• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Objek Penelitian

1. Sejarah PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk

PT. Aneka Tambang Tbk (“Perseroan”) didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 5 Juli 1968 dengan nama “Perusahaan Negara (“PN”) Aneka Tambang” sesuai dengan Peraturan Pemerintah (“PP”) No. 22 Tahun 1968 yang diumumkan pada Tambahan No.36, Berita Negara No. 56 tanggal 5 Juli 1968. Pada waktu pembentukannya, ANTAM merupakan penggabungan dari tujuh Perusahaan Negara, yaitu:

a. BPU Perusahaan Tambang Umum Negara Jakarta.

b. PN Tambang Emas Cikotok Banten Selatan.

c. PN Pertambangan Bauksit Kijang Pulau Bintan.

d. PN Logam Mulia Jakarta.

e. PT (Negara) Pertambangan Nikel Indonesia Sulawesi Tenggara.

f. Proyek Pertambangan Intan Martaputra Kalimantan Selatan.

g. Proyek Emas Logas, Pekanbaru, Riau.

Pada tanggal 14 September 1974 sesuai dengan PP No. 26 Tahun 1974, PN mengubah status menjadi Perusahaan Perseroan Terbatas (“Perusahaan Perseroan”) dengan Akta Pendirian No. 320 tanggal 30 Desember 1974. Pada tanggal 29 November 2017, berdasarkan risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (“RUPSLB”), status Perusahaan diubah kembali menjadi perseroan terbatas dan sejak saat itu dikenal sebagai “PT. Aneka Tambang Tbk”. Dalam perkembangan selanjutnya, ANTAM

memperluas bisnisnya dengan menambah Tiga unit penambangan lainnya dan satu unit eksplorasi.

Pertambangan Besi Pesisir Cilacap mulai beroperasi pada tanggal 10 Juni 1971 dan pertambangan Nikel Gebe mulai pada tahun 1979. Kegiatan eksplorasi emas di Pongkor dimulai pada tahun 1988 dan mulai berproduksi pada tahun 1994. Karena peningkatan kegiatan eksplorasi, ANTAM memutuskan untuk membentuk departemen Geologi agar bisa melakukan kegiatan eksplorasi pada tanggal 29 Februari 1980. Sejak tahun 1980, kegiatan Geologi telah mencakup hampir seluruh wilayah Indonesia dan telah memberikan ANTAM data eksplorasi yang berharga. ANTAM saat ini memiliki tujuh unit operasi, yaitu:

a. Unit Pertambangan Bauksit Kijang, Riau.

b. Unit Pertambangan Nikel Pomalaa, Sulawesi Tenggara.

c. Unit Pertambangan Nikel Gebe P. Gebe, Maluku.

d. Unit Pertambangan Emas Pongkor, Jawa Barat.

e. Unit Pertambangan Pasir Besi Cilacap, Jawa Tengah.

f. Unit Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Jakarta, DKI.

g. Unit Geologi, Jakarta, DKI.

Anggaran Dasar (“AD”) Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir terjadi pada tanggal 1 Juli 2020 terkait penyesuaian tujuan dan target perusahaan berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) Tahun 2017. Perubahaan ini dituangkan dalam Akta Notaris No. 3 tertanggal 1 Juli 2020 oleh Jose Dima Satria, S.H., M.Kn. dan disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia berdasarkan Surat Keputusan (“SK”) No. AHU-0047606.AH.01.02.TAHUN 2020 tertanggal 13 Juli 2020.

Berdasarkan Pasal 3 AD Perseroan yang bergerak di bidang pertambangan berbagai mineral dan melakukan usaha di bidang perindustrian, perdagangan, pengangkutan dan jasa. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 5 Juli 1968.

Pada tahun 1997, perusahaan awalnya menerbitkan 430.769.000 saham yang merupakan 35% dari 1.230.769.000 saham ditempatkan dan disetor penuh. Saham tersebut dicatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 27 November 1997 dan kedua bursa tersebut bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia (“IDX”) pada tahun 2008.

Pada tanggal 7 Oktober 2015, perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas (“PUT I”) dalam rangka pemberian Hak Memesan Efek Terdahulu (HMETD”) kepada perusahaan pemegang saham, dimana Perseroan menerbitkan sejumlah 14.492.304.975 saham biasa atas nama Seri B dengan nilai nominal Rp100 (nilai penuh) per saham atau 60% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah PUT I.

Dalam PUT I ini, Pemerintah Republik Indonesia menggunakan seluruh haknya untuk menolak pertama dan menyetorkan dana sebesar Rp3.494.820.000 untuk menerima sebanyak 9.420.000.000 lembar saham Seri B. Sisanya sebanyak 5.072.304.975 lembar saham telah diserap sepenuhnya oleh pemegang Saham Publik dan memberikan tambahan modal sebesar Rp1.881.825.146. Pada akhir pelaksanaan PUT I Perseroan, kepemilikan modal ditempatkan dan disetor perseroan terdiri dari Pemerintah Republik Indonesia (65%) dan Pemegang Saham Republik (35%).

