• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN RISIKO RISK MANAGEMENT Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga

Dalam dokumen LapKeu Des2014 (Halaman 93-119)

INDONESIA Saldo giro pada Bank Indonesia merupakan giro

45. MANAJEMEN RISIKO RISK MANAGEMENT Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga

intermediasi keuangan, Bank senantiasa dihadapkan pada berbagai risiko finansial maupun risiko non-finansial. Perkembangan bisnis yang pesat pada lingkungan eksternal dan internal perbankan juga menyebabkan risiko kegiatan usaha bank semakin kompleks sehingga Bank harus mampu menerapkan manajemen risiko yang baik agar mampu beradaptasi dalam lingkungan bisnis perbankan. Oleh karena itu, prinsip-prinsip manajemen risiko yang diterapkan akan sangat mendukung Bank untuk dapat beroperasi secara lebih berhati-hati. Prinsip-prinsip manajemen risiko tersebut pada dasarnya telah menjadi standar bagi dunia perbankan yang penerapannya diarahkan oleh Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 yang diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum serta Surat Edaran Bank Indonesia No. 5/21/DPNP tanggal 29 September 2003 yang diubah dengan Surat Edaran No. 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum juga Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 tanggal 5 Januari 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan SE No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.

In conducting its function as a financial intermediary institution, the Bank always faces financial and non-financial risks. The rapid development in banking business externally and internally have resulted in a more complex risk for banks which forces the Bank to implement a proper risk management to adapt with the banking business. Therefore, the risk management principle implemented will highly support the Bank to operate in a prudent manner. The risk management principles have become a standard for banking industry in which the implementation is regulated by Bank Indonesia through BI regulation No. 5/8/PBI/2003 dated May 19, 2003 amended by BI regulation No. 11/25/PBI/2009 dated July 1, 2009 concerning “Application of Risk Management for Commercial Bank” and BI

Circular Letter No. 5/21/DPNP dated

September 29, 2003 amendment by BI circular letter No. 13/23/DPNP dated October 25, 2011

concerning the implementation of “Risk

Management for Commercial Bank” also BI

regulation No. 13/1/PBI/2011 dated January 5, 2011 and BI circular letter No 13/24/DPNP dated

October 25, 2011 concerning “Bank Soudness”.

Risiko kredit Credit risk

Risiko kredit merupakan potensi kerugian yang terjadi disebabkan oleh kegagalan debitur maupun pihak lawan (counterparty) dalam memenuhi liabilitas kontraktualnya kepada Bank. Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas fungsional bank terutama aktivitas perkreditan dan aktivitas tresuri baik yang tercatat dalam banking book maupun

trading book.

Credit risk represents a potential loss arising from the failure of a debtor or a counterparty to fulfil their contractual obligation to the Bank. The credit risk could incur from several functional activities of the Bank particularly credit and treasury activities including those recorded in the banking book or trading book.

Manajemen risiko kredit diarahkan untuk meningkatkan keseimbangan antara ekspansi kredit yang sehat dengan pengelolaan kredit yang berprinsip kehati-hatian (prudent) agar terhindar dari penurunan kualitas atau menjadi

Non Performing Loan (NPL), serta

mengoptimalkan penggunaan modal yang dialokasikan untuk risiko kredit. Oleh karena itu, Bank Saudara menetapkan kebijakan dan pedoman tertulis yang mencakup Kebijakan Perkreditan Bank, Kebijakan Pelaksanaan Perkreditan, Kebijakan Penyelesaian Kredit Bermasalah, Kebijakan Surat Berharga dan Kebijakan Interbank Money Market

Credit risk management is mainly to improve the balance of credit expansion and the prudent credit management that could mitigate the risk of the deterioration of loan quality or loans become non-performing loan, and to optimise the use of capital allocated for the credit risk. Therefore, the Bank sets a written policy and procedure which includes

the Bank’s Credit Policy, Credit Implementation

Policy, Non performing Loans Settlement Policy, Marketable Securities Policy, and Interbank Money Market Policy.

