• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.6 Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit Efarina Etaham Berastagi Kabupaten Karo

Tenaga kesehatan keperawatan yang berada di Rumah Sakit Efarina Etaham terdiri dari 106 orang , yaitu Kepala unit terdiri dari 10 orang , Sterialisassi 1 orang, Ruang ICU 7 orang , NICU terdiri dari 5 orang , Kamar Operasi 10 orang , Beraslin 7 orang , Perinatologi teridiri dari 7 orang , VIP terdiri dari terdiri dari 7 orang , Rawat inap Mawar terdiri dari 9 orang , Rawat inap kenanga terdiri dari 9 orang , Rawat Jalan terdiri dari 8 orang , IGD terdiri dari 10 orang , Rawat Inap Anggrek terdiri dari 12 orang , Komite IPCN terdiri dari 1 orang , komite diklat terdiri dari 1 orang , administrasi keperawatan terdiri dari 1 orang , manager keperawatan terdiri dari 1 orang .

BAB IV

PENYAJIAN DATA

Bab ini berisikan data yang telah dikumpulkan selama penelitian yaitu mengenai Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) Dalam Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat pada Rumah Sakit Efarina Etaham Berastagi Kabupaten Karo Sumatera Utara . Data dalam penelitian ini akan dibagi menjadi dua bagian yaitu Data primer dan Data Sekunder , pengumpulan Data Primer di lakukan di lapangan dengan cara melakukan wawacara dengan beberapa informan penelitian dan juga melakukan observasi atau pengamatan langsung di lapangan . Sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan melakukan pengumpulan berbagai dokumen-dokumen yang berkaitan dengan Penerapan sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) Dalam Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat.

4.1 Pelaksanaan Wawancara

Pelaksanaan wawancara dilakukan di Rumah Sakit Efarina Etaham yang beralamat di Jl.Jamin Ginting No.1 Desa Raya Berastagi Kabupaten Karo, Sumatera Uatara, yang merupakan tempat penelitian ini berlangsung. Wawancara ini dilakukan kepada beberapa Pegawai di Rumah Sakit Efarina yang lebih memahami dengan baik terkait dengan Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit dalam meningkatkan Pelayanan Masyarakat.

Dalam melakukan wawancara, peneliti menggunakan tipe wawancara berstruktur. Dimana sebelum memulai wawancara penulis terlebih dahulu

disusun disesuaikan dengan variabel-variabel dalam penelitian ini. Namun dalam pelaksanaannya tidak menutup kemungkinan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan.

4.2 Karakteristik Informan

Karakteristik informan dalam penelitian tentang Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) dalam meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di lapangan , maka jumlah informan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 6 orang, yang dianggap memahami dan mengetahui secara jelas terkait tentang Penerapan Sistem Infromasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) dalam Meningkatkan Pelayanan Masayarakat, adapun karakteristik informan dalam penelitian ini berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat di tabel berikut :

Tabel 4.1 Karakteristik Informan Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jensi Kelamin Jumlah Presentase

1 Laki-Laki 8 66.7%

2 Perempuan 4 33.3%

3 Jumlah 12 100%

Sumber Data : Hasil Penelitian Rumah Sakit Efarina Etaham 2017

Berdasarkan tabel di atas , maka informan dalam penelitian ini lebih didominasi oleh laki-laki sebanyak 66.7% dimana informan Permpuan sebanyak

kelamin dan informan yang dimaksud adalah informan yang di anggap memahami terkait mengenai Judul yang di angkat dalam penelitian ini .

Selanjutnya penulis menyajikan data mengenai karakteristik informan berdasarkan jabatan , dalam hal ini penulis menerima keterangan dari informan sesuai dengan bidang atau jabatan mereka masing-masing . Adapun karakteristik Informan Berdasarkan Jabatanya dapat dilihat dari tabel di bawah ini :

