• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Hasil Analisis Data

4.2.2 Makna Pragmatik Tindak Tutur Ilokusi

Tuturan antara pemain dalam film Kartini karya Hanung Brahmantyo memiliki makna pragmatic tindak tutur ilokusi. Berdasarkan data-data yang sudah diklasifikasi peneliti menemukan delapan makna pragmatik tindak tutur ilokusi.

Makna pragmatic yang terdapat dalam tuturan film Kartini karya Hanung Brahmantyo yaitu, pemberitahuan, ucapan maaf, menawarkan, menasehati, menyuruh, kekecewaan, mengajak, dan menegaskan.

4.2.2.1 Makna Pragmatik Pemberitahuan

Makna pragmatik tindak tutur ilokusi yang muncul dalam penelitian ini adalah makna pemberitahuan. Peneliti mengidentifikasi makna pemberitahun melalui tuturan penutur dalam menyampaikan informasi yang bertujuan membuat mitra tutur menerima informasi. Berikut ini merupakan contoh dari makna pragmatik pemberitahuan :

Kode data 19: M1 /1 Data Tuturan

Raden Sosroningrat: “Ndhuk, Trinil ngadeg. Lungguh cedhak romo. Nduk, dino iki wis dadi wancine kowe dadi Raden Ayu, Romo lan Ibumu wis ngenteni lawase 16 taun. Piye? Kowe sanggup, ta?

Kartini: (terdiam) Konteks

Tuturan ditujukan kepada Kartini. Raden Sosrodingrat menayakan kesanggupan Kartini untuk menjadi Raden Ayu karena sudah menunggu 16 tahun dan Kartini hanya terdiam.

Tuturan di atas dituturkan oleh Raden Sosroningrat. Konteks dari tuturan tersebut adalah Kartini dipanggil Rama Raden Sosroningrat untuk membicarakan pernikahannya dengan Bupati Ariyadiningrat. Raden Sosrodingrat menayakan

77 kesanggupan Kartini untuk menjadi Raden Ayu karena sudah menunggu 16 tahun dan Kartini hanya terdiam.

Jika dicermati dan dianalisis tuturan yang diucapkan Raden Sosroningrat terlihat bahwa tuturan yang disampaikan merupakan makna pemberitahuan.

Makna pragmatik pemberitahuan yang terjadi dalam tuturan data M1/1 adalah Raden Sosroningrat memberitahukan bahwa sudah saatnya Kartini menjadi Raden Ayu. Tuturan pada data M1/1 memiliki kesamaan makna pemberitahuan pada data M1/2, M1/3, M1/3, M1/4, M1/5, M1/6, M1/7, M1/8, M1/9, M1/10, M1/11, M1/12, M1/13, M1/14, M1/15, M1/16, M1/17, M1/18, M1/19, M1/20, M1/21, M1/22, M1/23, M1/24, M1/25, M1/26, M1/27, M1/28, M1/29, M1/30, M1/31, M1/32, M1/33, M1/34, M1/35, M1/36, M1/37, M1/38, M1/39, M1/40, M1/41, M1/42, M1/43, M1/44, M1/45, dan M1/46. Tuturan pada data-data tersebut memiliki kesamaan yakni, mengandung makna pragmatik pemberitahuan. Tuturan pemberitahuan berfungsi untuk menyampaikan suatu informasi kepada mitra tutur. Tuturan dalam makna pemberitahuan dapat berbentuk larangan atau himbauan.

4.2.2.2 Makna Pragmatik Ucapan Maaf

Makna pragmatik tindak tutur ilokusi yang muncul dalam penelitian ini adalah makna ucapan maaf. Peneliti mengidentifikasi makna ucapan maaf melalui tuturan penutur dalam menyampaikan ungkapan maaf. Ucapan maaf disampaikan penutur pada saat menyadari bahwa diri telah melakukan kesalahan. Dalam KBBI V (Departemen Pendidikan Nasional, 2016) arti kata maaf adalah ungkapan permintaan ampun atau penyesalan.

78 Contoh: Maaf, saya datang terlambat.

Arti lainnya dari maaf adalah ungkapan permintaan izin untuk melakukan sesuatu.

Contoh: Maaf, bolehkah saya bertanya.

Berikut ini merupakan contoh dari makna pragmatik ucapan maaf :

Kode data 20: M2 /47 Data Tuturan

Istri Bupati: “Nuwun sewu kang mas, menapa kang mas yakin bahwa anak-anakku masih ada dipingitan?”

Raden Sosroningrat: “Yo pancen isik dipingit. Ning isih tak wenehi kelonggaran, ora usah kuatir”.

