• Tidak ada hasil yang ditemukan

Macam – macam norma dan kebiasaan antardaerah

BAHAN AJAR KELAS

2. Macam – macam norma dan kebiasaan antardaerah

a. Macam- macam norma antar daerah (1) Norma di Aceh Besar

(a) Norma agama

Norma agama di Aceh Besar sebenarnya sama dengan daerah-daerah lain yaitu bersumber pada ajaran agama yang dianutnya. Akan tetapi ada hal yang khusus/spesifik dari daerah Aceh Besar provinsi Aceh ini. Disana jarang dijumpai tempat-tempat ibadah dari agama lain (kristen, katolik, hindu, budha, maupun kongguchu) karena di sana menerapkan Syari’at Islam yang meliputi bidang aqidah, syar’iyah, dan akhlak. Dan ketentuan pelaksanaan syari’at Islam di Aceh diatur dengan adanya Qanun Aceh. Setiap pemeluk agama Islam di Aceh wajib menaati dan mengamalkan syari’at Islam.

(b) Norma hukum

Norma hukum di Aceh Besar sama dengan norma hukum di daerah-daerah lain. Akan tetapi di sana ada pengkhususan tersendiri dibanding daerah-daerah lain yaitu dengan adanya Qanun. Qanun dibentuk dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan Aceh, pemerintah kabupaten/kota, dan penyelenggaraan tugas pembantuan. Qanun Aceh disahkan oleh gubernur setelah mendapat persetujuan bersama dengan DPRA. Qanun kabupaten/kota disahkan oleh bupati/walikota setelah mendapat persetujuan bersama dengan DPRK. Gubernur, bupati/walikota dalam menegakkan Qanun dalam penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat dapat membentuk Satuan Polisi Pamong Praja, sedangkan untuk menegakkan Qanun Syar’iyah dibentuklah unit Polisi Wilayatul Hisbah sebagaia bagian dari Satuan Polisi Pamong Praja. Selain itu juga terdapat Mahkamah Syar’iyah yang berwenang memeriksa, mengadili, memutus, dan menyelesaikan perkara bidang ahwal al-syakhsiyah (hukum keluarga), muamalah (hukum perdata), dan jinayah (hukum pidana) yang didasarkan atas Syari’at Islam dan diatur melalui Qanun Aceh.

(c) Norma kesopanan

Norma kesopanan di Aceh Besar sama dengan norma kesopanan di daerah-daerah lain. Mungkin ada sedikit perbedaannya. Aksen vokal di sana lebih keras dari pada di Mangunjaya, walaupun berbicara dengan baik dan tanpa emosi tetapi terlihat seperti orang sedang marah. Dalam berpakaian lebih baik daripada daerah-daerah lain, hal ini terlihat dari banyaknya orang-orang yang memakai pakaian tertutup mulai dari anak kecil sampai orang tua di harapkan berpakaian sopan (berjilbab). (d) Norma kesusilaan

Norma kesusilaan di Aceh Besar bisa dikatakan kuat, disana rasa saling memiliki, rasa kekeluargaan tinggi, dan jiwa gotong royongnya juga tinggi.

(2) Norma di Malinau a.) Norma agama

Masyarakat Malinau sebagian besar beragama Kristen dan Islam. Walaupun demikian toleransi antar umat beragama sangat tinggi.

b.) Norma hukum

Dalam masyarakat Malinau norma hukum sudah dilaksanakan walaupun kadang masih ada yang melanggar (kebut-kebutan).

c.) Norma kesopanan

Salah satu norma kesopanan yang ada dalam masyarakat Malinau antara lain dalam hal bertamu yang dikenal dengan istilah kepohonan yaitu jika kita bertamu harus menghabiskan minuman dan makanan yang disajikan tuan rumah, dan jika kita tidak memakan/meminumnya maka dipercaya akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. d.) Norma kesusilaan

Norma kesusilaan di Malinau sama seperti di daerah-daerah lainnya yaitu tidak meludah di depan orang, berlaku jujur, dan menghormati orang lain

(3) Norma di daerah Mangunjaya (a) Norma agama

Norma agama adalah norma yang bersumber dari Tuhan. Pelanggaran terhadap norma ini adalah dosa. Pelaksanaan norma agama di Mangunjaya sudah baik sehingga terjadi keharmonisan antar umat beragama. Setiap umat beragama dapat hidup dan menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya.

