• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan dengan harapan dapat digunakan sebagai informasi kinerja keuangan dengan analisis rasio yang baik dalam pengambilan keputusan.

2. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh di perguruan tinggi sehingga memungkinkan untuk memiliki pemahaman yang lebih mendalam dan dapat menambah pengetahuan dan masukan kepada peneliti selanjutnya.

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Teori

1. Kinerja Keuangan

a. Pengertian Kinerja Keuangan

Menurut (Hery, 2015:25) kinerja keuangan adalah suatu proses pengkajian kinerja keuangan secara kritis yang meliputi peninjauan data keuangan, perhitungan, pengukuran, interpretasi, dan pemberian solusi terhadap masalah keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu.

Sementara menurut (Satria, 2017: 93), kinerja keuangan merupakan kinerja suatu perusahaan yang mencerminkan kesehatan perusahaan tersebut dalam jangka waktu tertentu.

Analisis kinerja perusahaan dirasakan penting tidak hanya untuk perusahaan itu sendiri melainkan bagi berbagai stakeholders perusahaan.

Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar (Hutabarat, 2020, Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan: 2).

Gambar 2.1 Konsep Analisis Kinerja Keuangan

Evaluasi Kinerja Keuangan

Prediksi Prospek Masa

Evaluasi Kinerja Masa

Menganalisa kinerja keuangan itu dengan cara mengevaluasi kinerja masa lalu, selanjutnya memprediksi prospek masa depan perusahaan, lalu mengevaluasi kembali apa yang sudah terjadi di masa lalu agar dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan di masa mendatang.

Manajer keuangan pada setiap perusahaan perlu memastikan apakah perusahaan mempunyai kinerja yang baik atau tidak, bahkan apakah perusahaan itu sehat atau malah berpotensi bangkrut. Untuk menilai perusahaan punya kualitas yang baik, maka dapat dilihat dari kinerja kuangan (financial performance) dan kinerja non-keuangan (non-financial performance).

Kinerja keuangan itu tercermin pada laporan keuangan yang menjadi penilaian financial performance perusahaan tersebut (Fahmi, 2015:238).

b. Tujuan Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan itu penting untuk diketahui karena standar pengukuran yang dianut akan mempengaruhi perilaku pengambilan keputusan di dalam perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan suatu perusahaan tergantung dari sudut pandang yang di ambil dan tujuan analisisnya.

Menurut (Mahmudi, 2015: 14) tujuan kinerja keuangan adalah : 1) Memahami tingkat pencapaian tujuan organisasi.

2) Menyediakan fasilitas pembelajaran staf.

3) Meningkatkan kinerja periode berikutnya.

4) Mempertimbangkan secara sistematis dalam pembuatan keputusan tentang penghargaan dan hukuman.

5) Memotivasi karyawan dan membangun rasa tanggung jawab publik..

Menurut (Mutia Raisa Nasution, 2018: 35-36) tujuan dari kinerja keuangan adalah :

1) Untuk menentukan tingkat likuiditas, yaitu perusahaan memenuhi kewajiban keuangan saat ditagih.

2) Untuk menentukan tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban labanya pada saat perusahaan dilikuidasi, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang.

3) Untuk menentukan tingkat profitabilitas, yaitu suatu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam jangka waktu tertentu.

4) Untuk menentukan stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan untuk menjalankan bisnis secara stabil.

c. Pengukuran Kinerja Keuangan

Menurut (Hery, 2015:25), pengukuran kinerja keuangan merupakan suatu usaha formal untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dan posisi kas tertentu. Dengan pengukuran kinerja keuangan ini dapat dilihat prospek pertumbuhan dan perkembangan keuangan perusahaan dari mengandalkan sumber daya yang dimilikinya. Perusahaan dikatan berhasil apabila perusahaan telah mencapai suatu kinerja tertentu yang telah ditetapkan.