Konteks

Tuturan ditujukan kepada Raden Sosroningrat bahwa Istrinya menanyakan tentang anak-anaknya yang berada dipingitan.

Tuturan di atas dituturkan oleh Raden Ayu Wuryan. Raden Ayu Wuryan dan Raden Sosroningrat memiliki hubungan sebagai suami istri. Konteks dari tuturan tersebut adalah Raden Ayu Wuryan meminta maaf kepada Raden Sosroningrat karena bertanya apakah yakin Kartini boleh keluar dari pingitan.

Karena beliau sebenarnya tidak setuju kalau Kartini keluar.

Jika dicermati dan dianalisis tuturan yang diucapkan Raden Ayu Wuryan terlihat bahwa tuturan yang disampaikan merupakan makna ucapan maaf. Makna pragmatik ucapan maaf yang terjadi dalam tuturan data M2/47 adalah Raden Ayu Wuryan memohon maaf karena mengganggu waktu Raden Sosroningrat dan perihal izin bertanya tentang anak-anak yang sedang berada dipingitan. Tuturan yang menunjukan ucapan maaf yaitu “nuwun sewu”, tuturan tersebut tergolong dalam makna pragmatic tindak tutur ucapan maaf. Dalam tuturan tersebut penutur menyampaikan ucapan maaf dengan tujuan bahwa penutur menyampaikan permintaan izin untuk bertanya sesuatu hal.

79 4.2.2.3 Makna Pragmatik Menawarkan

Makna pragmatik tindak tutur ilokusi yang muncul dalam penelitian ini adalah makna menawarkan. Peneliti mengidentifikasi makna menawarkan melalui tuturan penutur dalam menyampaikan tawaran yang bertujuan membuat mitra tutur merasa tertarik terhadap sesuatu yang ditawarkan penutur. Berikut ini merupakan contoh dari makna pragmatik menawarkan:

Kode data 21:M3 /48 Data Tuturan

Kartono : “Mau keluar dari kamar pingitan ora? Gelem ora? mlebu ning kamarku, ning kana ana lawang kanggo metu kamar pingitan. Wis ya. Jangan biarkan pikiranmu terpenjara, Ni. Tak tunggu di Belanda ”

Kartini : “Kang Mas.”

Konteks

Tuturan ditujukan kepada Kartini. Kartono menanyakan kepada Kartini tentang keluar dari kamar pingitan.

Tuturan di atas dituturkan oleh Kartono. Konteks dari tuturan tersebut adalah Kartono menanyakan kepada Kartini mau keluar dari kamar pingitan atau tidak. Kartono akan memberikan kunci kamarnya. Di dalam kamar terdapat lemari yang berisi banyak buku. Disanalah Kartini mulai membaca dan belajar banyak hal dari buku Belanda tersebut.

Jika dicermati dan dianalisis tuturan yang diucapkan Kartono terlihat bahwa tuturan yang disampaikan merupakan makna menawarkan. Makna pragmatik menawarkan yang terjadi dalam tuturan data M3/48 adalah Kartono menawarkan kepada Kartini untuk keluar dari kamar pingitan dan membuka wawasan dengan membaca buku Belanda yang ada di kamarnya.

Mitra tutur dihadapkan pada sebuah pilihan hingga akhirnya mitra tutur menerima tawaran tersebut. Kartini menerima tawaran dari Kartono dan ia merasa senang. Tuturan yang menunjukan tawaran tersebut dapat dikatakan sebagai

80 makna pragmatik menawarkan. Tuturan pada data M3/48 memiliki kesamaan makna menawarkan pada data M3/49. Dalam tuturan penutur menawarkan sesuatu kepada mitra tutur dan mitra tutur dapat untuk menolak atau menerima tawaran tersebut.

4.2.2.4 Makna Pragmatik menasihati

Makna pragmatik tindak tutur ilokusi yang muncul dalam penelitian ini adalah makna menasihati. Peneliti mengidentifikasi makna menasihati melalui tuturan penutur dalam menyampaikan nasehat yang bertujuan membuat mitra tutur tumbuh menjadi pribadi yang semakin baik. Berikut ini merupakan contoh dari makna pragmatik menasihati:

Kode data 22:M4/52 Data Tuturan

Yu Ngasirah : “Perempuan kalau pinter masak suami dadi betah di rumah”.

Kartini: “Kalau Ni, masak ya untuk Ni sendiri dan orang-orang yang Ni cintai”.

Konteks

Tuturan ditujukan kepada Kartini. Yu Ngasirah menyatakan bahwa kalau perempuan pintar memasak maka suami akan betah di rumah.

