• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pasar Beringharjo berada di jantong kota Yogyakarta, tepatnya dijalan Ahmad Yani No 1 Yogayakarta. Lokasinya persis di ujung selatan Malioboro, berdampingan dengan benteng Vredeburg, Gedung Agung, Kraton Yogyakarta, Taman Budaya Yogyakarta, Taman Pintar, Shopping.

Gambar 4. 1 Lokasi Pasar Beringharjo C. Visi

Terwujudnya pasar tradisional dengan pengelolaan modern sebagai pusat pengembangan perekonomian wisata dan pedukasi.

D. Misi

1. Mewujudkan sarana prasarana yang mampu mengikuti perkembangan dan kebutuhan menuju kenyamanan pengguna pasar

2. Meningkatkan kebersihan melalui pengelolaan sampah mandirimewujudkan keamanan pasar dengan meningkatkan profesionalisme petugas pasar

3. Mewujudkan ketertiban pasar dengan penindakan dan penegakan aturan secara tegas

4. Meningkatkan pendapat pasar dengan peningaktan sistem dan komputerisasi

5. Meningkatkan kemampuan pedagang dalam manajmen usaha

6. Meningkatkan peran aktif pedagang dalam pemeliharaan sarana dan prasarana pasar

E. Zona dan Layout

1. Pasar Beringharjo Barat

Wilayah Unik Pelaksana Teknis (UPT) : UPT Beringharjo Barat Lantai 1 : Konveksi, batik, sepatu dan sandal

Gambar 4. 2 Pasar Beringharjo Sisi Barat

2. Pasar Beringharjo Tengah

Wilayah Unik Pelaksana Teknis (UPT) : UPT Beringharjo Tengah

Lantai 1 : Aksesoris, sepatu, sendal, kuliner, batik, kebutuhan rumah tangga, konveksi, barang pecah belah.

Lantai 2 : Konveksi, tepung terigu, tahu, gula jawa, tempat parker

Lantai 3 : Kontor Dinas Pengelolah Pasar Kota Yogyakarta, buah, gula jawa, tempat parker

Gambar 4. 3 Pasar Beringharjo Sisi Tengah 3. Pasar Beringharjo Timur.

Lantai 1 : Aksesoris, tas dan sepatu, kebutuhan rumah tangga, aksesoris mobil, bahan bangunan,daging ayam, ikan, kuliner dll.

Lantai 2 : Sayur mayor, bongkar muat barang, kuliner.

Lantai 3 : Grosiran, buah dan kembang

Gambar 4. 4 Pasar Beringharjo Sisi Timur Luas tanah : 2,5 hektar

Jumlah pedagang : 6000 pedagang dengan 5.441 los.

Jumlah kunjungan harian rata-rata 16 ribu orang dari berbagai manca Negara.5

A. Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Adapun strutkur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pasar beringharjo adalah sebagai berikut:

Gambar 4. 5 Struktur Organisasi Disperindag

Sumber : Profil Dinas Perindustrian dan Perdagangan Yogyakarta

79 BAB V

HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober – November 2018. Objek dalam penelitian ini adalah hubungan harga, kualitas produk, dan kualitas pelayanan dengan keputusan pembelian produk fashion batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh harga, produk dan kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian produk fashion batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah teknik accindental sampling. Jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu sebanyak 80 konsumen Pasar Beringharjo Yogyakarta. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada konsumen Pasar Beringharjo Yogyakarta. Bab ini menyajiakan hasil penelitian yang meliputi karakteristik responden, deskriptif data, pengujian prasyarat analisis, uji asumsi klasik.

A. Deskripsi Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer. Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada konsumen Pasar Beringharjo.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui penyebaran kuesioner, diketahui beberapa data mengenai harga, produk dan kualitas pelayanan. Berikut ini pembahasan data mengenai masing-masing analisis deskriptif adalah sebagai berikut.

