• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

2. LKS Bermakna

Bahan ajar cetak yang satu ini sudah tidak asing lagi yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS). Guru di sekolah pada umumnya menggunakan lembar kerja siswa (LKS) sebagai buku acuan siswa, di dalam lembar kerja siswa tersebut pada umumnya terdapat materi dan soal-soal yang harus dikerjakan oleh peserta didik itu sendiri. Peneliti akan menggunakan LKS sebagai media pada saat melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Godean Yogyakarta. Peneliti berharap agar LKS tersebut dapat bermanfaat sebagai media sekaligus dapat membantu peserta didik dalam mengikuti pembelajaran sejarah. Selain itu, LKS juga diharapkan mampu membantu peserta didik sehingga lebih mengerti dan memahami materi pembelajaran yang sedang disampaikan oleh guru. Jenis LKS yang akan peneliti pakai sebagai media pembelajaran yaitu LKS yang Bermakna.

Menurut Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar, lembar kerja siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Sedangkan bermakna berasal dari kata makna yang diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia yang memiliki arti “setiap kalimat yang mengandung ataupun memuat arti tertentu”. Bermakna

merupakan hal yang mengandung makna, mempunyai makna21, berarti. Sehingga dapat disimpulkan bahwa LKS yang Bermakna merupakan lembar kegiatan siswa yang mempunyai banyak arti.

Lembar kerja siswa biasanya berupa petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, dan tugas tersebut haruslah jelas kompetensi dasar yang akan dicapai22. Sementara, menurut pandangan Andi Prastowo, LKS bukan merupakan singkatan dari Lembar Kegiatan Siswa akan tetapi Lembar Kerja Siswa, yaitu materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga peserta didik diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri. Dalam LKS, peserta didik akan mendapatkan materi, ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan materi. Selain itu, peserta didik juga dapat menemukan arahan yang terstruktur untuk mamahami materi serta tugas yang berkaitan dengan materi tersebut23.

Pentingnya LKS bagi kegiatan pembelajaran tidak lepas dari fungsi, tujuan, dan manfaat LKS itu sendiri. LKS sebagai bahan ajar mempunyai empat fungsi yaitu, pertama, LKS sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik namun lebih mengaktifkan siswa. Kedua, LKS sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami materi yang diberikan. Ketiga, LKS sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih. Keempat, LKS memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa.

      

21

Mochtar Buchori, Refleksi Tentang Pendidikan Bermakna Menuju Indonesia Baru, Jakarta,Yayasan Bhumiksara.2002,hlm. 65. 

22

Andi Prastowo, Paduan Membuat Bahan Ajar Inovatif: Menciptakan Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan, Yogyakarta, IKAPI, 2012, hlm. 203.

23

Kemudian ada empat poin penting yang menjadi tujuan penyusunan LKS, yaitu: pertama, menyajikan bahan ajar yang memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan. Kedua, menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penugasan siswa terhadap materi yang diberikan. Ketiga, melatih kemandirian belajar siswa. Keempat, memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada siswa24.

Kemudian, LKS memiliki banyak manfaat bagi pembelajaran, di antaranya melalui LKS kita mendapat kesempatan untuk memancing siswa secara aktif terlibat dengan materi yang dibahas. Salah satu metode yang bisa diterapkan untuk mendapatkan hasil yang optimal dari pemanfaatan LKS adalah metode “SQ3R” atau Survey, Question, Read, and Review,

(menyurvei, membuat, pernyataan, membaca, meringkas, dan mengulang).” Adapun penjelasan masing-masing tahap itu adalah sebagai berikut:

1. Tahap survey, pada kegiatan ini, peserta didik diminta untuk membaca secara pintas keseluruhan materi, termasuk membaca ringkasan materi jika ringkasan diberikan.

2. Tahap question pada kegiatan ini, peserta didk diminta untuk menuliskan beberapa pertanyaan yang harus mereka jawab sendiri pada saat membaca meteri yang diberikan.

3. Tahap read, pada kegiatan ini, peserta didik dirangsang untuk memperhatikan pengorganisasian materi dan membubuhkan tanda tangan khusus pada materi yang diberikan. Contohnya, peserta didik diminta untuk membubuhkan tanda kurung pada ide utama, dan menjawab pertanyaan yang sudah kita siapkan pada question.

4. Tahap recite, pada kegiatan ini, peserta didik diminta untuk menguji diri mereka sendiri pada saat membaca, kemudian diminta utnuk meringkas materi menggunakan kalimat mereka sendiri.

