BAB IV PEMBAHASAN
4.4. Makna Simbol Pada Upacara Adat Erpangir Ku Lau
4.4.5. Makna Simbol Tarian
1. Tari Pengari-ngari.
Tarian ini memiliki makna penghormatan. Tarian merupakan wujud rasa hormat si pelaku kepada tendi sehingga untuk mendatangkan tendi ke tempat dilakukannya upacara adat Erpangir Ku Lau harus melalui sebuah udangan yang di isyaratkan melalui sebuah tarian yaitu tarian pengari-ngari
.
2. Tari Mari-mari.
Tari mari-mari juga merupakan sebuah penghormatan kepada tendi yang dilakukan oleh etnik Karo. untuk menunjukan wujud rasa hormat si pelaku yang telah mengudang tendi. Maka tari mari-mari dilakukan sebagai pengiring atau tarian yang menemani tendi dalam melakukan persiapan untuk datanf ke tempat dilakukannya upacara adat tersebut.
3. Tari Odak-odak.
Sama halnya dengan tari mari-mari, tari odakodak juga merupakan simbol yang memaknai rasa hormat si pelaku kepada tendi sehingga dilakukan tari odak-odak.
Namun berbeda dengan tari mari-mari yang dilakukan untuk menamani tendi yang
melakukan persiapan tari odak-odak dilakukan untuk mengiringi atau menemani tendi dalam perjalanan menuju tempat dilakukannya upacara adat tersebut.
4. Tari Silengguri.
Berbeda dengan ketiga tarian diatas yang sama-sama memiliki makna penghormatan.
Tari silengguri adalah simbol yang memaknai sukacita dan kemeriahan, sukacita karena tendi yang diundang oleh si pelaku sudah sampai di tempat upacara adat Erpangir Ku Lau dilakukan dan bersedia berkomunikasi untuk mendengarkan maksud si pelaku dalam melakukan upacara adat Erpangir Ku Lau.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan.
Upacara adat Erpangir Ku Lau merupakan upacara adat sekaligus ritual kepercayaan tradisional yang bertujuan untuk ketenangan batin, kesembuhan, meminta rejeki, terhindar dari mara bahaya atau kesialan serta tujuan-tujuan atau maksud tertentu dalam melakukan upacara adat tersebut. upacara adat Erpangir Ku Lau juga dapat dijadikan sebagai cara untuk mengucap syukur kepada Dibata atau tuhan yang dipercaya pada kepercayaan tradisional etnik Karo.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas ditarik kesimpulan bahwa tahapan upacara adat Erpangir Ku Lau terbagi atas 3 Tahapan yaitu (1) Penentuan tanggal dan tempat, (2) persiapan, (3) pelaksanaan. Terdapat 23 bentuk simbol pada upacara adat Erpangir Ku Lau etnik Karo dibagi menjadi 5 kategori yaitu : (1) sepuluh bentuk simbol peralatan atau perlengkapan, (2) delapan bentuk simbol cibal-cibalen dan makanan, (3) tiga bentuk simbol penanda status, (4) satu bentuk simbol waktu, (5) satu bentuk simbol tarian. Setiap simbol yang ada pada upacara adat makna konotasi yang terkandung pada simbol yang ada pada upacara adat Erpangir Ku Lau.
5.2 Saran.
Memperkenalkan tradisi daerah pada generasi muda sangatlah baik untuk melestarikan tradisi tersebut. Canggihnya teknologi pada masa ini akan berpengaruh terhadapap kepedulian masyarakat terhadap tradisi ataupun adat yang ada pada msayarakat. Oleh karena itu, tetaplah laksanakan tradisi ataupun adat itu sebagaimana mestinya.
Sebagai manusia ciptaan Tuhan yang paling tinggi, sebaiknya kita selalu bersyukur dengan apa yang telah kita terima dari sang pencipta, supaya rejeki kita selalu berjalan lancar dan hidup sejahtera.
Simbol yang terdapat dalam setiap upacara adat pada etnik Karo harus selalu dijaga dan dilestarikan, supaya adat yang diturunkan leluhur kita tidak hilang ditelan oleh waktu dan perubahan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka.