1. Karakteristik responden

Karaketristik responden yang diamati dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, pekerjaan dan asal.

a. Jenis kelamin

Berdasarkan jenis kelamin responden dalam penelitian ini dibedakan menjadi perempuan dan laki-laki yang disajikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 5. 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi (orang) Presentase (%)

1 Perempuan 53 76%

2 Laki-laki 17 24%

Jumlah 70 100%

Sumber: Data Primer, diolah 2018

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 52 responden (76%) perempuan dan sisanya 17 (24%) responden adalah laki-laki dari total responden. Dengan demikian responden dalam penelitian ini didominasi oleh perempuan.

b. Asal

Karakteristik responden berdasarkan Asal akan disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 5. 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Asal

No Asal Jumlah Presentase

1 Medan 1 2%

2 DIY 33 47%

3 Sulawesi 2 3%

4 Banda Aceh 2 3%

5 NTT 2 3%

6 Jawa Tengah 10 14%

7 Kalimantan 3 4%

8 Jawa Barat 7 10%

9 Jawa Timur 2 3%

10 Jakarta 3 4%

11 Lampung 2 3%

12 Sumatra Barat 1 2%

13 Filipina 1 2%

14 Batam 1 2%

Total 70 100%

Sumber: Data Primer, diolah 2018 c. Pekerjaan

Karakteristik responden pekerjaan akan disajikan dalam tabel berikut ini

Tabel 5. 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan No Jenis Pekerjaan Orang Presentase

(%)

Berdasarkan tabael 5.3 jumlah responden berdasarkan jenis pekerjaan terdapat 15 (21%) orang yang bekerja sebagai PNS, 13 orang (19%) responden bekerja sebagai karyawan, 17 orang (24%) responden bekerja sebagai mahasiswa, 6 responden (9%) bekerja sebagai wiraswasta, 7 orang (10%) responden bekerja sebagai pegawai swasta, 12 orang (17%) responden bekerja sebagai lain-lain. Dengan demikian dari 70 responden (100%) berdasarkan kriteria jenis pekerjaan didominasi oleh responden yang pekerjaaanya adalah Mahasiswa yaitu 17 Orang (24%).

2. Deskripsi Variabel

Deskripsi variabel menggambarkan tanggapan responden mengenai harga, produk dan kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian produk fashion batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta. Untuk pengkategorian variabel dalam penelitian ini menggunakan rumus

Range =

Data hasil penelitian kemudian dikategorikan dalam empat kelompok, pada variabel harga dikategorikan menjadi sangat terjangkau, terjangkau, tidak terjangkau, sangat tidak terjangkau.

Pada variabel produk dikategorikan menjadi sangat baik, baik, buruk dan sangat buruk. Pada variabel kualitas pelayanan dikategorikan menjadi memuaskan, kurang memuaskan, cukup memuaskan, dan tidak memuaskan. Sedangkan pada variabel keputusan pembelian dikategorikan menjadi pasti membeli, cenderung membeli, cenderung tidak membeli, dan pasti tidak membeli. Cara perhitungan kategorisasi adalah sebagai berikut:

a. Variabel Harga

Untuk pengkategorian variabel harga dapat dilakukan dengan cara mencari nilai tertinggi dan terendah dan menentukan range atau interval kelas, untuk melakukan penelitian pada variabel ini terdapat 5 item pernyataan dengan skala Likert dengan 4 pilihan jawaban, maka pengkategorian harga diperoleh melalui cara sebagai berikut.

1) Mencari nilai tertinggi dan terendah Nilai tertinggi = 5 item x 4 = 20 Nilai terendah = 4 item x 1 = 4 2) Mencari nilai interval kelas

Range =

Range = = 4

Dari hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai interval kelas variabel harga adalah 4. Penilaian responden atas harga dapat dikategorikan ke dalam tabel berikut ini:

Tabel 5. 4 Kategori Harga

Interval Kategorisasi Harga Orang Presentase (%) responden yang memberi tanggapan terhadap item-item pernyataan variabel harga diketahui bahwa ada 2 orang (3%) yang menilai tingkat harga produk fashion batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta “sangat tidak terjangkau”, sebanyak 7 orang (10%) menilai bahwa tingkat harga

produk fashion batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta

“tidak terjangkau”, sebanyak 40 responden (57%) menilai bahwa harga produk fashion batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta” terjangkau” dan sebanyak 21 responden (30%) menilai harga produk fashion batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta “ sangat terjangkau”. Dilihat data tabel di atas nilai tertinggi 40 responden (57%) terdapat pada kategori harga yang “terjangkau”. Hal ini menunjukan bahwa tingkat harga pada produk fashion batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta dinilai terjangkau.

b. Variabel Kualitas Produk

Untuk pengkategorian variabel kualitas produk dapat dilakukan dengan cara mencari nilai tertinggi dan terendah dan menentukan range atau interval kelas, untuk melakukan penelitian pada variabel Produk terdapat 5 item pertanyaan dengan skala likert 4 pilihan jawaban, maka pengkategorian produk diperoleh melalui cara sebagai berikut.

