• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian dilakukan pada bulan Januari – Februari 2018

32

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Universitas Sanata Dharma Kampus I dan III D. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua variabel, yaitu:

1. Variabel Bebas (Independen variable)

Variabel independen merupakan variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependen. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah :

a. Kesadaran merek (X1) b. Asosiasi merek (X2) c. Persepsi kualitas (X3) d. Loyalitas merek (X4) 2. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalkan variabel, sehingga memungkinkan peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang

sama atau mengembangkan cara pengukuran variabel yang lebih baik (Indriantoro dan Supomo, 2002).

1. Ekuitas merek adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa, nilai ini bisa dicerminkan dalam cara konsumen berfikir, merasa dan bertindak terhadap merek, harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang dimiliki perusahaan.

Berikut merupakan elemen-elemen ekuitas merek menurut Aaker (dalam Tjiptono 2005):

a. Kesadaran merek (Brand Awareness)

Kesadaran merek adalah kemampuan konsumen untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Indikatornya meliputi:

1) Kemampuan untuk mengenali merek produk 2) Kemampuan untuk mengingat merek 3) Kemampuan membedakan ciri khas produk

4) Kemampuan pelanggan dalam mengenali varian merek produk b. Asosiasi Merek (Brand Association)

Asosiasi merek merupakan segala kesan yang muncul dibenak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek.

Berbagai nilai asosiasi merek adalah sebagai berikut:

1) Proses penyusunan informasi 2) Pembedaan

3) Alasan untuk membeli

4) Menciptakan sikap atau perasaan positif 5) Landasan untuk perluasan

c. Persepsi Kualitas (Perceived Quality)

Persepsi Kualitas merupakan persepsi pelanggan terhadap kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan yang ditinjau dari fungsinya secara relatif dengan produk-produk lain. Dimensi persepsi kualitas:

1) Kinerja 2) Pelayanan 3) Ketahanan 4) Keandalan

5) Karakteristik produk

6) Kesesuaian dengan spesifikasi 7) Hasil

d. Loyalitas Merek (Brand Loyalty)

Loyalitas merek adalah ukuran kedekatan pelanggan pada sebuah merek. Berikut ini merupakan indikator loyalitas merek:

1) Komitmen 2) Rekomendasi 3) Kebiasaan 4) Kefanatikan

2. Keputusan pembelian adalah suatu pemilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Dengan kata lain, orang yang mengambil keputusan harus mempunyai satu pilihan dari beberapa alternatif yang ada. Bila seseorang dihadapkan pada dua pilihan, yaitu membeli dan tidak membeli, dan kemudian dia memilih membeli, maka dia ada dalam posisi membuat suatu keputusan. Indikatornya meliputi:

1) Kemantapan membeli dari konsumen 2) Pertimbangan dalam membeli

3) Prioritas dalam membeli

4) Kecepatan memutuskan memilih merek 5) Kemudahan mendapatkan produk F. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa maupun mahasiswi Universitas Sanata Dharma yang menggunakan sepeda motor Honda Vario.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100 responden berstatus mahasiswa dan mahasiswi

Universitas Sanata Dharma yang memiliki dan mengendarai sepeda motor Honda Vario.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode purposive sampling. Menurut Sugiyono (2009) purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriteria-kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti adalah mahasiswa/i Universitas Sanata Dharma, berusia 18 tahun – 23 tahun, memiliki dan mengendarai sepeda motor Honda Vario.

H. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari data primer. Data primer adalah data yang pertama kali dicatat dan dikumpulkan oleh peneliti ialah membagikan dan pengisian kuesioner secara langsung oleh mahasiswa/i Universitas Sanata Dharma.

I. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data peneliti menggunakan kuesioner.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009). Teknik pengumpulan data dengan cara membagikan kuesioner kepada mahasiswa/i Universitas Sanata Dharma yang memiliki sepeda motor Honda Vario.