5. Tahap review, pada kegiatan ini, peserta didik diminta sesegera mungkin untuk melihat kembali materi yang sudah selesai dipelajari sesaat setelah selesai memperlajari materi tersebut25.

      

24

Ibid., hlm. 206. 25

Penggunaan LKS dapat melatih siswa belajar mandiri dan memudahkan siswa untuk memahami materi karena siswa belajar sesuai dengan kemampuannya dan dapat mengulang materi sampai siswa yang bersangkutan dapat memahami materi tersebut dengan baik. Selain itu, penggunaan LKS dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran sejarah.

LKS yang disusun sedemikian rupa dengan tujuan untuk memudahkan proses pembelajaran mempunyai macam-macam bentuk. Beberapa bentuk LKS yang dapat membantu proses pembelajaran yaitu:

a. LKS yang Penemuan ( Membantu Siswa Menemukan Suatu Konsep) Sesuai prinsip konstruktivisme, seseorang akan belajar jika ia aktif mengkonstruksi pengetahuan dalam otaknya. Salah satu cara mengimplementasikannya di kelas adalah dengan mengemas materi pembelajaran dalam bentuk LKS, yang memiliki ciri-ciri mengetengahkan terlebih dahulu suatu fenomena yang bersifat konkret, sederhana dan berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari. Berdasarkan hasil pengamatan mereka, selanjutnya peserta didik kita ajak untuk mengkonstruksi pengetahuan yang mereka dapat tersebut. LKS jenis ini memuat apa yang dilakukan peserta didik, meliputi melakukan, mengamati, dan menganalisis. Oleh karena itu, kita perlu merumuskan langkah-langkah yang harus dilakukan peserta didik kemudian kita minta peserta didik untuk mengamati fenomena yang

mereka amati dengan konsep yang akan mereka bangun dalam benak mereka.

b. LKS yang Aplikatif-Integratif (Membantu Siswa Menerapkan dan Mengitegrasikan Berbagai Konsep yang Telah Ditemukan)

Peserta didik berlatih untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya LKS yang membantu peserta didik menerapkan konsep demokrasi dalam kehidupan sehari-hari. Caranya dnegan memberikan tugas kepada merekan untuk melakukan diskusi, kemudian meminta mereka untuk berlatih memberikan kebebasan berpendapat yang bertanggung jawab. Dengan peserta didik dilatih utnuk belajar menghormati pendapat orang lain dan berpendapat secara bertanggung jawab maka hal ini telah memberikan sebuah jalan bagi terimplemintasikannya nilai-nilai demokrasi dalam diri peserta didik.

c. LKS yang Penuntun (Berfungsi sebagai Penuntun Belajar)

LKS penuntun berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di dalam buku. Siswa akan dapat mengerjakan LKS tersebut jika meraka membaca buku sehingga fungsi utama LKS ini adalah membantu siswa menghafal dan memahami materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku.

d. LKS yang Penguatan (Berfungsi sebagai Penguatan)

LKS LKS bentuk ini diberikan setelah siswa selesai mempelajari topik tertentu. Materi pembelajaran yang dikemas di dalam LKS ini

mengarah pada pendalaman dan penerapan materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku pelajaran. Selain itu sebagai pembelajaran pokok, LKS ini cocok untuk pengayaan.

e. LKS yang Pratikum (Berfungsi sebagai Petunjuk Pratikum)

Alih-alih memisahkan petunjuk praktikum ke dalam buku tersendiri, kita dapat menggabungkan petunjuk praktikum ke dalam kuumpulan LKS. Dengan demikian dalam LKS bentuk ini, petunjuk praktikum merupakan salah satu isi (content) dari LKS.26

Peranan LKS sebagai media pembelajaran selain memiliki kelebihan juga memiliki kelemahan dalam praktek pembelajaran. Kelebihan dan kelemahan LKS yaitu:

a. Kelebihan LKS sebagai media pembelajaran

1) Dari aspek penggunaan, LKS merupakan media yang paling mudah, dapat dipelajari di mana saja dan kapan saja tanpa harus menggunakan alat khusus.

2) Dari aspek pengajaran, LKS dibandingkan dengan media pembelajaran jenis lain bisa sikatakan lebih unggul. Karena merupakan media yang canggih dalam mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta dan mampu menggali prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan menggunakan argumentasi yang realistis.

      

26

3) Dari aspek kualitas penyampaian pesan pembelajaran, LKS mampu memaparkan kata-kata, angka-angka, notasi musik, gambar dua dimensi, serta diagram dengan proses yang cepat.