1) Mencari nilai tertinggi dan terendah Nilai tertinggi = 5 item x 4 = 20 Nilai terendah = 5 item x 1 = 5 2) Mencari nilai interval kelas

Range =

Range = = 3, 75 = 4

Dari hasil perhitungan diatas, diperoleh nilai interval kelas variabel kualitas produk adalah 4. Penilaian responden atas produk dapat dikategorikan kedalam tabel berikut ini.

Tabel 5. 5 Kategori Produk

Interval Kategorisasi Produk Orang Presentase (%) responden yang memberikan tanggapan terhadap item-item pernyataan variabel produk, diketahui bahwa ada 3 responden (4%) yang menilai kualitas produk fashion batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta “sangat buruk”, sebanyak 9 responden (13%) yang menilai tingkat kualitas produk fashion batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta “buruk”, sebanyak 37 responden (53%) menilai tingkat kualitas produk fashion batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta

”baik” dan sebanyak 21 responden (30%) Mengatakan

kualitas produk fashion batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta “sangat baik”. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa tingkat kualitas produk untuk fashion batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta dinilai baik oleh responden.

c. Variabel Kualitas Pelayanan

Untuk pengkategorian variabel kualitas pelayanan dapat dilakuakn dengan cara mencari nilai tertinggi dan terendah dan menentukan range atau interval kelas, untuk melakukan penelitian pada variabel kualitas pelayanan ini terdapat 10 item pertayaan dengan skala Likert 4 pilihan jawaban, maka pengkategorian kualitas pelayanan diperoleh melalui cara sebagai berikut.

1) Mencari nilai tertinggi dan terendah Nilai tertinggi = 10 item x 4 = 40 Nilai terendah = 10 item x 1 = 10 2) Mencari nilai interval kelas

Range =

Range = = 7, 5 = 7

Dari hasil perhitungan di atas diperoleh nilai interval kelas variabel kualitas pelayanan adalah 7. Penilaian responden

atas kualitas layanan dapat dikategorikan ke dalam tabel responden tanggapan terhadap item-item pernyataan variabel kualitas pelayanan, diketahui bahwa ada 2 responden (3%) yang menilai tingkat kualitas pelayanan produk fashion batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta

”Sangat tidak memuaskan”, ada 14 responden (20%) yang menilai tingkat kualitas produk fashion batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta “Tidak memuaskan”, terdapat 47 responden (67%) yang menilai tingkat produk fashion batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta “memuaskan” dan 7 responden (10%) yang menilai tingkat kualitas layanan produk fashion batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta

”Sangat memuaskan”. Dilihat dari penilaian tertinggi yaitu sebesar 47 responden (67%) memilih “memuaskan “. Hal ini menunjukan bahwa tingkat kualitas layanan produk fashion batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta dinilai memuaskan oleh responden.

d. Variabel keputusan pembelian

Untuk pengkategorikan variabel keputusan pembelian dapat dilakukan dengan cara mencari nilai tertinggi dan terendah dan menentukan range atau interval kelas, untuk melakukan penelitian pada variabel keputusan pembelian ini terdapat 5 item pertanyaan dengan skala likert 4 pilihan, maka pengkategorian keputusan pembelian diperoleh melalui cara sebagai berikut:

1) Mencari nilai tertinggi dan terendah Nilai tertinggi = 6 item x 4 = 24 Nilai terendah = 6 item x 1 = 6 2) Mencari nilai interval kelas

Range =

Range = = = 5

Dari hasil perhitungan di atas diperoleh nilai interval kelas variabel keputusan pembelian adalah 5 Penilaian responden

atas keputusan pembelian dapat dikategorikan kedalam tabel berikut ini.

