• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RELEVANSINYA

C. Pendidikan Lingkungan Hidup

3. Lingkup Materi Pendidikan Lingkungan Hidup

Menurut Syukri Hamzah (2013: 53) ada beberapa pokok bahasan dalam pendidikan lingkungan hidup, yakni: ekosistem, sumber daya lingkungan, daya dukung lingkungan, kepedulian, partisipasi, estetika, kearifan lokal, etika lingkungan, pengambilan keputusan terhadap isu lingkungan, kebencanaan.

a) Ekosistem

“Menjelaskan tentang segenap sumber daya yang ada di lingkungan kita yang saling berkelidan, baik yang menyangkut sumber daya ragawi maupun nonragawi” (Syukri Hamzah, 2013: 53). Dalam ruang lingkup ini materi terdiri dari

penjelasan mengenai berbagai sumber daya yang ada di lingkungan sekitar manusia. Sumber daya tersebut dapat berupa sumber daya ragawi atau yang sering disebut dengan istilah sumber daya biotik (makhluk hidup) seperti tumbuhan, hewan dan mikroorganisme maupun sumber daya nonragawi atau yang sering disebut sebagai sumber daya abiotik (benda mati) seperti batu bata, minyak bumi, emas dan sebagainya yang saling terkait membangun dan menciptakan kondisi lingkungan yang layak bagi keberlangsungan hidup manusia.

b) Sumber Daya Lingkungan

"Lingkup ini membahas mengenai aneka sumber daya lingkungan dengan masing-masing ciri dan sifatnya” (Syukri Hamzah, 2013: 54). Hal ini berkaitan dengan kegiatan makhluk hidup terlebih dari pihak manusia dalam memanfaatkan sumber daya yang ada di alam dengan bijaksana dan sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat terjaga kondisi sumber daya tersebut dan keseimbangan lingkungan masih dapat terjaga dengan baik, sehingga tidak muncul hal-hal buruk atau kerusakan lingkungan yang diakibatkan dari adanya pemanfaatan sumber daya tersebut.

c) Daya Dukung Lingkungan

“Pada bagian ini harus diajarkan hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan dan keterbatasan daya dukung lingkungan serta dampak-dampak potensial yang dapat terjadi akibat interaksi manusia dengan lingkungannya” (Syukri Hamzah, 2013: 54). Di dalam materi ini sangatlah penting pemberian materi kepada para peserta didik mengenai sumber daya lingkungan abiotik yang memiliki

keterbatasan, baik dari segi jumlah ketersediannya di bumi ini maupun kemampuan untuk membuat lagi sumber daya tersebut dalam waktu yang singkat. Misalnya saja ditekankan akan adanya sumber daya minyak bumi dan batu bara yang semakin menipis jumlahnya di bumi ini, sedangkan untuk proses terjadinya sumber daya tersebut membutuhkan jangka waktu ratusan tahun.

d) Kepedulian

“Materi yang harus diberikan adalah menanamkan kesadaran dan membina sikap peduli terhadap lingkungan” (Syukri Hamzah, 2013: 54). Dari materi ini peserta didik disadarkan mengenai warisan alam dan lingkungan sebagai suatu anugerah dari Allah yang diberikan kepada manusia. Oleh karena itu manusia harus mampu menjaga dan menghargai lingkungan. Rasa memiliki terhadap lingkungan hendaknya dapat dibangkitkan pada diri peserta didik.

e) Partisipasi

“Pendidikan lingkungan yang dilaksanakan hendaknya mampu mendorong keinginan untuk ikut serta dalam memelihara dan melestarikan lingkungan yang sehat dan layak huni” (Syukri Hamzah, 2013: 54). Materi yang diberikan kepada peserta didik hendaknya mampu mempersiapkan mereka untuk mau peduli terhadap lingkungan dan bertindak serta bekerja untuk kelestarian lingkungan hidup.

f) Estetika

inspirasi untuk berkreasi guna menciptakan lingkungan yang menyenangkan” (Syukri Hamzah, 2013: 54). Segi keindahan (estetika) saat ini menjadi salah satu kebutuhan non fisik yang berusaha dipenuhi oleh manusia. Dalam lingkup materi ini ditujukan agar peserta didik merasa kagum akan segala yang ada di alam sehingga daya kreasi peserta didik dapat timbul dan akhirnya menimbulkan sikap menghargai keindahan lingkungan yang telah disediakan oleh alam.