J. Teknik Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas

Uji Validitas dilakukan untuk mengukur sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (correlated item-total correlations) dengan nilai r tabel. Jika nilai r hitung ≥ r tabel dan bernilai positif maka pertanyaan tersebut akan dikatakan valid. Jika sebaliknya (r hitung < r tabel ), maka diangggap tidak valid. Uji validitas bisa menggunakan rumus Product Moment dari Karl Pearson, yaitu (Sugiyono, 2009):

Keterangan:

rxy : Koefisien validitas skor butir pernyataan

∑x : Jumlah skor x

∑xy : Jumlah hasil kali antara x dan y n : Banyaknya responden

∑y : Jumlah skor y

Untuk menentukan instrumen itu valid atau tidak maka ketentuannya sebagai berikut:

a. Jika r hitung > r tabel dengan taraf keyakinan 95% maka instrumen tersebut dikatakan valid

b. Jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 95% maka instrumen tersebut dikatakan tidak valid

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulang dua kali atau lebih (Umar, 2005). Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban dari responden. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Dalam menghitung reliabilitas kali ini peneliti akan menggunakan rumus Cronbach Alpha yang instrumen yang skornya bukan 0-1 tetapi merupakan rentangan nilai 0-10 atau 0-100 (Umar, 2005). Rumusnya sebagai berikut:

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan

= Varians total

∑ = Jumlah varians butir

Dalam penentuan tingkat reliabilitas suatu instrumen penelitian diterima bila r alpha > 0,60 sampai dengan 0,80 dianggap baik dan

reliabel dan bila cronbach alpha dalam kisaran > 0,80 sampai dengan 1,00 dianggap sangat baik dan reliabel (Santoso dalam murtadana, 2014)

K. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis secara deskriptif variabel penelitian yang digunakan. Teknik analisis deskriptif dibagi menjadi 2 yaitu deskripsi responden dan deskripsi variabel:

a. Deskripsi Responden

Dalam penelitian ini deskripsi responden berisi tentang klasifikasi kuesioner secara umum yang diantaranya jenis kelamin dan lama penggunaan sepeda motor Honda Vario

b. Deskripsi variabel

Pengukuran variabel dalam penelitian ini penulis menggunakan Skala Likert dalam penelitian ini. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Dengan menggunakan skala likert diketahui

bobot nilai tertinggi adalah 5 dan nilai terendah adalah 1, maka jumlah interval dapat dihitung sebagai berikut:

Interval =

Interval = = 0,8

Pemberian skor menggunakan Skala Likert, seperti dibawah ini:

a. Sangat setuju (SS) skor 5

b. Setuju (S) skor 4

c. Netral (N) skor 3

d. Tidak setuju (TS) skor 2

e. Sangat Tidak Setuju (STS) skor 1

Sementara itu rentang skala yang sama besar 0,8 maka skor keputusan pembelian dikelompokkan sebagai berikut:

a. Jika skor variabel 1,00 – 1,79 termasuk sangat buruk b. Jika skor variabel 1,80 – 2,59 termasuk buruk

c. Jika skor variabel 2,60 – 3,39 termasuk cukup baik d. Jika skor variabel 3,40 – 4,19 termasuk baik

e. Jika skor variabel 4,20 – 5,00 termasuk sangat baik 2. Analisis Regresi Linier Berganda

Teknik Regresi Linier Berganda adalah teknik untuk mengukur besarnya pengaruh dari beberapa variabel independen terhadap variabel dependen (Sugiyono, 2005):

Persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y’ = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4…..+ bnXn

Keterangan:

Y’ = Variabel Dependen (Keputusan Pembelian) a = Konstanta

X1 = Brand Awareness X2 = Brand Association X3 = Perceived Quality X4 = Brand Loyalty

= Koefisien regresi Brand Awareness = Koefisien regresi Brand Association = Koefisien regresi Perceived Quality = Koefisien regresi Brand Loyalty 3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisiensi determinasi antara nol sampai satu. Nilai koefisien determinasi yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi perubahan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi perubahan variabel dependen (Ghozali, 2006). Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut dengan koefisien determinasi terletak antara 0 sampai dengan 1, yang memiliki arti bahwa:

1) Bila koefisien determinasi mendekati nol, berarti variabel independen tidak mampu menjelaskan persentase pengaruhnya terhadap variabel dependen.

2) Bila koefisien determinasi mendekati satu, berarti variabel independen mampu menjelaskan persentase pengaruhnya terhadap perubahan variabel dependen.