Tabel 4.2 Karakteristik Informan Berdasarkan Jabatan

No Jabatan Jumlah Presentase

1 Manager Umum dan SDM 1 8.4%

2 Manager dan Kepala Unit 4 33.3%

3 Karyawan 3 25%

4 Pasien di Rumah Sakit Efarina Etaham 4 33.3%

5 Jumlah 12 100%

Sumber Data : Hasil Penelitian Rumah Sakit Efarina Etaham 2017

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa informan dalam penelitian ini berasal dari berbagai kalangan yang dianggap memahami secara jelas terkait dengan judul yang diangkat dalam penelitian ini. Berdasarkan klasifikasi informan dalam penelitian ini, maka informan dengan presentase terbanyak berasal dari 2 kalangan yaitu kalangan Manager dan Kepala unit dan juga pasien di Rumah Sakit Efarina Etaham denga presenatse sebanyak 33.3%. Hal ini dikarenakan manager dan kepala unit dan masyarakat sebagai Pengelola dan objek yang merasakan dampak dari penggunaan SIM RS terhadap pelayanan kesehatan yang di laksanakan di Rumah Sakit Efarina Etaham Berastagi.

Dalam menentukan informan, penulis menunjuk secara langsung informan yang terlibat dalam program tersebut dan untuk informan tambahan yaitu pasien yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah Pasien yang sedang melakukan pemeriksaan atau pengobatan di Rumah Sakit Efarina Etaham .

4.3 Hasil Wawancara

Metode wawancara yang dipilih oleh penulis adalah tipe wawancara berstruktur, dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu penulis menyusun daftar pertanyaan yang diajukan. Namun, di dalam prosesnya sendiri tidak menutup kemungkinan akan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan.

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) merupakan suatu sistem yang diciptakan untuk melaksanakan pengolahan data yang akan dimanfaatkan oleh suatu organisasi dimana informasi di masukan direkam , disimpan dan diproses untuk menghasilkan keluaran yang kemudian merupakan untuk tujuan operasi manajemen yang efisien yang mendukung fungsi operasi , manajemen, dan pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi. SIM RS diterapkan berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No.82 tahun 2013 tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit .

Di Rumah Sakit Efarina Etaham sendiri Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) yaitu untuk memudahkan sumber daya Manusia dalam mengelola berbagai berkas yang berupa berbagai informasi seperti data pasien dan rekam medis pasien untuk di masukan ke dalam sistem komputer

pihak tertentu. Sehingga memudahkan dalam mencari , menyimpan dan mengumpulkanya agar tidak rentan terhadap kehilangan data sehingga setiap saat informasi dapat di akses dengan mudah karena sudah di simpan dalam suatu basis data tertentu yang sama . Penerapan Sistem Informasi Manajemen ini juga memudahkan pihak-pihak tertentu dalam pembuatan keputusan berdasarkan informasi yang di peroleh dari output atau keluaran SIM RS itu sendiri.

Dari pengamatan yang dilakukan penulis pada saat penelitian dalam melihat dan memahami gejala-gejala tersebut maka hal tersebut menjadi ketertarikan penulis untuk menyajikan apa saja yang terjadi pada saat penelitian berlangsung . Untuk Mengetahui Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) di Rumah Sakit Efarina Etaham dengan jelas maka beberapa informan yang terkait dengan SIM RS dalam kaitanya dengan pelayanan kesehatan memberikan pendapat dan pengetahuan mereka guna untuk menambah informasi dalam mencapai tujuan penulisan penelitian .

Adapun informan yang penulis wawancarai untuk mendapatkan informasi dalam Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) di Rumah Sakit Efarina Etaham adalah :

Tabel 4.3. Nama-nama Informan Penelitian

No Nama Jabatan Informan

3 Martua Habert Saragih Kepala Unit RM dan Pendaftaran Utama

4 Hendra Purba

Objek pelayanan Tambahan

Sumber data : Hasil Penelitian di Rumah Sakit Efarina Etaham 2017

4.3.1 Wawancara dengan Pertanyaan Umum

Dalam wawancara awal yang di lakukan oleh peneliti yaitu dimulai dengan pertanyaan umum mengenai penerapan sistem informasi manajemen Rumah Sakit . Adapun hasil wawancara dengan Martua Harbert Saragih yaitu Kepala Unit Rekam Medis dan Pendaftaran yang di tanyai pendapat mengenai pengertian Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit atau SIM RS adalah sebagai berikut :