Pengukuran kinerja keuangan dilakukan bersamaan dengan proses analisis. Analisis kinerja keuangan merupakan suatu proses pengkajian kinerja keuangan secara kritis, yang meliputi peninjauan data keuangan, perhitungan, pengukuran, interpretasi, dan pemberian solusi terhadap masalah keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu. Kinerja keuangan dapat dinilai dengan menggunakan beberapa alat analisis. Berdasarkan tekniknya, analisis kinerja keuangan dapat dibedakan menjadi 9 macam, yaitu :

1) Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, merupakan teknik analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan dari dua priode atau lebih.

2) Analisis Tren, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui tendensi keadaan keuangan dan kinerja perusahaan, apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan.

3) Analisis Persentase per Komponen (common size), merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui persentase masing-masing komponen aset terhadap total aset; komponen utang dan modal terhadap total passiva (total aset); komponen laporan laba rugi terhadap penjualan bersih.

4) Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui besarnya sumber dana dan penggunaan modal kerja selama dua periode waktu yang dibandingkan.

5) Analisis Sumber dan Penggunaan Kas, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui kondisi kas dan perubahan kas pada suatu periode waktu tertentu.

6) Analisis Rasio Keuangan, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan di antara pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi.

7) Analisis Perubahan Laba Kotor, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui posisi laba kotor satu periode ke periode berikutnya.

8) Analisis Titik Impas, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

9) Analisis Kredit, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk menilai layak tidaknya suatu permohonan kredit debitor kepada kreditor.

2. Analisis Laporan Keuangan

a. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan merupakan suatu metode yang membantu para pengambilan keputusan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahan melalui informasi yang didapat dari laporan keuangan. Analisis laporan keuangan dapat membantu manajemen untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan yang ada dan kemudian membuat keputusan yang rasional untuk memperbaiki kinerja perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Analisis ini juga berguna bagi investor dan kreditor dalam pengambilan keputusan investasi dan kredit (Hery, 2016, Analisis Laporan Keuangan:113).

b. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 menjelaskan bahawa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai dalam pengambilan keputusan agar laporan keuangan menjadi lebih bermakna, laporan keuangan tersebut harus dapat dipahami dan dimengerti oleh penggunaanya sehingga perlu dilakukan analisis laporan keuangan (Hutabarat, 2020:10)

Menurut (Hery, 2016, Analisis Laporan Keuangan:114) tujuan dan manfaat dari dilakukannya analisis laporan keuangan secara umum adalah :

1) Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu, baik aset, liabilitas, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah dicapai selama beberapa periode.

2) Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang menjadi kekurangan perusahaan.

3) Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang menjadi keunggulan perusahaan.

4) Untuk menentukan langkah-langkah perbaikan yang perlu dilakukan di masa mendatang, khususnya yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.

5) Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen.

6) Sebagai pembanding dengan perubahan sejenis, terutama mengenai hasil yang telah dicapai.

c. Prosedur Analisis Kinerja Keuangan

Berikut adalah langkah-langkah atau prosedur dalam melakukan analisis laporan keuangan:

1) Mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang diperlukan selengkap mungkin, baik untuk satu periode maupun beberapa periode.

2) Melakukan pengukuran-pengukuran atau perhitungan-perhitungan secara cermat dengan memasukkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan ke dalam rumus-rumus tertentu.

3) Memberikan interpretasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran yang telah dilakukan.

4) Membuat laporan hasil analisis.

5) Memberikan rekomendasi sehubungan dengan hasil analisis yang telah dilakukan.

3. Analisis Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah suatu cara yang membuat perbandingan data keuangan perusahaan sehingga menjadi berarti. Rasio keuangan menjadi dasar untuk menjawab beberapa pertanyaan penting mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan (Kasmir dan Jakfar, 2017, Studi Kelayakan Bisnis:

123).

