• Tidak ada hasil yang ditemukan

Location Based Service Pada Aplikasi Students Tracking Studi Kasus : Universitas Bunda Mulia

Dalam dokumen prosiding semantik 2015 . pdf (Halaman 72-78)

Halim Agung*), Leonard Febriyanto Gani**)

Teknik Informatika, Universitas Bunda Mulia

E-Mail: *hagung@bundamulia.ac.id, **eyes_lionz@yahoo.com

Abstrak

Banyaknya mahasiswa yang sering membolos dalam kegiatan perkuliahan merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh hampir semua universitas. orangtua dari mahasiswa tidak dapat mengetahui apakah anak nya mengikuti perkuliahan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan atau tidak. Untuk melacak keberadaan mahasiswa ini maka dapat menggunakan metode location based service. Location based service adalah salah satu layanan informasi yang diakses dengan suatu perangkat melalui jaringan dan dapat menampilkan lokasi secara geografis keberadaan perangkat bergerak tersebut. Untuk melacak keberadaan mahasiswa, aplikasi ini menggunakan GPS (Global Positioning System) sensor Barometric, dan sensor Magnetic yang telah diberikan timer untuk mengaktifkan pelacakan pada saat jam perkuliahan. Alasan digunakannya sensor Barometric dan sensor Magnetic yaitu agar mendapatkan akurasi yang lebih tinggi dan mengetahui pada lantai berapa perangkat berada. Aplikasi ini berjalan pada background dan tanpa memiliki tampilan agar mahasiswa tidak mengetahui bahwa perangkat smartphone-nya memiliki fitur pelacakan ketika jam perkuliahan berlangsung. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah agar bisa mendapatkan hasil maksimal dari penggunaan location based service, dibutuhkan beberapa penunjang yaitu GPS, sensor Barometric dan sensor Magnetic sehingga bisa melacak mahasiswa di dalam gedung Universitas.

Kata kunci: Students Tracking, GPS, Magnetic Sensor, Indoor Positioning System.

1.

PENDAHULUAN

Banyak mahasiswa yang menyalahgunakan kesempatan yang telah diberikan orangtua atau kerabat terdekat khususnya untuk mahasiswa yang merantau yang dimana universitas yang dipilih berada jauh dari tempat tinggal atau di luar kota dimana orang tua atau kerabat terdekat mahasiswa tersebut tidak mengetahui secara pasti bahwa mahasiswa tersebut benar – benar mengikuti perkuliahan dengan baik atau tidak.

Aplikasi Students Tracking menggunakan Location Based Service (LBS) akan melacak keberadaan mahasiswa ketika jam perkuliahan berlangsung. Singkat cerita aplikasi ini akan memberikan notifikasi berupa SMS bagi user yang telah ditentukan jika mahasiswa tersebut keluar dari area kelas.

Location Based Service (LBS) atau layanan berbasis lokasi menurut Sarah [1] adalah

sebuah layanan informasi yang dapat diakses dengan perangkat bergerak melalui jaringan dan mampu menampilkan posisi secara geografis keberadaan perangkat bergerak tersebut.

Menurut Mordechay [3], sistem tracking adalah suatu sistem yang dapat menemukan lokasi benda bergerak.

Salah satu contoh bagian yang menarik dari persamaan yang dipakai adalah sebagai berikut:

... (1) Menurut Rivayi Afrianto [4] White box testing adalah pengujian yang didasarkan pada pengecekan terhadap detail perancangan, menggunakan struktur kontrol dari desain program secara prosedural untuk membagi pengujian ke dalam beberapa kasus pengujian.

48

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 Id paper: SM035

Penggunaan metode pengujian white box dilakukan untuk :

1. Memberikan jaminan bahwa semua jalur independen suatu modul digunakan minimal satu kali

2. Menggunakan semua keputusan logis untuk semua kondisi true atau false 3. Mengeksekusi semua perulangan pada

batasan nilai dan operasional pada setiap kondisi.

4. Menggunakan struktur data internal untuk menjamin validitas jalur keputusan.

2.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis kebutuhan fungsional yang diinginkan adalah sistem dapat mengetahui keberadaan mahasiswa berdasarkan koordinat latitude dan longitude menggunakan GPS dan mengetahui pada lantai berapa ia berada menggunakan barometer yang terdapat pada smartphone tersebut serta mengetahui lokasi mahasiswa dengan menggunakan IndoorAtlas magnetic positioning dan juga sistem dapat memberikan notifikasi berupa SMS kepada orangtua / user jika mahasiswa tersebut keluar area kelas apabila melewati batas waktu yang telah ditentukan.

Dalam pengembangan aplikasi yang mengimplementasi Location Based Service maka digunakan metode waterfall dengan activity diagram pada gambar 1 :

Berikut use case diagram yang menunjukkan aktifitas aplikasi students tracking yang ditunjukkan pada gambar 2.