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) merupakan

piutang , penunjang medis dan lainya yang kemudian di proses sehingga menghasilkan keluaran informasi yang berguna untuk memudahkan sumber daya manusia dalam pengolahan data-data di rumah sakit “. (23 januari 2017)

Dengan pertanyaan yang sama yang di ajukan kepada informan Hendra Purba yaitu Kepala Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Efarina Etaham yaitu sebagai berikut :

“Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit merupkan suatu sistem teknologi informasi yang mengintegrasikan seluruh proses kegiatan Rumah Sakit yang terorganisasi yang menghasilkan informasi kepada manajemen tentang input ,proses dan output yang berguna dalam pengambilan keputusan “. (23 januari 2017)

Pertanyaan selanjutnya kepada informan Windon Simbolon Staff Informasi Teknologi yaitu mengenai tujuan di terapkanya Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yaitu :

“Banyak tujuan di terapkanya Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit seperti salah satunya adalah meningkatkan pelayanan rumah sakit. dengan adanya proses manajemen informasi, setiap informasi yang di butuhkan dalam proses pelayanan mudah di dapatkan karena semua informasi yang di butuhkan dalam pelayanan medik sudah terorganisir dengan baik , kemudahan dalam pencarian data , obat, pasien dan lainya yang berhubungan dengan rumah sakit juga membuat karyawan menjadi terbantu dalam pekerjaanya” (23 januari 2017)

Pertanyaan selanjutnya yang penulis tanyakan adalah mengenai gambaran Sistem Informasi Manajemen Rumah sakit Efarina Etaham yaitu kepada informan Hendra Purba Kepala unit Manajemen Informasi Sistem Rumah Sakit yaitu sebagai berikut:

“Gambaran sistem informasi manajemen rumah sakit itu ada beberapa yaitu :

1. Promosi 2. Absensi

3. Struktur Operasional - Registrasi Pasien - Rekam Medis Pasien - Piutang

Semua pendapatan dan pengeluaran - Penunjang medis

Hemodialisis ,Radiologi ,lab, gizi dll” (23 januari 2017) Pertanyaan selanjutnya yang penulis tanyakan adalah mengenai penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat di Rumah Sakit Efarina Etaham yang di tanya kepada informan Dhela bagian administrasi adalah sebagai berikut :

“ Sejauh ini Sistem Informasi Manajemen di Rumah Sakit dilihat dari peran nya sangat membantu di semua unit di rumah sakit , meskipun banyak kendala dalam pelaksanaanya tetapi tetap saja Sistem Informasi Manajemen sangat membantu dalam melakukan pelayanan kepada

dikarenakan oleh adanya penerapan Sistem Inforamasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) itu sendiri karena dapat memudahkan pengaksesan data seperti di bagian administrasi seperti proses pendaftaran pasien , pasien yang datang berobat ke rumah sakit , jika sudah pernah berobat di rumah sakit ini sebelumnya semua datanya maupun riwatnya masih tersimpan di sistem komputer sehingga akan memudahkan dalam proses registrasi dan masih banyak lagi kegunaan dari Sistem Informasi Itu sendiri dalam meningkatkan pelayanan “.(23 januari 2017)

Selain itu dengan pertanyaan yang sama yang di ajukan kepada informan yaitu manager pelayanan dan penunjang medis dr.Coco Satya .Ginting yang berpendapat sebagai berikut :

“Sistem Informasi Manajemen sudah jelas dapat meningkatkan pelayanan , jika dilihat dari sumber daya manusia di rumah sakit yang dihadapkan pada tuntutan-tuntutan agar lebih profesional dalam menangani berbagai kasus medis , Sistem Informasi Manajemen rumah sakit sangatlah membantu dan mendukung pekerjaan tenaga medis dalam menangani pasien bukan hanya itu tetapi juga membantu dalam pengambilan keputusan . seperti peran SIM RS dalam mengintegrasi informasi dan menangani keseluruhan proses manajemen seperti pelayanan terhadap pasien , apotek, penagihan , rekam medis ,database personalia , dan lainya sehingga sistem Informasi Manajemen Rumah sakit ini dapat membantu sumber daya manusia dalam meningkatkan pelayanan rumah sakit . (23 januari 2017)