Faktor utama yang berperan dalam pengendalian dan mengurangi risiko kredit adalah kemampuan satuan kerja perkreditan dalam membuat analisa kredit, sehingga pada akhirnya tercapai suatu keseimbangan antara pengelolaan risiko dengan pengembangan bisnis. Dalam penyaluran kredit Bank menentukan besaran maksimum angsuran kredit yang didasari atas kemampuan debitur. Bersamaan dengan itu, pengelolaan portofolio dan risiko kredit merupakan tanggung jawab dari Komite Manajemen Risiko.

The main factor that controls and reduces credit risk is the ability of the credit unit to analyse the credit, which results in a balance between the

credit risk and business development

consideration. The Bank also set a maximum loan

instalment based on the debtor’s capacity. At the

same time, portfolio management and credit risk is the responsibility of the Risk Management Committee.

(i) Pengukuran risiko kredit (i) Credit risk measurement

Dalam mengukur risiko kredit untuk pinjaman yang diberikan, Bank mempertimbangkan estimasi kerugian saat debitur kemungkinan tidak dapat memenuhi kewajibannya dan estimasi kerugian atas kewajiban debitur yang telah wanprestasi. Untuk mengelola dan memantau risiko atas penyaluran kredit, secara rutin Bank melakukan analisa terhadap portofolio kredit berdasarkan segmentasi bisnis dan kualitas kredit dari debitur.

In determining the estimation of credit risk, the Bank considers the loss estimation when the debtor may not fulfill its obligation and loss estimation when the debtor has failed to pay. To manage and monitor the risk in loan disbursement, the Bank performs analysis of its loan portfolio on regular basis based on business segments and loan quality of its debtors.

Bank telah mengembangkan model untuk mendukung kuantifikasi dari risiko kredit. Model peringkat dan skor ini digunakan untuk keseluruhan portofolio kredit utama dan membentuk basis untuk mengukur risiko wanprestasi. Dalam mengukur risiko kredit untuk pinjaman yang diberikan, Bank mempertimbangkan dua komponen: (i)

probability of default’ (PD) klien atau counterpart atas kewajiban kontraktualnya; (ii) kemungkinan rasio pembalikan atas

kewajiban yang telah wanprestasi (‘loss given default’) (LGD). Model ini terus ditelaah untuk

memonitor tingkat akurasi model, relatif terhadap kinerja aktual dan diubah jika diperlukan untuk mengoptimalisasi keefektivitasannya.

The Bank has developed models to support the quantification of the credit risk. These rating and scoring models are in use for all key credit portfolios and form the basis for measuring default risks. In measuring the credit risk of loans, whereby the Bank considers two

components: (i) the ‘probability of default’ (PD)

by the client or counterparty on its contractual obligations; (ii) the likely recovery ratio on the

defaulted obligations (the ‘loss given default’)

(LGD). The models are reviewed to monitor their robustness relative to actual performance and amended as necessary to optimise their effectiveness.

Loss given default merupakan ekspektasi

Bank atas besarnya kerugian dari suatu klaim pada saat wanprestasi terjadi. Hal ini dinyatakan dalam persentase kerugian per unit dari suatu eksposur. Loss given default

biasanya bervariasi sesuai dengan tipe rekanan, jenis dan senioritas dari klaim dan ketersediaan agunan atau pendukung kredit lainnya.

Loss given default represents the Bank’s

expectation of the extent of loss on a claim should default occur. It is expressed as percentage loss per unit of exposure. Loss given default typically varies by the type of counterparty, type and seniority of claim and availability of collateral or others credit support.

(ii) Pengendalian batas risiko dan kebijakan mitigasi

(ii) Risk limit control and mitigation policies

Untuk menghindari risiko konsentrasi kredit, Bank menetapkan limit eksposur untuk setiap nasabah baik pihak berelasi maupun pihak ketiga dalam kebijakan dan pedoman batas maksimum pemberian kredit.

To minimise the credit concentration risk, the Bank sets an exposure limit to each related and non-related parties as mentioned in the maximum lending limit policy.

