• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Hubungan Masyarakat dalam Mengkomunikasikan Strategi Pemasaran Segmentation di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1

B. Penyajian Data dan Analisis

1. Manajemen Hubungan Masyarakat dalam Mengkomunikasikan Strategi Pemasaran Segmentation di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1

Jember tahun pelajaran 2017/2018

Pemasaran merupakan segmentasi dari penelitian pemasaran karena lembaga pendidikan dituntut menjaring calon siswa lebih banyak.

Dengan adanya hal itu lembaga tersebut menyadari perlunya manajemen yang baik dari bagian penerimaan siswa untuk mempromosikan atau memasarkan lembaga pendidikan kepada masyarakat, melalui informasi yang dikelola dengan baik dan dalam waktu yang tepat. Untuk itu diperlukan bagian informasi yang bisa mempromosikan lembaga pendidikan tersebut, agar seseorang atau orang tua siswa bisa memutuskan mana lembaga pendidikan yang sesuai dan baik untuk putra-putri mereka.

Kemudian waka humas harus bisa mengembangkan suatu penelitian mengenai hal itu melalui kerjasama dengan direktur atau pimpinan lembaga tersebut.

Berikut hasil wawancara dengan Bapak Badrus selaku Waka Humas di MTsN 1 Jember dalam mengkomunikasikan segmentation:

“yah melalui sosialisasi yang seringkali dilakukan oleh MTsN 1 ini ke masyarakat, contoh saja ketika waktu ada musibah yang dialami oleh salah satu peserta didik, pastinya kami melakukan kunjungan ke rumahnya untuk memberikan bantuan, terus ketika kami melakukan salah satu bentuk promosi ke sekolah-sekolah seperti ke MIMA Condro dan MIMA KH. Shiddiq, dan ada juga peserta didik yang cerita ke tetangganya tentang MTsN 1, ada juga melalui media elektronik seperti radio dan media sosial, maka disanalah komunikasi dengan masyarakat terjadi. Nanti

hasilnya pun akan terlihat ketika PPDB, darimana saja peserta didik yang mendaftarkan dirinya ke MTsN 1 ini”.45

Hal tersebut juga diungkapkan oleh Bapak Iskak selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 1:

“komunikasi yang kami jalin dengan masyarakat kaitannya dengan melakukan pemetaan biasa kami lakukan dengan sosialiasi, tiap tahun kami melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah dalam menyampaikan program-program yang kami miliki. Selain itu kami juga melakukan pemasangan banner di tiap titik-titik sudut yang dapat dilihat dan dibaca oleh masyarakat, maka disanalah cara kami melakukan komunikasi dengan masyarakat, dengan begitu hasil pemetaan akan kami dapatkan ketika sudah PPDB, nanti akan terlihat wilayah mana saja yang paling banyak masuk ke MTsN 1 ini”.46

Untuk mengklarifikasi, hal senada juga dipertegas oleh Bapak Syafi‟i selaku Guru di MIMA Condro:

“hampir tiap tahun MTsN 1 melakukan promosi kesini, sebelumnya sudah ada konfirmasi memang dari MTsN 1 untuk melakukan promosi atau sosialisasi kesini. Biasanya promosinya dilakukan di kelas 6, karena memang ditujukan ke peserta didik yang akan lulus dan untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya.”47 Peneliti juga menanyakan pertanyaan yang sama, akan tetapi lebih ke hasil segmentation dengan Bapak Badrus selaku Waka Humas di MTsN 1 Jember:

“di MTsN 1 Jember tidak membedakan peserta didik dari lulusan manapun baik itu dari SD/MI, bagi MTsN 1 Jember itu semua sama saja. Hanya saja jika dipetakan wilayah yang paling banyak masuk ke MTsN 1 Jember yaitu dari wilayah kota dan pinggiran kota serta kecamatan-kecamatan tetangga yang berbatasan dengan kota, daerah yang berada di sebelah selatan yaitu seperti Ajung, Ambulu, dan Jenggawah, serta untuk daerah tenggara sendiri itu ada Mumbulsari dan kebanyakkan peserta didik berasal dari daerah tersebut. Selain itu peserta didik dari lulusan MI Ma‟arif

45 Moh. Badrus Sholeh, M.Pd.I, Wawancara. Tanggal 2 Juli 2018

46 Drs. Mohammad Iskak, M.Pd.I, Wawancara. Tanggal 2 Juli 2018

47 Syafi‟i, S.Pd, Wawancara, Tanggal 3 Juli 2018

Condro dan MIMA KH. Shiddiq yang sering masuk ke MTsN 1 Jember.”48

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Iskak selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Jember:

“ketika PPDB kami tidak membedakan lulusan dari SD/MI karena menurut kami itu sama saja, kami hanya melihat prestasi yang diperoleh sewaktu SD/MI. Hanya saja di MTs ini lulusan yang sudah menjadi langganan atau yang sering masuk ke MTs ini dari MI Ma‟arif Condro dan MIMA KH. Shiddiq. Dan dalam pemetaannya sendiri suplai utama MTsN 1 Jember yaitu kota seperti sumbersari, kaliwates, patrang, ajung, untuk suplai kedua yaitu jenggawah, rambipuji, mumbulsari, dan panti.”49