Hasil wawancara dengan informan yaitu bagian Administrasi Nurani yang di tanyai mengenai Efektivitas pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah sebagai berikut :

‘Sistem Informasi manajemen sangat perlu di Rumah Sakit ini , disamping perannya yang sangat menonjol dalam meningkatkan pelayanan medis, pemanfaatannya juga sudah tergolong dengan baik karena hal itu sejalan , semakin Sistem Informasi manajemen termanfaatkan dan berfungis dengan baik maka pelayanan juga semakin meningkat , selain itu di rumah sakit ini juga di terapkanya sistem abseni kepada karyawan mengenai keterlambatan pegawai dalam arti sumber daya manusia juga di latih kedisiplinanya karena jika melanggar absensi maka akan ada pemotongan gaji dengan tarif yang di tentukan, meskipun terkadang pegawai tidak bisa menyesuakian dengan sistem yang berlaku di lain sisi pegawai juga dilatih dalam meningkatkan kedisiplinan sehingga menghasilkan pelayanan yang lebih baik lagi “.(23 januari 2017)

Pertanyaan selanjutnya yang penulis tanyakan adalah mengenai kendala dalam Penerapan Sistem Informasi Manajemen di Rumah Sakit Efarina Etaham yang di tanya kepada informan staff IT Windon Simbolon adalah sebagai berikut :

“tidak terlalu banyak kendala , adapun kendala hanya pada konokesi jaringan , yaitu jika jaringan terputus maka Sistem dalam pengolahan data banyak terkendala dan informasi jadi lebih sulit di kelola, selain itu

masih banyak yang kurang paham dan masih butuh pendalaman lagi mengani ini “(23 januari 2017)

Pertanyaan yang sama yang di ajukan kepada kepala unit rekam medis dan administrasi yaitu Martua Herbert Saragih yaitu mengenai kendala dalam Penerapan Sistem Informasi Manajemen di Rumah Sakit Efarina Etaham yaitu :

“kendala ada pada Man Power yaitu tidak sesuai dengan skill atau keahlian yang dimiliki, adanya karyawan di bagian unit tertentu yang keahlianya tidak sesuai dengan spesialisasi pekerjaan di rumah sakit sehingga harus belajar ulang “(23 januari 2017)

Hasil wawancara dengan informan bagian SIM RS yang di tanyai mengenai software, Hardware dan jaringan yaitu :

“Disini menggunakan jaringan astinet telkom , dengan software winbox, Pemutar video , web browser. Michrosoft office, photoshop.

Hardware yang digunakan di unit sistem informasi manajemen yaitu komputer , server, computer client yang digunakan oleh semua operasional pendaftaran, laptop printer”. (23 januari 2017)

Hasil wawancara dengan informan yaitu manager umum dan SDM yaitu Henrikstone Sinaga ketika di tanyai mengenai kelengkapan Fasilitas di Rumah Sakit dalam menunjang Pelayanan medis yaitu :

‘Sistem Informasi Manajemen sudah sesuai dengan SOP , karena juga memiliki data-data yang sudah cukup jelas dan kelengakapn fasilitas sudah cukup bagus jika dilihat dari komponennya seperti peralatan komputer software hardware , jaringanya dan Sumber daya manusianya

sudah cukup memenuhi dalam pelayanan rumah sakit , dan dilihat dari kelengkapan fasilitas penunjang medis rumah sakit Efarina Etaham termasuk memliki fasilitas yang memadai dalam proses pelaynan medis baik dari penunjang kesehatan peralatan medis maupun sumber daya manusia yang miliki “(23 januari 2017)

Hal yang sama yang di uatarakan oleh Manager Pelayanan dan Penunjang medis Coco Satnja F Ginting tentang kelengakapan fasilitas di Rumah Sakit Efarina Etaham yaitu sebagai berikut :

‘ Kelengkapan Fasilitas di Rumah Sakit Efarina Etaham sudah lengkap , karena juga sudah bekerja sama dengan teramedik , yaitu perusahaan sistem informasi yang di datangkan dari bandung yang melakukan audit setiap bulanya , Fasilitas yang terdapat di rumah sakit sudah tergolong maju jika dilihat pula dari fasilitas Penunjang medisnya yang sudah tergolong canggih di bandingkan dengan rumah sakit yang lain. ‘ (23 januari 2017)