Bank mengelola, membatasi dan mengendalikan konsentrasi risiko kredit - baik secara khusus, terhadap debitur individu maupun kelompok, dan industri maupun geografis.

The Bank manages limits and controls the credit concentration risk - in particular, to individual counterparties and groups, and to industries and geographic.

Batas pemberian kredit ditelaah mengikuti perubahan pada kondisi pasar dan ekonomi dan telaahan kredit secara periodik dan penilaian atas kemungkinan wanprestasi.

Lending limits are reviewed in the light of changing market and economic conditions and periodic credit reviews and assessments of probability of default.

Dalam proses pengajuan kredit, pembelian surat berharga maupun penempatan pada bank lain, Bank menetapkan dual control

dalam rangka four eyes principles yang melibatkan petugas marketing, petugas pemeriksa dan pejabat pemutus yang memiliki kewenangan.

In the loan application process, purchase of securities and placement with other banks, the Bank sets dual control as part of four eyes principles which involve marketing officers, supervisors and authorised approvers.

Beberapa pengendalian spesifik lainnya dan pengukuran mitigasi dijelaskan di bawah ini:

Some other specific controls and the mitigation measurement are explained as follows:

Agunan Collateral

Bank menerapkan kebijakan untuk memitigasi risiko kredit, antara lain dengan meminta agunan sebagai jaminan pelunasan kredit. Jenis agunan yang dapat diterima dalam rangka memitigasi risiko kredit meliputi:

The Bank applies policies to mitigate credit risk, by asking collateral to secure the repayment of loan. Collateral types that can be used to mitigate the risk include:

• Kas

• Tanah dan/atau bangunan

Standby LC

• Mesin

• Kendaraan bermotor

• Piutang

• Persediaan

• Garansi perusahaan maupun garansi perorangan

Cash

Land and/or building

Standby LC

Machinery

Vehicle

Trade receivable

Inventory

Company or personal guarantee

Kredit modal kerja dan kredit investasi biasanya dijamin sepenuhnya. Untuk kredit konsumsi, biasanya tidak diperlukan jaminan. Pemberian kredit jangka panjang kepada debitur korporasi pada umumnya disertai agunan. Untuk meminimalisasi kerugian kredit, Bank akan meminta tambahan agunan dari debitur ketika terdapat indikasi penurunan nilai atas pinjaman yang diberikan.

Working capital and investment loans are

generally fully secured origination. For

consumer loans, usually no collateral are obtained. In addition, in order to minimise the credit loss, the Bank will ask for additional collaterals from the counterparty as soon as impairment indicators are identified for the relevant individual loans.

Berikut adalah portofolio kredit yang dimiliki Bank beserta agunan yang menjadi jaminannya dengan pengelompokkan berdasarkan jenis kredit yang diberikan:

The following are loan portfolio owned by the Bank and its collateral by grouping based on type of loan:

Pinjaman Pinjaman Pinjaman Konsumsi/ Modal Kerja Investasi/

Consumer Working capital Investment Jumlah/

Loan Loan Loan Total

Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Juta/

Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million

Eksposur kredit 5.585.059 5.465.222 418.031 11.468.312 Credit exposure

Nilai jaminan 149.880 4.273.123 311.844 4.734.847 Collateral value

Jumlah eksposur kredit 5.435.179 1.192.099 106.187 6.733.465 Total unsecured

tanpa jaminan credit exposure

Porsi eksposur piutang 97% 22% 25% 59% Unsecured portion

tanpa jaminan of credit exposure

Jenis agunan Types of collateral

Kendaraan 3.754 144 639 4.537 Vehicles

Tanah dan bangunan 86.819 3.032.336 303.352 3.422.507 Land and b uldings

Tagihan piutang - 112.079 - 112.079 Receivab les

Mesin-mesin - 636 - 636 Machineries

Giro dan deposito Current account and

berjangka 58.808 312.198 6.094 377.100 time deposits

Lainnya 499 815.730 1.759 817.988 Others

Jumlah 149.880 4.273.123 311.844 4.734.847 Total

Pinjaman Pinjaman Pinjaman Konsumsi/ Modal Kerja Investasi/

Consumer Working capital Investment Jumlah/

Loan Loan Loan Total

Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Juta/

Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million

Eksposur kredit 57.633 4.592.678 271.231 4.921.542 Credit exposure

Nilai jaminan 42.890 4.515.827 132.926 4.691.643 Collateral value

Jumlah eksposur kredit 14.743 76.851 138.305 229.899 Total unsecured

tanpa jaminan credit exposure

Porsi eksposur piutang 26% 2% 51% 5% Unsecured portion

tanpa jaminan of credit exposure

Jenis agunan Types of collateral

Kendaraan - - - - Vehicles

Tanah dan bangunan 42.890 2.564.897 132.926 2.740.713 Land and b uldings

Tagihan piutang - 159.940 - 159.940 Receivab les

Mesin-mesin - - - - Machineries

Giro dan deposito Current account and

berjangka - 666.376 - 666.376 time deposits

Lainnya - 1.124.614 - 1.124.614 Others

Jumlah 42.890 4.515.827 132.926 4.691.643 Total

2013

Asuransi Insurance

Selain agunan kredit, Bank menerapkan kebijakan untuk memitigasi risiko kredit dengan mengharuskan pembuatan polis asuransi bagi setiap debitur konsumer asuransi kredit, asuransi jiwa, asuransi PHK maupun asuransi kerugian.

In addition to the loan collateral, the Bank implements a policy to mitigate the credit risk by requiring the insurance policies each consumer debtor for credit insurance, life insurance, employee termination insurance and loss insurance.

(iii) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya

(iii) Maximum exposure to credit risk before collateral held or other credit enhancements

Eksposur maksimum risiko kredit terhadap aset pada laporan posisi keuangan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

Credit risk exposures relating to assets in

statement of financial position’s as of

December 31, 2014 and 2013 are as follows:

2014 2013

Rp Juta/ Rp Juta/

Rp Million Rp Million

Laporan posisi keuangan: Statement of financial position:

Current accounts

Giro pada Bank Indonesia 1.021.276 682.189 with Bank Indonesia

Giro pada bank lain 247.872 112.427 Current accounts with other b ank

Penempatan pada Bank Indonesia 453.928 - Placement with Bank Indonesia

Efek-efek 845.171 321.027 Marketab le securities

Penyertaan saham 449 - Investment in shares

Pinjaman yang diberikan - bersih Loans - net

Modal kerja 5.383.729 4.589.231 Working Capital

Investasi 405.153 270.656 Investment

Konsumsi 5.517.750 57.627 Consumer

Tagihan Akseptasi 62.035 77.069 Acceptances receivables Pendapatan yang masih

harus diterima 73.081 10.628 Accrued income

Tagihan klaim asuransi 52.274 - Claim insurance receivab les

Aset lain-lain 13.608 12.781 Other assets

Jumlah 14.076.326 6.133.635 Total

Eksposur Maksimum/

Maximum Exposure

Eksposur maksimum risiko kredit terhadap komitmen dan kontinjensi pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

Maximum credit risk exposures relating to

commitments and contingencies as of December 31, 2014 and 2013 are as follows:

2014 2013

Rp Juta/ Rp Juta/

Rp Million Rp Million

Komitmen dan Kontijensi: Commitments and Contigencies :

Fasilitas kredit yang diberikan

yang belum digunakan 12.207 1.696.466 Unused loan facility Irrevocab le letters of credit Outstanding irrevocab le

yang masih berjalan 283.992 195.695 letters of credits

Garansi yang diberikan 326.031 167.606 Guarantee issued

Jumlah 622.230 2.059.767 Total

Eksposur Maksimum/

Maximum Exposure

Tabel di atas menggambarkan eksposur maksimum atas risiko kredit bagi Bank pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, tanpa memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya.

