BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Arsip Dinamis
2.1.4 Manfaat Arsip Dinamis
Dalam kegiatan berorganisasi, kebutuhan akan informasi merupakan kebutuhan yang mendasar. Salah satu sumber informasi adalah arsip. Maka dari itu arsip sangat bermanfaat bagi kelangsungan dan kelancaran suatu organisasi atau instansi baik pemerintah maupun swasta dan arsip harus di simpan dengan sebaik mungkin.
Menurut Dewi (2011, 6) dengan menyimpan arsip sedemikian rupa sehingga mudah ditemukan kembali dalam waktu singkat dan menyelamatkan arsip dari kehilangan atau kerusakan.
10 2.1.5 Jenis-Jenis Arsip Dinamis
Arsip Dinamis dilihat dari jenisnya meliputi :
1. Dari segi waktunya arsip dinamis dibagi menjadi;
arsip dinamis jangka panjang, mencakup sejarah instansi, lembaga, badan korporasi, garis haluan dan prosedur.
2. Arsip dinamis temporer dikenal dengan nama transitory records atau transactional records yang didalamnya mencakup jawaban atas surat masuk, permintaan rutin, memo untuk kegiatan jangka panjang dan pendek.
Arsip Dinamis dapat juga digolongkan menjadi :
1) Record copy, salinan atau kopi arsip dinamis yang resmi dan disimpan untuk keperluan hukum operasional.
2) Nonrecord copy, sebuah arsip dinamis yang bias anya tidak termasuk dalam ruang lingkup arsip dinamis resmi.
Dari segi bentuknya Arsip Dinamis dibagi menjadi:
1. Arsip dinamis tradisional yang terbagi dari:
a. grafis berupa kertas;
b. nongrafis berupa microfilm, computer file, word processing.
2. Untuk seperti film, yang dapat dinyatakan bahwa sesuatu yang direkam dengan berbagai macam cara dapat dikatan dengan arsip, apabila memiliki unsur-unsur:
a. merupakan informasi terekam,
b. memiliki bentuk media yang nyata dalam arti dapat dilihat, dibaca, diraba, dan didengar.
c. Arsip memiliki fungsi dan kegunaan dalam rangka menunjang proses pelaksanaan kegiatan administrasi dan fungsi-fungsi manajemen, pemerintah yang dilihat dari segi fungsi dan bagian-bagiannya.
2.2 Pengelolaan Arsip Dinamis
Pengelolaan arsip dinamis adalah proses pengendalian arsip dinamis secara efisien, efektif, dan sistematis meliputi penciptaan, penggunaan dan pemeliharaan, serta penyusutan arsip. Tujuan dari pengelolaan arsip dinamis adalah untuk menjamin ketersediaan arsip dalam penyelenggaraan kegiatan sebagai bahan akuntabilitas kinerja dan alat bukti yang sah berdasarkan suatu
11
sistem yang memenuhi persyaratan andal; sistematis; utuh; menyeluruh; dan sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria. Selain itu juga untuk menjaga keautentikan, keutuhan, keamanan, dan keselamatan arsip. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pengelolaan arsip dinamis dilakukan melalui kegiatan-kegiatan :penciptaan, penggunaan, pemeliharaan dan penyusutan arsip.
2.2.1 Penciptaan Arsip Dinamis
Penciptaan arsip seperti surat dan naskah lainnya, gambar, dan rekaman merupakan aktivitas awal dari masa kehidupan arsip, yaitu kegiatan membuat surat dan dokumen atau naskah lain yang diperlukan dalam rangka penyelenggaraan organisasi dalam rangka mencapai tujuan. Penciptaan arsip dapat di artikan sebagai aktivitas membuat rekaman kegiatan atau peristiwa dalam bentuk dan media apapun sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam penciptaan arsip adalah :
a) Penciptaan arsip dilaksanakan dengan baik dan benar untuk menjamin rekaman kegiatan dan peristiwa sebagai mana adanya sehingga menghasilkan arsip yang autentik, utuh, dan terpecaya.
b) Pencipta arsip dan/ atau lembaga kearsipan dapat membuat arsip dalam berbagai bentuk dan/ atau melakukan alih media meliputi media elektronik dan/ atau media lain.
c) Pencipta arsip dapat dilaksanakan berdasarkan analisis fungsi dan tugas organisasi.
d) Pencipta arsip harus memenuhi komponen struktur, isi, dan kontek sarsip.
