• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Kawasan hutan Salib Kasih Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan pengelolaan hutan merupakan wilayah KPH Unit 21 pada UPTD KPH Wilayah IV Balige.

Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian dengan pertimbangan, antara lain:

1. Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara telah menunjuk lokasi sebagai salah satu tujuan utama Wisata Sejarah Rohani Kabupaten Tapanuli Utara.

2. Terdapat kunjungan wisatawan ke lokasi penelitian pada waktu tertentu.

3. Di lokasi ini terdapat potensi pengembangan komoditi pertanian.

4. Berpotensi dapat dijadikan obyek wisata dengan daya tarik budidaya agro berwawasan lingkungan.

3.1.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang telah dilaksanakan mulai pada bulan Maret 2019 sampai dengan Desember 2019, yang meliputi penyusunan proposal, pelaksanaan penelitian, penulisan draft dan konsultasi.

3.2. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara melakukan penyelidikan atau mencari suatu fakta di lapangan yang dilakukan secara sistematis dan obyektif.

Nawawi (2001) mengemukakan, bahwa metode pada dasarnya berarti cara yang

dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena tujuan umum penelitian adalah untuk memecahkan masalah, maka langkah-langkah yang akan ditempuh harus relevan dengan masalah yang telah dirumuskan.

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif, yaitu memberikan penjabaran dengan mendeskripsikan apa yang diperoleh dari penelitian. Penelitian deskriptif ini tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang variabel, gejala atau keadaan serta tidak memerlukan administrasi atau mengontrolan terhadap sesuatu perlakuan.

3.3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel (teknik sampling) menurut Nawawi (2001), adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang presentatif atau benar-benar mewakili populasi. Dalam penelitian ini pengambilan sampel secara purposive, yaitu dengan menetapkan ciri-ciri khusus dari sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Pengambilan sampel dilakukan pada 100 responden yang telah ditentukan ciri-cirinya yaitu dengan cara memilahnya menjadi 3 kelompok responden yang dipilih dan ditemui secara langsung di lapangan, yaitu berdasarkan asal dan tempat tinggal responden dan umur responden pada usia 17 tahun atau lebih.

Kelompok responden yang pertama, adalah warga desa yang berada di sekitar lokasi penelitian menjadi responden, yaitu masyarakat desa yang bertempat tinggal di lokasi dan di sekitarnya. Selanjutnya kelompok responden

yaitu para pengunjung dan para pelaku usaha pariwisata. Serta kelompok responden yang ketiga, adalah pemerintah dan lembaga masyarakat yang peduli lingkungan dan pariwisata. Ketiga kelompok responden dipilih dan ditemui secara langsung dengan harapan merupakan sampel yang tepat dan keterwakilan populasi saat dilaksanakannya penelitian.

Disamping itu Peneliti juga akan melaksanakan observasi langsung ke lokasi penelitian dan wawancara khusus kepada beberapa responden dan kepada beberapa pemangku kepentingan (termasuk Pemerintah Daerah) dalam menghimpun berbagai informasi dan data yang diperlukan untuk memperkuat tujuan penelitian.

3.4. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini meliputi potensi Kawasan hutan Salib Kasih, kebijakan pemerintah dan pendapat berbagai pemangku kepentingan lainnya tentang pengelolaan agrowisata di sekitar Kawasan Wisata Salib Kasih yang berwawasan lingkungan melalui pengamatan beberapa potensi meliputi pengamatan tentang potensi alam, potensi sosial dan budaya dan kemungkinan adanya kearifan lokal masyarakat setempat. Terkait kebijakan pemerintah memperhatikan undang-undang, peraturan pemerintah dalam pembangunan wilayah dan tata ruang, peraturan yang mendukung pengembangan pariwisata serta peraturan daerah yang telah diterbitkan untuk pengembangan pariwisata di daerah.

Sedangkan pendapat masyarakat setempat yang terkait rencana pengembangan agrowisata, ketersediaan lahan pertanian, tradisi adat-istiadat dan budaya, pendidikan dan pelatihan bidang pariwisata bagi penduduk setempat,

keterlibatan masyarakat dalam mengelola agrowisata berwawasan lingkungan, keterlibatan swasta atau pemerintah dalam mengelola agrowisata, dan penarikan retribusinya.

3.5. Teknik Pengambilan Data

Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Data yang dikumpulkan adalah data primer (data utama), berupa: hasil wawancara dan kuisioner yang disebarkan dan data sekunder (data pendukung), berupa: dokumen perencanaan pembangunan kepariwisataan kawasan hutan Salib Kasih dan dokumen literatur lainnya.

Teknik pengumpulan data yang dilaksanakan, antara lain:

1. Observasi

Merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan peninjauan langsung ke lokasi penelitian.

2. Wawancara

Wawancara adalah teknik dalam mengumpulkan data secara langsung antara pengumpul data dan pemberi data. Dalam hal ini terjadi interaksi langsung untuk memberikan hasil yang optimal.