The above table represents a worst-case scenario of credit risk exposure to the Bank as at December 31, 2014 and 2013, without taking account of any collateral held or other credit enhancements attached.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar 80,32% (2013: 80,17%) dari jumlah eksposur maksimum berasal dari pinjaman yang diberikan.

As explained above, as of December 31, 2014, 80.32% (2013: 80.17%) of the total maximum exposure is derived from loans.

Manajemen yakin akan kemampuan Bank untuk mengendalikan dan memelihara minimal eksposur risiko kredit yang berasal dari pinjaman yang diberikan berdasarkan hal-hal sebagai berikut:

Management is confident in its ability to continue to control and sustain minimal exposure of credit risk to the Bank resulting from its loans based on the following:

• Bank telah memiliki pedoman tertulis dan prosedur manual mengenai kebijakan dan proses kredit yang mencakup seluruh aspek pemberian kredit yang dilakukan. Setiap pemberian kredit harus senantiasa mengacu pada kebijakan tersebut.

• Bank melakukan pemantauan secara rutin dan disiplin untuk mengetahui kondisi terkini dari debitur.

• Untuk kredit komersil sebagian besar kredit diwajibkan memberikan agunan.

• Untuk kredit konsumer yang tidak memiliki agunan, Bank melakukan kerja sama dengan instansi tempat debitur bekerja dalam rangka pembayaran angsuran.

The Bank has a documented credit

policy and manual procedures that

covers all aspects of the Bank’s lending

activities. At all times, loan transactions must adhere to the requirements of the

Bank’s policy.

The Bank has an early problem

detection system through disciplined monitoring.

Commercial loans must be secured by

collateral.

For consumer loans which have no

collateral, the Bank cooperates with the institution where the debtors work to secure the installment payments.

Dalam rangka mengurangi eksposur risiko kredit yang berasal dari asset keuangan lainnya, manajemen melakukan hal-hal sebagai berikut:

In order to reduce exposure to credit risk from other financial assets, management does the following things:

 Bank memiliki kebijakan limit transaksi, Setiap transaksi yang dilakukan Divisi

Treasury harus senantiasa mengacu pada kebijakan tersebut.

 Transaksi dengan counterparty hanya dilakukan dengan institusi keuanga yang memiliki reputasi yang baik dan terpercaya.

 Transaksi pembelian efek-efek sebagian besar dalam bentuk surat berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah yang memiliki risiko rendah

The Bank has a transaction limit policy. At all times, all transactions conducted by Treasury Division must adhere to the

requirements of the Bank’s policy.

Transaction with counterparty is only conducted with reputable and trusted financial institutions.

Purchase of marketable securities are in form of marketable securities issued by Government which have low risk.

Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit

Concentration of risks of financial assets with credit risk exposure

a) Sektor geografis a) Geographical sectors

Tabel berikut menggambarkan rincian eksposur maksimum kredit Bank tanpa memperhitungan agunan atau pendukung kredit lainnya (nilai gross sebelum cadangan kerugian penurunan nilai), yang dikategorikan berdasarkan area geografis pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013. Untuk tabel ini, Bank telah mengalokasikan eksposur area berdasarkan wilayah geografis tempat Bank beroperasi.

The following table breaks down Bank’s

maximum credit exposure without taking into account any collateral held or other credit support (gross of allowance for impairment losses), as categorised by geographical region as at December 31, 2014 and 2013. For this table, the Bank has allocated exposures to regions based on the geographical area which activities are undertaken.

