POLa PengeLOLaan HUtan DI nagarI
1. Manfaat ekonomi
Hutan dan lngkungannya member manfaat ekonom bag masyarakat bak dar potens kayu maupun potens non-kayu yang terdapat d dalamnya. Selan memanfaatkan tumbuhan dan tanam-tanaman yang tumbuh alamah d hutan, dalam memenuh kebutuhan hdupnya, masyarakat d nagar-nagar umumnya memanfaatkan
48
dan memfungskan sebagan dar lngkungan hutan untuk dolah menjad parak69 dan ladang. Beberapa hasl hutan yang bernla secara ekonom, yang selama n dmanfaatkan oleh masyarakat d nagar-nagar adalah:
a. Hasl Hutan Kayu
Jens komodt kayu yang umum dtemukan dan dmanfaatkan dar hutan nagar adalah Merant, Bano, Madang Gajah, dan Madang Kunk.70 Keseluruhan jens n merupakan kayu dengan harga tngg d pasaran. Namun sangat jarang dtemukan warga nagar yang memanfaatkan jens kayu-kayu tersebut untuk djual atau dpertukarkan dengan uang. Umumnya pemanfaatan kayu dtujukan untuk memenuh kebutuhan sendr secara langsung, bak untuk keluarga, kaum atau nagar, sepert membangun rumah,71 kandang ternak, mesjd, musala, bangunan nagar, membuat perahu dan lan-lan. Pemanfaatan kayu d prortaskan bag anak nagar, walaupun tdak dtutup kemungknan bag orang d luar nagar untuk memanfaatkan kayu, setelah mendapatkan persetujuan dar nnk mamak.
Tdak hanya memanfaatkan apa yang sudah dsedakan oleh hutan, masyarakat juga melakukan beragam upaya untuk menggant dan memperkaya tanaman hutan. Kesadaran atas pentngnya menjaga keberlanjutan manfaat hutan sebaga penghasl kayu bag kebutuhannya, masyarakat juga menanam hutan dengan tumbuhan kayu. D Nagar Smanau
69 Ladangan atau kebun-kebun dengan luasan yang lebh kecl
70 Hasl Wawancara dengan Dt. Rajo Sampeno, tgl 26 September 2006, dan hasl wawancara dengan Bpk. Iskandar (sekretars Nagar) tgl 27 September 2006. 71 Rumah berfungs komunal, yatu berupa rumah gadang ataupun rumah yang dbangun untuk mencukup keperluan papan anak-kemenakan dar kaum dan suku, yang dbangun secara bersama-sama.
msalnya, masyarakat membuddayakan bbt kayu merant d lahan hutan suku Melayu, dengan luas 200 Ha.72 Sedangkan d hutan suku tersebut setdaknya terdapat sektar 1.000 pohon merant, yang secara alam menghaslkan bbt kayu merant yang mempunya nla ekonoms. Pengelolaan bbt kayu merant n dkelola secara kelompok, yatu melalu Kelompok Tan Taratak Sepakat dengan jumlah anggota sebanyak 23 orang.73
D Nagar Kambang, berlaku ketentuan yang telah dadatkan, yatu tebang plh. Kayu yang dperbolehkan untuk dtebang oleh masyarakat yang memerlukannya bak untuk pembuatan jembatan, mesjd, pasar nagar, bala adat, pembuatan rumah, perahu/sampan, bagan (kapal kecl), dan kepentngan nagar lannya adalah kayu yang sudah berumur.
b. Hasl Hutan Non-Kayu
1) Buah-buahan dan sayur-sayuran
Ada banyak jens tumbuhan buah bak yang tumbuh secara alam, maupun karena dtanam, yang buahnya dapat dmanfaatkan untuk memenuh kebutuhan sendr secara langsung, maupun untuk dperjualbelkan. Dantara tumbuhan buah yang umum terdapat d ketga nagar adalah peta, jengkol, nangka, mangga, rambutan, duran, langsat, manggs dan lan-lan. Berbaga jens buah-buahan n dapat dpungut berdasarkan sklus musmnya yang berbeda-beda. Selan buah, d dalam hutan juga dtemukan beragam jens sayuran untuk memenuh
72 4,9 % dar luas hutan d Nagar Smanau.
73 Hasl wawancara dengan Bpk. Iskandar (sekretars nagar), tgl 27 September 2006
50
kebutuhan gz masyarakat nagar. Dantaranya berbaga jens paku-pakuan dan jamur.
2) Bambu dan Pandan
Bambu oleh masyarakat terutama dgunakan untuk bahan baku pembuatan kandang ternak dan kerajnan rumah tangga. Sekarang n bambu juga banyak dgunakan untuk meja dan kurs serta kerajnan-kerajnan tangan lannya. Karena tu, bambu juga mempunya harga yang bsa menjad tambahan pendapatan.
