• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik individu anggota Kelompok Tani Bina Tani Mandiri merupakan faktor yang melekat pada pribadi masing-masing responden yang dapat mempengaruhi terbentuknya iklim komunikasi di dalam Kelompok Tani Bina Tani Mandiri yang dapat dilihat dari usia, tingkat pendidikan, pekerjaan pokok, pekerjaan sampingan, tingkat tujuan individu, dan tingkat tujuan kelompok seperti dalam Tabel 5.

Tabel 5 Jumlah dan persentase responden berdasarkan karakteristik individu di Kelompok Tani Bina Tani Mandiri tahun 2014

Karakteristik individu Kategori Jumlah (orang) Persentase (%) Usia Muda Menengah Tua 10 10 10 33.3 33.3 33.3 Tingkat pendidikan Tidak tamat SD Tamat SD Tidak tamat SMP Tamat SMP Tidak tamat SMA Tamat SMA

Tamat Perguruan Tinggi

5 15 3 2 3 1 1 16.7 50.0 10.0 6.7 10.0 3.3 3.3 Pekerjaan pokok

Beternak sebagai pekerjaan pokok Bukan beternak Buruh tani Pekerja kasar Lain-lain 9 12 7 2 30.0 40.0 23.3 6.7 Pekerjaan sampingan

Tidak ada pekerjaan sampingan

Ada pekerjaan sampingan Beternak sebagai pekerjaan sampingan Buruh tani Pekerja kasar Lain-lain 5 21 2 0 2 16.7 70.0 6.7 0.0 6.7 Tingkat tujuan individu Rendah Sedang Tinggi 0 3 27 0.0 10.0 90.0 Tingkat tujuan kelompok Rendah Sedang Tinggi 0 8 22 0.0 26.7 73.3

32

Usia

Responden dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori usia yang telah disesuaikan dengan data yang didapat di lapang yaitu usia muda, menengah, dan tua. Tabel 5 menunjukkan bahwa presentase responden usia muda, menengah, dan tua adalah sama-sama sebesar 33,3%. Baik usia muda, menengah, maupun tua semuanya sama-sama mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi yang ada di kelompok, namun ada beberapa anggota yang tidak pernah berpendapat karena merasa canggung seperti yang dikatakan oleh MT (18 tahun).

“Saya mah walaupun paling muda tetep ikutan kumpul teh sama bapak-bapak anggota kelompok. Kalau ga sengaja ketemu di saung juga saya ikutan gabung tapi palingan saya mah ngedengerin aja ga ikutan ngomong soalnya takut salah.”

Hal ini menunjukkan adanya golongan usia yang beragam yaitu mulai dari usia 18 sampai 75 tahun tidak membuat adanya kesenjangan informasi pada kelompok ini, semua anggota bebas untuk mengeluarkan pendapat namun ada beberapa responden dengan usia muda tidak mau berpendapat karena merasa canggung dalam pertemuan kelompok sehingga jika ada hal yang penting yang ingin disampaikan akan disampaikan di luar pertemuan kelompok kepada ketua atau orang yang dipercaya dalam kelompok.

Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini sangat beragam, mulai dari tidak tamat SD hingga Perguruan Tinggi. Mayoritas tingkat pendidikan akhir responden adalah pada jenjang tamat SD dengan persentase sebesar 50.0% sedangkan persentase responden yang tamat SMA dan sempat memasuki jenjang Perguruan Tinggi hanya sebesar 3.3% untuk masing-masing jenjang. Hal ini sesuai dengan tingkat pendidikan mayoritas penduduk Desa Bojong Jengkol yang berada pada tingkat Sekolah Dasar (SD). Pendidikan terakhir responden mayoritas hanya sebatas SD karena sebagian besar menyatakan tidak punya uang untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sehingga setelah lulus SD langsung mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri. Tingkat pendidikan responden berpengaruh terhadap pekerjaan responden yang sebagian besar hanya bekerja sebagai buruh tani dan peternak.

Pekerjaan Pokok

Tabel 5 menunjukkan bahwa pekerjaan pokok yang mayoritas dimiliki oleh responden adalah bukan beternak atau bukan sebagai peternak melainkan sebagai buruh tani yaitu sebesar 40.0%. Hal ini menunjukkan responden dapat mewakili karakteristik penduduk Desa Bojong Jengkol yang mayoritas juga bekerja sebagai petani. Selain menjadi buruh tani dan beternak, pekerjaan pokok responden adalah

33 sebagai pekerja kasar yaitu sebesar 23.3% meliputi pekerjaan menjadi kuli bangunan dan juga pengambil pasir di kali sedangkan 6.7% termasuk ke dalam golongan pekerjaan lain-lain yaitu sebagai pedagang dan bekerja di bidang konveksi. Sekitar 30.0% responden yang pekerjaan pokoknya beternak biasanya memiliki jumlah ternak dengan kategori sedang dan tinggi karena mereka hanya mengandalkan biaya memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dari beternak saja dan biasanya responden yang pekerjaan pokoknya beternak lebih banyak mengembangbiakkan ternak jantan karena bobotnya dapat ditimbang setiap bulan untuk mendapatkan uang. Salah satu responden yang pekerjaan pokoknya menjadi buruh tani adalah Bapak IB (40 tahun).