Selanjutnya dipertegas pula oleh Ibu Hafsah selaku pendidik di MTsN 1 Jember:

“ilmu SD/MI sama saja, di MTs menerima semua peserta didik dari lulusan manapun dan kalangan manapun. Peserta didik yang masuk MTs itu menyebar dari mana-mana, tidak bisa dipastikan yang dekat sini masuk sini semua, malah kadang yang gak lulus seleksi dari sekitar MTs. Disini menyebar mulai dari Ambulu, Tanggul, Jenggawah, Bangsal, dari luar kota pun ada bahkan pernah ada yang dari Jakarta, Probolinggo tapi untuk peserta didik yang dari luar kota itu biasanya mondok, karena memang di MTs itu non zona atau tidak ada batasannya.”50

Untuk mengklarifikasi jawaban-jawaban dari pihak sekolah, peneliti juga melakukan wawancara dengan Ibu Maysaroh selaku orang tua peserta didik, berikut ungkapannya:

“anak saya dari SD sudah masuk MI kan, menonjolnya di MI itu kan agamanya, nah kalau di SMP itu agamanya cuma satu, sedangkan di MTs kan bermacam-macam, maksudnya ada al-quran hadits, fiqih, bahasa arab, akidah, SKI dan itu lebih meluas kan, kalau di SMP kan mata pelajarannya hanya agama islam cukup segitu aja kan, nah kalau di MTs kan bermacam-macam

48 Moh. Badrus Sholeh, M.Pd.I, Wawancara. Tanggal 24 Januari 2018

49 Drs. Mohammad Iskak, M.Pd.I, Wawancara. Tanggal 3 Februari 2018

50 Hafsah Hasan, S.Pd, Wawancara. Tanggal 17 Februari 2018

pelajarannya sama seperti di MI, jadi masuk ke MTs itu tinggal meneruskan dan meluaskan sehingga ilmu yang dari MI itu gak hilang dan masih tetap ada, jadi kalau masuk ke MTs nanti itu tidak kaget sudah. Selain belajar di MTs anak saya itu juga saya pondokkan di Al-Bidayah.”51

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diatas, maka dapat diambil presentase wilayah atau tempat tinggal peserta didik, dimana melihat jumlah peserta didik yang paling banyak berasal dari wilayah kota yaitu sebanyak 78%, dari wilayah desa 19%, dan dari wilayah luar kota 3%.

(Lihat Gambar 2.3)

Gambar 2.3

Presentase Wilayah Peserta Didik

Sumber Data: Data diolah dari dokumen MTsN 1 Tanggal 24 Januari 201852

Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru diatas menunjukan bahwa MTsN 1 Jember ini melakukan komunikasi dengan

51 Maysaroh, Wawancara. Tanggal 27 Februari 2018

52 Data diolah dari dokumen MTsN 1 Tanggal 24 Januari 2018

78%

19% 3%

kota desa luar kota

masyarakat melalui berbagai macam sosialisasi, dan pemasangan banner pada titik-titik yang dapat dilihat dan dibaca oleh masyarakat. Selain itu, dalam menerima semua peserta didik dari wilayah manapun dan tidak membedakan lulusan baik dari SD/MI, karena yang diutamakan di MTsN 1 Jember itu adalah prestasi yang diraih sewaktu duduk di bangku sekolah dasar.

Terkait strategi pemasaran segmentation kepada peserta didik dibuktikan dengan observasi peneliti bahwa ketika PPDB banyak sekali peserta didik yang diterima dari semua wilayah seperti dari wilayah kota yaitu kaliwates, sumbersari, patrang, dan untuk wilayah lainnya seperti mumbulsari, jenggawah, rambipuji, panti. Selain itu juga ada yang dari luar kota seperti dari jakarta dan probolinggo, karena memang pada dasarnya di MTsN 1 Jember itu non zona untuk PPDB peserta didik. Akan tetapi, peserta didik dari wilayah kota yang paling banyak masuk ke MTsN 1 Jember. Dan sebagian yang berasal dari luar kota atau pun yang jarak tempuhnya jauh dari sekolah biasanya peserta didik mendaftarkan diri ke pondok pesantren. Disanalah terdapat kerjasama komunikasi antara sekolah dengan lembaga lain.

Maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi segmentation yang dilakukan di MTsN 1 Jember tersebut menggunakan bentuk sosialisasi dan media elektronik, adapun segmen geografis digunakan oleh MTsN 1 yang dimana ketika PPDB di MTsN 1 Jember terdapat 2 suplai dalam pemetaan

yang pertama kota seperti sumbersari, kaliwates, patrang, ajung, dan yang kedua yaitu jenggawah, rambipuji, mumbulsari, dan panti.

2. Manajemen Hubungan Masyarakat dalam Mengkomunikasikan