• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Strategi

Manajemen Strategi

melihat peluang untuk melaksanakan pertumbuhan non-organik melalui merger dan akuisisi. Inisiatif merger dan akuisisi dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu scale acquisition

dan capabilities acquisition. Scale acquisition ditujukan untuk meningkatkan skala usaha Bank Mandiri sehingga market share

dan customer base dapat ditingkatkan secara cepat dengan melakukan akuisisi, untuk selanjutnya akan dilaksanakan merger

dengan target akuisisi untuk meningkatkan skala operasi (dengan efisiensi biaya yang lebih baik). Capabilities acquisition

ditujukan untuk mendapatkan akses kepada kapabilitas atau pasar tertentu yang sulit dibangun atau ditembus oleh Bank Mandiri melalui pertumbuhan organik. Usaha yang menjadi target akuisisi jenis ini terutama adalah perusahaan

multifinance dan bank-bank yang mempunyai spesialisasi usaha. Setelah pelaksanaan akuisisi untuk jenis ini, target akuisisi tetap dipertahankan sebagai bisnis yang “stand alone” tetapi dengan mengoptimalkan cross-selling dan aliansi-aliansi strategis dengan bisnis Bank Mandiri lainnya.

Mengintegrasikan Perangkat Performance Based Culture

dalam Strategic Management Process

Pengembangan Bank Mandiri untuk menjadi perusahaan kelas dunia yang mampu menerapkan Active Value Management

secara efektif, menuntut sarana strategic management process yang komprehensif dan terintegrasi di dalam proses perencanaan bisnis, pengukuran hasil kinerja, pengendalian pencapaian target hingga pengambilan keputusan dan tindakan koreksi.

Rumusan strategi bankwide yang merupakan road map untuk mencapai visi dan aspirasi shareholder sebagaimana tertuang di dalam Business Plan perusahaan, merupakan faktor kritis yang harus dikelola secara efektif dan efisien agar proses penterjemahan strategi turunan dan action plan di setiap unit bisnis dan unit kerja dapat dimonitor dan dikendalikan, sehingga tercipta alignment dan sinergi yang optimal di antara seluruh unit kerja.

Perkembangan Performance Management dalam Mendukung Budaya Berbasis Kinerja

Tahun/Periode 1999 2000 2001 2002 2003 2004 >

Corporate Strategy Fase restrukturisasi,

rekapitalisasi & integrasi Fase konsolidasi & penyiapan infrastuktur bisnis Fase pertumbuhan dan pengembangan pasar

Performance Control Tools Investment Management Performance Agreement (IMPA)

• KPI yang disarikan dari

Annual Plan (RKAP)

• Dimulai pengembangan

Performance Measurement System (PMS)

• KPI disusun dengan menggunakan pendekatan

Balanced Scorecard

dan PMS

Measurement System Pencapaian target IMPA

dilaksanakan oleh Tim Monitoring Unit Departemen Keuangan

• Pengukuran KPI secara self Assessment

• Penyusunan dan pengukuran terdesentralisasi

• Monitoring dan kontrol disentralisasi di unit Strategy & Performance

KPI Fokus pada indikator

restrukturisasi, seperti NPL, LLL, NOP, Loan Concentration

Fokus pada profitabilitas (Laba, ROE, ROA) dan volume bisnis

4 perspektif (finansial, pelanggan, proses dan SDM) aspek finansial termasuk profitabilitas per unit bisnis

51 Manajemen Strategi

Untuk itu, dalam beberapa tahun terakhir Bank Mandiri secara konsisten telah memulai dan mengembangkan berbagai

performance tools dan saat ini telah berhasil menerapkan metode Balanced Scorecard dan Performance Measurement System (PMS) sebagai alat untuk mengukur kinerja unit kerja dan bahan analisis untuk pengembangan bisnis masing-masing unit bisnis.

Penggunaan Balanced Scorecard telah memberikan sarana bagi Bank Mandiri untuk mendorong proses penyeimbangan kinerja di setiap unit kerja melalui penetapan key

performanceindicators yang mencakup financial perspective, customer perspective, internal business perspective dan

people development perspective. Proses penyusunan, penilaian dan penetapan key performance indicators

yang terintegrasi di dalam proses perencanaan tahunan menjadikan balanced scorecard sebagai alat komunikasi dan negosiasi yang efektif untuk mengintegrasikan action plan antar unit kerja dan menyelaraskan sasaran strategis unit kerja dengan sasaran strategis Bank Mandiri. Key Performance Indicators (KPI) tersebut selanjutnya menjadi komitmen formal setiap unit kerja sebagai tolak ukur kinerja di dalam memberikan kontribusi kepada pencapaian kinerja

bankwide. Dengan pendekatan ini maka setiap unit kerja diarahkan untuk mampu memberikan nilai tambah yang optimal bagi perusahaan.

Selain itu Bank Mandiri juga telah mengembangkan

Performance Measurement System (PMS) sebagai salah satu

performance tools yang dapat menghasilkan beberapa jenis laporan sebagai bahan analisis yang meliputi Unit Profitability Analysis (UPA), Product Profitability Analysis (PPA) dan

Customer Profitability Analysis (CPA) dengan pendekatan

Risk Adjusted Performance Measurement (RAPM).

