• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

D. Penelitian Terdahulu

Berbagai penelitian yang berkaitan dengan pengukuran variabel makro dan pengaruhnya terhadap IHSG banyak dilakukan. Hasil Penelitian terdahulu dapat dirangkum sebagaimana tersaji berikut ini:

Abbas Valadkhani, SurachaiChancharat dan Charles Havie (2006) melakukan penelitian tentang pengaruh antara variabel makro ekonomi dan indeks pasar modal dunia terhadap indeks bursa saham Thailand. Variabel penelitian yang digunakan adalah tingkat suku bunga,nilai tukar baht, indeks harga konsumen, harga minyak, dan jumlahpenawaran uang, serta indeks bursa saham Argentina, Australia, Brazil,Jerman, Hongkong, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Filipina, Rusia, Singapore, Taiwan, Inggris, dan Amerika Serikat. Data pengamatan selamaperiode tahun 1988

65 hingga tahun 2004 dengan data bulanan kecuali untuk data bursa saham Rusia yang digunakan adalah periode Juni 1994hingga Juni 2004. Metode penelitian yang digunakan adalah Generalised Autoregressive Conditional Heteroskedasticity in Mean (GARCH-M). Hasil penelitian yang didapat adalah bahwa variabel makro ekonomi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan bursa saham Thailand kecuali variabel harga minyak sedangkan untuk bursa saham Asia tenggara memberikan pengaruh yang signifikan terhadap bursa Thailand baik untuk sebelum maupun sesudah krisis, sementara bursa internasional tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Dimana untuk periode sebelum krisis bursa saham Malaysia dan Indonesia memberikan pengaruh yang paling dominan terhadap bursa saham Thailand, sementara setelah krisis peran tersebut digantikan oleh bursa saham Filipina danKorea.

Habib (2002) melakukan penelitian tentang pengaruh tingkat bunga SBI dan nilai tukar rupiah terhadap dollar, terhadap volume perdagangan saham di BEJ dengan periode penelitian tahun 2003-2005. Dengan menggunakan metode analisis linier berganda menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat suku bunga SBI akan menyebabkan penurunan volume perdagangan saham. Dan semakin tinggi kurs dollar menyebabkan kenaikan volume perdagangan saham.

Lutz Kilian dan Cheolbeom Park (2002) melakukan penelitian tentang, pengaruh harga minyak dunia terhadap tingkat keuntungan agregat pasarmodal Amerika Serikat. Variabel penelitian yang digunakan

66 adalah tingkat harga minyak dunia dan tingkat pengembalian agregat saham. Sampel dalam penelitiannya menggunakan data harga minyak dunia selama periode bulan Januari 1973 sampai bulan September 2005 dan tingkat pengembalian agregat saham dihitung berdasarkan atas deviden yang dibayarkan selama periode Januari 1975 sampai dengan bulan September 2005. Metode analisis penelitian ini menggunakan metode vector autoregression. Hasilpenelitiannya adalah perubahan harga minyak dunia memiliki dua pengaruh bagi pasar modal di Amerika Serikat. Apabila kenaikan harga minyak dunia disebabkan oleh meningkatnya permintaan minyak dunia akibat ketidakpastian ketersediaan minyak di masa depan, maka hal ini akan membawa pengaruh negatif bagi pasar modal. Tetapi apabila meningkatnya harga minyak dunia disebabkan oleh peningkatan perekonomian global, maka akan memberikan dampak positif bagi pasar modal.

Cunado, Gil-Alana dan Perez de Gracia (2008), melakukan penelitian tentang stock market volatility in US bull and bear market pada Standard and Poors 500 (S&P). Dengan periode penelitian mulai 1 Agustus 1928 – 29 Juni 2006, dengan metode Bry and Boschan’s algorithm, yang menunjukkan bahwa volatilitas lebih banyak terjadi pada masa pasar bearish dibandingkan dengan masa pasar bullish.

Witjaksono (2009), melakukan penelitian tentang pengaruh tingkat suku bunga SBI, harga minyak dunia, harga emas dunia, kurs rupiah, indeks NIKKEI 225, dan indeks Dow Jones terhadap IHSG di BEI dengan

67 periode penelitian antara Januari 2000 – Juni 2009. Dengan menggunakan metode analisis linier berganda, menunjukkan bahwa variabel tingkat suku bunga SBI, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones berpengaruh secara signifikan, baik secara parsial maupun secara simultan, terhadap IHSG. Variabel tingkat suku bunga SBI dan Kurs Rupiah berpengaruh negatif terhadap IHSG. Sementara variabel Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones berpengaruh positif terhadap IHSG.

Heryanto (2010), melakukan penelitian tentang pengaruh inflasi, suku bunga dan jumlah uang beredar, terhadap volume perdagangan saham di perusahaan-perusahaan yang tercatat di BEI dengan periode penelitian antara Januari 2006 – Juni 2009. Dengan menggunakan metode analisis linier berganda, menunjukkan bahwa inflasi, suku bunga dan jumlah uang beredar secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap volume perdagangan saham. Akan tetapi, secara individual hanya variabel BI rate yang mempunyai pengaruh terhadap volume perdagangan. Hal ini menunjukkan, jika terjadi kenaikan pada variabel BI rate, maka akan meyebabkan volume perdagangan saham menurun, begitupun sebaliknya.

Dimas Ngurah Indraloka (2010), melakukan penelitian tentang pengaruh variael makroekonomi dan harga minyak dunia terhadap IHSG, di BEI dengan periode penelitian antara Januari 2006 – Juni 2008. Dengan menggunakan metode analisis jalur, menunjukkan bahwa SBI, inflasi dan

68 harga minyak secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap IHSG. Dan variabel Nilai Tukar Rupiah/US$, dinyatakan tidak signifikan terhadap IHSG maka variabel tersebut dikeluarkan dari model penelitian dan tidak dilakukan perhitungan lebih lanjut terhadap variabel tersebut.

Tatang A Gumanti dan Karvina W Palupi (2010), melakukan penelitian tentang reaksi pasar modal Indonesia terhadap krisis subprime mortgage di Amerika Serikat pada Indeks LQ-45 di BEI. Dengan periode penelitian februari 2002 hingga januari 2008. Dengan menggunakan uji parametik menunjukkan bahwa pengumuman berita ekonomi dari luar negeri yang ekstrim mampu di serap oleh bursa saham Indonesia yang dapat mempengaruhi volatilitas harga saham dan menghasilkan abnormal return bagi investor.

Muttaqin (2010), melakukan penelitian tentang pengaruh Singapore Stock Index, U.S. Fed Rate, harga minyak mentah, terhadap kepemilikan saham investor asing dan dampaknya terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI, dengan periode penelitian 2004-2008. Denagn menggunakan metode path analysis menunjukkan bahwa, variabel Singapore Stock Index dan US Fed Rate secara parsial dan simultan mempengaruhi variabel kepemilikan saham asing secara signifikan. Selain itu Singapore Stock Index, kepemilikan saham asing dan harga minyak mentah secara parsial dan simultan juga mempengaruhi variabel IHSG secara signifikan.

69

Dokumen terkait