L. Uji Asumsi Klasik

Untuk meyakinkan bahwa persamaan garis regresi yang diperoleh adalah linier dan dapat dipergunakan (valid) untuk mencari peramalan maka digunakan uji asumsi klasik (Sunyoto, 2009) sebagai berikut:

1. Uji Multikolinearitas

Uji asumsi klasik ini diterapkan untuk analisis regresi berganda yang terdiri dari dua atau lebih variabel bebas. Tingkat asosiasi hubungan akan diukur atau pengaruh antar variabel bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi (r). Dikatakan terjadi multikolinearitas jika koefisien antara variabel bebas (X1 dan X2, X2 dan X3 dan seterusnya) lebih besar dari 0,60 (pendapat lain : 0,50 dan 0,90). Dikatakan tidak terjadi multikolinearitas jika koefisen antara variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60 (r

< 0,60) atau dalam menentukan ada tidaknya multikolinieritas dapat digunakan cara lain yaitu dengan:

a. Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan secara statistik (a)

b. Nilai variance inflation factor (VIF) adalah penyimpangan baku kuadrat

2. Uji Heteroskedastisitas

Dalam persamaan regresi liner berganda perlu juga diuji mengenai sama atau tidaknya varians dari residual observasi yang satu dengan yang lain. Jika residualnya mempunyai varians sama disebut terjadi heteroskedastisitas.

3. Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah digunakan untuk data variabel bebas, moderator dan terikat, apakah berdistribusi normal atau tidak.

Adapun kriteria uji normalitas adalah : Jika probabilitas signifikan

> 0,05 maka data berdistribusi normal.

M. Pengujian hipotesis

a. Uji Hipotesis Parsial (Uji t)

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat

Rumusnya adalah (Sugiyono, 2009) : t = r √n-2

√1-r2

Keterangan :

t = thitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan ttabel

r = korelasi parsial yang ditemukan n = jumlah sampel

Dasar pengambilan keputusan pengujian : - Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak

- Jika thitung < ttabel maka H0 diterima b. Uji Hipotesis Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara simultan varibel independen (Brand Awareness, Brand Association, Perceived Quality, Brand Loyalty) terhadap variabel dependen (Keputusan Pembelian) dengan menggunakan derajat signifikan α

= 0,05.

Rumusnya adalah :

F= R2 /k (1-R2 ) / (n-k-1) Keterangan :

F = Fhitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan Ftabel R2 = Korelasi parsial yang ditemukan

n = Jumlah sampel

k = Jumlah variabel bebas

Dasar pengambilan keputusan pengujian adalah : - Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak

- Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tipe-tipe Sepeda Motor Honda Vario 1. Generasi Pertama (2006-2013)

Honda Vario 110

Honda Vario generasi pertama merupakan bentuk antisipasi dari Astra Honda Motor atas semakin populernya skuter otomatis di Indonesia, dan merupakan skuter otomatis berpendingin cair pertama yang beredar dalam pasar skuter matik Indonesia. Honda Vario cukup diminati oleh masyarakat Indonesia, namun sudah menjadi rahasia umum vario generasi pertama ini dikenal sangat boros dalam segi bahan bakar.

Spesifikasi:

a. Mesin 4-langkah SOHC dengan 2-katup, dengan pendinginan cair

b. Diameter dan langkah: 50 × 55 mm, kapasitas 108 cc c. Rasio kompresi 10,7 : 1

d. Daya maksimum 8,99 PS @ 8.000 rpm e. Torsi maksimum 0,86 kgf.m @ 6.500 rpm

f. Ukuran ban: 80/90-14 (depan), 90/90-14 (belakang) g. Jarak sumbu roda: 1.273 mm

h. Dimensi 1.897 x 680 x 1.083 mm

46

i. Kapasitas tangki bensin 3,6 liter j. Berat kosong 99,3 kg

k. Suspensi depan teleskopik dan suspensi tunggal dengan lengan ayun

l. Rem depan 190 mm cakram hidrolik piston tunggal, belakang tromol

m. Tipe busi NGK CR7EH-9 atau Denso U22FER9 n. Karburator Keihin AVK22

o. Sistem pengapian DC-CDI

p. Transmisi otomatis Honda V-Matic 2. Generasi Kedua (2009-2013)

Honda Vario Techno 110

Honda Vario Techno 110 (juga dikenal sebagai Click-i di Thailand, mengaplikasikan pengabutan PGM-FI), dengan tampilan baru dan memperkenalkan sistem Combination Brake System disingkat Combi-Brake System atau CBS. CBS adalah sistem pengereman bersamaan dengan otomatis saat rem belakang diaktifkan, CBS tidak aktif saat mengerem hanya dengan rem depan.

Digenerasi kedua ini tampak tampilan Honda Vario lebih sporty dan elegan, digenerasi inilah Honda Vario mulai menjadi idaman bagi para konsumen dan mulai bersaing di pasaran motor Matic di Indonesia.