12 2.2.2 Penggunaan Arsip Dinamis
Arsip dinamis baik arsip vital, arsip aktif ataupun arsip inaktif masih selalu sering kadang-kadang digunakan oleh pejabat dan pegawai untuk kepetingan manajerial dan operasional organisasi.
Tentang penggunaan dan pemiliharaan arsip dinamis dinyatakan bahwa : a) Pencipta arsip wajib menyediakan arsip dinamis bagi kepetingan pengguna
arsip yang berhak.
b) Pencipta arsip membuat daftar arsip dinamis berdasarkan 2 (dua) kategori, yaitu arsip terjaga dan arsip umum.
Berkenaan dengan penggunaan atau peminjaman arsip. Peciptaan arsip dapat menutup akses atau arsip dengan alasan apabila arsip dibuka untuk umum dapat :
1. Menghambat proses peneggakan hukum.
2. Mengganggu kepetingan perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan perlindungan dari persaingan usaha tidak sehat.
3. Membahayakan pertahanan dan keamanan negara.
4. Mengungkapkan kekayaan alam Indonesia yang masuk dalam kategori dilindungi kerahasiaannya.
5. Merugikan ketahanan ekonominasional.
6. Merugikan kepentingan politik luar negeri dan hubungan luar Negeri.
7. Mengungkapkan isi akta autentik yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang kecuali kepada yang berhak secara hukum.
8. Mengungkapkan rahasia atau data pribadi; dan
9. Mengungkapkan memorandum atau surat-surat yang menurut sifatnya perlu dirahasiakan.
Disamping kemungkinan penutupan akses atau arsip seperti tersebut di atas, ditetapkan pula bahwa pencipta arsip harus wajib menjaga kerahasiaan arsip tertutup, menentukan prosedur berdasarkan standart pelayanan serta menyediakan fasilitas untuk kepentingan pengguna arsip. Berkenan dengan penggunaan arsip
13
ini pencipta arsip perlu memiliki ketentuan prosedur peminjaman arsip, ketentuan waktu peminjaman, dan prosedur pengembalian arsip termasuk sanksi apabila terjadi kehilangan arsip.
2.2.3 Penyimpanan Arsip Dinamis
Penyimpanan arsip dinamis dilaksanakan oleh pencipta arsip untuk menjamin keamanan informasi dan fisik arsip. Penyimpanan arsip dilakukan sesuai dengan standart penyimpanan arsip. Penyimpanan arsip dilakukan untuk mencegah kerusakan arsip yang dapat terjadi karena faktor intrinsic yaitu bahan-bahan yang digunakan dalam menciptakan arsip seperti : kertas, tinta, dan pasta/
lem atau karena faktor ekstrinsik yaitu akibat serangan dari luar seperti kelembaban, udara yang terlampau kering, sinar matahari, kekotoran udara, debu, jamur, serangga, rayap, gegat, api dan air.
Oleh karena itu untuk memelihara arsip maka ruang arsip harus kering, kuat, terang, berfentilasi yang baik, pancaran sinar matahari tidak langsung masuk keruangan, jendela dan pintu diberi jarring kawat untuk menyaring udara masuk, menyaring serangga, hewan kecil dan lainnya. Tempat penyimpanan menggunakan rak logam, dan arsip disusun agak mereggang, tidak terlalu rapat, diatur dengan cermat, dan arsip tidak terlipat. Selain itu, untuk mencegah serangga atau rayap dapat dimasukkan kapur barus kekotak, laci dan lemari arsip.
14 2.2.4 Penyusutan Arsip Dinamis
Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurungan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan. Pemusnahan arsip yang tidak memiliki nilai guna, dan penyerahan arsip dinamis kepada lembaga kearsipan.