Analisis rasio keuangan adalah bagian dari analisis keuangan, di mana perusahaan dapat mempelajari perubahan yang terjadi dan dapat menentukan kenaikan atau penurunan kondisi keuangan dan kinerja perusahaan dari waktu ke waktu (Hutabarat, 2020, Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan: 21).

b. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Jenis rasio keuangan yang sering digunakan untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja keuangan.

1) Rasio Likuiditas

Analisis keuangan yang berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya dapat dilakukan dengan menggunakan rasio likuiditas.

Menurut (James C & John M, 2017, Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan: 167), rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi liabilitas jangka pendeknya. Sementara (Hery, 2016, Analisis Laporan Keuangan: 149) menyatakan bahwa rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban utang jangka pendeknya. Dengan kata lain, rasio likuiditas adalah rasio yang dapat digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh tingkat kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya yang akan segera jatuh tempo. Jika perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo maka perusahaan dapat dikatakan sebagai perusahaan likuid. Sebaliknya, jika perusahaan tidak memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo, maka perusahaan dapat dikatakan sebagai perusahaan tidak likuid. Untuk dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya, maka perusahaan harus memiliki tingkat ketersediaan jumlah kas yang baik atau aset lancar lainnya yang juga dapat dengan segera dikonversi menjadi kas.

Rasio likuiditas disebut juga sebagai sebagai rasio modal kerja (rasio aset lancar), yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuid suatu perusahaan. Rasio ini dapat dihitung dengan membandingkan antara total aset lancar dengan total kewajiban lancar. Sementara, pengukurannya dapat dilakukan untuk beberapa periode sehingga dapat dilihat perkembangan kondisi tingkat likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu.

Jenis-jenis rasio likuiditas yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

a) Rasio Lancar (Current Ratio)

Current Ratio merupakan rasio lancar yang mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih (Kasmir & Jakfar, 2017, Studi Kelayakan Bisnis: 125).

Sementara (Hery, 2016, Analisis Laporan Keuangan:142), rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar yang tersedia.

πΆπ‘’π‘Ÿπ‘Ÿπ‘’π‘›π‘‘ π‘…π‘Žπ‘‘π‘–π‘œ = aset lancar

kewajiban lancar X 100%

b) Rasio Sangat Lancar/Rasio Cepat (Quick Ratio)

Quick Ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aset cepat tanpa memperhitungkan persediaan barang dagang dan aset lancar lainnya (Hery, 2015: 181).

π‘„π‘’π‘–π‘π‘˜ π‘…π‘Žπ‘‘π‘–π‘œ = aktiva lancar βˆ’ persediaan

kewajiban lancar X 100%

c) Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio kas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang jangka pendek (Hery, 2016, Analisis Laporan Keuangan:156).

πΆπ‘Žπ‘ β„Ž π‘…π‘Žπ‘‘π‘–π‘œ = kas dan setara kas

kewajiban lancar X 100%

2) Rasio Solvabilitas

Menurut (Kasmir & Jakfar, 2017, Studi Kelayakan Bisnis: 129), Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Sementara (Hery,

2016: 162), rasio solvabilitas (leverage ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar beban utang yang harus ditanggung perusahaan dalam rangka pemenuhan aset, baik jangka panjang maupun jangka pendek..

Jenis-jenis rasio solvabilitas yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.

a) Rasio Utang terhadap Aset (Debt to Asset Ratio)

Rasio utang terhadap aset meupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aset. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pembiayaan aset (Hery, 2016, Analisis Laporan Keuangan:166).

π·π‘’π‘π‘‘π‘‘π‘œπ΄π‘ π‘ π‘’π‘‘π‘…π‘Žπ‘‘π‘–π‘œ = total utang (π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ 𝑑𝑒𝑏𝑑)

total aset (π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘Žπ‘ π‘ π‘’π‘‘π‘ ) x 100%

b) Rasio Utang terhadap Modal (Debt to Equity Ratio)

Rasio utang terhadap modal merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui perbandingan antara total utang dan modal sendiri serta untuk mengetahui seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai dari utang (Kasmir &

Jakfar, 2017, Studi Kelayakan Bisnis: 131).