Barthes, Roland. 1998. The Semiotic Challenge. New York : Hill and Wang.
Berger, Asa Artur. 2005. Tanda-Tanda dalam Kebudayaan Kontenporer Suatu Pengantar Semiotika. Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya
Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Halliday.M.A.K. 1992. Bahasa Konteks dan Teks. Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada.
Hoed, Benny H 2011. Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya : Komunitas Banbu.
Depok.
Indonesia, Wikipedia. 2017. Erpangir Ku Lau Medan:
https://id.wikipedia.org/wiki/Erpangir_Ku_Lau.
Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)
Nazir, Mohammad. 2005. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.
Novrasilofa, S, dkk. 2010. Erpangir Ku Lau Tradisi di Tanah KaroSemarang : http://eprints.undip.ac.id/19578/1/makalah_Erpangir_ku_lau1_nocsvra.pdf
Okke K.S, Zaimar. 2008. Semiotik dan Penerapannya dalam Karya Sastra. Jakarta : Pusat Bahasa
Pierce, Ch.S. 1940. The philosophy of Pierce: Selected Writings. Ed.J.Buchler. New York : Harcourt.
Poerwadarminta, WJS. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.
Pradopo, Rahmat Djoko. 1995. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sibarani, Robert 2014. Kearifan lokal : Hakikat, Peran, dan Metode Tradisi Lisan.
Medan.
Sitepu, Sempa, dkk. 1996. Pilar Budaya Karo. Medan. BALI scan dan percetakan.
Subagyo P. Joko, 1991. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. PT RINEKA CIPTA, Jakarta.
Sudjiman, Panuti dan Art Van Zoest. 1996. Serba-Serbi Semiotika. Jakarta : Gramedia.
Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks Media; Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Analisis Fragming. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Zoest, Aart.1993. Semiotika Tentang Tanda, Cara Kerjanya dan Apa yang Kita Lakukan Dengannya. Jakarta : Yayasan Sumber Agung.
Daftar Istilah
2. Anak beru Penanda status pada etnik Karo
3. Ate Hati
B
4. Belah
purnama raya
Hari ke 14 dalam penanggalan etnik Karo/hari pelaksanaan upacara adat Erpangir Ku Lau.
11. Cimpa Makanan khas etnik Karo
Ada 7 jenis cimpa pada upacara adat
- Cimpa pustaka
17. Dir = Direktif Tindak tutur perintah E
22. Gendang Alat musik etnik Karo/ sebutan musik pada etnik Karo
23. Gerga Ukiran pada etnik Karo
24. Guru mbelin Sebutan dukun pada etnik Karo
25. Gurung ras
29. Kalimbubu Penanda status pada etnik Karo
30. Kengalen Kesialan
33. Kualitatif Suatu metode penelitian
34. Kumenen Kemenyan
Ayam atur/ makanan khas etnik Karo
N 38. Nahe terus ku
paha
Kaki sampai ke paha
39. Nempaken Memanggil roh para leluhur
jinujjung
P
40. Pakau-pakau Ukiran etnik Karo pada piso tumbuk lada
41. Penguras Ramuan suci etnik Karo
42. Pentil
manggis
Ukiran etnik Karo pada piso tumbuk lada
43. Pemena Kepercayaan tradisional etnik Karo 44. Piso tumbuk
48. Senina Penanda status etnik Karo
49. Seluk Kemasukan roh halus
50. Si pelaku Individu atau keluarga yang
melakukan upacara adat Erpangir Ku Lau
T
51. Tendi Roh penunggu suatu tempat
52. Ten-ten Dada
53. Tinaruh
manuk
Telur ayam
54. Tonggal Ukiran etnik Karo pada piso tumbuk lada
Biodata Informan Nama : Demon Tarigan Pekerjaan : Petani
Usia : 54 Tahun Pendidikan : SMA No. Telp : -
Nama : Edy Suranta Sinulingga Pekerjaan : Petani
Usia : 32 Tahun Pendidikan : SMA No.Telp : -