“Saya kerjaan pokok jadi buruh tani neng, soalnya kan saya dapet uangnya setiap hari kira-kira Rp20 000-30 000, kalau ternak mah saya timbang ke Mitra Tani kalau saya lagi butuh uang aja misalnya kalau saya lagi butuh uang buat bayar anak sekolah terus domba di kandang udah cukup bobotnya langsung saya timbang ke Mitra Tani supaya dapet uang”

Selain itu, responden yang pekerjaan pokoknya sebagai pekerja kasar yaitu mengambil pasir di sungai juga merasa bahwa pendapatan mengambil pasir lebih besar karena uangnya bisa didapat setiap hari dengan cara menjual pasir kepada pengumpul yang membawa pasir dengan menggunakan truk untuk dijual ke kota.

Pekerjaan Sampingan

Seseorang yang memiliki pekerjaan sampingan biasanya merasa penghasilan yang didapat dari pekerjaan pokok tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Responden yang memiliki pekerjaan sampingan dalam penelitian ini adalah sebesar 83.3% sedangkan responden yang tidak memiliki pekerjaan sampingan adalah sebesar 16.7%. Responden dalam penelitian ini memiliki pekerjaan sampingan yang beragam yaitu sebagai peternak dengan presentase sebesar 70.0%, buruh tani sebesar 6.7%, dan yang termasuk dalam kategori lain-lain adalah sebesar 6.7% yang meliputi pekerjaan sebagai pedagang dan pekerjaan di bidang hiburan. Masing-masing responden ada yang menjadikan beternak sebagai pekerjaan pokok dan ada pula yang menjadikan beternak sebagai pekerjaan sampingan. Empat dari sembilan responden yang pekerjaan pokoknya beternak memiliki pekerjaan sampingan, sedangkan lima orang lainnya hanya mengandalkan penghasilan dari beternak saja. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah ternak yang dipelihara oleh responden. Responden yang memelihara ternak cukup banyak cenderung menjadikan pekerjaan beternak sebagai pekerjaan pokok seperti yang dilakukan oleh Bapak ME (40 tahun).

“Saya kerjaan sampingannya serabutan mba, ya jadi kuli bangunan gitu mba soalnya kalau cuma ngandelin dari ternak doang mah ga akan cukup mba buat ngehidupin keluarga”

Selain untuk menambah penghasilan, ada pula responden yang menjadikan pekerjaan beternak sebagai pekerjaan sampingan untuk mengisi waktu luang seperti yang dikatakan oleh Bapak AC (62 tahun).

34

“Saya mah ternak jadi sampingan aja soalnya kan lumayan kalau saya abis dari sawah sekalian ngambilin rumput buat pakan ternak, pas di rumah saya ngurusin ternak neng daripada nganggur. Jadinya lumayan sekali jalan tiap hari sambil nyawah sekalian ambil pakan pulangnya”

Beternak yang dijadikan pekerjaan pokok atau pekerjaan sampingan responden tetap bertahan dijalani karena mayoritas responden mengaku setelah bergabung dengan kelompok, kebutuhan sehari-hari dapat lebih terpenuhi dari sebelumnya terutama untuk menambah biaya pendidikan anak sekolah karena mereka tidak ingin anak-anaknya kelak memiliki tingkat pendidikan yang rendah.

Tingkat Tujuan Individu

Setiap anggota yang bergabung dalam sebuah kelompok memiliki tingkat tujuan individu yang berbeda dan diharapkan dapat tercapai oleh masing-masing anggota kelompok. Berdasarkan Tabel 5, mayoritas anggota Kelompok Tani Bina Tani Mandiri memiliki tingkat tujuan individu yang tinggi dalam bergabung dengan kelompok. Sebanyak 76.7% responden mengatakan sangat setuju pada pernyataan tujuan bergabung dalam kelompok adalah untuk menambah penghasilan. Menambah penghasilan merupakan alasan kuat responden mau bergabung dalam kelompok karena memang tidak bisa dipungkiri apapun pekerjaan pokok responden, mereka tetap menjadikan kegiatan betenak dalam kelompok untuk menambah penghasilan. Tujuan individu yang dicari responden setelah menambah penghasilan adalah menambah pengetahuan dan keterampilan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Andajani (2006) yang menyatakan bahwa motivasi anggota yang bergabung dalam kelompok peternak dengan pendekatan pola BPLM yang paling diinginkan adalah motivasi yang bersifat materialistis yaitu untuk menambah penghasilan dan mendapatkan kredit, setelah itu baru diikuti oleh motivasi yang bersifat sosial yaitu untuk menambah pengalaman dan pengetahuan beternak.

