• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

B. Makroekonomi

2. Makroekonomi Faktor Asing

Harga-harga bahan mentah, bersama tingkat upah, merupakan faktor-faktor yang menentukan biaya dan harga-harga. Perubahan harga bahan mentah akan dialihkan sebgai perubahan harga-harga dan oleh karena itu juga perubahan harga bahan mentah telah merupakan sumber penting dari berbagai goncangan pada penawaran agregat, yang merupakan masalah sulit bagi kebijakan makroekonomi. (Dorbusch dan Fischer,1987:455).

Harga minyak OPEC merupakan harga minyak campuran dari negara-negara yang tergabung dalam OPEC, seperti Algeria, Indonesia, Nigeria, Saudi Arabia, Dubai, Venezuela, dan Mexico. OPEC menggunakan harga ini untuk mengawasi kondisi pasar minyak dunia. Harga minyak OPEC lebih rendah karena minyak dari beberapa negara anggota OPEC memiliki kadar belerang yang cukup tinggi sehingga lebih susah untuk dijadikan sebagai bahan bakar (www.opec.org).

Firman (2010:25), mengatakan bahwa para ahli berpendapat bahwa kenaikan harga minyak disebabkan oleh ketatnya cadangan prasarana pengadaan minyak: kapasitas produksi, pengangkutan dan terutama kapasitas kilang. Berbagai faktor geopolitik maupun teknik telah berakumulasi dalam meningkatkan atau juga menurunkan harga, di samping meningkatnya harga permintaan akan minyak.

Harga minyak dunia memang diwarnai naik-turunnya harga. Organisasi negara-negara pengekspor minyak (Organization of

48 Petroleum Exporting Countries atau OPEC) selalu mengambil langkah untuk menjaga harga minyak dunia supaya tidak turun dan tetap dalam kisaran harga yang stabil. Dengan cara menaikkan produksi minyak mentah, diharapkan menekan harga minyak dunia yang terus melambung.

1). Faktor Penggerak Harga Minyak Dunia

Menurut Mankiw (2003:223), pergerakan naik turunnya harga minyak dunia dipasar sangat bergantung kepada kemampuan negara-negara penghasil minyak dunia yang tergabung dalam memenuhi kuota.

Beberapa hal yang mempengaruhi harga minyak dunia antara lain (useconomy.about.com):

1. Penawaran minyak dunia, terutama kuota suplai yang ditentukan oleh OPEC.

2. Cadangan minyak Amerika Serikat, terutama yang terdapat di kilangkilang minyak Amerika Serikat dan yang tersimpan dalam Cadangan minyak strategis.

3. Permintaan minyak dunia, ketika musim panas, permintaan minyak diperkirakan dari perkiraan jumlah permintaan oleh maskapai penerbangan untuk perjalanan wisatawan. Sedangkan ketika musim dingin, diramalkan dari ramalan cuaca yang digunakan untuk memperkirakan permintaan potensial minyak untuk penghangat ruangan.

49 Saat ini transaksi perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia didominasi oleh perdagangan saham sektor pertambangan, (http://www.inilah.com/news/ekonomi/2010/01/02/256392/saham- tambang52masih-berkibar/). Kenaikan harga minyak sendiri secara umum akan mendorong kenaikan harga saham sektor pertambangan. Hal ini disebabkan karena dengan peningkatan harga minyak akan memicu kenaikan harga bahan tambang secara umum. Ini tentu mengakibatkan perusahaan pertambangan berpotensi untuk meningkatkan labanya. Kenaikan harga saham pertambangan tentu akan mendorong kenaikan IHSG.

2). Dampak Kenaikan Harga Minyak Dunia

Ratri, dan Gunawan (2006) dalam Firman (2010:27) mengatakan bahwa, dampak dari adanya kenaikan harga minyak dunia mengharuskan pemerintah merevisi asumsi yang digunakan dalam perhitungan APBN. Dampak kenaikan harga minyak dunia, yaitu:

a. Meningkatkan belanja subsidi BBM. b. Realisasi suku bunga SBI yang menurun

Faktor lain yang cukup memgang peranan penting dalam pergerakan bursa Indonesia harga komoditi, dalam hal ini harga komoditi diproksi oleh harga minyak mentah dunia. Umumnya, pergerakan harga minyak mentah mempunyai hubungan yang searah dengan komoditas lainnya, seperti: CPO, batubara, timah dan lain-lain.