Penyusutan arsip dilaksanakan berdasarkan Jadwal Retensi Arsip (JRA) dengan memperhatikan kepentingan pecipta arsip serta kepetingan masyarakat, bangsa dan negara jadwal retensi arsip adalah daftar yang berisi sekurang- kurangnya jangka waktu penyimpanan atau retensi, jenis arsip, dan keterangan yang berisi rekomendasi tentang penetapan suatu jenis arsip dimusnakan, dinilai kembali, atau dipermanenkan yang dipergunakan sebagai pedoman penyusutan dan penyelamatan arsip.
Penyusutan arsip meliputi tiga kegiatan :
a. Pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan.
b. Pemusnahan arsip yang telah habis retensi dan yang tidak memiliki nilai guna dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
c. Penyerahan arsip dinamis oleh pencipta arsip kepada lembaga kearsipan.
d. Pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan diatur oleh pimpinan pencipta arsip.
Jadi yang termasuk kearsipan bukan hanya semua dokumen, korespondensi, telegram, telex surat, memo, aktenotaris, tambahan rapat dan sebagainya, tetapi juga alat-alat untuk menyimpan documenter sebut misalnya stop map dan berbagai jenis map dengan fungsi yang sama, laci, filing kabinet,
15
rak, lemari, dan sebagainya. Itu semua juga adalah termasuk dari bagian kearsipan tersebut.
Titik berat dari arsip dinamis adalah pada segi penemuan kembali, bukan pada penyimpanannya. Informasi yang tertulis disimpan untuk kemungkinan dipergunakan pada waktu yang akan datang. Menyimpan informasi tertulis dengan baik adalah penting, sedangkan menemukan kembali dengan segera adalah vital.
2.3 Recycle Arsip Dinamis
Perlu dipahami tentang daur hidup arsip, dalam daur hidup arsip terdiri dari beberapa tahapan proses kehidupan arsip dimulai dari tahapan penciptaan atau penerimaan arsip, pendistribusian, penggunaan, pemeliharaan, dan disposisi.
Judith Read and Mary Lea Ginn (2011, 18) mengemukakan bahwa“ pada dasarnya, ada lima tahapan yang dilalui arsip dalam hidupnya (life cycle). Kelima tahapan tersebut ialah penciptaan (creation), pendistribusian, penggunaan (use) pemeliharaan (maintenance) dan tahap disposisi ”.
Siklus dan informasi masa hidup arsip seperti yang diungkapkan dalam lima fase penciptaan, distribusi, penggunaan, pemeliharaan, dan disposisi akhir.
Fase siklus hidup sering tumpang tindih .Perhatikan bagaimana siklus ini dilakukan.Setiap kali surat diproduksi, e-mail yang ditulis, dari selesai, atau pamphlet dicetak, catatan yang dibuat. Lalu arsip ini kemudian didistribusikan ( dikirim ) ke orang yang bertanggung jawab untuk penggunaannya. Catatan yang umum digunakan dalam pengambilan keputusan ,untuk dokumentasi atau
16
referensi dalam menjawab pertanyaan , atau dalam memuaskan persyaratan hukum fase terakhir dalam siklus catatan dan informasi hidup adalah disposisi.
Setelah jangka waktu tertentu telah berlalu ,catatan untuk disimpan ditransfer ke situs penyimpanan yang lebih murah dalam perusahaan atau kefasilitas penyimpanan catatan eksternal . Pada akhir jumlah tahun yang ditunjukkan dalam penjadwalan retensi, catatan yang dijual, baik oleh kerusakan atau transfer ketempat penyimpanan permanen. Fasilitas di mana catatan dari suatu organisasi yang diawetkan karena nilai penerus atau sejarah mereka disebut arsip .
Gambar 2.1. Model Siklus Hidup Arsip
Sumber: Judith Read and Mary Lea Ginn (2011, 19) Creation
(or receipt of record from outside the business
17 2.4 Pembuatan Arsip Dinamis
Pembuatan arsip adalah kegiatan meninformasi dalam suatu media rekam tertentu untuk dikomunikasikan dalam rangka melaksanakan fungsi dan tugas dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Arsip yang dibuat memiliki isi, struktur, dan konteks.