Beberapa anggota Kelompok Tani Bina Tani Mandiri ada yang sudah berpengalaman dalam merawat ternak namun mengakui bahwa pengetahuan dan keterampilan mereka bertambah setelah bergabung dengan kelompok seperti yang dikatakan oleh Bapak EN (49 tahun).

“Dulu waktu saya belum gabung sama kelompok mah kalau ternak sakit saya kasih obat warung kaya bodrex, tapi pas udah gabung sama kelompok ternaknya diobatin sama dikasih vitamin khusus ternak lewat suntikan. Saya jadi nambah pengetahuan, terus saya juga dikasih tau gimana cara ngurus ternak yang baik”

Selain itu, alasan bergabungnya responden dalam kelompok karena mengikuti teman kurang disetujui oleh responden. Hanya 16.7% responden yang sangat setuju bahwa alasan mereka bergabung adalah mengikuti teman yaitu ketua kelompok. Mayoritas responden bergabung dengan kelompok atas dasar kemauan sendiri, namun beberapa responden yang mengikuti ketua kelompok adalah karena melihat ketua kelompok sukses dengan menjadi peternak. Mereka juga

35 memiliki kepercayaan yang tinggi pada ketua kelompok sehingga langsung tertarik ketika diajak bergabung dengan kelompok.

Tingkat Tujuan Kelompok

Tujuan kelompok penting untuk dimiliki oleh setiap anggota kelompok agar keberadaan mereka di kelompok bukan hanya untuk kepentingan pribadi tetapi juga untuk kepentingan bersama. Berdasarkan Tabel 5, tingkat tujuan kelompok mayoritas responden tergolong dalam kategori tinggi yaitu sebesar 73.3% sedangkan responden yang tergolong memiliki tujuan kelompok dengan kategori sedang adalah sebesar 26.7% dan tidak ada responden yang memiliki tingkat tujuan kelompok yang rendah. Tujuan responden bergabung dalam kelompok agar kelompok menjadi kompak untuk mencapai keberhasilan bersama merupakan tujuan kelompok yang paling banyak disetujui oleh responden. Hal ini menunjukkan rata-rata dari responden peduli dengan kelompoknya dan menginginkan kelompok menjadi lebih baik lagi. Selain kompak, responden juga mengharapkan kelompok dapat menghasilkan domba yang berkualitas hingga menjadi kelompok yang terbaik di tingkat Kecamatan seperti yang dikatakan oleh Bapak AT (60 tahun).

“Saya mah pengen banget atuh kelompok ini jadi yang paling bagus, saya juga dulu sering dapet penghargaan neng dari pemerintah soalnya saya dari dulu udah jadi peternak, semoga sekarang bisa nularin ke anggota yang lain.”

Alasan bergabungnya anggota ke dalam kelompok dikarenakan adanya tingkat tujuan kelompok yang tinggi, namun tingkat tujuan individu mayoritas anggota bergabung dalam Kelompok Tani Bina Tani Mandiri lebih besar dibandingkan dengan tujuan kelompoknya. Bergabungnya anggota pada kelompok lebih dikarenakan adanya tujuan individu seperti untuk menambah penghasilan dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan, bukan karena adanya tujuan untuk mengembangkan kelompok.

Ikhtisar

Usia responden dalam penelitian ini termasuk ke dalam golongan usia muda, menengah, dan tua dengan persentase yang sama besar. Tingkat pendidikan responden mayoritas berada pada kategori rendah, hal ini sesuai dengan tingkat pendidikan penduduk Desa Bojong Jengkol yang mayoritas berada pada kategori rendah juga yaitu setara SD. Responden dalam penelitian ini mayoritas tidak menjadikan beternak sebagai pekerjaan pokok melainkan lebih banyak yang memiliki pekerjaan pokok sebagai buruh tani. Responden juga tidak hanya memiliki satu jenis pekerjaan saja, hanya lima responden saja yang memiliki satu jenis pekerjaan yaitu beternak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Responden memiliki tujuan individu dan tujuan kelompok dengan kategori sedang dan tinggi. Tidak ada satupun responden yang berada pada kategori rendah untuk tingkat tujuan individu dan tujuan kelompok yang diharapkan dengan bergabung dalam kelompok.

37

KARAKTERISTIK USAHA TANI ANGGOTA KELOMPOK

Dokumen terkait