Gambar 2. Use Case Diagram Aplikasi Students Tracking

Gambar 2 menunjukkan ada 3 aktor yang terlibat dalam aplikasi ini yaitu mahasiswa, admin dan orang tua. Admin akan mengisi data mahasiswa pada website universitas, sedangkan orang tua akan mendapat pesan yang berisi informasi lokasi anaknya yang keluar ketika perkuliahan.

Berikut ini adalah rancangan ERD dari tabel yang digunakan untuk database aplikasi students tracking pada gambar 3.

Gambar 4 merupakan halaman pertama kali aplikasi dijalankan. Pada tahap ini administrator akan memasukkan NIM sehingga aplikasi akan melakukan permintaan data jadwal matakuliah ke database server dan menyimpannya agar proses tracking akan berjalan sesuai dengan jadwal yang telah di simpan.

Gambar 4. Halaman Instalasi Aplikasi Students Tracking Pada Smartphone Pada tahap ini aplikasi akan berjalan ketika hari dan jam mahasiswa sesuai dengan jadwal yang telah di simpan pada halaman instalasi. Halaman ini akan mencari lokasi

mahasiswa menggunakan sensor GPS. Jika mahasiswa berada pada lingkungan kampus maka halaman akan berpindah ke tahap berikutnya. Namun jika tidak maka aplikasi ini akan mengirimkan pesan berupa SMS kepada orangtua mahasiswa.

Gambar 5. GPS Tracking Aplikasi Students Tracking

Pada tahap ini aplikasi akan melacak apakah mahasiswa berada pada lantai dan

50

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 Id paper: SM035

koordinat kelas yang telah ditentukan atau tidak. Jika mahasiswa berada di luar jangkauan koordinat mahasiswa maka aplikasi akan melakukan count down timer selama 20 menit. Jika mahasiswa tidak berada/kembali ke koordinat kelas, maka proses tracking akan berhenti dan mengirimkan pesan berupa SMS kepada orangtua bahwa mahasiswa tidak hadir di kelas pada jam perkuliahan. Namun jika dalam waktu 20 menit mahasiswa berada/kembali ke koordinat kelas maka count down timer akan berhenti yang ditunjukkan pada gambar 6.

Gambar 6. Halaman Indoor Tracking Berikut merupakan penjelasan mengenai implementasi location based service pada aplikasi students tracking :

1. Posisi keberadaan mahasiswa dapat diperoleh dari Positioning Service menggunakan GPS pada smartphone mahasiswa dan melakukan permintaan lokasi dan pemetaan menggunakan Google Maps API, Internet dan satelit. 2. Satelit merespon dan mengirimkan

koordinat smartphone melalui internet kepada Google Maps API dan smartphone mahasiswa.

3. Ketika koordinat telah didapatkan, aplikasi students tracking akan memastikan apakah koordinat mahasiswa berada pada radius koordinat Universitas Bunda Mulia atau tidak. Jika ya maka aplikasi akan berpindah menggunakan IPS (Indoor Positioning System) yaitu IndoorAtlas API untuk mengetahui

keberadaan mahasiswa didalam gedung Universitas Bunda Mulia.

4. Lalu smartphone akan mengirimkan data magnet disekitar dan melakukan request koordinat kepada server IndoorAtlas. Server IndoorAtlas mengirimkan koordinat kepada smartphone berdasarkan tingkat magnet didalam gedung dan menentukan lokasi smartphone berdasarkan map yang telah dikalibrasi dan disimpan kedalam server IndoorAtlas. 5. Berdasarkan koordinat yang telah ditentukan, aplikasi akan melacak apakah koordinat mahasiswa berada di dalam radius koordinat kelas yang telah ditentukan atau tidak.

Untuk mengetahui apakah aplikasi Students Tracking yang dibuat berguna atau tidak maka dilakukan pengujian. Pengujian yang digunakan disini adalah menggunakan pengujian white box.

Pengujian white box adalah pengujian yang didasarkan pada pengecekan terhadap detil perancangan, menggunakan struktur kontrol dari desain program secara prosedural untuk membagi pengujian kedalam beberapa kasus pengujian.

Tahap-tahap pengujian yang dilakukan dengan metode white box adalah component testing dan integration testing.

Component testing dilakukan dalam menguji fungsi-fungsi dasar dalam aplikasi Students Tracking. Pengujian fungsi-fungsi pada tahap ini adalah :

1. Pengujian pengambilan data jadwal perkuliahan pada database server dan disimpan ke dalam aplikasi Students Tracking – Valid.

2. Pengujian berjalannya timer ketika mahasiswa meninggalkan area kelas pada saat jam perkuliahan berlangsung – Valid Sedangkan Integration testing dalam menguji penggabungan fungsi-fungsi yang ada agar berjalan dan memberikan hasil yang sesuai dengan harapan disaat yang tepat. Integration Testing dilakukan dengan Top Down Testing. Aplikasi dijalankan ketika penulis berada pada lingkungan kampus apakah aplikasi Students Tracking berjalan atau tidak.