2. Pembuatan arsip yang dinilai sebagai arsip vital/statis dilaksanakan dengan media rekam dan peralatan berkualitas baik.
3. Untuk memenuhi autentisitas dan reliabilitas arsip, serta pengelompokan arsip sebagai satu keutuhan informasi maka jadi dalam pembuatan arsip dilaksanakan berdasarkan tata naskah dinas, klasifikasi arsip, serta klasifikasi keamanan dan akses arsip.
4. Pembuatan arsip di laksanakan berdasarkan klasifikasi keamanan dan akses arsip untuk menentukan keterbukaan atau kerahasiaan arsip sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2.5 Penerimaan Arsip Dinamis
Merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pengaturan arsip yang berasal dari pihak luar (organisasi dan/atau individu). Dalam penerimaan arsip yang perlu diperhatikan adalah:
1. Arsip yang diterima dalam kondisi aman, tepat, lengkap, dan jelas terbaca.
Arsip dianggap sah diterima setelah sampai pada petugas penerima arsip yang berwenang.
2. Arsip dalam bentuk faksimili dianggap sah diterima setelah tercetak oleh mesin faks penerima arsip.
3. Arsip dianggap sah diterima setelah sampai pada penerima yang berhak dan penerimaan arsip itu harus didokumentasikan dengan cara diregistrasi oleh unit yang mewadahi fungsi persuratan untuk kemudian ditindak lanjuti oleh unit pengolah.
4. Pendokumentasian penerimaan arsip dilakukan oleh arsiparis untuk dipelihara, disimpan, dan digunakan.
2.6 Registrasi Arsip Dinamis
Registrasi arsip adalah kegiatan pencatatan arsip yang dibuat atau diterima dalam system kearsipan, dengan memperhatikan berikut ini:
18
a. Registrasi dilakukan secara lengkap dan konsisten.
b. Registrasi dilakukan dengan memberikan kode yang bertujuan untuk merekam informasi yang ringkas mengenai arsip.
c. Data registrasi tidak boleh diubah-ubah, namun apabila diperlukan perubahan karena terjadi kesalahan teknis, maka harus dilakukan pencatatan perubahan.
d. Registrasi arsip dilakukan dengan mencatat informasi arsip sesuai dengan standar mendata kearsipan, dan sekurang-kurangnya meliputi nomor dan tanggal registrasi, nomor dan tanggal arsip, tanggal penerimaan dan pengiriman, instansi penerima dan pengirim, isi ringkas, dan kode klasifikasi.
2.7 Pengorganisasian Arsip Dinamis
Ada beberapa azas penyimpanan yang digunakan organisasi dalam pengelolaan arsip, yaitu :
1. Azas sentralisasi Penyimpanan arsip dengan azas sentralisasi merupakan pengelolaan arsip pada suatu unit tersendiri bagi semua arsip yang terdapat pada organisasi. Jadi tiap-tiap unit kerja tidak menyelenggarakan kegiatan kearsipan sendiri-sendiri, walaupun organisasi tersebut memiliki beberapa unit atau bagian. Menurut Sukoco (2012, 97) “Unit bawahannya yang ingin menggunakan dokumen dapat menghubungi untuk mendapatkan dan menggunakan sesuai dengan keperluan yang dimaksud”. Petugas dapat lebih mudah untuk mengatur peminjaman arsip karena tempat penyimpanan arsip terpusat.
2. Azas desentralisasi Kegiatan menyimpan arsip menggunakan azas desentralisasi merupakan suatu kegiatan yang tidak ada satuan unit khusus (terpusat) dalam menyelenggarakan kegiatan kearsipan secara menyeluruh bagi semua arsip organisasi, tetapi kegiatan kearsipan diselenggarakan pada setiap unit yang dimiliki organisasi. Lebih dijelaskan oleh Sutarto (1980), bahwa “dalam azas ini penyimpanan arsip tiap unit kerja menyelenggarakan kegiatan kearsipan sendiri-sendiri”.