Jaw a Barat/ Jakarta/ Lainnya/ Jumlah/

West Java Jakarta Others Total

Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Juta/

Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million

Aset Keuangan Financial Assets

Giro pada Bank Indonesia 9.412 1.011.864 - 1.021.276 Current accouts with Bank Indonesia

Giro pada bank lain 100.083 147.776 13 247.872 Current accouts with other banks

Penempatan pada Bank Indonesia 453.928 - - 453.928 Placement with Bank Indonesia

Efek-efek 425.211 419.960 - 845.171 Marketable securities

Penyertaan saham - 449 - 449 Investments in shares

Pinjaman yang diberikan - bruto Loans - gross

Modal Kerja 244.703 5.027.338 193.181 5.465.222 Working Capital

Investasi 95.481 289.385 33.165 418.031 Investment

Konsumsi 3.529.175 487.405 1.568.479 5.585.059 Consumer

Tagihan akseptasi - 62.056 - 62.056 Acceptance receivables

Pendapatan yang masih

harus diterima 44.093 12.943 16.045 73.081 Accrued income

Tagihan klaim asuransi - bruto 50.195 5.010 9.981 65.186 Claim insurance receivables - gross

Aset lain-lain 50.195- 13.6085.010 -9.981 13.608 Other assets

Jumlah aset keuangan 4.952.281 7.477.794 1.820.864 14.250.939 Total financial assets

2014

Jaw a Barat/ Jakarta/ Lainnya/ Jum lah/

West Java Jakarta Others Total Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Juta/

Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million

Financial Aset Financial Assets

Giro pada Bank Indonesia - 682.189 - 682.189 Current accouts with Bank Indonesia

Giro pada bank lain - 112.427 - 112.427 Current accouts with other banks

Efek-efek - 321.027 - 321.027 Marketable securities

Pinjaman yang diberikan - bruto Loans - gross

Modal Kerja - 4.592.678 - 4.592.678 Working Capital

Investasi - 271.231 - 271.231 Investment

Konsumsi - 57.633 - 57.633 Consumer

Tagihan akseptasi - 77.077 - 77.077 Acceptance receivables

Pendapatan yang masih

harus diterima - 10.628 - 10.628 Accrued income

Aset lain-lain - 12.781 - 12.781 Other assets

Jumlah aset keuangan - 6.137.671 - 6.137.671 Total financial assets

Eksposur risiko kredit atas komitmen dan kontinjensi adalah sebagai berikut:

Credit risk exposure relating to

commitments and contingencies are as follows:

Jaw a Barat/ Jakarta/ Lainnya/ Jumlah/

West Java Jakarta Others Total

Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Juta/

Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million

Fasilitas kredit yang diberikan

yang belum digunakan 10.845 250 1.112 12.207 Unused loan facility

Irrevocable letters of credit yang Outstanding irrevocable

masih berjalan - 283.992 - 283.992 letters of credit

Garansi yang diberikan 115.684 210.347 - 326.031 Guarantee issued

Jumlah 126.529 494.589 1.112 622.230 Total

2014

Jaw a Barat/ Jakarta/ Lainnya/ Jumlah/ West Java Jakarta Others Total

Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Juta/

Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million

Fasilitas kredit yang diberikan

yang belum digunakan - 1.696.466 - 1.696.466 Unused loan facility

Irrevocable letters of credit yang Outstanding irrevocable

masih berjalan - 195.695 - 195.695 letters of credit

Garansi yang diberikan - 167.606 - 167.606 Guarantee issued

Jumlah - 2.059.767 - 2.059.767 Total

2013

b) Sektor industri b) Industry sectors

Tabel berikut menggambarkan rincian eksposur kredit Bank pada nilai tercatat tanpa memperhitungan agunan atau pendukung kredit lainnya (nilai bersih dari cadangan kerugian penurunan nilai) , yang dikategorikan berdasarkan sektor industri pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.

The following table breaks down Bank’s

credit exposure without taking into account any collateral held or other credit support (net of allowance for impairment losses), as categorised by industry sectors, as of December 31, 2014 and 2013.

Lembaga Perusahaan Keuangan Jasa-jasa Lainnya dan Bukan Bank/ Dunia Perseorangan/

Financial Industri Usaha/ Other

Pemerintah/ Bank/ Institution Pengolahan/ Trade Companies and Jumlah/ Government Bank/ Non Banks Manufacturing Service Individual Total

Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Juta/

Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million

Giro pada Bank Current accouts

Dalam dokumen LapKeu Des2014 (Halaman 93-119)