50

b. Harga Emas Dunia

Sejak tahun 1968, harga emas yang dijadikan patokan seluruh dunia adalah harga emas berdasarkan standar pasar emas London (en.wikipedia.org). Sistem ini dinamakan London Gold Fixing. London Gold Fixing adalah prosedur dimana harga emas ditentukan dua kali sehari setiap hari kerja di pasar London oleh lima anggota Pasar London Gold Fixing Ltd (www.goldfixing.com). Kelima anggota tersebut adalah : 1. Bank of Nova Scottia

2. Barclays Capital 3. Deutsche Bank 4. HSBC

5. Societe Generale

Proses penentuan harga adalah melalui lelang diantara kelima member tersebut. Pada setiap awal tiap periode perdagangan, Presiden London Gold Fixing Ltd akan mengumumakan suatu harga tertentu. Kemudian kelima anggota tersebut akan mengabarkan harga tersebut kepada dealer. Dealer inilah yang berhubungan langsung dengan para pembeli sebenarnya dari emas yang diperdagangkan tersebut. Posisi akhir harga yang ditawarkan oleh setiap dealer kepada anggota Gold London Fixing merupakan posisi bersih dari hasil akumulasi permintaan dan penawaran klien mereka. Dari sinilah harga emas akan terbentuk. Apabila permintaan lebih banyak dari penawaran, secara otomatis harga akan naik, demikian pula sebaliknya. Penentuan harga yang pasti menunggu hingga tercapainya titik keseimbangan. Ketika harga sudah pasti, maka Presiden

51 akan mengakhiri rapat dan mengatakan “There are no flags, and we're

fixed”.

Proses penentuan harga emas dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pukul 10.30 (harga emas Gold A.M) dan pukul 15.00 (harga emas Gold P.M). Harga emas ditentukan dalam mata uang Dollar Amerika Serikat, Poundsterling Inggris, dan Euro. Pada umumnya Gold P.M dianggap sebagai harga penutupan pada hari perdagangan dan sering digunakan sebagai patokan nilai kontrak emas di seluruh dunia (www.goldfixing.com).

Emas merupakan salah satu bentuk investasi yang cenderung bebas resiko (Sunariyah dalam Witjaksono,2006:50). Emas banyak dipilih sebagai salah satu bentuk investasi karena nilainya cenderung stabil dan naik. Sangat jarang sekali harga emas turun. Dan lagi, emas adalah alat yang dapat digunakan untuk menangkal inflasi yang kerap terjadi setiap tahunnya. Ketika akan berinvestasi, investor akan memilih investasi yang memiliki tingkat imbal balik tinggi dengan resiko tertentu atau tingkat imbal balik tertentu dengan resiko yang rendah. Investasi di pasar saham tentunya lebih berisiko daripada berinvestasi di emas, karena tingkat pengembaliannya yang secara umum relatif lebih tinggi dari emas (www.investopedia.com).

Kenaikan harga emas akan mendorong investor untuk memilih berinvestasi di emas daripada di pasar modal. Sebab dengan resiko yang relatif lebih rendah, emas dapat memberikan hasil imbal balik yang baik dengan kenaikan harganya (Adrienne Roberts FT Personal Finance,

52 October 27th 2001, p 14). Ketika banyak investor yang mengalihkan

portofolionya investasi kedalam bentuk emas batangan, hal ini akan mengakibatkan turunnya indeks harga saham di negara yang bersangkutan karena aksi jual yang dilakukan investor.

c. Indeks Global

1). Pengaruh Bursa Global Terhadap IHSG

Bagi perusahaan yang melakukan perdagangan berskala internasional atau kegiatan ekspor impor, kondisi ekonomi negara counterpart (negara tujuan ekspor atau negara asal impor) sangat berpengaruh terhadap kineja emiten di masa mendatang. Dalam hal ini, ekspor Indonesia nomor satu ke Amerika Serikat; nomor dua ke Jepang; nomor tiga ke Singapura. Ini berarti kemajuan dan kemunduran ekonomi Amerika Serikat akan berpengeruh besar terhadap perekonomian Indonesia, begitupun halnya dengan jepang. Untuk mengetahui kemajuan dan kemunduran ekonomi Amerika Serikat dan Jepang secara umum, salah satunya tercermin dari perubahan indeks harga saham gabungan perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Amerika Serikat dan juga di Bursa Efek Jepang.

Di Amerika Serikat banyak sekali terbitan indeks pasar, seperti Dow Jones Index, Standard & Poor’s, Nasdaq Index, dan berbagai jenis indeks lainnya. Di Jepang ada berbagai jenis Index Nikkei. Itulah sebabnya mengapa investor selalu memperhatikan

53 indeks saham regional setiap hari sebelum dan sepanjang perdagangan berlangsung, karena IHSG BEI sedikit banyak akan terpengaruh oleh indeks regional tersebut lebih kuat terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia sebagai salah satu negara berkembang ternyata hingga saat ini masih sangat tergantung pada kondisi perekonomian luar negeri terutama yang berkaitan dengan investasi. Akibatnya, kondisi pasar modal di Indonesia diduga dipengaruhi oleh kondisi luar negeri terutama kondisi pasar modal yang ada pada negara-negara maju.