g) Kearifan Lokal

“Setiap daerah memiliki karakteristik dan cara sendiri dalam menyikapi dan memperlakukan lingkungannya” (Syukri Hamzah, 2013: 55). Berbagai daerah memiliki kebiasaan yang berbeda-beda dalam memberikan perhatian terhadap lingkungan. Oleh karena itu pengetahuan tentang berbagai kearifan lokal dari suatu masyarakat dalam memandang dan memperlakukan alam harus dikenalkan pada peserta didik agar mereka mengetahui dan memahami berbagai kebiasaan tersebut. h) Etika Lingkungan

“Pada bagian ini yang harus diajarkan adalah hal-hal yang berkaitan dengan tanggung jawab moral manusia terhadap lingkungannya yang terwujud pada perilakunya dalam memperlakukan lingkungan” (Syukri Hamzah, 2013: 55). Tanggung jawab moral perlu diberikan kepada peserta didik, bagaimana seseorang bersikap dan bertindak sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat mengenai lingkungan. Dengan menanamkan tanggung jawab moral tersebut, peserta didik dapat sampai pada kesadaran dan tentunya mampu bertindak dan berperilaku secara bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar mereka.

i) Pengambilan Keputusan terhadap Isu Lingkungan

Dalam lingkup ini “peserta didik diarahkan kepada kemampuan mengambil keputusan yang efektif tentang isu lingkungan yang memerlukan pertimbangan ekologis dan faktor sosial” (Syukri Hamzah, 2013: 55). Pengetahuan mengenai lingkungan dan segala permasalahan yang terjadi di dalamnya merupakan materi yang harus diajarkan kepada peserta didik. Lewat pengetahuan tersebut peserta didik menjadi paham akan situasi yang terjadi saat ini dan mengetahui bagaimana cara menanggapi dan menyikapinya. Dari pengetahuan itulah peserta didik menjadi mampu untuk mengambil sikap yang tepat dalam menghadapi permasalahan seputar lingkungan hidup yang sedang terjadi.

j) Kebencanaan

“Masalah kebencanaan, khususnya bencana alam sangat penting diketahui oleh masyarakat Indonesia sebagai negara yang rawan bencana alam” (Syukri Hamzah, 2013: 55). Melalui pengetahuan dan pemahaman yang benar mengenai bencana tersebut diharapkan akan mampu mengurangi tindakan-tindakan yang dapat menjadi penyebab terjadinya bencana, khususnya bencana alam yang diakibatkan oleh tangan manusia. Melalui pengetahuan ini peserta didik menjadi lebih waspada dan berhati-hati dalam bertindak karena sudah mengetahui resiko apa yang akan terjadi jika melakukan tindakan yang dapat memicu terjadinya bercana, misalnya saja membuang sampah secara sembarangan akan mengakibatkan banjir, membuang puntung rokok yang masih menyala akan memicu kebakaran dan berbagai tindakan lainnya. Selain itu, untuk bencana alam yang terjadi secara alamiah, seperti gempa bumi, gunung meletus dan bencana alam

lainnya diharapkan dengan adanya pengetahuan dan pemahaman akan kebencanaan ini dapat mengurangi kerugian harta benda dan korban yang ditimbulkan.

Kesepuluh lingkup materi mengenai pendidikan lingkungan hidup yang disampaikan oleh Syukri Hamzah menunjukkan bahwa permasalahan yang diangkat dalam kegiatan pendidikan lingkungan ternyata sangat beranekaragam. Hampir segala aspek yang berkaitan dengan lingkungan dan permasalahan yang berada di dalamnya saling berhubungan. Hal ini dapat terjadi karena permasalahan lingkungan hidup tidak pernah berdiri sendiri namun saling berpengaruh dan berkaitan dengan aspek-aspek yang lainnya.

Syukri Hamzah (2013: 57) mengemukakan pendapat Freire yang mengatakan bahwa: “Peserta didik harus berintegrasi dengan lingkungan, yakni integrasi yang muncul dari kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan realitas, ditambah dengan kemampuan kritis untuk membuat pilihan dan mengubah realitas”. Materi-materi pembelajaran yang diberikan dalam pendidikan lingkungan diharapkan tidak hanya berhenti pada tujuan untuk membantu membina peserta didik agar memiliki pengetahuan, kepedulian, ketrampilan yang positif terhadap lingkungan namun juga sikap yang bertanggung jawab untuk memelihara keseimbangan di berbagai aspek kehidupan, seperti aspek sosial, politik dan ekonomi. Peserta didik juga diusahakan agar mereka mempunyai kepekaan untuk ikut memperbaiki alam dan bertanggung jawab atas lingkungan.