Spesifikasi:

a. Mesin 4-langkah SOHC dengan 2-katup, dengan pendinginan cair

b. Diameter dan langkah: 50 × 55 mm, kapasitas 108 cc c. Rasio kompresi 10,7 : 1

d. Daya maksimum 8,99 PS @ 8.000 rpm e. Torsi maksimum 0,86 kgf.m @ 6.500 rpm

f. Ukuran ban: 80/90-14 (depan), 90/90-14 (belakang)

g. Suspensi depan teleskopik dan suspensi tunggal dengan lengan ayun

h. Rem depan 190 mm cakram hidrolik piston tunggal, belakang tromol. Dengan CBS

i. Tipe busi NGK CR7EH-9 atau Denso U22FER9 j. Karburator Keihin AVK22

k. Sistem pengapian DC-CDI

l. Transmisi otomatis Honda V-Matic 3. Generasi Ketiga (2012-2015)

Honda Vario 125

Generasi ketiga Honda Vario menghadirkan mesin dan tampilan yang berbeda dengan Honda Vario generasi sebelumnya. Dilengkapi dengan mesin 125 cc berpendingin cair, sistem pengabutan Programmable-Fuel Injection (PGM-FI) dan fitur-fitur lainnya. Honda

Vario Techno 125 menjadi pilihan banyak masyarakat Indonesia.

Honda Vario Techno 125 hadir dalam varian non-CBS

Tidak lama setelah diluncurkan, Astra Honda Motor meluncurkan Honda Vario Techno 125 dengan Idling Stop System (ISS), sistem yang diperuntukan untuk menghemat bahan bakar, mesin mati secara otomatis setelah 3 detik berhenti. Honda Vario Techno 125 ISS hanya tersedia dengan varian CBS.

Pada akhir 2014, Astra Honda Motor menjadikan CBS sebagai fitur standar. Sehingga, Honda Vario Techno 125 hanya tersedia dalam varian Non-ISS dan ISS, keduanya dilengkapi dengan sistem pengereman CBS.

Di generasi ke tiga inilah bisa dibilang masa kejayaan Honda Vario, dimana Honda Vario 125 dikenal sebagai motor Matic yang irit dengan dibekali dengan CC yang sudah 125CC yang bisa digenjot hingga kecepatan 110 KMPJ. Dari segi penjualanpun Vario 125 bisa dibilang merajai penjualan motor matic yang ada di Indonesia.

Spesifikasi

a. Mesin: PGM-FI, 4-langkah SOHC dengan 2-katup, dengan pendinginan cair

b. Diameter dan langkah: 52,4 × 57,9 mm c. Kapasitas: 124,8 cc

d. Rasio kompresi: 11 : 1

e. Daya maksimum: 11,3 PS @ 8.500 rpm

f. Torsi maksimum: 1,1 kgf.m @ 5.000 rpm

g. Ukuran ban: 80/90-14 (depan), 90/90-14 (belakang) h. Jarak sumbu roda: 1.281 mm

i. Dimensi (p x l x t): 1.918 x 689 x 1.103 mm j. Kapasitas tangki bahan bakar: 5,5 liter k. Berat kosong: 112 kg

l. Suspensi depan: teleskopik

m. Suspensi belakang: tunggal dengan lengan ayun n. Rem depan: 190 mm cakram hidrolik piston tunggal o. Rem belakang: tromol

p. Tipe busi: NGK CPR9EA-9 atau Denso U27EPR-9

q. Throttle Body: Keihin 24 mm dengan Idle Air Control Valve.

r. Transmisi: otomatis Honda V-Matic ACG Starter

Honda Vario Techno 125 dilengkapi starter elektrik dengan menggunakan alternator sebagai pemutar poros mesin. Teknologi ini memungkinkan mesin untuk menyala tanpa suara khas starter elektrik dan sebagai jantung teknologi Idling Stop System (ISS) yang juga diaplikasikan pada Honda Vario Techno 125 ISS.

Alternator pembangkit arus listrik untuk pengisian baterai digunakan sebagai motor starter, sehingga tidak diperlukan lagi motor starter tambahan seperti yang ditemukan di motor lain pada

umumnya. Teknologi ini juga digunakan oleh Honda PCX, dan diaplikasikan pada Honda Beat FI eSP.