Pada tanggal 29 November 2017, Perseroan mengadakan RUPSLB tentang perubahan kepemilikan saham dari Pemerintah Republik Indonesia menjadi PT. Indonesia Asahan Aluminium (Perseo) (“Inalum”). Pada tanggal 31 Desember 2020 dan 2019, kepemilikan modal ditempatkan dan disetor perusahaan yang terdiri dari Inalum (65%) dan pemegang saham publik (35%).

Pada tanggal 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019, seluruh saham ditempatkan dan disetor penuh sejumlah 24.030.764.725 lembar saham telah di catatkan di IDX/BEI.

Pada tahun 2002, saham perusahaan dicatatkan di Bursa Efek Australia (“BEA”) sebagai Chess Depository Interest (“CDI”). Pada tanggal 31 Desember 2020 dan 2019, unit yang diperdagangkan di BEA adalah sejumlah 1.303.649 unit CDI yang setara dengan 6.518.245 saham biasa Seri B.

Kantor pusat perusahaan ini berada di Gedung Aneka Tambang Letjen T.B. Simatubang No. 1, Lingkar Selatan, Tanjung Barat, Jakarta, Indonesia.

Selain itu, perusahaan juga memiliki Kantor Perwakilan Makassar yang berada di Jalan DR. Ratulangi No. 60, untuk membantu pembelian barang habis pakai dan produk Nikel industri. Hasil produksi PT. ANTAM, Tbk adalah:

a. Biji nikel Antam terbagi menjadi biji nikel saprolit dan limonit. Biji nikel limonit adalah biji nikel laterit kadar rendah dan mengandung 0,8% - 1,5%

nikel, 25% - 35% besi dan sejumlah sedikit kobalt. Limonit terletak di atas lapisan saprolit sehingga lebih murah dan lebih mudah untuk ditambang.

Pada saat yang sama, Biji nikel saprolit terbentuk dibawah zona limonit.

Saprolit umumnya mengandung sekitar 1,5% - 2,5% nikel yang merupakan biji laterit bermutu tinggi. Dengan melalui produksi pirometalurgi yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan feronikel

dengan kandungan feronikel sekitar 20% nikel dan besi sekitar 80%.

Penambangan nikel saat ini di lakukan di Pomalaa (Sulawesi Tenggara) dan Pulau Gebe (Maluku) sedangkan pengolahannya di Pomalaa. Nikel adalah salah satu “bisnis inti” PT. ANTAM, Tbk ditunjuk oleh potensi cadangan nikel yang cukup besar.

b. Emas dan Perak Indonesia dianggap sebagai salah satu negara yang memiliki potensi emas dan perak yang cukup besar berdasarkan struktur geologinya. PT. ANTAM Tbk melaksanakan program eksplorasi yang terencana dan sistematis khususnya di daerah Jawa Barat. Dilihat dari hasil eksplorasi telah ditemukan sejumlah besar cadangan emas dan perak baru di daerah gunung Pongkor, Kabupaten Bogor dan mulai berproduksi komersial sejak bulan Mei 1994.Pabrik pengolahandapat menghasilkan 2,5 ton Emas dan 20 ton Perak per tahunnya serta memiliki perangkat Pengolahan dan Pemurniaan Logam Mulia dengan output tahunan sebesar 100 ton Emas dan 270 ton Perak yang telah dipasarkan secara luas, baik di dalam negeri maupun ke manca negara dengan merk LM (Logam Mulia). Produk emas dan perak Logam Mulia telah memperoleh lisensi merek dagang internasional dari London Bullion Market Association (LBMA).

c. Bauksit merupakan sumber utama biji untuk produksi aluminium yang mengandung 30-54% aluminium oksida (Al203) dan sisanya terdiri dari campuran silikon dioksida, berbagai oksida besi dan titanium dioksida.

Indonesia memiliki potensi bauksit yang cukup besar. Saat itu, pertambangan bauksit di Indonesia hanya ditemukan di Kijang, Pulau Bintan yang mulai ditambang dan diekspor oleh NV NIBEM (NV

Nederlansch Indische Bauxite Exploratie Maatschappij) tahun 1935, yang kemudian berkembang menjadi bagian dari PT. ANTAM. Sejak tahun 1988, PT. ANTAM Tbk telah memperoleh pangsa pasar baru di Amerika Serikat.

d. Pasir Besi Kegiatan penambangan pasir besi dimulai di daerah Cilacap pada tahun 1971 dan berlanjut tahun 1980 ke daerah Kutoarjo, Jawa Tengah. Produk pasir besi PT. ANTAM Tbk digunakan dalam jumlah yang signifikan dihampir setiap pabrik semen di Sumatera, Jawa dan Sulawesi.

Cadangan terbesar berada di daerah Yogyakarta antara Sungai Progo dan Bogowonto.

e. Geologi Unit Geologi merupakan salah satu dari tujuh divisi PT. ANTAM Tbk. Misi yang dilakukan oleh unit iniadalah memberikan jasa eksplorasi, baik untuk PT. ANTAM maupun bukan untuk PT. ANTAM. Empat puluh tiga keberhasilan departemen Geologi dalam menjalankan bisnisnya antara lain dapat dilihat dari penemuan emas di Gunung Pongkor, Jawa Barat yang kini menjadi salah satu dari “tambang utama” PT. ANTAM Tbk.

2. Visi Misi PT. Aneka Tambang Tbk.,

Dokumen terkait