𝐷𝑒𝑏𝑑 π‘‘π‘œ πΈπ‘žπ‘’π‘–π‘‘π‘¦ π‘…π‘Žπ‘‘π‘–π‘œ = total utang (π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ 𝑑𝑒𝑏𝑑)

total modal (π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘’π‘žπ‘’π‘–π‘‘π‘¦) x 100%

c) Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Modal (Long Term Debt to Equity Ratio)

Rasio utang jangka panjang terhadap modal merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya proporsi utang jangka panjang terhadap modal untuk mengetahui besarnya perbandingan antara jumlah dana yang

disediakan oleh kreditor jangka panjang dengan jumlah dana yang berasal dari pemilik perusahaan dan biasanya dinyatakan dalam persentase (Hery, 2016, Analisis Laporan Keuangan:170).

πΏπ‘œπ‘›π‘” π‘‡π‘’π‘Ÿπ‘š 𝐷𝑒𝑏𝑑 π‘‘π‘œ πΈπ‘žπ‘’π‘–π‘‘π‘¦ π‘…π‘Žπ‘‘π‘–π‘œ = utang jangka panjang

total modal x 100%

d) Rasio Kelipatan Bunga yang di Hasilkan (Times Interest Earned Ratio)

Rasio kelipatan bunga yang dihasilkan dihitung sebagai hasil bagi antara laba sebelum bunga dan pajak dengan besarnya beban bunga yang harus dibayarkan dengan kemampuan perusahaan untuk membayar bunga pinjaman tidak dipengaruhi oleh pajak (Hery, 2016, Analisis Laporan Keuangan: 171)

π‘‡π‘–π‘šπ‘’π‘  πΌπ‘›π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘’π‘ π‘‘ πΈπ‘Žπ‘Ÿπ‘›π‘’π‘‘ π‘…π‘Žπ‘‘π‘–π‘œ = laba sebelum bunga dan pajak

beban bunga x 100%

e) Rasio Laba Operasional terhadap Kewajiban (Operating Income to Liabilities Ratio)

Rasio laba operasional terhadap kewajiban merupakan rasio yang menunjukkan sejauh mana atau berapa kali kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh kewajiban (Hery, 2016, Analisis Laporan Keuangan:173).

π‘‚π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘–π‘›π‘” πΌπ‘›π‘π‘œπ‘šπ‘’ π‘‘π‘œ πΏπ‘–π‘Žπ‘π‘–π‘™π‘–π‘‘π‘–π‘’π‘  π‘…π‘Žπ‘‘π‘–π‘œ = laba operasional

kewajiban x 100%

3) Rasio Profitabilitas

Menurut (Hery, 2016, Analisis Laporan Keuangan:192) rasio profitabilitas dikenal juga sebagai rasio rentabilitas yang merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang dimilikinya. Rasio ini dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur tingkat efektivitas kinerja manajemen

yang akan ditunjukkan lewat keberhasiln manajemen dalam menghasilkan laba yang maksimal bagi perusahaan.

Pengukuran rasio ini dapat dilakukan untuk beberapa periode dengan membandingkan antara berbagai komponen yang ada di dalam laporan laba rugi dan neraca dengan tujuan untuk memonitor dan mengevaluasi tingkat perkembangan profitabilitas dari waktu ke waktu.

Jenis-jenis rasio profitabilitasyang digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas suatu perusahaan.

a) Hasil Pengembalian atas Aset (Return on Assets)

Return on Asset merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset (Hery, 2015: 193)

π‘…π‘’π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘› π‘œπ‘› 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑𝑠 = laba bersih

total aset x 100%

b) Hasil Pengembalian atas Ekuitas (Return on Equity)

Return on Equity merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi ekuitas dalam menciptakan laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total ekuitas.

