• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2013

DAFTAR PUSTAKA

Asdak C. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press..

[BBTNGGP] Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. 2009a. 29 Tahun Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Menuju Taman

Nasional Model Terbaik di Asia. Tersedia pada

http://www.gedepangrango.org. [diunduh 25 Maret 2012].

[BBTNGGP] Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. 2011b. Laporan Statistik Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Tahun 2010. Kementerian Kehutanan.

[BBTNGGP] Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. 2012c. Revisi Rencana Pengelolaan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Tahun 2011-2020. Kementerian Kehutanan.

Darusman D. 1993. Nilai Ekonomi Air untuk Pertanian dan Rumah Tangga :

Studi kasus di sekitar Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango.

Makalah Simposium Nasional Permasalahan Air di Indonesia. Jul 28-29; Bandung, Indonesia. Bandung (ID) : ITB

Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial. 2009. Peraturan Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Nomor. P. 04/V-SET/2009 tanggal 5 Maret 2009 tentang Pedoman Monitoring dan Evaluasi Daerah Aliran Sungai. Kementerian Kehutanan.

[FORPELA] Forum Peduli Air. 2009. Laporan Tahunan 2009 FORPELA-Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Tidak dipublikasikan.

Gleick PH. 1998. Water in crisis ; paths to sustainable water use. Ecological Applications8 (3): 571-579. The Ecological Society of America.

Harto S. 1993.Analisis Hidrologi. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka Utama. Ihsan M. 2009. Intensitas komunikasi petani daerah penyangga kawasan taman

nasional dalam melakukan konservasi tanah dan air secara berkelanjutan (Kasus pada empat desa binaan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Provinsi Jawa Barat) [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Ioris AA R, Hunter C, and Walker S. 2007. The development and application of water management sustainability indicators in Brazil and Scotland.

Journal of Environmental Management 88: 1190-1201. Tersedia pada

http://www.elsevier.com.

Kajikawa Y. 2008. Research core and framework of sustainability science. Sustain Sci3:215-239. DOI 10.1007/s11625-008-0053-1.

Kementerian Kehutanan. 1990. Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Jakarta. Kementerian Kehutanan. 1999. Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan. Jakarta.

Kementerian Kehutanan. 2011. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam. Jakarta.

Kementerian Kehutanan. 2011. Roadmap Pembangunan Kehutanan Berbasis Taman Nasional. Jakarta.

Kementerian Pekerjaan Umum. 2004. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Jakarta.

Kementerian Pekerjaan Umum. 2007. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Jakarta.

Kementerian Pekerjaan Umum. 2008. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air. Jakarta. Kodoatie JR, dan Sjarief R. 2010. Tata Ruang Air. Yogyakarta (ID): Penerbit

ANDI.

Lee R. 1990.Hidrologi Hutan. Subagio S, penerjemah; Prawirohatmodjo S, editor. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press.

Marimin. 2008. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta (ID): Gramedia Widiasarana Indonesia.

Menteri Kehutanan. 2003. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 390/Kpts- II/2003 tanggal 3 Desember 2003 tentang Tata Cara Kerjasama di Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Kementerian Kehutanan.

Mitchell B. 2000.Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan. Setiawan, B, Rahmi DH, penerjemah. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press. Terjemahan dari :Resource and Environmental Management. Ed ke-1. Ochsenbein G, Wachter D, Stokar T, and Steinemann M. 2004. Sustainability

assesment : conceptual framework and basic methodology. Federal Office for Spatial Development. Department of Environmental, Transport,

Energy, and Communications (DETEC). Zurich. Tersedia pada

http://www.are.ch.

Okeola OG and Sule BF. 2011. Evaluation of management alternatives for urban water supply system using multicriteria decision analysis. Journal of King Saud University – Engineering Sciences(2012) 24, 19-24. Tersedia pada http://www.sciencedirect.com.

Panduan Identifikasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi di Indonesia Versi 2- Juni 2008. 2008. Jakarta (ID): Konsorsium Revisi HCV Toolkit Indonesia.

Rusdiana O. 2001. Kondisi dan masalah air di pulau Jawa. Jurnal Manajemen Hutan TropikaVII (1) : 49-54. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.

Rushayati BS.2006. Ketersediaan air kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.Media KonservasiXI (1) : 26-28.

Rustiadi E, Saefulhakim S, dan Panudju DR. 2009. Perencanaan dan

Pengembangan Wilayah. Bogor (ID): IPB Press.

Sanim B. 2011. Sumberdaya Air dan Kesejahteraan Publik (Suatu Tinjauan Teoritis dan kajian Praktis). Bogor (ID): IPB Press.

Studiotama Maps Konsultan. 2005. Laporan penelitian potensi air kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Bogor (ID): Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

Sumarto. 2008. Makalah : Pola pemanfaatan jasa lingkungan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Bogor (ID): Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

Sutopo MF. 2011. Pengembangan kebijakan pembayaran jasa lingkungan dalam pengelolaan air minum (studi kasus DAS Cisadane hulu) [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Suwarno J. 2011. Pengembangan kebijakan pengelolaan berkelanjutan DAS Ciliwung hulu kabupaten Bogor [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

[USAID] United States Agency International Development. 2006. Panduan Forpela Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Ennvironmental Services Program. USAID Indonesia.

Walidaini R. 2012. Mekanisme Pembayaran Jasa Lingkungan Air di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat (Studi Kasus Desa Tangkil dan Cinagara) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Water Corporation. 2008. Water Forever “Sustainability Assessment”. Tersedia di

http://www.watercorporation.com.