Tabel 5. 7 Kategori Keputusan Pembelian Interval Kategorisasi responden yang memberi tanggapan terhadap item-item pernyataan variabel keputusan pembelian, diketahui bahwa ada 2 responden (3%) yang menilai keputusan pembelan “ pasti tidak membeli”, sebanyak 9 responden (13%) yang menilai keputusan pembelian “Tidak membeli”, sebanyak 37 responden menilai tingkat keputusan pembelian “ cemderung membeli”, dan sebanyak 37 responden (53%) mengatakan keputusan pembelian”membeli”. Dilihat dari dari penilaian tertinggi yaitu sebesar 22 responden (31%) memilih “Pasti membeli“. Hal ini menunjukan bahwa tingkat keputusan pembelian produk fashion batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta dinilai membeli oleh konsumen.

B. Analisis Uji Prasyarat 1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data distribusi normal atau tidak, uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya data dari masing-masing variabel yang meliputi harga, produk, kualitas pelayanan dan keputusan pembelian.

Teknik yang digunakan dalam uji normalitas adalah Kolmogorov-Smirnov. Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 22. Apabila data berdistribusi normal, yaitu jika nilai asym.Sig (2-tailed)> alpha 0,05 maka data berdistribusi normal. Sebaliknya, apabila nilai asym.Sig (2-tailed) <alpha 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

Berdasarkan pada pedoman tersebut, maka hasil uji normalitas pada variabel penelitian ini sebagai berikut :

Tabel 5. 8 Hasil Uji Normalitas

Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std.

Asymp. Sig. (2-tailed) .172c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber:Data Primer, diolah 2018

Dari uji normalitas yang diperoleh dari olah data dapat dilihat dari asymp.

Sig (2- tailed) sebesar 0.172. apabila dibandingkan dengan nilai probalitas (asym.sig) > 0,05; maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data harga, produk, kualitas pelayanan dan keputusan pembelian berdistribusi normal.

2. Uji Linieritas

Uji Linier digunakan untuk mengetahui apakah harga, produk, dan kualitas pelayanan memiliki hubungan yang linier atau tidak dengan keputusan pembelian produk fashion batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta. Uji tersebut digunakan sebagai prasyarat dalam analisis kolerasi atau regresi linier. Kriteria variabel mempunyai hubungan atau tidak apabila probalitas Fh < 0,05 maka hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat adalah linier sedangkan apabila nilai probabilitas Fh <

0,05 maka tidak ada hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

Berdasarkan pedoman tersebut maka, hasil uji linier pada pada variabel penelitian ini sebagai berikut :

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

a) Harga Terhadap Keputusan Pembelian

Tabel 5. 9 Uji Linieritas Harga Terhadap Keputusan Pembelian

ANOVA Table analisis regresi linier. Dari hasil perhitungan sig 0,000 < 0,05, artinya model regresi dengan variabel bebas harga dapat digunakan untuk memprediksi variabel keputusan pembelian di Pasar Beringharjo Yogyakarta.

b) Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Tabel 5. 10 Uji Linieritas

Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Sumber:Data Primer, diolah 2018 Dari hasil Uji Linieritas didapatkan Fhitung adalah 83.062 dengan sig adalah 0,000. Prasyarat linierty (asym.sig) < 0,05 maka ada hubungan signifikan antar variabel bebas dan variabel. Jika sig kurang dari 0,05 maka data bisa digunakan sebagai prasyarat dalam analisis regresi linier. Dari hasil perhitungan sig 0,000 < 0,05, artinya model regresi dengan variabel bebas kualitas produk dapat digunakan untuk memprediksi variabel keputusan pembelian di Pasar Beringharjo Yogyakarta.

c) Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Tabel 5. 11 Uji Linieritas

Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian

ANOVA Table Dari hasil Uji Linieritas didapatkan Fhitung adalah 82.276dengan sig adalah 0,000. Prasyarat linierity (asym.sig) < 0,05 maka ada hubungan signifikan antar variabel bebas dan variabel. Jika sig kurang dari 0,05 maka data bisa digunakan sebagai prasyarat dalam analisis regresi linier. Dari hasil perhitungan sig 0,000 < 0,05, artinya model regresi dengan variabel bebas kualitas pelayanan dapat digunakan untuk memprediksi variabel keputusan pembelian di Pasar Beringharjo Yogyakarta.

C. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Kemiripan antar variabel independen

dalam suatu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat satu variabel independen dengan variabel independen yang lain.

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut, jika nialai Variance Inflation Factor (VIF) < 10 dan nilai Tolerance > 0,10, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas.