π‘…π‘Žπ‘‘π‘–π‘œ π‘œπ‘› πΈπ‘žπ‘’π‘–π‘‘π‘¦ = laba bersih setelah pajak

total ekuitas x 100%

c) Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Gross Profit Margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba kotor atas penjualan bersih.

πΊπ‘Ÿπ‘œπ‘ π‘  π‘ƒπ‘Ÿπ‘œπ‘“π‘–π‘‘ π‘€π‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘–π‘› = laba kotor

penjualan bersih x 100%

d) Marjin Laba Opersaional (Operating Profit Margin)

Operating Profit Margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba operasional atas penjualan bersih.

π‘‚π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘–π‘›π‘” π‘ƒπ‘Ÿπ‘œπ‘“π‘–π‘‘ π‘€π‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘–π‘› = laba operasional

penjualan bersih x 100%

e) Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Net Profit Margin merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba bersih dengan penjualan yang dilakukan perusahaan. Semakin besar rasionya, semakin baik karena dianggap profitabilitas perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi (Mutia Raisa Nasution, 2018: 33).

𝑁𝑒𝑑 π‘ƒπ‘Ÿπ‘œπ‘“π‘–π‘‘ π‘€π‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘–π‘› = laba bersih

penjualan bersih x 100%

Dari beberapa penjelasan jenis-jenis rasio di atas, maka rasio-rasio tersebut merupakan indikator untuk menganalisis kinerja keuangan PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, penulis menggunakan rasio likuiditas (current ratio), rasio solvabilitas (Debt to Asset Ratio), dan rasio profitabilitas (Return on Asset).

B. Tinjauan Empiris

Dalam melakukan penelitian tidak dapat dipisahkan dari penelitian terdahulu yang terkait untuk memperkuat hasil penelitian dan membandingkan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti. Adapun beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Tinjauan Empiris

1. Dina Return On Asset, Net Profit Margin tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sementara Return On Asset, Net Profit Margin secara

Hasil dari penelitian ini adalah jika (debt to equity ratio), rasio aktivitas (total laba karena nilai Fhitung

lebih besar daripada nilai Ftabel sehingga H0

ditolak atau H1 diterima.

Jika secara parsial

positif significant laba (Y) sebesar 0,403.

Hal ini berarti variasi naik turunnya nilai Debt to Asset Ratio untuk meningkatkan

perusahaan belum pada rasio net profit margin, return on asset dan return on equity dinilai sangat kurang oleh kenaikan hutang.

3. Pada debt to asset

dilihat dari rata-rata return on asset (ROA) LPTTG Malindo 2015 dan return on asset (ROA)

Return On Asset dalam perusahaan ini sudah cukup baik karena perusahaan sudah mampu mengelola aset-asetnya dengan baik. Current Ratio kurang baik karena mengalami fluktuatif walaupun dasarnya utang lancar dan aktiva juga mengalami

fluktuatif, namun tahun 2012 dan tahun 2014 turn karena

peningkatan utang lancar lebih besar dan tidak sebanding dengan peningkatan aktiva lancar. Dan Debt to Asset Ratio tidak baik karena

peningkatan dari tahun ke tahun yang

diakibatkan

peningkatan utang lebih besar dan tidak sebanding dengan ratio dan quick ratio.

Namun, cash ratio to asset ratio cukup meningkat dan untuk debt to equity ratio mengalami penurunan

pengujian lain Total Asset Over (TATO) dan Net Profit Margin (NPM) yang secara simultan juga mempengaruhi pertumbuhan laba.

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir adalah unsur utama penelitian yang dapat menggambarkan rangkain variabel yang akan diteliti. Kinerja keuangan merupakan gambaran status keuangan perusahaan dalam periode waktu tertentu, baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun pengalokasian dana yang biasanya diukur dengan indikator likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas. Dari judul penelitian β€œAnalisis Kinerja Keuangan pada PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020”, penulis mengajukan kerangka pikir sebagai berikut.