4.3.2 Hasil Wawancara Dengan Pertanyaan Khusus

Wawancara dengan pertanyaan khusus yang dimaksud dalam penyajian data berikut ini adalah wawancara dengan berdasarkan aspek tertentu . Penyajian data yang dilakukan berdasarkan wawancara dengan informan dengan menggunakan teori sistem , dimana yang merupakan komponen dari sistem ini yaitu mengenai input , pemrosesan dan output . Adapun komponen dari teori sistem yang melihat tentang bagaiaman penerapan sistem informasi manajemen

1. Input

Input merupakan data dan perintah yang akan dimasukan ke dalam komputer hingga kemudian di olah atau diproses sehingga dapat menghasilkan informasi atau data . Oleh karena itu , pada komponen pertama ini , peneliti menanyakan kepada informan kepala unit rekam medis dan pendaftaran mengenai alat dan sumber daya yang dipergunakan dalam penyedia pelayanan medis dan juga pengaturan organisasi di lingkungan kerja adalah sebagai berikut :

“Peralatan yang digunakan dalam pelayana medis sudah cukup memadai dan memenuhi standart pelayanan demikian juga mengenai sarana prasarana yang di butuhkan dalam meningkatkan pelayanan Rumah Sakit , sedangkan sumber daya Manusia jika dilihat dari segi jumlahnya seharusya sudah cukup dalam memenuhi tuntutan Rumah Sakit dalam pelayanan yang berkualitas tetapi di lain sisi masih ada beberapa sumber daya yang kurang propersional dalam bidangnya dan juga masih kurangnya disiplin pegawai tetapi meskipun demikian dalam menangani masalah sumber daya manusia sudah di buatnya sistem absensi yang membuat pegawai harus semakin disiplin dalam meningkatkan pelayanan , dalam pengaturan organisasi sendiri menggunakan sistem sentralisasi dimana satu membawahi dan memastikan semua kegiatan seperti di Rekam Medis dan pendaftaran , satu membawahi rekam medis dan pendaftaran , penanggung jawab harus memastikan bahwa seluruh prosedur kegiatan pendaftaran dan rekam medis berjalan dengan baik sesuai dengan peraturan dan

kebijakan rumah sakit dan itu dikepalai oleh Chief Medical Services”.

(23 januari 2017)

Hal yang sama dikemukakan oleh Manager umum dan SDM mengenai alat dan sumber daya yang dipergunakan dalam penyedia pelayanan medis dan juga pengaturan organisasi di lingkungan kerja adalah sebagai berikut :

“Jika di tinjau dari peralatan Rumah Sakit , Rumah Sakit Efarina Etaham merupakan salah satu rumah sakit yang memiliki perlatan yang memadai di daerah ini , begitu juga dengan sarana prasaran yang dimiliki dalam menunjang pelayanan kesehatan sudah maju , dalam hal pengaturan organisasi di lingkungan kerja itu sudah terorganisir dengan baik karena setiap unit yang dimiliki sudah di kepalai oleh seorang kepala unit dan bertanggung jawab penuh mengenai unit yang dipimpin serta kepala unit bertanggung jawab mengatur bawahan sehingga menghasilkan pelayanan dari tanggung jawab dari setiap unit dengan maksimal “.(23 januari 2017)

Hasil wawancara kepada informan Kepala SIM RS mengenai proses menginput data di rumah sakit yaitu sebagai berikut :