4) Dari aspek ekonomi, LKS lebih murah dibandingkan dengan media pembelajaran yang lain27.

b. Kelemahan media LKS sebagai media pembelajaran

1) Tidak mampu mempresentasikan gerakan, pemaparan materi bersifat inear.

2) Sulit memberikan bimbingan kepada pembaca yang mengalami kesulitan memahami bagian-bagian tertentu.

3) Sulit memberikan umpan balik untuk pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang kompleks dan mendalam.

4) Cenderung digunakan sebagai hafalan. Ada sebagian guru yang menuntut siswanya untuk menghafalkan data, fakta dan angka. Tuntutan ini akan membatasi penggunaan hanya untuk alat menghafal.

Dengan adanya kelebihan dan kelemahan LKS tersebut maka dalam penyusunan LKS diharuskan inovatif dan kreatif. Karena, LKS yang inovatif dan kreatif akan menciptakan proses pembelajaran yang lebih menyenangkan. Dalam penyusunan LKS kita harus memahami langkah- langkah penyusunannya yaitu sebagai berikut:

      

27

Durri Andriani, Kelebihan dan Kelemahan Bahan Ajar dalam Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta, Universitas Terbuka, 2003, hlm. 93-94.

1. Menyusun Peta Kebutuhan LKS

Peta sangat diperlukan untuk mengetahui materi apa saja yang harus ditulis dalam LKS. Peta ini juga bisa digunakan untuk melihat sekuensi atau urutan materi dalam LKS. Sekuensi LKS ini sangat dibutuhkan dalam menentukan prioritas penulisan materi.

2. Menentukan Judul LKS

Perlu kita ketahui bahwa judul LKS ditentukan atas dasar tema sentral dan pokok bahasannya diperoleh dari hasil pemetaan kompetensi dasar, materi pokok.

3. Penulisan LKS

Dalam penulisan LKS ada beberapa hal yang perlu dilaksanakan yaitu seebagai berikut: ertama, merumuskan indikator atau pengalaman belajar antarmata pelajaran dari tema sentral yang telah disepakati. Kedua, menentukan alat penilaian. Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja siswa. Alat penilaian yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP) karena pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi. Ketiga, menyusun materi. Dalam penyusunan materi ada beberapa poin yang harus diperhatikan yaitu: materi LKS sangat tergantungpada kompetensi dasar yang akan dicapainya. Materi dapat diambil dari berbagai sumber seperti buku, majalah, internet dan jurnal hasil penelitian. Kita dapat menunjukkan referensi yang digunakan dalam LKS agar siswa bisa

membacanya lebiah jauh materi tersebut. Kemudian yang terakhir yaitu tugas-tugas harus ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang seharusnya siswa dapat melakukannya. Keempat, perhatikan struktur LKS.Ini merupakan langkah terakhir dalam penyusunan LKS, yaitu menyusun materi berdasarkan stuktur LKS.28

Untuk membuat sebuah LKS yang bermakna, maka ada satu poin penting yang harus diperhatikan, yaitu menjadikannya sebagai bahan ajar menarik bagi siswa. Untuk mengembangkan LKS yang “kaya manfaat”, perlu memperhatikan dua hal penting yaitu desain pengembangan dan langkah-langkah pengembangannya, antara lain sebagai berikut:

a. Menentukan Desain Pengembangan LKS

LKS didesain untuk digunakan siswa secara mandiri.Artinya, guru hanya berperan sebagai fasilitator, siswalah yang berperan secara aktif dalam mempelajari materi yang terdapat dalam LKS. Batasan umum yang dapat dijadikan pedoman pada saat menentukan desain LKS, yaitu: ukuran, kepadatan halaman, penomoran halaman, dan kejelasan.

b. Langkah-langkah Pengembangan LKS

Untuk mengembangkan LKS yang baik, ada empat langkah yang perlu ditempuh, yaitu: pertama, penentuan tujuan pembelajaran.

      

28

Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik: Tinjauan Teoritis dan Praktik, Jakarta, Prenadamedia Group, 2014, hlm. 275.

Dalam langkah ini, kita harus menentukan desain menurut tujuan pembelajaran. Kedua, pengumpulan materi. Pada langkah pengumpulan materi ini hal terpenting yang perlu dilakukan adalah menentukan materi dan tugas yang akan dimasukkan dalam LKS.

Ketiga, menyusun elemen atau unsur-unsur LKS. Pada bagian inilah, kita mengitergrasikan desain dengan tugas. Keempat, pemeriksaan dan penyempurnaan. Setelah melakukan tiga tahap sebelumnya hal selanjutnya yang harus dilakukan yaitu melaksanakan pengecekan kembali terhadap LKS yang sudah dikembangkan29.

Dokumen terkait