3. Azas kombinasi sentralisasi-desentralisasi. Azas yang ketiga adalah azas penyimpanan arsip dengan mengkombinasikan antara sentralisasi dengan desentralisasi. Pemilihan azas ini dimaksudkan agar kelemahan dari kedua azas tersebut dapat dihindarkan. Pada umumnya suatu organisasi menggunakan dua azas, kombinasi desentralisasi dan sentralisasi. Jadi dalam suatu organisasi selain terdapat penyelenggaraan kearsipan secara terpusat juga melaksanakan pengelolaan arsip pada unit kerja masing-masing.
a. Walaupun system kombinasi ini merupakan system gabungan, tetapi dalam system ini juga terdapat beberapa keuntungan dan kerugian yang dapat menyebabkan baik/buruknya dalam pelaksanaan
19
pengelolaan arsip, menurut Sukoco (2012, 99) Sistem kombinasi memiliki keuntungan;
b. Adanya system penyimpanan dan temu balik yang seragam;
c. Menekan seminimum mungkin kesalahan pemberkasan serta dokumen yang hilang;
d. Menekan duplikasi dokumen;
e. Memungkinkan pengadaan dokumen yang terpusat dengan imbasefisiensi biaya yang lebih baik;
f. Memudahkan control gerakan dokumen sesuai dengan jadwal retensi dan pemusnahan.
g. System ini memiliki kerugian, sebagai berikut :
h. Karena dokumen yang bertautan tidak di tempatkan pada tempat yang sama akan menyebabkan sulitnya penggunaan dokumen yang dimaksud;
i. Kurang luwes karena keseragaman di seluruh unit belum atau tidak ada;
j. Masalah yang berasal dari system sentralisasi dan desentralisasi akan dibawa kesistem kombinasi, walaupun dapat diminimalisir apabila pengelolaannya dilakukan secara cermat dan tepat.
2.8 Alat-alat yang Digunakan dalam Penyimpanan Arsip Dinamis Peralatan yang digunakan untuk penyimpanan arsip adalah:
1. Folder, map yang berupa lipatan karton/plastic tebal.
2. Guide,lembar kertas tebal/karton yang digunakan sebagai penunjuk atau sekat/pemisah antara jenis subjek dalam penyimpanan.
3. Tikcler file, adalah alat semacam kotak yang terbuat dari kayu atau besi dan baja untuk menyimpan arsip berbentuk kartu lembaran yang berukuran kecil seperti lembar pinjam arsip atau kartu-kartu lain yang memiliki jatuh tempo.
4. Filing kabinet, merupakan tempat untuk menyimpan arsip yang disusun secara vertical dengan menggunakan lembar guide dan map gantung.
5. Kartu kendali, adalah selembar kertas berukuran 10x15 cm yang berisikan data-data suatu surat.
6. Kartu pinjam arsip, adalah lembar kertas yang digunakan untuk bukti bahwa arsip akan atau telah dipinjam.
Peralatan penyimpanan arsip yang memadai, belum tentu menghasilkan pengelolaan arsip yang efisien. Sistem yang berantakan akan tetap berantakan manakala pengadaan peralatan tidak mempertimbangkan tujuan yang dilayani
20
yaitu dalam rangka perlindungan dokumen dari penanganan yang ceroboh, kerusakan oleh air dan api serta kerusakan yang diakibatkan karena debu atau kelembaban udara. Bentuk kualitas dan kuantitas peralatan penyimpanan arsip sangat menentukan kecepatan dalam penemuan kembali suatu arsip yang diperlukan, sehingga apabila penyimpanan peralatan kurang memadai, maka kecepatan dalam penemuan kembali suatu arsip tidak dapat terwujud.
2.9 Jadwal Retensi Arsip Dinamis
Yang dimaksud dengan Jadwal Retensi Arsip (JRA) adalah suatu daftar yang memuat kebijaksanaan seberapa jauh sekelompok arsip dapat disimpan atau dimusnahkan.
Penentuan JRA ditentukan atas dasar nilai kegunaan tiap-tiap berkas (Sedarmayanti, 2003 : 103).