Pasar dimana penduduk dari berbagai negara memperdagangkan aset disebut sebagai pasar modal internasional (Internasional Capital Market). Para pelaku utama pada pasar tersebut adalah bank-bank komersial, perusahaan raksasa, lembaga Keuangan bukan bank, bank sentral, serta instansi pemerintah lainya yang bergerak dibidang Keuangan. Aset-aset yangdiperdagangkan dalam pasar tersebut juga meliputi saham dan obligasi berbagai negara.

Keterkaitan pasar modal Indonesia dengan pasar modal luar negeri dimulai setelah diperbolehkannya para investor untuk ikut menguasai sahamsaham yang tercatat di BEI. Investasi portofolio asing berperan sangat penting di pasar modal manapun. Diperkenalkannya investor asing ke pasar tentu saja berfungsi sebagai katalis yang mendorong investasi lokal. Investasi asing

54 berpengaruh dalam menyorot perusahaan yang memberikan informasi Keuangan paling transparan dan valuasi terbaik, masuknya dana-dana asing ke pasar-pasar baru berpengaruh jelas dan menguntungkan bagi pertumbuhan dan struktur pasar.

Walaupun peranan investor domestik makin meningkat akan tetapi terdapat kebiasaan dari investor domestik untuk melakukan strategi mengekor pada investor asing atau setidaknya investor domestik menggunakan perilaku investor asing sebagai acuan. Sehingga saat investor asing melepas sahamnya investor domestik pun ikut-ikutan, akibatnya indeks dapat turun semakin tajam.

2). Indeks NIKKEI

Nikkei 225 (Nikkei heikin kabuka,225) adalah sebuah indeks pasar saham untuk Bursa Saham Tokyo (Tokyo Stock Exchange - TSE). Ia telah dihitung setiap hari oleh surat kabar Nihon Keizai Shimbun (Nikkei) sejak tahun 1950. Indeks ini adalah harga rata-rata tertimbang (dalam satuan yen)Saat ini Nikkei adalah indeks rata-rata ekuitas Jepang yang paling banyak dikutip, sebagaimana demikian pula dengan Dow Jones Industrial Average di Amerika Serikat. Bahkan dahulu antara 1975-1985, Nikkei 225 pernah dikenal dengan sebutan "Dow Jones Nikkei Stock Average". Nikkei 225 mulai dihitung pada tanggal 7 September 1950, data sebelumnya dihitung mundur sampai ke tanggal 16 Mei 1949.

55 Nikkei adalah indeks diamati dari bursa-bursa saham Asia. Pergerakannya sudah dihitung sehari-hari oleh surat kabar Nihon Keizai Shimbun (Nikkei) sejak tahun 1971. Ini merupakan suatu harga rata-rata (unit dihitung dalam Yen), dan komponen- komponennya ditinjau sekali setahun. Nikkei 225 Futures, yang yang diperkenalkan di Osaka Securities Exchange (OSE), Chicago Mercantile Exchange (CME), Singapura Exchange (SGX), kini dikenal secara internasional sebagai index saham gabungan. Nikkei dalam sejarahnya mencapai titik tertinggi pada tanggal 29 Desember 1989, dengan level puncak intra-day di 38,957.44 sebelum diutup pada 38,915.87. (www.finance.yahoo.com).

3). Indeks Dow Jones

Menurut Brealey (2006: 295) Dow Jones Industrial Average (DJIA) adalah salah satu indeks pasar saham yang didirikan oleh editor The Wall Street Journal dan pendiri Dow Jones & Company Charles Dow. Dow membuat indeks ini sebagai suatu cara untuk mengukur performa komponen industri di pasar saham Amerika. Saat ini DJIA merupakan indeks pasar AS tertua yang masih berjalan. Sekarang, bursa saham ini terdiri dari 30 perusahaan terbesar di Amerika Serikat yang sudah secara luas go public. Untuk mengkompensasi efek pemecahan saham dan penyesuaian lainnya, sekarang menggunakan weighted average.

56 Dow Jones Industrial Average, pertama kali dihitung di tahun 1986. Jumlah keanggotaan bursa 30 perusahaan sejak tahun 1928 hingga sekarang. Editor koran The Wall Street Journal memilih perusahaan mana saja yang akan dikeluarkan dan perusahaan yang akan dimasukkan ke dalam bursa.

Dokumen terkait