Wiratno S, Kushardanto H, dan Lubis MS. 2004. Laporan penelitian : Valuation of Mt Gede Pangrango National Park. Bogor (ID): Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

Lampiran 1 Kriteria dan indikator serta metode analisis dimensi ekologi

No. Kriteria Indikator Metode Analisis Dasar Penilaian

1. Pelestarian terhadap kawasan yang memiliki nilai penting berupa potensi sumber daya alam dan keanekaragaman hayati (Federal Council 2002 dalamOchsenbein 2004)

a. Penilaian terhadap Nilai Konservasi Tinggi (NKT) yang dimiliki oleh kawasan . b. Kemampuan kawasan sebagai

daerah tangkapan air (catchment area) melalui penutupan lahan oleh vegetasi (land cover) (Ditjen RLPS 2009).

c. Kecukupan luas kawasan hutan (Suwarno 2011).

a. Nilai 0=tidak memiliki NKT; 1= memiliki NKT.

b. Indeks Penutupan Lahan (IPL) = Luasan bervegetasi/Luas kawasan x 100%. Nilai IPL 0-100% dengan pembobotan : 0=Buruk (IPL <20%) ; 1= Kurang (IPL = 20-40 %) ; 2= Sedang (IPL =40-60%); 3= Baik (IPL =61-80%); 4=Sangat baik (IPL >80%).

c. Persentase terhadap luas fungsi kawasan hutan dalam tata ruang DAS yang termasuk kawasan TNGGP dan Kabupaten Bogor, dengan pembobotan 0=Buruk (<10%); 1=Kurang (10-20%); 2= Sedang (20-30%); 3= Baik (30-40%); 4=Sangat baik (>40%).

a. Berbagai literatur tentang status hokum potensi yang dimiliki TNGGP, yaitu potensi flora, fauna, dan potensi jaa lingkungan. b. Datasekunder dari BBTNGGP

tentang perubahan tutupan lahan TNGGP selama 12 tahun (dari 1999 s/d 2011).

c. Hasil pengolahan data spasial (overlay) Peta administrasi, Peta RTRWP Propinsi Jawa Barat Tahun 2010,peta batasDAS prioritastahun 2009, dan peta TNGGP.

2. Pemeliharaan terhadap tingkat konsumsi sumber daya agar tetap di bawah tingkat produksi sumber daya (Federal Council 2002 dalamOchsenbein 2004).

a. Perbandingan antara kebutuhan air dan ketersediaan air

b. Stabilitas ketersediaan air

a. Indeks Penggunaan Air (IPA) = Kebutuhan /Persediaan. Nilai IPA semakin kecil semakin baik ( Ditjen RLPS 2009), dengan pembobotan. Nilai 0=Buruk (IPA≥1); 1=Sedang (IPA 0,6-0,9); 2=Baik (≤0,5).

b. Skoring terhadap data hasil kuisioner pada pengguna air atas rata-rata periode terjadinya penurunan kuantitas air dalam setahun. Nilai 0= Buruk (Rata-rata terjadi ≥6 bulan dalam 1 tahun); 1=Sedang (Rata-rata terjadi 4-5 bulan dalam 1 tahun); 2= Baik (Rata-rata terjadi 2-3 bulan dalam 1 tahun; 3=Sangat Baik ( Rata-rata terjadi < 2 bulan dalam 1tahun)

a. Perhitungan terhadap kebutuhan air penduduk 66 desa penyangga, perusahaan/industri, dan pertanian di sekitar TNGGP pertahun (Wiratnoet al2004), kemudian dibandingkan dengan surplus air TNGGP(Studiotama Maps Konsultan2005).

b. Hasil wawancara terhadap pengguna air.

Lampiran 1 (Lanjutan)

No. Kriteria Indikator Metode Analisis Dasar Penilaian

3. Pengurangan dampak dari potensi bencana alam terhadap lingkungan (Federal Council 2002 dalamOchsenbein 2004).

Upaya konservasi sumber dayaair yang telah dilakukan :

a. Perencanaan kegiatan

b. Pelaksanaan kegiatan

c. Jenis kegiatan

a. Skoring terhadap ruang lingkup perencana kegiatan antara pengelola kawasan, pihak pengguna air, pemerintah daerah. Nilai 0=Buruk (perencanaan dilakukan hanya oleh salah satu pihak); 1=Kurang (perencanaan dilakukan oleh dua pihak secara terpisah); 2= Sedang (perencanaan dilakukan oleh tiga pihak secara terpisah); 3= Baik (perencanaan dilakukan oleh dua pihak secara terpadu); 4= Sangat baik (perencanaan dilakukan oleh ketiga pihak secara terpadu).

b. Skoring terhadap pelaksana kegiatan antara pengelola kawasan, pihak pengguna air, pemerintah daerah . Nilai 0= Buruk (pelaksana hanya oleh salah satu pihak); 1= Kurang (pelaksanaan dilakukan oleh dua pihak secara terpisah); 2= Sedang (pelaksanaan dilakukan oleh tiga pihak secara terpisah); 3= Baik (pelaksanaan dilakukan oleh dua pihak secara terpadu); 4= Sangat baik (pelaksanaan dilakukan oleh ketiga pihak secara terpadu).

c. Skoring terhadap jenis kegiatan konservasi sumber daya air yang dilaksanakan . Nilai 0=Buruk (tidak ada); 1=Sedang (hanya 1 jenis kegiatan, teknis atau non teknis)) ; 2=Baik (kegiatan teknis dan non teknis).

a. Hasilwawancara terhadap BBTNGGP, FORPELA, dan BPSDA Jawa Barat.

b. Hasilwawancara terhadap BBTNGGP, FORPELA, dan BPSDA Jawa Barat

c. Hasilwawancara terhadap BBTNGGP, FORPELA, dan BPSDA Jawa Barat