Menurut Sedarmayanti dalam bukunya Tata Kearsipan Dengan Memanfaatkan Teknologi Modren menyatakan bahwatujuan JRA :
1. Untuk memisahkan antara arsip aktif dengan arsip in-aktif 2. Memudahkan penyimpanan dan penemuan kembali arsip aktif 3. Menghemat ruangan, perlengkapan dan biaya
4. Menjamin pemeliharaan arsip in-aktif yang bersifat permanen 5. Memudahkan pemindahan arsip keArsip Nasional
2.10 Temu Kembali Arsip
Penemuan kembali arsip atau dokumen adalah cara bagaimana sesuatu dokumen atau arsip dapat dengan mudah ditemukan dalam waktu cepat dan tepat, Hal ini sangat berhubungan dengan penataan dan penyimpanan arsip. Penemuan
21
kembali arsip dapat dilakukan secara manual ataupun secara mekanik. Penemuan kembali secara manual berarti penemuan kembali dilakukan melalui kemampuan manusia tanpa tenaga mesin. Sedangkan penemuan kembali dengan alat menggunakan tenaga komputer.
Menurut Wiidjaja (1986) “penemuan kembali dokumen dalam pusat penyimpanan adalah tidak langsung, karena melalui kartu kendali, akan tetapi fungsi kartu Kendali tersebut bukanlah semata-mata untuk keperluan penemuan kembali, karena tanpa kartu kendali pun dokumen dalam filing cabinet sudah cukup memudahkan penemuan kembali dokumen yang diperlukan.
”.Menurut Sedarmayanti (2003, 79) “menyimpan arsip pada tempat yang teratur,belum dapat menjamin bahwa arsip dapat ditemukan dengan mudah.
Penemuan kembali arsip sangat teratur hubungannya dengan system penataan atau penyimpanan yang dipegunakan, serta tergantung kecekatan petugas arsip”.
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa arsip ada tidak boleh disimpan sembarangan, arsip harus disimpan menggunakan system pengelolaan arsip yang baik dan benar sehingga arsip tersebut dapat dengan mudah ditemukan kembali dengan cepat, tepat dan pada waktu yang dibutuhkan.
22 BAB III
PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA SUBBAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) FAKULTAS ILMU BUDAYA USU
3.1 Gambaran Umum Fakultas Ilmu Budaya USU
Berdirinya Fakultas Sastra di awali dengan keluarnya Surat Keputusan Menteri Keperguruan Tinggi Ilmu Pengetahuan Nomor : 190/1965 terhitung mulai 25 Agustus 1965. Pada awalnya Fakultas Sastra hanya mempunyai satu jurusan yakni jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dengan jumlah mahasiswa 45 orang.
Kemudian pada awal tahun 1966, Fakultas Sastra memproleh gedung sendiri yang terletak di bahagian depan sekolah TT Dharma Wanita USU, tetapi gedung ini sangat kecil. Setahun kemudian Fakultaa Sastra mendapat tambahan gedung eks PU di Jl. Prof Muhammad Yusuf, tapi masih juga sangat minim dan tidak memenuhi syarat untuk perkuliahan kerena ruangannya hanya empat buah, dua ruang untuk perkuliahan dan ruang untuk administrasi.
Pada tanggal 30 januari 2010 dalam rapat Dewan Pertimbangan Fakultas (DPF) yang diketahui oleh Prof. Syaifuddin, MA, Ph.D dan beranggotakan 25 orang telah menghasilkan keputusan untuk mengubah nama Fakultas Sastra menjadi Fakultas Ilmu Budaya, dan hasil Rapat Dewan Pertimbangan Fakultas (DPF) tersebut kemudian diusulkan kepada Rektor Universitas Sumatera Utara.
Pengusulan nama ini kemudian disetujui dan di terbitkan Surat Keputusan peubahan namanya oleh Rektor USU (Prof. Dr. Dr. Syahril Pasaribu, DTM&H,
23
M.Sc (CTM), Sp.A(K) pada tanggal 5 April 2011 dengan SK No.
981/H5.1.R/SK/PRS/2011 untuk selanjutnya nama Fakultas Sastra USU menjadi Fakultas Ilmu Budaya.