Hasil analisis Performance Measurement System (PMS) yang dikembangkan Bank Mandiri telah mampu mensegregasi berbagai pencapaian kinerja bisnis bankwide ke dalam variabel-variabel yang lebih detail dan rinci sehingga dapat memberikan informasi yang lebih spesifik dalam proses pengarahan strategi bisnis untuk meningkatkan value of company dari perusahaan. Dengan proses segregasi

sampai level segmen, customer dan produk memungkinkan setiap bisnis unit untuk menganalisis financial strengths & weaknesses yang melekat di bisnisnya.

Dalam jangka panjang, penerapan Performance Measurement System di Bank Mandiri akan diintegrasikan dengan

penerapan manajemen risiko di dalam pengelolaan bisnis sesuai dengan Basel II, terutama penggunaan capital allocation yang lebih terukur sehingga mampu menghasilkan

risk adjusted returns (RAROC) atau shareholder’s value added (SVA) yang optimal.

Langkah strategis Manajemen Bank Mandiri untuk corporate value creation secara konsisten, telah mampu meningkatkan citra dan kepercayaan publik baik domestik maupun internasional. Atas upaya tersebut Bank Mandiri memperoleh penghargaan dari berbagai Lembaga lokal dan internasional. Penghargaan dan kepercayaan publik tersebut memacu Manajemen untuk terus menyempurnakan implementasi

good corporate governance di Bank Mandiri.

Komitmen Manajemen Bank Mandiri tercermin dalam upaya Bank Mandiri untuk terus menjaga dan memastikan bahwa

good corporate governance telah dilaksanakan yang tujuannya adalah untuk meningkatkan nilai saham, menjaga citra dan kepercayaan serta melindungi kepentingan stakeholders. Disamping itu, Bank Mandiri mempunyai misi untuk menjadi bank yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar serta memberikan keuntungan maksimal bagi stakeholders

dengan kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Bank Mandiri telah menanamkan nilai-nilai TARIF, yaitu Transparency

(transparansi), Accountability (akuntabilitas), Responsibility (tanggung jawab), Independency (independensi), dan Fairness

(keadilan) melalui berbagai program yang terus menerus disosialisasikan kepada seluruh jajaran bank.

Nilai-nilai tersebut diimplementasikan dalam kebijakan Bank, antara lain berupa:

• Pemeliharaan tingkat permodalan yang kuat dengan pemenuhan tingkat kecukupan modal minimal (Capital Adequacy Ratio) sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

• Pengembangan business process melalui optimalisasi penggunaan teknologi canggih (strong IT) untuk dapat menyediakan produk dan layanan yang sejalan dengan perkembangan kebutuhan nasabah, efisiensi operasional dan build in control system.

• Penerapan risk management dan good corporate governance yang menyeluruh di tingkat organisasi dan operasional bank, dengan menggunakan metode dan alat (tools) terkini sesuai international best practices, termasuk pemenuhan kepatuhan (compliance) terhadap ketentuan yang ditetapkan oleh otoritas moneter (Bank Indonesia), seperti penetapan Giro Wajib Minimum (GWM), Capital Adequancy Ratio (CAR), Posisi Devisa Neto (PDN) dan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).

• Pengembangan sumber daya manusia yang komprehensif dan kompetitif dengan memposisikan pegawai sebagai

strategic asset dan strategic partner dengan berbasis pada kompetisi dalam pencapaian sasaran.

Keterbukaan Informasi

Bank menyampaikan laporan kepada Bank Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, serta mengumumkan kepada publik mengenai terjadi suatu peristiwa, informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi harga atau nilai efek atau keputusan investasi pemodal secara tepat waktu dan obyektif berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Informasi tersebut antara lain mengenai hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada tanggal 5 Mei 2004 yang diantaranya mengenai penetapan penggunaan laba bersih perseroan tahun buku 2003 setelah kuasi reorganisasi (periode Mei–Desember 2003) sebesar Rp3,2 triliun, penetapan penunjukan Kantor Akuntan Publik untuk Tahun Buku 2004, penetapan besarnya honorarium/gaji dan tunjangan Komisaris/Direksi, serta informasi mengenai jadwal dan tata cara pembagian dividen tunai interim tahun buku 2004 pada tanggal 24 Nopember 2004.

Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, setiap triwulan Bank Mandiri mengumumkan Neraca dan Perhitungan Laba Rugi serta informasi keuangan sekurang-kurangnya di dua surat kabar. Disamping informasi tersebut dan informasi lainnya juga dapat diakses melalui situs internet Bank Mandiri. Melalui situs internet Bank Indonesia juga dapat diakses informasi tentang keuangan Bank Mandiri yang dilaporkan kepada Bank Indonesia setiap bulannya. Transparansi tersebut memperlihatkan bahwa Bank Mandiri berusaha untuk menjadi bank yang mematuhi standar praktek perbankan internasional dan menjalankan good

Dokumen terkait