Melihat nilai tolerance

a. Tidak terjadi multikolinieritas, jika nilai tolerance lebih dari 0,1.

b. Terjadi multikolinieritas, jika nilai tolerance lebih kecil atau sama dengan 0,1.

Melihat nilai VIF:

a. Tidak terjadi multikoliniearitas, jika nilai VIF lebih kecil dari 10,0 b. Terjadi multikolinearitas, jika nilai VIF lebih besar atau sama dengan

10,0.

Tabel 5. 12 Hasil Uji Multikoliniearitas

Sumber:Data Primer, diolah 2018

Berdasarkan tabel 5.11, hasil perhitungan nilai tolerance menunjukan variabel independen memiliki tolerance lebih besar dari

Coefficientsa

0,10 (X1= 0,51; X2=0,40; X3= 0,51), yang berati tidak ada kolerasi antar variabel independen.

Hasil perhitungan VIF juga menunjukan hal yang sama yaitu tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 (X1=1,915; X2=2,470; X3=1,944) dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas antar variabel independen model regresi.

2. Uji Heterokedasitas

Uji heteroskedastitas digunakan untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual. Untuk menguji heteroskedastistas dapat diketahui dari nilai signifikasi antara masing-masing variabel bebas dengan residualnya, hasil ouput lebih besar dari taraf signifikansi (sig >

0,05). Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 5. 13 Uji Heteroskedasitas

Correlations

Unstandardized Predicted Value

X1 Pearson Correlation .012

Sig. (2-tailed) .919

N 70

X2 Pearson Correlation .863

Sig. (2-tailed) .893

N 70

X3 Pearson Correlation .046

Sig. (2-tailed) .708

N 70

Y Pearson Correlation .749**

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber:Data Primer, diolah 2018 Berdasarkan hasil ouput tabel 5.29, diketahui bahwa nilai signifikansi variabel harga (X1) sebesar 0,919; produk (X2) sebesar 0,819 dan kualitas pelayanan (X3) sebesar 0,708. Dalam uji heteroskedastisitas ini diketahui bahwa signifikasi variabel harga, produk, dan kualitas pelayanan lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan model regresi terjadi masalah heteroskedastisitas.

D. Teknik Analisis Data

1. Regresi Linier Berganda

Analisis linier berganda dilakukan dengan menguji secara statistic variabel-variabel dengan bantuan perangkat lunak. Dari analisis ini diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh harga, kualitas produk, dan kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian. Rangkuman hasil analisis regresi berganda dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5. 14 Uji Regresi Berganda Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui persamaan regresi berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

*Signifikan di level = 5%

2. Pengujian Hipotesis a) Hipotesis 1

Dalam hipotesis 1 mengatakan bahwa harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk fashion batik di Pasar Beringharjo. Untuk menguji hipotesis tersebut didasarkan pada nilai sig t hitung. Pada tabel hasil analisis regresi linier berganda, dapat dilihat bahwa harga memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka ho ditolak

Y = -4.136+ 0,681 X*1 + 0,323 X2 + 0,333 X*3+ e

dan ha diterima. Selain itu harga memiliki koefisien beta sebesar 0,681 yang artinya semakin tinggi harga produk fashion batik naik satu satuan, maka konsumen semakin pasti membeli produk fashion batik. Dengan demikian harga produk fashion batik berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian produk fashion batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta.

b) Hipotesis 2

Dalam hipotesis 2 mengatakan bahwa kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk fashion batik di Pasar Beringharjo. Untuk menguji hipotesis tersebut didasarkan pada nilai sig t hitung. Pada tabel hasil analisis regresi linier berganda, dapat dilihat bahwa kualitas produk memiliki signifikansi sebesar 0,062 lebih kecil dari 0,05 maka ho diterima dan ha ditolak. Artinya kualitas produk tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk fashion batik.

c) Hipotesis 3

Dalam hipotesis 3 mengatakan bahwa kualitas layanan berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk fashion di Pasar Beringharjo. Untuk menguji hipotesis tersebut didasarkan pada nilai Sig t-hitung. Pada tabel hasil analisis regresi linier berganda, dapat dilihat bahwa kualitas pelayanan memiliki nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka ho ditolak dan ha diterima. Selain itu, kualitas pelayanan memiliki koefisien beta sebesar 0,333 yang artinya semakin tinggi kualitas pelayanan maka, konsumen semakin pasti membeli produk fashion batik.

