• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Risiko Risk Management

Dalam dokumen ENERGY CONNECT SINERGY ANNUAL REPORT (Halaman 126-131)

Partnership Agreeement membangun sistem Manajemen Risiko Korporat (MRK) yang terstruktur, sistematis dan terpadu dalam suatu Pedoman Manajemen Risiko Korporat.

Pedoman ini didalamnya mengatur tentang mandat dan komitmen dari manajemen dalam bentuk penetapan visi dan misi manajemen risiko.

Fungsi dan Tugas Unit Manajemen Risiko

Fungsi dan tugas pokok manajemen risiko dalam skala korporat sesuai dengan Pedoman Manajemen Risiko Korporat adalah melakukan monitoring dan evaluasi mengenai :

1. Kesesuaian penerapan kerangka kerja manajemen risiko yang meliputi kesesuaian pedoman kerja yang berlaku, sumber daya, konteks risiko dan budaya berkaitan kesadaran risiko.

2. Pelaksanaan koordinasi dengan pihak terkait mengenai pembuatan, pembaharuan serta pelaporan profil risiko serta rencana mitigasi risiko.

3. Pelaksanaan monitoring mitigasi risiko, khusunya yang berkaitan dengan risiko diluar toleransi korporat.

Implementasi Manajemen Risiko Korporat

Manajemen Risiko Korporat diterapkan pada seluruh tingkatan dan kegiatan Perusahaan, dari tingkat korporat, unit kerja hingga pada keproyekan,

In conducting its business activities, the Company is challenged various risks with potential to fail the goal achievement. To ensure the success of that goal achievement, the Company through Exhibit D FCPP Procedures – Decision and Risk Management Policy clause as stated on Strategic Partnership Agreement develops Corporate Risk Management System (MRK) in a structured, systematic and integrated manner in a Corporate Risk Management Manual.

This manual stipulates the mandate and commitment from amangement in the form of risk management vision and mission.

Risk Management Unit Function and Duties

Risk management main fucntions and duties in corporate scale in accordance with Corporate Risk Management Manual are conducting monitoring and evaluation on:

1. Conformity of risk management framework that comprises conformity of prevailing manual, resources, risk and culture context related to risk awareness.

2. Coordination with related parties on risk profile list, renewal and reporting as well as risk mitigation plan.

3. Implementation of risk mitigation monitoring, specifically related to risk that is out of corporate tolerance.

Corporate Risk Management Implementation

Corporate Risk Management is implemented on all levels and activities of the Company, starting from corporate level, work unit until projects, with

Manajemen Risiko

Risk Management

2. Tingkat unit kerja, yaitu implementasi manajemen risiko yang melekat pada proses bisnis perusahaan.

3. Tingkat proyek, yaitu implementasi manajemen risiko mulai dari tahapan inisiasi, perencanaan, eksekusi dan kontrol, hingga masa serah terima dan penutupan.

Guna menunjang effektifitas dari implementasi manajemen risiko di tiap tingkatan, maka setiap unit kerja telah ditunjuk penanggung jawab pengelolaan risiko, dan dilakukan pembahasan rutin dengan unit kerja RMCG (Risk Management and Corporate Governance).

Peningkatan effektifitas dan effisiensi pelaksanaan manajemen risiko korporat dilakukan juga dilakukan dengan penerapan audit berbasis risiko, serta penyusunan usulan anggaran non rutin berbasis risiko.

Pada tahun 2017, dengan kerja keras dari semua pihak, korporat berhasil menyelesaikan rencana mitigasi untuk risiko-risiko diluar toleransi Perusahaan sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan.

Efektivitas proses identifikasi risiko juga terlihat dari menurunnya jumlah risiko korporat dari tahun 2016 yaitu 239 risiko, menjadi 187 risiko pada tahun 2017. Dari jumlah tersebut, Peta penyebaran profil risiko korporat adalah 98% berada pada level toleransi Perusahaan dan 2% berada pada luar toleransi Perusahaan.

2. Work unit level, risk management implementation that is attached to corporate business process.

3. Project level, risk management implementation starting from initiatioon phase, planning, execution and control, up to transfer and closing period.

To support the effectiveness on risk management implementation at all elvels, each work unit has appointed a person in charge of risk management, and regular discussion with Risk Management and Corporate Governance (RMCG) work unit is conducted.

Effectiveness and efficiency improvement of corporate risk management implementation is also taken by implementing based audit, and risk-based non regular budget proposal preparation.

In 2017, with the hard work from everyone, corporate successfully completed mitigation plan for risks out of the Corporate tolerance on time.

Effectiveness of risk identification is also shown from the decreasing number of corporate risk from 2016 that was 239 risks to 187 risks in 2017. From that number, corporate risk profile distribution mapping was 89% in the Corporate tolerance level and 2% out of the Corporate tolerance level.

Beberapa risiko yang berada di luar toleransi dan pelaksanaan mitigasinya adalah sebagai berikut:

No Definisi Risiko

.Risk Definition

Mitigasi Risiko

.Mitigation Risk 1 Potensi Penurunan kehandalan Pipa Transmisi jalur

Grissik – Singapura dikarenakan faktor alam berupa permasalahan geoteknis yang dapat menyebabkan penurunan penyaluran kepada pelanggan

.Potential decline in the reliability of Transmission Pipeline Grissik lane - Singapore due to natural factors such as geotechnical problems that can cause a decrease in the distribution to customers

1. Pelaksanaan kajian teknis mengenai kondisi geoteknis

.Implementation of technical studies on geotechnical conditions

2. Penggunaan teknologi terbaru dalam penyesuaian struktur tanah dan pipa

.Use of the latest technology in the adjustment of soil and pipe structures

3. Penggunaan teknologi terbaru dalam pengukuran pergerakan pipa dan tanah serta permodelan tingkat stress yang terjadi.

.Use of the latest technology in measuring the movement of pipe and soil and stress level modeling that occurred.