Jawaban kepala SIM RS adalah

‘ Proses mengimput data di rumah sakit yaitu seperti dalam proses registrasi pasien yaitu pasien datang dan melakukan registrasi di pendaftaran , sebelum di registrasi pasien akan di tanyai mengenai kelengkapan data ,apakah pasien termasuk ke dalam pasien umum

pasien penjamin swasta lainya atau BPJS jadi ada persyaratan yang harus di penuhi oleh si pasien BPJS salah satunya seperti kartu keluarga atau kartu BPJS terkecuali untuk BPJS yang mandiri yang memiliki kartu BPJS tetapi membayar sendiri disini ada pengecualian yaitu bisa hanya melakukan registrasi dengan kartu BPJS dan kartu keluarga atau KTP saja setelah di tanyai kelengkapanya baru di arahkan ke pengambilan nomor antrian (khusus pasien BPJS) dan kemudian setelah di registrasi maka akan di tanyai mengenai tujuanya apakah ke UGD atau ke Poliklinik dan disini juga melakukan pemilihan dokter yang dituju jika dokter yang dipilih tidak ada maka kita akan tawarkan lagi dokter yang lain dan jika di setujui maka akan melakukan proses pendaftaran , dengan syarat sebelumnya harus diketahui apakah si pasien sudah pernah berobat sebelumnya atau tidak , jika sudah pernah maka datanya sudah masuk ke sistem , SIM RS sudah merecord nya jadi tidak perlu lagi menunjukan data-data pasien karena sudah tersimpan di sini pada saat seorang pasien pertama kali berobat kemari . tetapi jika pasien belum pernah datang kemari maka bagian administrasi harus melakukan penginputan data dari pasien mengenai data-data yang dimilikinya seperti umur , alamat dan lain sebagainya setelah itu jika tadi tujuanya ke poli misalnya poli saraf dan di sana kan ada form-form yang diisi dokter atau perawat dan inilah yang kemudia menjadi rekam medis dari pasien yang menjadi backup disini dan itu juga yang akan dieksekusi oleh pihak rekam medis untuk di input “.(23 januari 2017)

Jawaban yang sama oleh Kepala unit rekam medis dan administrasi yaitu mengenai proses menginput data di rumah sakit yaitu

“ Dalam proses menginput data di rumah sakit di lakukan berupa sensus harian , dimana yang di maksud dengan sensus harian ini yaitu berupa pelaporan setiap unit contohnya pelaporan kepada rekam medis setiap unit dalam 24 jam, misalnya unit farmasi , berapa jumlah resep rawat inap , jumlah resep rawat jalan dalam 24 jam dan juga pelaporan dari LAB, VK, ICU, NICU dll yang di laporkan secara manual dan kemudian pihak rekam medis memasukan ke dalam sistem yang kemudian menjadi suatu laporan tergantung permintaan dari pihak-pihak tertentu “.(23 januari 2017)

Hasil wawancara kepada informan Kepala unit SIM RS yang ditanyai mengenai apa saja yang menjadi input di SIM RS di yaitu :

“Input merupakan masukan yang diperlukan untuk melakukan pelayanan kesehatan input adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem yang selanjutnya menjadi bahan yang diproses seperti registrasi pasien , rekam medis pasien , sumber daya manusia , dana , obat-obatan, fasilitas, peralatan , bahan,teknologi , organisasi. contoh spesifik yaitu pada rumah sakit yang menjadi input yaitu berobat , segala transaksi pasien dalam proses mendapatkan pelayanan medik dari proses datang , registrasi dan mendapatkan pelayanan , sampai pada proses pembayaran yang menjadi piutang rumah sakit beserta pengeluaran merupakan input pada sistem informasi manajemen

2. Proses

Selanjutnya yaitu pertanyaan yang fokus pada proses dimana yang dimaksud dengan Proses merupakan perubahan atau transformasi dari input atau masukan yang menjadi suatu keluaran yang berguna yang dapat berupa informasi yang berguna bagi pihak-pihak tertentu . Proses merupakan pengolahan data seperti pada rumah sakit yaitu pada pelayanan mediknya yaitu interaksi yang baik antara dokter dan pasien . Adapun pertanyaan yang di ajukan kepada informan Manager pelayanan medik dan penunjang medik yaitu mengenai relevankah proses pelayanan medik pada pasien di rumah sakit Efarina Etaham adalah sebagai berikut :

“ Jika ditanya mengenai relevan antara proses pelayanan medik pada pasien pastinya relevan , karena sesuai dengan peraturan dan

“ Jika ditanya mengenai relevan antara proses pelayanan medik pada pasien pastinya relevan , karena sesuai dengan peraturan dan