Dengan demikian kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian produk fashion batik di Pasar Beringharjo.

d) Hipotesis 4

Hipotesis 4 mengatakan bahwa harga, produk, dan kualitas pelayanan berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk fashion batik di Pasar Beringharjo. Untuk menguji hipotesis tersebut didasarkan pada nilai Sig F hitung. Hasil analisis data disampaikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 5. 15 Uji F

b. Predictors: (Constant), X3, X1, X2

Sumber:Data Primer, diolah 2018 Berdasarkan tabel di atas, diperoleh Fhitung sebesar 43,148 dengan probabilitas 0,000. Hasil Fhitung dibandingkan dengan Ftabel dengan menggunakan taraf F signifikan 0,05, maka diperoleh Ftabel sebesar 3,13. Jadi Fhitung (43,145) >

Ftabel (3,13), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan Demikian, dapat disimpulkan bahwa harga, produk, dan kualitas pelayanan berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk fashion di Pasar Beringharjo Yogyakarta.

Kemampuan variabel harga, produk, dan kualitas pelayanan dalam memprediksi keputusan pembelian dapat dilihat dalam koefisien determinasi. Besarnya koefisien

determinasi dapat dilihat pada nilai R2 sperti tercantum pada tabel dibawah ini:

Tabel 5. 16 Hasil Uji Determinasi

Model Summaryb

a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y

Sumber:Data Primer, diolah 2018 Berdasarkan tabel hasil uji determinasi di atas diperoleh R2 (R square) sebesar 0,662 (62%). Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel bebas (harga, produk, dan kualitas pelayanan) terhadap variabel terikat (keputusan pembelian) sedangkan 38% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

E. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis konntribusi harga, produk dan kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian produk fashion batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta. Dari analisis yang sudah dijelaskan diatas berikut adalah pembahasan dalam penelitian ini.

1. Pengaruh harga terhadap keputusan pembelian produk fashion batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta.

Hasil pengujian hipotesis pertama mengenai pengaruh harga dengan keputusan pembelian produk fashion batik, mempunyai nilai signifikasi 0,001 lebih lebih kecil 0,05 maka ho ditolak dan ha diterima.

Hasil koefisien beta untuk variabel harga adalah 0,681. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh harga dengan keputusan pembelian.

Dalam penelitian ini harga produk memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian produk fashion batik. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh harga terhadap keputusan pembelian produk fashion batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta.

Hal ini harga bisa dikatakan sebagai salah satu faktor yang berhubungan dengan keputusan pembelian, pada umumnya harga ditetapkan melalui tawar menawar antar penjual dan pembeli. Harga adalah salah satu bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan unsur-unsur lainnya merupakan unsur biaya.

Mengingat harga adalah salah satu penentu keputusan pembelian, penjual harus menetapkan harga sesuai dengan nilai yang dibeli oleh pelanggan atau konsumen. Oleh karena itu penjual juga harus mempertimbangkan langkah-langkah dalam menentukan kebijakan penetapan harga bagi konsumen. Jika harganya lebih tinggi dari nilai yang dibeli konsumen, penjual akan menghasilkan laba. Jika harganya terlalu

rendah daripada yang dibeli konsumen, penjual tersebut tidak akan berhasil memperoleh laba (Kotler 1989:136)

Disamping itu juga harus memperhatikan persepsi konsumen dengan harga yang ditawarkan. Jangan sampai konsumen merasa dirugikan setelah membayar barang dengan harga tertentu namun tidak sesuai dengan yang diberikana oleh barang tersebut. Penjual harus bisa memberikan nilai harga yang sesuai dengan produk yang dijual. Jika para konsumen merasa bahwa nilai produk tidak sesuai dengan harga bahkan produk tersebut lebih tinggi daripada nilainya atau kualitasnya, konsumen tidak akan membeli barang tersebut. Sebaliknya jika nilai produk yang didapatkan oleh konsumen dengan harga produk yang ditawarkan oleh penjual maka konsumen akan tertarik untuk membeli barang tersebut.

Dari 70 jumlah responden dalam penelitian ini, ada sebanyak ...

Dari 70 jumlah responden dalam penelitian ini, ada sebanyak ...

Dokumen terkait