Tuturan di atas dituturkan oleh Yu Ngasirah. Konteks dari tuturan tersebut adalah Yu Ngasirah menyatakan bahwa kalau perempuan pintar memasak maka suami akan betah di rumah. Situasinya Kartini, Yu Ngasirah, dan lainnya sedang memasak di dapur kemudian mereka sambil ngobrol. Ketika sedang masak Yu Ngasirah menasehati Kartini kalau pintar memasak maka suami akan betah dirumah.

Jika dicermati dan dianalisis tuturan yang diucapkan Yu Ngasirah terlihat bahwa tuturan yang disampaikan merupakan makna menasihati. Makna pragmatik menasehati yang terjadi dalam tuturan data M4/52 adalah Yu Ngasirah

81 memberikan nasihat kepada Kartini bahwa sebagai wanita belajar masak supaya nantinya bisa melayani suami dan membuat suami menjadi betah di rumah.

Tuturan pada data M4/52 memiliki kesamaan makna menasihati pada data M4/50, M4/51, M4/53, dan M4/54. Makna pragmatik menasihati berfungsi juga untuk mempererat hubungan antar sesama karena dapat menumbuhkan rasa kebersamaan. Melalui tuturan menasehati maka akan mengetahui letak kekurangan dalam diri, sehingga bisa memperbaikinya untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

4.2.2.5 Makna Pragmatik Menyuruh

Makna pragmatik tindak tutur ilokusi yang muncul dalam penelitian ini adalah makna menyuruh. Peneliti mengidentifikasi makna menyuruh melalui tuturan penutur dalam menyampaikan perintah supaya mitra tutur melakukan sesuatu . Berikut ini merupakan contoh dari makna pragmatik menyuruh:

Kode data 23:M5/56 Data Tuturan

Pak Atmo: “Nuwun sewu, pun diutus kanjeng bupati damel ujukan lan dhaharan kangge tamu, tiga Londo sedaya.”

Yu Ngsirah : “Mbok”

Kartini: “Londo? Londo sapa pak Atmo?”

Konteks

Tuturan ditujukan kepada orang-orang yang sedang berada di dapur bahwa bupati meminta dibuatkan minuman dan makanan untuk tamu.

Tuturan di atas dituturkan oleh Pak Atmo. Konteks dari tuturan tersebut adalah ada tamu dari Belanda dan Raden Sosroningrat meminta untuk dibuatkan minuman dan makanan. Pak Atmo menyampaikan permintaan tersebut kepada orang-orang yang sedang berada di dapur.

Jika dicermati dan dianalisis tuturan yang diucapkan Pak Atmo terlihat bahwa tuturan yang disampaikan merupakan makna menyuruh. Makna pragmatik

82 menyuruh yang terjadi dalam tuturan data M5/56 adalah Makna pragmatik menyuruh yang terjadi adalah Pak Atmo memerintah orang-orang yang berada di dapur dengan sopan untuk membuatkan minuman dan makanan untuk tamu.

Tuturan pada data M5/56 memiliki kesamaan makna menyuruh pada data M5/55, M5/57, dan M5/58. Makna menyuruh diidentifikasikan dengan sebuah perintah yang diberikan kepada mitra tutur supaya mitra tutur melakukan sesuatu yang diharapakan oleh penutur.

4.2.2.6 Makna Pragmatik Kekecewaan

Makna pragmatik tindak tutur ilokusi yang muncul dalam penelitian ini adalah makna kekecewaan. Peneliti mengidentifikasi makna kekecewaan melalui tuturan penutur dalam menyampaikan rasa kecewanya terhadap suatu hal. Berikut ini merupakan contoh dari makna pragmatik kekecewaan:

Kode data 24: M6/ 60

Data Tuturan Kardinah: “Aku arep mati wae!”

Kartini: “Aja ngomong kaya ngono”.

Konteks

Tuturan ditujukan kepada Kartini. Kardinah tampak sedih karena perjodohannya. Ia menyampaikan kepada Kartini bahwa ia ingin mati saja.

Tuturan di atas dituturkan oleh Kardinah. Konteks dari tuturan tersebut adalah Kardinah tampak sedih karena perjodohannya. Ia menyampaikan kepada Kartini bahwa ia ingin mati saja. Kardinah kurang setuju dengan perjodohan yang telah dilakukan oleh Raden Sosroningrat. Tetapi karna ayahnya sebagai bangsawan maka tidak mungkin untuk mengingikari janji yang telah dibuatnya.