Adapun teknik wawancara yang dilakukan hanya kepada narasumber yang memiliki informasi yang lebih mendalam dan relevan baik berasal dari Pemerintah setempat, LSM ataupun narasumber lainnya yang memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan tujuan penelitian. Wawancara ini biasanya dapat dilakukan dengan teknik Depth Interview, yaitu melakukan wawancara mendalam dengan narasumber tertentu yang dipandang relevan dan akuntable.

Dalam penelitian ini juga dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang disusun secara sistematis dengan pertanyaan tertutup dan terbuka. Penggunaan kuisioner ini adalah bertujuan untuk mengetahui pendapat masyarakat terhadap pengembangan pariwisata di kawasan hutan Salib Kasih Kabupaten Tapanuli Utara. Sedangkan untuk menggali berbagai informasi yang lebih mendalam terkait agrowisata berwawasan lingkungan dilakukan dengan wawancara yang mendalam sesuai tujuan yang diharapkan meliputi budidaya pertanian, kondisi sosial budaya/

kearifan lokal dan dampak pembangunan agrowisata berwawasan lingkungan.

3.6. Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan:

1. Dokumen Rencana Pembangunan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara 2. Dokumen Rencana Pembangunan Pariwisata Kabupaten Tapanuli Utara 3. Peta admistrasi lokasi dan peta kawasan hutan Provinsi Sumatera Utara 4. Dokumen pendukung terkait lainnya.

Sedangkan alat yang digunakan antara lain:

1. Alat tulis 2. Komputer 3. Handphone 4. Kamera

3.7. Analisis Data

Teknik pengolahan data yang akan digunakan adalah dengan menggunakan teknik induktif, yaitu dari fakta dan peristiwa yang diketahui secara

konkrit, kemudian digeneralisasikan menjadi suatu kesimpulan yang bersifat umum berdasarkan fakta-fakta yang empiris tentang lokasi penelitian.

3.7.1. Analisis Model Pengelolaan

Analisis ini dipergunakan untuk mengetahui potensi agrowisata berwawasan lingkungan yang dapat berintegrasi dengan wisata sejarah rohani di kawasan hutan Salib Kasih. Selanjutnya merumuskan potensi agrowisata berwawasan dimaksud dalam suatu model pengelolaan yang sesuai dengan karakteristik utama pengelolaan (wisata rohani) yang dikaitkan dengan potensi sumber daya alam (pertanian) yang dikembangkan dan dukungan pemanfaatan fasilitas yang tersedia secara optimal.

Penyusunan model dapat dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu:

1. Perumusan struktur atau bagan model.

2. Mengidentifikasi parameter-parameter model yang saling berhubungan, terkait potensi karakteristik, masalah dan peraturan terkait.

3. Menganalisa parameter yang memiliki peran utama dalam struktur model.

3.7.2. Analisis Sarana dan Prasarana

Analisis data dengan secara deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui kebutuhan dan asas manfaat dari fasilitas-fasilitas pendukung yang tersedia di lokasi penelitian dalam pengelolaan agrowisata berwawasan lingkungan kawasan hutan Salib Kasih.

3.7.3. Analisis Responden

Adapun pemangku kepentingan akan menjadi responden penelitian yang

mendukung analisa penelitian. Lebih lanjut responden yang diharapkan adalah populasi masyarakat, aparat pemerintahan dan berbagai pemangku kepentingan lainnya yang dijumpai berada di sekitar lokasi penelitian sesuai dengan kebutuhan termasuk masyarakat pengunjung.

Banyaknya responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan cara Purposive sampling, yaitu dengan memilih populasi sebanyak 100 responden dan memilahnya menjadi beberapa ciri kelompok responden tertentu. Mantra, (1985) dalam Singarimbun dan Affandi (2002) menyatakan besarnya sampel tidak boleh kurang/minimum 5%. Hasil pendapat responden akan dilihat dari hasil skala pendapat melalui tabel frequensi.

Penggunaan tabel ini dilakukan untuk dapat memberikan penilaian terhadap jawaban responden dan menguatkan pendapat mereka terkait model pengelolaannya. Dalam penelitian ini ada kemungkinan terdapat perbedaan jumlah skala yang digunakan,supaya adanya kesamaan digunakan analisis skala sikap Likert.

Menurut Kusmaryadi dan Sugiarto (2002), skala Likert ini merupakan alat untuk mengukur sikap dari keadaan yang sangat positif ke jenjang sangat negatif, untuk menunjukkan sejauh manakah tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan terhadap pernyataan yang diajukan oleh peneliti. Skala Likert ini disebut juga sebagai Summated Rating Method. Dengan menggunaan Summated RatingMethod akan ditentukan skor pada pengukuran skala Linkert, yaitu pemberian skor tertinggi dan terendah dari masing-masing jawaban pertanyaan yang diajukan kepada responden. Dalam penelitian ini ditentukan skor dari yang tertinggi hingga yang terendah. Jawaban pertanyaan tertinggi diberi nilai 5, sedangkan untuk

jawaban terendah adalah 1. Jawaban diantara kedua skala tersebut disesuaikan dengan jumlah jawaban yang ada, untuk pertanyaan sangat setuju diberi nilai 5, setuju diberi nilai 4, ragu-ragu diberi nilai 3, tidak setuju diberi nilai 2, dan 1 sangat tidak setuju.