4. Generasi Kedua Honda Vario 110, Honda Vario Fi (2014-sekarang) Honda Vario FI

Honda Vario FI yang diluncurkan Astra Honda Motor pada April 2014 memiliki basis mesin yang berbeda dari Honda Vario Techno 125. Menggunakan mesin 110 cc berpendingin udara dan menggunakan sistem pengabutan PGM-FI. Honda Vario FI dilengkapi dengan sistem pengereman CBS, Remote Answer Back System, lampu penerangan utama LED sebagai fitur standar.

Motor Vario F1 bisa juga disebut generasi kedua dari Vario 110 yang sudah dibekali dengan teknologi PGM-F1 yang sudah terbukti keiritanya, berbeda dengan generasi Vario 110 yang pertama yang dikenal boros.

Spesifikasi

a. Mesin: PGM-FI, 4-langkah SOHC dengan 2-katup, berpendingin udara.

b. Diameter dan langkah: 50 x 55 mm c. Kapasitas : 108 cc

d. Rasio kompresi: 9,2 : 1

e. Daya maksimum: 8,52 PS / 8.000 rpm f. Torsi maksimum: 0.89 kgf.m / 6.500 rpm

g. Ukuran ban: 80/90-14 (depan), 90/90-14 (belakang)

h. Jarak sumbu roda: 1.256 mm

i. Dimensi (p x l x t): 1.888 x 679 x 1.091 mm j. Kapasitas tangki bahan bakar: 3,7 liter k. Berat kosong: 95 kg

l. Suspensi depan: teleskopik

m. Suspensi belakang: tunggal dengan lengan ayun n. Rem depan: cakram hidrolik dengan piston tunggal o. Rem belakang: tromol

p. Tipe busi: NGK CPR9EA-9 atau Denso U27EPR-9

q. Throttle body: Keihin 22 mm dengan Idle Air Control Valve r. Transimisi: otomatis Honda V-Matic

Mesin Honda Vario FI memiliki basis mesin yang sama dengan Honda Beat FI. Dengan beberapa penyesuaian, karakter mesin yang dimiliki Honda Vario FI berbeda dengan Honda Beat FI 5. Generasi Keempat (2015-sekarang)

Pada bulan Januari 2015, Astra Honda Motor memperkenalkan Honda Vario generasi keempat yang memiliki dua pilihan mesin, yaitu All New Honda Vario 150 eSP yg menggunakan mesin 150cc dan All New Honda Vario 125 eSP yg menggunakan mesin 125cc.

Digenerasi terbaru Vario ini Honda secara mengejutkan menamba CC Honda Vario dari 125 menjadi 150, hal ini membuat para peminal Honda PCX 150 berfikir ulang untuk melirik Honda Vario 150 yang hampir memiliki kelebihan yang sama dibanding PCX 150. bersamaan

dengan diluncurkanya Honda Vario 150, Honda juga meluncurkan generasi kedua dari Honda Vario 125. tampak hampir sama dari segi penampilan dengan Vario 125 generasi pertama, namun memiliki kesamaan dengan Vario 150, diprediksi New Vario125 akan mengulangi kesuksesan Vario 125 generasi pertama.

Spesifikasi All New Vario 150 eSP

a. Mesin: PGM-FI, eSP, 4-langkah SOHC dengan 2-katup, dengan pendinginan cair

b. Diameter dan langkah: 57,3 x 57,9 mm c. Kapasitas: 150 cc

d. Rasio kompresi: 10.6 : 1

e. Daya maksimum: 9,3 kW @ 8.500 rpm f. Torsi maksimum: 12,8 N.m @ 5.000 rpm

g. Ukuran ban: 80/90-14 Tubeless (depan), 90/90-14 Tubeless (belakang)

h. Jarak sumbu roda: 1.280 mm

i. Dimensi (p x l x t): 1.921 x 683 x 1.096 mm j. Kapasitas tangki bahan bakar: 5,5 liter k. Berat kosong: 109 kg

l. Suspensi depan: teleskopik

m. Suspensi belakang: tunggal dengan lengan ayun n. Rem depan: cakram hidrolik piston tunggal

o. Rem belakang: tromol dengan sistem pengereman CBS

p. Tipe busi: NGK CPR9EA-9 atau ND U22EPR-9 q. Transmisi: otomatis Honda V-Matic

Spesifikasi All New Vario 125 eSP

a. Mesin: PGM-FI, eSP, 4-langkah SOHC dengan 2-katup, dengan pendinginan cair

b. Diameter dan langkah: 52,4 x 57,9 mm c. Kapasitas: 124,8 cc

d. Rasio kompresi: 11 : 1

e. Daya maksimum: 8,3 kW @ 8.500 rpm f. Torsi maksimum: 10,8 N.m @ 5.500 rpm

g. Ukuran ban: 80/90-14 Tubeless (depan), 90/90-14 Tubeless (belakang)