Selan bambu, hutan juga menghaslkan pandan. Oleh masyarakat d nagar, pandan dolah untuk peralatan d rumah tangga. Ada beberapa jens produk yang bsa dhaslkan dengan memanfaatkan pandan. Basanya yang palng banyak adalah tkar, dompet dan tas. Benda-benda berbahan dasar pandan n, selan untuk kebutuhan d keluarga, juga banyak yang djual dalam bentuk souvenr d berbaga toko. 3) Rotan dan Manau
Hasl hutan non-kayu lannya yang dmanfaatkan oleh masyarakat adalah rotan dan manau. Oleh masyarakat rotan dan manau dgunakan sebaga bahan baku kerajnan dan peralatan rumah tangga, sepert membuat sapu dan katdang.74 Selan untuk keperluan sendr rotan juga bsa dolah menjad alat-alat furntur yang sangat unk dan asr yang laku d pasaran. Karena tu selan mengolah langsung, masyarakat juga mengambl rotan dan manau untuk djual. Sumbangan rotan dan manau bagi perekonomian masyarakat cukup signifikan. D Nagar Malalo, selan masyarakat yang menjual langsung rotan dan manau, terdapat 116 orang yang bekerja sebaga pengrajn peralatan yang berabahan
baku rotan dan manau. Sedangkan d Nagar Smanau pemanfaatan rotan dan manau lebh banyak djual kepasar d luar nagar dengan harga yang cukup menjanjkan, dmana harga permeternya mencapa Rp. 15.000. Jka satu batang manau mencapa panjang 15 meter maka harga perbatangnya mencapa Rp. 225.000.
Selan batang, d nagar Kambang, buah manau juga member manfaat ekonom yang sangat menjanjkan. Jens tertentu dar rotan bsa menghaslkan buah yang getahnya bernla jual tngg. Mereka menyebutnya dengan jernang. Harga jernang d pasaran saat n berksar antara Rp. 800.000 s/d Rp. 900.000/kg. Tnggnya nla ekonom dar jernang n membuat masyarakat secara otomats menjaga keutuhan konds hutan sebaga lngkungan tumbuh jernang, mengngat jernang n membutuhkan kelembaban suhu dan pohon-pohon yang besar.
4) Madu
Masyarakat juga memungut madu alam dar lebah hutan. Madu hutan berada secara alam pada tegakan pohon besar d dalam hutan. Pemanfaatan lebah hutan dlakukan dengan cara-cara tradsonal, yatu dengan mencar langsung sarang lebahnya d pohon-pohon yang ada d hutan dan mengambl madu tersebut dengan peralatan yang sederhana (dengan obor ap). Aktvtas mencar madu alam n dlakukan pada senja atau malam har. Harga madu saat n tergolong memada, dmana perlternya terjual Rp. 60.000 d pasar lokal. D luar pasar lokal, prospek pasar madu cukup bak, terutama karena madu yang djual oleh masyarakat merupakan madu hutan alam, yang dyakn berkhasat bag kesehatan tubuh.
52
5) Buddaya tanaman dengan Parak dan Ladang Pemanfaatan dan pengelolaan hutan oleh masyarakat nagar, bukan hanya sebatas pemanfaatan hasl hutan kayu dan non-kayu. Masyarakat juga menganggap parak dan ladang sebaga hutan. Parak merupakan kebun rakyat yang berada pada kawasan hutan d sektar pemukman masyarakat, sedangkan ladang adalah kebun rakyat yang berada d kawasan hutan yang berada lebh jauh dar pemukman masyarakat. Umumnya ladang lebh luas dbandng parak. D dalam parak dan ladang dtanam berbaga jens tanaman, bak tanaman semak/perdu maupun tanaman pohon atau tanaman keras sepert kayu mans, karet, kop, duran, coklat dan lan-lan. Pemanfaatan lahan untuk parak dan ladang cukup besar. Hal n bsa dmaklum karena dar snlah sumber utama pemenuhan kebutuhan sehar-har. Untuk komodt kop msalnya, lahan Nagar Smanau sudah dmanfaatkan seluas 350 Ha, cengkeh 2 hektar, coklat 5 hektar, dan karet sebesar 50 hektar. Total keseluruhan peruntukan parak dan ladang d Nagar Smanau seluas 407 Ha yang dmlk oleh 315 KK. Sedangkan d Nagar Malalo, sektar 20 Ha lahan sudah dmanfaatkan untuk perladangan kop, 60 Ha untuk tanaman pala, 2 Ha untuk dmanfaatkan untuk kebun cengkeh. Selan tu juga mash tedapat tanaman kebun lan sepert kult mans, duran, mangga, vanl dan lan-lan dengan luasan yang berbeda-beda. Luasnya peruntukan lahan untuk parak dan ladang juga dtemukan d Nagar Kambang.
Pola tanam perkebunan dan ladang masyarakat nagar dtata sesua dengan sstem adat yang telah
dsepakat oleh penghulu suku dan kaum. D Nagar Kambang, melengkap fungs hutan larangan, daerah parak dan perladangan masyarakat nagar juga berfungs sebaga daerah serapan ar untuk mengatur tata ar yang berguna bag persawahan masyarakat.