adalah tingkat inflasi. Tingkat inflasi tahun 2006 adalah sebesar 6,60 persen (www.bi.go.id). Namun pada tahun 2005, inflasi nasional mengalami kenaikan yang cukup tajam yaitu 17,11 persen dibandingkan tahun 2004 yang hanya mencapai 6,40 persen. Tingginya tingkat inflasi terutama dikarenakan kenaikan harga jual BBM. Kenaikan tersebut disebabkan oleh meningkatnya harga minyak dunia dan kebijakan pemerintah mengenai pengurangan subsidi BBM.

Pada bulan Oktober 2005, kenaikan harga BBM yang lebih dari 100 persen berdampak pada meningkatnya harga seluruh bahan kebutuhan pokok, barang non pokok dan juga jasa. Selain itu, tarif dasar listrik pun mengalami kenaikan. Kenaikan harga BBM dan TDL menyebabkan meningkatnya biaya produksi dan operasional PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yang akan mempengaruhi penetapan tarif air minum kepada pelanggan dan tingkat keuntungan perusahaan.

3. Lingkungan Alam

Lingkungan alam disekitar perusahaan berpengaruh terhadap kegiatan produksi dan operasi perusahaan. Bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, kemudahaan untuk mendapatkan sumber air dan letak daerah berpengaruh terhadap proses pengolahan dan pendistribusian air. Sejauh ini, PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tidak memiliki kesulitan dalam mendapatkan sumber air, karena memiliki empat sumber air yang terdiri dari mata air Kota Batu, mata air Bantar Kambing, mata air Tangkil dan sungai Cisadane. Keempat sumber tersebut masih dapat

mencukupi kebutuhan air masyarakat Kota Bogor. Selain itu Bogor yang letaknya berada di daerah pegunungan, mendukung kegiatan pengolahan dan pendistribusian air karena wilayah pendistribusian air dipilih melalui sistem gravitasi sehingga tidak perlu dilalukan pemompanaan air yang akan dapat meningkatkan biaya operasional.

4. Lingkungan Teknologi

Teknologi industri berkembang sangat cepat, terutama pada teknologi pengolahan produk yang mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas produk. Proses pengolahan air PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor menggunakan teknologi semi modern dan pengolahan lengkap (manual). Dalam kegiatan operasional PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, sebagian sudah didukung oleh sistem informasi manajemen yang berbasis komputer seperti sistem komputer terintegrasi. Sistem tersebut terdiri dari CIS, LIS dan EIS yang mampu melaksanakan pemantauan di semua bagian dan otomatisasi semua data administrasi dan penagihan pelanggan secara cepat dan tepat. Dengan demikian, teknologi yang terus berkembang memberikan peluang bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor karena pemanfaatan teknologi sangat membantu untuk bekerja secara efektif dan efisien.

5. Lingkungan Politik / Hukum

Arah, kebijakan dan stabilitas politik pemerintah merupakan faktor penting yang harus diperhatikan perusahaan. Dalam hal pemanfaatan sumber daya air, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2004 tentang sumber daya air. UU No. 7 tahun 2004 merupakan peraturan perundangan yang memberikan perlindungan terhadap kepentingan kelompok masyarakat ekonomi lemah dengan menerapkan prinsip pengelolaan sumber daya air yang mampu menyelaraskan fungsi sosial, lingkungan hidup dan ekonomi. Tindak lanjut dari penjabaran UU No. 7

tahun 2004, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2005 tentang pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM).

Bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, aspek politik Pemda dan DPRD sangat kuat. Hal ini dikarenakan PDAM merupakan perusahaan air minum milik daerah yang melayani daerah tersebut. Sedangkan DPRD sebagai suatu lembaga yang mengatur penetapan peraturan berpengaruh terhadap kegiatan dan kinerja PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Namun, Pemda dan DPRD sangat mendukung terhadap pengembangan PDAM karena merupakan salah satu sumber pendapatan daerah.

6. Lingkungan Sosial / Budaya

Kondisi sosial masyarakat selalu berubah-ubah, sehingga perusahaan harus tanggap terhadap perubahan tersebut. Meningkatnya jumlah penduduk setiap tahun berdampak pada berkembangnya sektor niaga karena adanya peningkatan kebutuhan masyarakat seperti makanan, minuman dan pakaian. Pada tahun 2005, jumlah pelanggan kelompok niaga PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tercatat sebanyak 3.395 atau meningkat sebesar 11,27 persen. Laju pertumbuhan sektor niaga memberikan peluang bagi PDAM Tirta Pakuan Kota karena meningkatkan jumlah pelanggan yang berpengaruh terhadap meningkatnya pendapatan PDAM.

Namun, peningkatan jumlah pelanggan tidak diimbangi dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan air. Hal ini dikarenakan masih adanya pemborosan air yang dilakukan oleh pelanggan seperti membiarkan air meluap dari bak mandi, mencuci kendaraan dengan air langsung dari kran dan anak-anak yang bermain dengan alat penyemprot air. Pemborosan air mengakibatkan pemanfaatan air menjadi tidak efisien. Oleh karena itu, rendahnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan air dapat menjadi ancaman bagi PDAM.

Dokumen terkait