h. Jarak sumbu roda: 1.280 mm

i. Dimensi (p x l x t): 1.921 x 683 x 1.096 mm j. Kapasitas tangki bahan bakar: 5,5 liter k. Berat kosong: 109 kg

l. Suspensi depan: teleskopik

m. Suspensi belakang: tunggal dengan lengan ayun n. Rem depan: cakram hidrolik piston tunggal

o. Rem belakang: tromol dengan sistem pengereman CBS p. Tipe busi: NGK CPR9EA-9 atau ND U22EPR-9 q. Transmisi: otomatis Honda V-Matic

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

1. Karakteristik Responden a. Jenis kelamin

Dalam penelitian ini karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dibagi menjadi 2, yaitu laki-laki dan perempuan. Berikut merupakan data responden yang diperoleh berdasarkan jenis kelamin:

Tabel V. 1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1. Laki-laki 73 73%

2. Perempuan 27 27%

Total 100 100%

Sumber: Data Primer yang diolah, Februari 2018

Berdasarkan tabel V.1 terdapat 73 responden laki-laki dan 27 responden perempuan. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki.

b. Usia

Dalam penelitian ini karakteristik responden berdasarkan usia dibagi menjadi 3 bagian. Berikut merupakan data responden yang diperoleh berdasarkan usia:

Tabel V. 2 Data Responden Berdasarkan Usia

No. Usia Jumlah Persentase

Sumber: Data Primer yang diolah, Februari 2018

Berdasarkan tabel V.2 terdapat 9 responden dengan usia kurang dari atau sama dengan 19 tahun, 64 responden dengan usia 20 sampai dengan 22 tahun, dan 27 responden dengan usia lebih dari atau sama dengan 23 tahun.

c. Program Studi

Dalam penelitian ini, Universitas Sanata Dharma Kampus I dan III memiliki 6 fakultas dengan jumlah program studi sebanyak 23. Berikut merupakan data responden yang diperoleh berdasarkan program studi:

Tabel V. 3 Data Responden Berdasarkan Program Studi

No. Program Studi Jumlah Persentase

1. Akuntansi 10 10%

2. Manajemen 32 32%

3. Sastra Inggris 3 3%

4. Sastra Indonesia 2 2%

5. Sejarah 2 2%

6. Farmasi 5 5%

7. Pend. Bimbingan Konseling 7 7%

8. Pend. Akuntansi 2 2%

9. Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia 3 3%

10. Pend. Bahasa Inggris 5 5%

11. Pend. Biologi 1 1%

12. Pend. Ekonomi 2 2%

Tabel V.3 Data Responden Berdasarkan Program Studi (Sambungan)

No. Program Studi Jumlah Persentase

13. Pend. Fisika 1 1%

Sumber: Data Primer yang diolah, Februari 2018

Berdasarkan tabel V.3 terdapat 10 responden dari program studi Akuntansi, 32 responden dari program studi Manajemen, 3 responden dari program studi Sastra Inggris, 2 responden dari program studi Sastra Indonesia, 2 responden dari program studi Sejarah, 5 responden dari program studi Farmasi, 7 responden dari program studi Pend.

Bimbingan Konseling, 2 responden dari program studi Pend.

Akuntansi, 3 responden dari program studi Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia, 5 responden dari program studi Pend. Bahasa Inggris, 1 responden dari program studi Pend. Biologi, 2 responden dari program studi Pend. Ekonomi, 1 responden dari program studi Pend. Fisika, 4 responden dari program studi Pend. Guru Sekolah Dasar, 3 responden dari program studi Pend. Matematika, 1 responden dari program studi Pend. Sejarah, 5 responden dari program studi Psikologi, 3 responden dari program studi Teknik Elektro, 4 responden dari program studi Teknik Informatika, 5 responden dari program studi Teknik Mesin

d. Lama penggunaan sepeda motor Honda Vario

Dalam penelitian ini karakteristik responden berdasarkan lama penggunaan sepeda motor Honda Vario dibagi menjadi 4 kelompok.

Berikut merupakan data responden yang diperoleh berdasarkan lama

Berikut merupakan data responden yang diperoleh berdasarkan lama

Dokumen terkait