Jika dicermati dan dianalisis tuturan yang diucapkan Kardinah terlihat bahwa tuturan yang disampaikan merupakan makna kekecewaan. Makna

83 pragmatik kekecewaan yang terjadi dalam tuturan data M6/60 adalah Kardinah mengungkapkan kekecewaannya terhadap perjodohan yang dilakukan oleh ayahnya. Tuturan pada data M6/60 memiliki kesamaan makna kekecewaan pada data M6/59, meskipun konteksnya berbeda tetapi memiliki kesamaaan mengandung makna pragmatik kekecewaan. Makna pragmatik kekecewaan didentifikasikan dengan rasa tidak puas terhadap sesuatu yang diinginkan, diharapkan, dan dicita-citakan.

4.2.2.7 Makna Pragmatik Mengajak

Makna pragmatik tindak tutur ilokusi yang muncul dalam penelitian ini adalah makna mengajak. Peneliti mengidentifikasi makna mengajak melalui tuturan penutur dalam menyampaikan ajakan kepada mitra tutur untuk melakukan sesuatu. Berikut ini merupakan contoh dari makna pragmatik mengajak:

Kode data 25: M7/ 63 Data Tuturan

Kartini: “Yok..yok..yok…mlebu rene, lenggah rene. Kita hari ini akan sinau bareng-bareng. Mau belajar bersama-sama aksara Londo. Aksara Londo ki sing pisanan jenenge huruf A, iki A sing gedhe, iki a sing cilik. Cobo di waca!”

Anak-anak: “Aaaa…”

Konteks

Tuturan ditujukan kepada anaka-anak kecil yang berada di desa. Kartini memperkenalkan aksara Belanda kepada anak-anak.

Tuturan di atas dituturkan oleh Kartini. Konteks dari tuturan tersebut adalah Kartini memperkenalkan aksara Belanda kepada anak-anak di halaman keraton. Anak-anak sangat antusias untuk belajar membaca dan menulis. Kartini bersama dengan adik-adiknya dengan semangat mengajar anak-anak tersebut.

Jika dicermati dan dianalisis tuturan yang diucapkan Kartini terlihat bahwa tuturan yang disampaikan merupakan makna mengajak. Makna pragmatik mengajak yang terjadi dalam tuturan data M7/ 63 adalah Kartini bersama

adik-84 adiknya mengajak anak-anak untuk diperkenalkan dengan belajar menulis dan membaca aksara Belanda. Tuturan pada data M7/63 memiliki kesamaan makna mengajak pada data M7/61 dan M7/62. Makna mengajak diidentifikasikan dengan memberikan ajakan, meminta, atau menyuruh mitra tutur untuk menerima ajakan yang ditawarkan penutur. Dalam realitanya mitra tutur dapat memberikan respon untuk menerima ajakan atau menolak ajakan yang ditawarkan oleh penutur tanpa suatu paksaan.

4.2.2.8 Makna Pragmatik Menegaskan

Makna pragmatik tindak tutur ilokusi yang muncul dalam penelitian ini adalah makna menegaskan. Peneliti mengidentifikasi makna menegaskan melalui tuturan penutur dalam menyampaikan sesuatu secara tegas kepada mitra tutur.

Berikut ini merupakan contoh dari makna pragmatik menegaskan:

Kode data 26: M8/ 66 Data Tuturan

Slamet : “Diam! Saiki kowe anak Bupati udu Wedana meneh. Ayo turu kamar ngarep!”

Kartini : “Ibu tolong Ni bu…ibu tolong Ni…ibu”

Konteks

Tuturan ditujukan kepada Kartini. Slamet membentak Kartini dengan menggelegar. Slamet menyampaikan bahwa sekarang Kartini anak Bupati bukan anak Wedana tetapi Kartini semakin memberontak dan berteriak memanggil ibunya.

Tuturan di atas dituturkan oleh Slamet. Slamet dan Kartini memiliki hubungan sebagai saudara. Konteks dari tuturan tersebut adalah Slamet menyampaikan bahwa sekarang Kartini anak Bupati bukan anak Wedana tetapi Kartini semakin memberontak dan berteriak memanggil ibunya.

Jika dicermati dan dianalisis tuturan yang diucapkan Slamet terlihat bahwa tuturan yang disampaikan merupakan makna menegaskan. Makna pragmatik menegaskan yang terjadi dalam tuturan data M8/66 adalah Slamet menegasakan

85 kepada Kartini bahwa sekarang ini Kartini anak Bupati bukan anak Wedana.

Slamet dengan tegas meminta Kartini untuk diam dan mendengarkan tuturan yang disampaikannya. Tuturan pada data M8/66 memiliki kesamaan makna menegaskan pada data M8/64, M8/65, M8/67, M8/68, M8/69, dan M8/70. Makna menegaskan dapat diidentifikasikan dengan mengatakan suatu hal dengan tegas, pasti, dan tidak ragu-ragu kepada mitra tutur.

Dokumen terkait