1. Aplikasi melacak koordinat smartphone berada di dalam jangkauan 100 meter dari koordinat Universitas Bunda Mulia dan berpindah ke form Indoor Tracking – Valid.

2. Aplikasi melacak pada lantai berapa lokasi smartphone berada berdasarkan barometric pressure yang ada pada smartphone – Valid.

3. Aplikasi melacak koordinat smartphone berada di dalam kelas berdasarkan koordinat dan tetap berada di dalam kelas namun timer tidak berjalan – Valid. 4. Lokasi smartphone berpindah dari

ruangan kelas ke area di luar kelas sejauh 25 meter dan timer berjalan serta mengirimkan pesan berupa SMS – Valid. 5. Timer berhenti ketika lokasi smartphone

kembali ke ruangan waktu dalam jangka waktu 20 menit – Valid.

6. Timer berjalan kembali ketika lokasi smartphone keluar dari area kelas lagi – Valid.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan suatu pengujian untuk kenyamanan bagi pemakai sehingga mahasiswa tidak akan merasakan adanya aplikasi students tracking ini yang dimana sesuai dengan tujuan dari penelitian ini bahwa aplikasi ini akan berjalan tanpa sepengetahuan mahasiswa.

Pemakaian memori yang berlebihan dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan penurunan fungsionalitas aplikasi bagi smartphone mahasiswa yang telah diinstal aplikasi Students Tracking . Oleh sebab itu peneliti melakukan pengujian pada seberapa besar pengaruh penggunaan memori aplikasi Students Tracking pada smartphone.

Untuk melakukan testing for memory leaks, peneliti menggunakan aplikasi CPU Monitor yang dapat di download melalui Google Playsotre. Untuk dasarnya, penulis bisa saja menggunakan opsi Show CPU Usage pada menu setting -> developer options -> Show CPU Usage. Namun untuk dapat melihat hasil pengujiannya, opsi ini tidak menampilkan grafik secara real time sehingga akan mempersulit bukti pengujian.

Berikut tampilan hasil testing menggunakan aplikasi CPU Monitor :

Gambar 7. GPS Tracking Graphic Testing Pada Gambar 7 terlihat pemakaian memori untuk Tracking menggunakan GPS sebesar 165.1 Megabytes.

Gambar 8. Indoor Tracking Graphic Testing

Hasil pengujian 8 menunjukkan bahwa pemakaian memori terbesar pada saat Indoor Tracking adalah sebesar 133.1 Megabytes.

Untuk mengetahui apakah aplikasi Students Tracking dapat mengganggu kenyamanan atau tidak, penulis membandingkan pemakaian memori pada aplikasi Students Tracking dan aplikasi yang memang menggunakan banyak memori. Untuk sebagai perbandingan penulis menggunakan aplikasi emulator PSP yang bernama PPSPP.

52

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 Id paper: SM035

Berikut merupakan hasil survey menggunakan CPU Monitor pada aplikasi PPSPP.

Gambar 9. PSP Emulator Graphic Testing Pada gambar 9 hasil survey pemakaian memori untuk aplikasi PPSPP adalah sebesar 254.1 Megabytes. Pada hasil diatas menunjukkan bahwa aplikasi Students Tracking tidak terlalu banyak pemakaian memori.

3.

KESIMPULAN

Berikut adalah beberapa kesimpulan yang didapat dari pembuatan aplikasi Students Tracking Menggunakan Location Based Service.

1. Aplikasi ini dapat memberikan informasi pada orangtua atau wali mahasiswa, bahwa mahasiswa mengikuti perkuliahan dengan baik atau tidak.

2. Aplikasi akan berjalan dengan baik pada smartphone yang minimal mendukung GPRS, Android Jellybean, Barometric Sensor, Magnetic Sensor, dan GPS. 3. Aplikasi ini dapat berjalan secara

background tanpa diketahui mahasiswa.

4.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Sarah Yumeita K Rompas. Location Based Service (LBS). 20 Mei 2013., URL : http://supeeerblog.blogspot.com/2013/05/l ocation-based-services-lbs.html. diakses pada 14 Maret 2015

[2] Tono Kiswara. Apa itu GPS Tracker / Tracking. 07 November 2012. URL : http://melacak.net/apa-itu-gps-

tracker.html. Diakses pada 29 Juni 2015. [3] Esh, Mordechay. Magnetic positioning

equations : theory and applications, Academic Press, Waltham USA. 2012 [4] Rivayi Afrianto, Pengertian, Perbedaan

White Box dan Black Box Testing dan Contoh. 23 November 2014, URL: http://rivayiarifanto.blogspot.com/2014/03 /pengertian-perbedaan-white-box-

Penggunaan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk Pemilihan Asisten

Dalam dokumen prosiding semantik 2015 . pdf (Halaman 72-78)

Garis besar

Dokumen terkait