(b) Norma kesopanan

Norma kesopanan adalah peraturan hidup yang timbul dari pergaulan manusia Hukuman terhadap norma kesopanan berasal dari masyarakat yaitu berupa celaan, makian, cemoohan, atau diasingkan dari pergaulan di masyarakat tersebut. Norma kesopanan ini bersifat relatif artinya apa yang dianggap sebagai norma kesopanan berbeda-beda di berbagai tempat, lingkungan dan waktu. Norma kesopanan di Mangunjaya masih terpelihara dengan baik antara lain masih tinggi tingkat unggah- ungguh seseorang, menghormati orang yang lebih tua, menerima sesuatu dengan tangan kanan, dan tidak meludah di sembarang tempat

(c) Norma kesusilaan

Norma kesusilaan adalah peraturan hidup yang datang dari hati sanubari manusia. Hukuman bagi pelanggaran terhadap norma kesusilaan berupa penyesalan diri dan rasa bersalah. Norma kesusilaan di Mangunjaya itu sama dengan norma kesusilaan

di daerah-daerah lain karena bersumbernya itu dari hati nurani manusia. Antara lain harus berlaku jujur, bertindak adil, dan menghargai orang lain.

(d) Norma hukum

Norma hukum adalah peraturan yang dibuat oleh negara dengan hukuman tegas dan memaksa sehingga berfungsi mengatur ketertiban dalam masyarakat. Norma hukum digunakan sebagai pedoman hidup yang dibuat oleh badan berwenang untuk mengatur manusia dalam berbangsa dan bernegara. Hukuman yang dikenakan bagi pelanggarnya telah ditetapkan dengan kadar hukuman berdasarkan jenis pelanggaran yang telah dilakukan. Norma hukum di Mangunjaya sama seperti norma hukum di daerah-daerah lain yaitu bersifat mengikat dan memaksa kepada semua warga masyarakat tanpa terkecuali.

b. Macam – macam kebiasaan antardaerah

Kebiasaan masyarakat Mangunjaya

Seperti kebanyakan masyarakat Jawa, kota Mangunjaya juga mempunyai kebiasaan yang hampir sama dengan kota – kota lain di Jawa. Kebiasaan – kebiasaan yang dijalankan biasanya berkenaan dengan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia, atau har-hari tertentu. Yang berkaitan dengan peristiwa kehidupan manusia misalnya dalam pernikahan, ada sungkeman. Yang beraitan dengan hari-hari terentu misalnya menyambut bulan puasa. Di Mangunjaya sendiri ada kebiasaan dugderan. Dugderan ini diadakan satu minggu sebelum hari puasa yang pertama. Kalau di Jogja, ada padusan sebelum bulan puasa.

Kebiasaan masyarakat Aceh

Aceh Besar merupakan salah satu kabupaten di provinsi Aceh. Di sana masih menunjung tinggi nilai-nilai budaya lokal dan kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat di sana antara lain : masih terpeliharanya kebiasaan dalam mengadakan kenduri blang yaitu berdo’a dan makan bersama di sawah pada waktu awal akan di mulainya membajak sawah, dalam prosesi perkawinan menggunakan mayam (satuan hitung pada perhiasan emas 1 mayam = 3 gram) sebagai mas kawin, meugang yaitu memasak daging (sapi, kerbau ataupun kambing) yang dilaksanakan dua hari atau satu hari sebelum memasuki bulan Ramadhan. Hal ini dilakukan oleh semua masyarakat yang ada di Aceh mulai dari orang yang kurang mampu maupun orang kaya.dan kalaupun tidak sanggup untuk membeli daging maka kelurganya membantu membelikan daging (hampir seperti suatu kewajiban).

Kebiasaan masyarakat Malinau

Setiap masyarakat mempunyai kebiasaan yang berbeda – beda, termasuk masyarakat Malinau. Salah satu kebiasaan masyarakat Mainau, adalah bertato, Dalam masyarakat Malinau, bertato bukan hanya sekedar seni, tetepi lebih berkaitan dengan adat. Kebiasaan lainnya adalah memenjangkan telinga, walaupun sekarang sudah mulai erkurang.