2 Potensi tidak terbaharuinya perubahan kondisi Metal Loss dan Geometri pipa transmisi di ruas Grissik-Singapura dikarenakan kendala dalam pelaksanaan inspeksi internal pipa, yang dapat menyebabkan ketidakakuratan penentuan kondisi operasi maksimum pipa dan juga mempengaruhi penetapan kapasitas penyaluran

.The non-renewable potential of Metal Loss conditions and transmission pipeline geometry in Grissik-Singapore due to constraints in the internal inspection of the pipeline, which may cause inaccurate determination of the maximum operating conditions of the pipe and also affect the determination of the distribution capacity

1. Pelaksanaan preliminari inspeksi pipa internal guna melihat kandungan zat korosif dalam pipa

.Implementation of preliminary inspection of internal pipelines to see the content of corrosive substances in pipes

2. Bekerjasama dengan customer di Singapura guna pelaksanaan inspeksi pipa secara eksternal dengan penggunaan teknologi terbaru

.Cooperate with customers in Singapore for external pipeline inspection with the use of the latest technology

3 Potensi penurunan kehandalan sistem meter penyaluran gas akibat sambaran petir yang bepotensi menyebabkan kerugian finansial

.The potential for decreasing the reliability of the gas distribution system due to the lightning bolotensi caused a financial loss

1. Ketersediaan metode perhitungan manual dalam ketetapan aturan penyaluran gas melalui pipa yang telah disahkan oleh regulator dan diimplementasikan bersama.

.Availability of manual counting method in the statutes gas through a pipeline distribution rules that have been approved by regulators and implemented together.

2. Peningkatan desain sistem penangkal sambaran petir di beberapa fasilitas TGI.

.Improved design of lightning protection system in several TGI facilities.

3. Penerapan pemantauan tingkat efek

sambaran petir dan analisa kesesuaian sistem penangkal petir di beberap fasilitas yang dianggap memiliki potensi sambaran petir terbanyak.

Implementation of monitoring of lightning

Several risks that are out of the tolerance and its mitigation are as follows:

Manajemen Risiko

Risk Management

4 Potensi terjadinya sengketa perpajakan akibat perbedaan pemahaman peraturan pajak yang dapat menimbulkan penafsiran berbeda yang menyebabkan dikenakannya sanksi perpajakan

.Potential occurrence of tax disputes due to differences in understanding of tax regulations that can lead to different interpretations that led to the imposition of tax sanctions

1. Pelaksanaan Koordinasi dengan Ditjen Pajak.

.Implementation Coordination with the Directorate General of Taxes.

2. Pelaksanaan koordinasi dengan Badan Kebijakan Fiskal ( BKF) serta Direktorat Peraturan Perpajakan II apabila terdapat permasalahan berkaitan dengan Peraturan Pajak.

.Coordination with Fiscal Policy Office (BKF) and the Directorate of Tax Regulation II when there are problems relating to the Tax Regulation.

3. Bekerjasama dengan Pihak Profesional guna pelaksanaan Pengkajian peraturan pajak dan pendampingan apabila terjadi permasalahan dalam perpajakan.

.Collaborate with the Professional Parties for the implementation of tax assessment and advisory review in case of problems in taxation.

Sedangkan Implementasi manajemen risiko pada risiko-risiko dalam toleransi perusahaan dilakukan tetap dengan cara yang efektif, effisien, proaktif serta berkesinambungan diantaranya:

1. Peningkatan monitoring terhadap pelaksanaan mitigasi risiko dengan melibatkan internal audit departemen sebagai Three Line of Defence Corporate

2. Pelaksanaan review kesesuaian proses bisnis dengan dokumen kerja sebagai langkah proaktif dalam melakukan identifikasi risiko

3. Peningkatan budaya sadar risiko di para penanggung jawab pengelolaan risiko di masing masing unit kerja, dengan peningkatan intensitas pembahasan manajemen risiko, khususnya pada keproyekan.

Dengan demikian pelaksanaan manajemen risiko diharapkan mampu menjadi penjaminan pencapaian tujuan perusahaan agar TGI dapat lebih menjadi entitas yang kompetitif dalam bisnisnya.

Meanwhile risk management implementation on risks in the corporate tolerance is taken effectively, efficiently, proactively, and sustainably, as follows:

1. Monitoring improvement on risk mitigation by involving internal audit department as Three Line of Defence Corporate

2. Reviewing the comformity of business process with work document as proactive action in conducting risk identification

3. Improving risk aware culture among risk management person in charge in each work unit, by improving risk management discussion intensity, especially projects.

Therefore, risk management implementation is expected to ensure the Company’s goals achievement so that TGI can become a more competitive entity in its business.

TANGGUNG JAWAB SOSIAL

Dalam dokumen ENERGY CONNECT SINERGY ANNUAL REPORT (Halaman 126-131)

Dokumen terkait