3.1.1 Visi dan Misi Fakultas Ilmu Budaya USU Visi :
Pada tahun 2020, Fakultas Ilmu Budaya USU maju sebagai pusat pendidikan, penulisan dan kegiatan pengabdian pada masyarakat dalam bidang Ilmu kemanusiaan yang diunggulkan dan menguasai teknologi informasi.
Misi :
1. Melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang beroriantasi pada manajemen organisasi modern.
2. Meningkatkan dan memberdayakan dukungan dana dan peraturan secara optimal.
3. Meningkatkan sumber daya manusia dalam penguasaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam bidang pendidikan, penulisan dan pengabdian pada masyarakat.
4. Meningkatkan peran aktif stakeholders untuk kepetungan Fakultas Ilmu Budaya sebagai lembaga pendidikan.
5. Meningkatkan kreatifikasi dan kualitas pendidikan yang berorientasi pada kepentingan publik.
3.1.2 Susunan Organisasi Fakultas Ilmu Budaya USU
Susunan organisasi adalah gambaran hubungan kerja untuk untuk mencapai tujuan bersama untuk menetapkan hubungan antar pegawai yang melaksakan tugas, atau pembagian tugas, fungsi, wewenang serta tanggungjawab dalam hubungan kerjasama antar satu dengan yang lainnya.
Berikut ini merupakan Bagan Struktur Organisasi Fakultas Ilmu Budaya USU.
24
Gambar 1: Bagan Struktur Organisasi Fakutlas Ilmu Budaya USU
3.2 Pengelolaan Arsip Dinamis Subbagian Sumber Daya Manusia (SDM) Fakultas Ilmu Budaya USU
Untuk mendukung pengelolaan arsip dinamis yang efektif dan efisien pencipta arsip membuat:
1. Tata Naskah Dinas, 2. Klasifikasi Arsip,
3. Jadwal Retensi Arsip, serta
4. Sistem Klasifikasi Keamanandan Akses Arsip.
Keempat unsur tersebut seringkali disebut sebagai instrumen pengelolaan arsip dinamis sebagai instrumen pengelolaan arsip dinamis Keempat
25
instrumen pengelolaan arsip dinamis ini merupakan syarat awal terciptanya pengelolaan arsip dinamis dengan baik.
1. Tata naskah dinas untuk memenuhi autentisitas dan reliabilitas arsip;
2. Menjamin ketersediaan arsip yang autentik dan utuh;
3. Mewujudkan arsip sebagai tulang punggung manajemen penyelenggaraan negara, memori kolektif bangsa, dan simpul pemersatu bangsa dalam kerangka NKRI;
4. Untuk menyusun Tata Naskah Dinas, selanjutnya dapat merujuk pada Peraturan Kepala ANRI Nomor 02 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Tata Naskah Dinas.
3.2.1 Proses Penciptaan Arsip Dinamis
Proses penciptaan arsip dinamis (pengurusan surat) disuatu organisasi ataupun lembaga, sangat penting untuk diketahui alurnya, hal ini karena proses penciptaan arsip adalah bagian awal dari seluruh kegiatan kearsipan dalam suatu organisasi. Jika arsip yang ada dalam suatu organisasi tidak jelas alurnya penciptanya, maka sangat sulit untuk melaksanakan kegiatan kearsipan dengan baik dan benar sesuai dengan prsodur yang ada.
Dari hasil penulisan yang dilakukan penulis dapat memproleh gambaran bahwa proses penciptaan arsip yakni surat masuk dan keluar di Subbagian Sumber Daya Manusia (SDM) Fakultas Ilmu Budaya USU menggunakan sistem pola atau lebih tepatnya menggunakan kartu kendali. Dengan berpedoman pada pola
Dari hasil penulisan yang dilakukan penulis dapat memproleh gambaran bahwa proses penciptaan arsip yakni surat masuk dan keluar di Subbagian Sumber Daya Manusia (SDM) Fakultas Ilmu Budaya USU menggunakan sistem pola atau lebih tepatnya menggunakan kartu kendali. Dengan berpedoman pada pola