PT. ANEKA TAMBANG

Laporan Keuangan Periode 2016-2020

Kinerja Keuangan

Gambar 2.2 Kerangka Pikir

Dari kerangka pikir di atas, untuk menilai kinerja keuangan pada PT.

Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., dengan data yang diperoleh melalui www.antam.com. Adapun data yang digunakan dalam analisis ini, yaitu laporan

posisi keuangan (laporan neraca) dan laporan laba rugi agar dapat dihitung rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas. Alat analisis yang digunakan dalam menghitung tingkat rasio adalah current ratio, quick ratio, debt to asset ratio, debt to equity ratio, return on asset dan return on equity.

Rasio Likuiditas (Hery, 2016: 149) - Current Ratio - Quick Ratio

Rasio Solvabilitas (Hery, 2016: 162), - Debt to Asset Ratio - Debt to Equity Ratio

Rasio Profitabilitas (Hery, 2016: 192) - Return On Assets - Return On Equity

Hasil Penelitian

27 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif, yaitu metode yang dilakukan untuk memberikan informasi berupa angka-angka yang diperoleh dari laporan keuangan periode 2016-2020 pada PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk di Bursa Efek Indonesia.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (BEI) Unismuh Makassar di Jalan Sultan Alauddin No. 259, Gunung Sari, Rappocini Makassar dengan objek penelitian adalah PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

2. Waktu Penelitian

Dalam hal ini peneliti mengadakan objek penelitian di PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan waktu penelitian selama 2 (dua) bulan dimulai dari bulan November sampai dengan bulan Desember tahun 2021.

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Data 1. Definisi variabel

Operasional variabel adalah nilai atau sifat dari suatu obyek atau aktivitas yang memiliki perubahan tertentu yang ditentukan oleh peneliti dan kemudian dipelajari serta ditarik kesimpulannya. Untuk mengarahkan peneliti melakukan penelitian dan untuk menyamakan persepsi, maka ditetapkan definisi operasional sebagai berikut.

a. Kinerja keuangan adalah kemampuan atau prestasi kerja perusahaan dalam rangka penciptaan nilai bagi perusahaan dengan cara yang efektif dan efisien. Kinerja keuangan inilah yang menjadi variabel dalam penelitian yang merupakan prestasi kerja yang dicapai oleh PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk, yang beroperasi selama 5 (lima) tahun terakhir.

b. Analisis rasio keuangan adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui perubahan yang terjadi diperusahaan dan kinerja keuangan pada PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk, yang beroperasi selama 5 (lima) tahun terakhir dengan masing-masing indikator, yaitu current ratio, quick ratio, debt to asset ratio, debt to equity ratio, return on asset dan return on equity.

2. Pengukuran data

Berdasarkan variabel-variabel tersebut diatas, selanjutnya peneliti akan menggunakan rasio keuangan untuk menghitung data keuangan perusahaan, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio solvabilitas.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015: 117).

Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan peneliti adalah laporan keuangan pada PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2015: 118). Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan peneliti adalah laporan posisi keuangan (neraca) dan laporan laba rugi tahun 2016-2020 pada PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama 5 (lima) tahun terakhir.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian (Noor, 2017:138-139). Dengan kata lain, pengumpulan data adalah suatu proses yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan sehingga peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Studi kepustakaan adalah informasi yang diperoleh dengan membaca literatur dan catatan lainnya yang berhubungan dengan konsep teori analisis rasio keuangan yang digunakan untuk menunjang penelitian dengan mengambil teori yang dikemukakan oleh beberapa ahli yang ada kaitannya dengan permasalahan yang dibahas.

2. Pengumpulan data sekunder, yaitu mengumpulkan data yang berkaitan dengan hal-hal atau variabel penelitian dengan cara mengumpulkan laporan keuangan yang ada pada website www.antam.com mulai dari tahun 2016-2020.

F. Teknik Analisis Data

F. Teknik Analisis Data

Dokumen terkait