Untuk memperoleh peringkat pendapat para pemangku kepentingan, diajukan 10 pertanyaan. Dengan total nilai maksimum 50. Selanjutnya nilai setiap responden dijumlah dan dibuat peringkatan dengan skala penilaian sebagai berikut:

Skor tertinggi – skor terendah = selisih perkategori Jumlah kategori

= 50 – 10 = 8 (selisih kategori) 5

Berdasarkan rumus tersebut di atas, dapat diperoleh tingkat nilai skala sikap masyarakat masing-masing seperti dalam Tabel 3.1.

Tabel. 3.1 Tingkat Nilai Skala Sikap Masyarakat

SKALA SIKAP MASYARAKAT

SIKAP SKALA KATEGORI

Sangat setuju 5 > 42 – 60

Setuju 4 > 34 – 42

Ragu-ragu 3 > 26 – 34

Tidak setuju 2 > 18 – 26

Sangat tidak setuju 1 10 – 18 Sumber : Hasil Modifikasi Skala Likert

Untuk mengetahui akurasi data responden dimaksud dimana variabel tertentu tidak diukur secara langsung tetapi melalui indikator atau faktor tertentu

yang diteliti maka dilakukan pengujian. Pengujian ini dilakukan dengan uji validitas dan reabilitas secara statistika.

3.7.4. Analisis Strategi Pengelolaan

Analisa ini menggunakan metode SWOT dalam menganalisa data dari beberapa faktor internal dan eksternal secara kualitatif. Rangkuti (2000), mengatakan bahwa Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi kebijakan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatandan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman.

Faktor-faktor eksternal, meliputi:

1. Peluang, yaitu berbagai hal yang membuka peluang seperti kebijakan baru, perubahan kondisi sosial budaya, dukungan masyarakat, kebijaksanaan yang bersifat administratif, birokratik dan lain-lain.

2. Ancaman, yaitu berbagai hal yang dapat merupakan acaman bagi organisasi dalam melaksanakan tugas dan meningkatkan kinerja, antara lain karena perubahan kondisi sosial budaya yang kurang menguntungkan, menurunnya tingkat kesadaran masyarakat, dukungan instansi lainnya.

Identifikasi faktor-faktor internal, berupa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh suatu organisasi, antara lain:

1. Kekuatan, yaitu berbagai indikator yang menggambarkan faktor kekuatan bagi organisasi dalam mendukung peningkatan kinerja. Seperti tersedianya SDM aparatur yang berkualitas, disiplin yang tinggi, motivasi kerja yang baik, kerjasama antar staf dan lain-lain.

2. Kelemahan diisi dengan berbagai faktor yang kurang mendukung pelaksanaan tugas seperti kurang tersedianya data dan informasi, rendahnya sumberdaya aparatur, baik jumlah maupun mutu, lemahnya disiplin dan rendahnya komunikasi dan kerjasama, semangat kerja dan motivasi yang rendah dan lain-lain.

Berdasarkan analisa kondisi eksternal dan internal yang ditemukan dalam penelitian akan dituangkan dalam matriks Analisa SWOT untuk dirumuskan dalam strategi-strategi sebagai arahan dalam menentukan program-program bagi pengembangan agrowisata kawasan hutan Salib Kasih di Kabupaten Tapanuli Utara.

Dari analisa secara makro, dalam upaya mewujudkan pengelolaan obyek agrowisata yang terintegrasi dengan wisata rohani kawasan hutan Salib Kasih terdapat 4 masalah yang dapat digunakan untuk merencanakan pembangunan kepariwisataan, antara lain:

1. Strategi yang meningkatkan indikator kekuatan (S), dengan cara memanfaatkan indikator peluang (0) yang dimiliki, disebut Strategi S-0.

2. Strategi yang meningkatkan indikator kekuatan (S) untuk meminimalkan ancaman (T) yang muncul, dikenal Strategi S-T.

3. Strategi yang meminimalkan kelemahan (W) yang ada dengan memanfaatkan peluang (0) yang dimiliki ini, disebut Strategi W-0.

4. Strategi mengurangi kelemahan (W) yang dimiliki untuk memperkecil atau menghilangkan ancaman (T) yang muncul, disebut Strategi W-T.

Berdasarkan analisa kondisi internal dan ekternal yang ditemukan dalam penelitian, pada tahap selanjutnya akan dituangkan dalam matriks analisa SWOT pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Matriks Analisa SWOT Kekuatan/ Peluang

(S - O) Pengelolaan

agrowisata yang teintegrasi dengan wisata rohani kawasan

hutan Salib Kasih

Kekuatan (Strenghts)

Kelemahan (Weakness)

Peluang (Oppurtunities)

Ancaman (Treats)

Peluang/

Kelemahan (W - O)

Kekuatan/

Ancaman (S - T)

Ancaman/

Kelemahan (W - T)

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait