• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai masukan untuk pembinaan kepada remaja di Desa Tojo yang perilaku mereka menyimpang dan tidak sesuai dengan ajaran Islam.

2. Sebagai masukan dalam rangka perbaikan perilaku remaja yang enyimpang di Desa Tojo

3. Sebagai sumbangsi pemikiran penulis, kepada semua pihak, khususnya sebaqgai penulis dan masyarakat Islam di Desa Tojo.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Komunikasi Interpersonal

Di dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, hubungan interpersonal memainkan peran penting dalam membentuk kehjdupan masyarakat, terutama ketika hubungan interpersonal itu mampu memberi dorongan kepada orang tertentu yang berhubungan dengan perasaan, pemahaman informasi, dukungan, dan berbagai bentuk komum'kasi yang memengaruhj citra diri orang serta membantu orang untuk memahami harapan-harapan orang lain.

Komunikasi interpersonal diartikan sebagai sebuah proses pertukaran makna antar orang-orang yang saling berkomunikasi dan komunikasi terjadi secara tatap muka (face to face) antara dua individu.3 komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar-perorangan dan bersifat pribadi baik yang tetjadi secara langsung (tanpa mesium) ataupun tidak langsung (melalui medium). Kegiatankegiatan seoerti percakapan melalui telepon, surat-menyurat pribadi merupakan contoh-contoh komuhikasi interpersonal. Teori-teori interpersonal umumnnya memfokuskan pengamatanyanya pada bentuk-bentuk dan sifat hubungan (relationship), percakapan (dicourse), interaksi, karakteristik komunikator.4 Meskipun komunikasi interpersonal merupakan kegiatan

3 Rusli Nasrullah, Komunikasi Antar Budaya Di Era Budaya Siber (Cet. 1, Jakarta; Kencana, 2012) h.10

4 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi (Cet 5, Jakarta: Kencana, 2011)h. 32

7

yang sangat dominan dalam kehidupan sehari-hari, namun tidak mudah dalam memberikan defenisi yang dapat diterima semua pihak.

Sebagaiman layaknya konsep-konsep dalam ilmu sosial lainnya, komunikasi interpersonal juga banyak mempunbyai banyak defem'si sesui dcngan presepsi para ahli-ahli komunil;asi yang banyak memeberikan btasan pengertian. Trenholm dan Jensen mendefenisikan komunikasi interpersonal sebagai komunikasi aniar dua orang yang berlangsung secara tatap muka (komunikasdi diadik). Sifat komunikasi ini adalah (a) spontan dan formal; (b) saling menen'ma feedback secara mkasimal; (c)partisipan berperean fleksibel.

Littlejohn memberikan defenisi komunikasi interpersonal (interpersonal comination) adalah komunikasi antar individu-individu.5 Agus M. Hardjana mengatakan, komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka anatara dua atau beberapa orang, di mana pengirim dpat menyampaikan pésan secara langsung dan penerima dapat menanggapi secara langsung pula.6 Pendapat senada dikemukakan oleh Dedi Mulayana bahwa komuniikasi interpersonal atau komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar orang-orang secara tatap muka,

5 Littlejohn, Theories of Humman Communition, (Calivornia: WordWart Publishing Company, 1999)

6 Hardjana Agus M, Komunikasi Interpersonal dan Komunikasi intrapersonal, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2003), h. 85

yang memungkinkan setiap pesertanya menangkapnya reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal.7

Komunikasi interpersonal (interpersonal communication) pada hakikatnya adalah interaksi anatar seseorang individu dan individu lainnya tempat lambanglambang pesan secara efektif digunakan, terutama dalam hal komunikasi anatar manusia menggunakan bahasa.

Dalam ilmu sosiologi yang mengkaji hubungan diantara sesama manusia, aksi dan reaksi dalam hubungan anatara manusia dinamakan

“interaksi sosial”. Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut antar orang-orang perorangan.

Yang dimaksud dinamis adalah bahwa interaksi akan memungkinkan suatu individu atau kelompok berubah. Tentu ada cerita lain yang bisa dijadikan contoh. Yang ingin penulis tunjukan adalah:

a. Interaksi sosial merupakan realitas yang paling nyata dalam kehidupan manusia;

b. interaksi sosial akan menghasilkan splatu proses yang mengubah, baik individu maupun masyarakat; ’

c. interaksi sosial juga dilakukan oleh orang-orang atau kelompok yang memeliki nilai, tujuan, dan ide. Interaksi sosial juga disampaikan dengan saran simbol, kata dan tindakan;

7 Suranto Aw, Komunikasi Interpersonal (Cet 1, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), h. 3

Salah satu teljadinya interaksi sosial, selain adanya kontak sosial, adalah komunikasi. Kontak sosial. berasal dari bahasa latin con atau cum yang berarti ‘bersama-sama’ atau tango yang berarti ‘bersama-sama menyentuh’. Jika kontak flsik beram' badaniah seperti ciuman hingga persetubuhan, akan tetapi dalam makna sosial, kontak sosial berarti adanya hubungan yang saling mempengaruhi tanpa perlubersentuhan.

Misalnya, pada saat berbicara yang mengandung pertukaran .informasi atau pendapat yang tentu saja akan memengaruhi pengetahuan atau cara pandang. Di era yang kian maju, kemajuan teknolbgi informasi telah menghasilakan suatu bentuk kontak sosial yang baru. Orang dapat melakukan kontak sosial melalui telpon, telegraf, radio, surat, dan lain sebagainya.

Komunikasi interpersonal didefinisikan sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orangorang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika (the process of sending and receiving messages between two persons, or among a small group of person, with some immidiate feedback).

Dari defenisi tersebut, komunikasi antrapribadi bisa berlangsung antara dua orang, komunikasi interpersonal lebih efektif berlangsung jika benjalan secara dialogis, yaitu antara dua orang saling menyampaikan dan memberi pesan timbal balik. Dengan komunikasi dialogis, berarti 'terjadi interaksi yang karena masingmasing dapat berfungsi secara

bersama, baik sebagai pendengar maupun pembicara. Keduanya memasukan pesan dan informasi , keduanya saling memberi dan menerima. Kemungkjnan munculnya pengertian bersama (mutual understanding) dan empat lebih besaI karena keduanya saling berada berdekatan, bisa melihat mimik muka, tatap mata serta bahas tubuh.

Karena dari kedekatan ini, juga terjadj empati .dan rasa saling menghonnati bukan karena perbedaan ekonomi, melainkan masing-masing adalah manasia yang tampak di hadapan mata.8

B. Tujuan komunikasi interpersonal

Ada 6 tujuan Komunikasi interpersonal sebagai berikut:

1) Mengenali diri sendin' dan orang lain

Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan .pada kita untuk memperbincangkan tentang diri kita sendiri. Dengan berbincang dengan orang lain, kita menjadi mengenal memahami din' kita sndiri , dan memahami sikap dan perilaku kita. Dengan membicarakan tentang diri kita sendin' dan memahami lebih dalam tentang sikap dan perilaku kita. Dalam kenyataannya, presepsi kita sebagian besar mempakan hasil dari apa yang telah kita pelajari tentang diri kita sendiri, dan dan' orang lain melalui komunikasi interpersonal.

8 Nuraini Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi (Cet I, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016) h. 141-143

2) Mengetahui dunia luar

Komunikasi interpersonal memungkinkan kita memahami lingkungan kita dengan baik seperti obyek dan peristiwa-peristiwa. Banyak informasi yang kita miliki berasal dari hasil interaksi dengan orang lain.

Meskipun ada yang mengatakan bahwa, sebagian besar informasi dapat kita peroleh dari media masa, tetapi sesungguhnya informasi dari media masa tersebut dimantapkan dan diperdalam melalui interaksi interpersonal. Bahan pembicaraan kita dengan teman, tetangga, teman sekantor, atau dengan keluarga kita sendiri seringkali diambil dari ben'ta-berita media masa. Nilai, kepercayaan, dan harapan kita sebagai pribadi banyak dipengaruhi oleh komunikasi interpersonal dibandingkan dengan yang diperoleh dari media masa.

3) Menciptakan dan memilihara hubungi menjadi bermakna

Sebagai mahluk sosial, manusia cenderung untuk mencari dan berhubungan dengan orang lain di mana ia mengadu, berkeluh kesah, menyampaikan isi hati, dan sebagainya.

4) Mengubah sikap dan perilaku

Dalam komunikasi interpersonal, kita sering berusaha mengubah sikap dan perilaku orang lain. Misalnya kita ingin orang lain: mencoba makanan tertentu, membaca buku tertentu, mendengarkan musik tertentu, dan sebagainya. Singkatnya, kita banyak mempergunakan waktu untuk mempersuasi orang lain melalu komunikasi interpersonal.

5) Bermain dan mencari hiburan

Kita melakukan komunikasi interpersonal dengan tujuan untuk menghilangkan kejenuhan, dan ketegangan. Misalnya bercerita dengan teman, membicarakan anekdot, dan sebagainya.

6) Membantu

Melalui komunikasi Interpersonal, orang membantu dan memberikan saran-saran pada orang lain.

Dari tujuh komunikasi interpersonal tersebut di atas, dapat dj kelompokan

ke dalam 2 prespektif sebagai berikut:

1. Prespektif pertama; tujuan-tujuan itu dapat dilihat sebagai faktor-faktor motivasi atau alasan-alasan mengapa kita terlibat dalam komunikasi interpersonal. Dengan demikian kita dapat mengatakan bahwa kita terlibat dalam komunikasi interpersonal untuk memperoleh kesenangan, untuk membantu orang lain, dan untuk mengubah sikap dan perilaku orang lain.

2. Prespektif kedua; tujuan-tujuan itu dapat dipandang sebagi hasil atau akibat umum dari komunikasi interpersonal; Dengan demikinan kita dapat mengatakan bahawa sebagaj hasila dan' komunikasi interpersonal, kita dapat mengenali din" kita sendiri, membuat

hubungan lebih bermakna, dan memperoleh ilmu pengetahuan tentang dunia luar.9

C. Komunikasi Interpersonal yang Efektif

Komunikasi interpersonal dapat dikatakan efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindak lanjuti dengan sebuah perbuatan secara sukarela oleh penerima pesan, dapat meningkatkan kualitas hubungan interpersonal dan tidak ada hambatan untuk hal itu.10 Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa komunikasi interpersonal dikatakan efektif, apabila memenuhi tiga persyaratan utama, yaitu: (1) pesgn yang diterima dan dipahami oleh komunikan sebagaimana dimaksud oleh komunikator;

(2) ditindak lanj uti dengan perbuatan secara sukarela; (3) meningkatkan kualitas hubungan interpersonal.

1) Pengertian yang sama terhadap makna pesan

Salah satu indikator yang dapat digunakan sebagai ukuran komunikasi dikatakan efektif, adalah apabila makna pesan yang dikirim oleh komunikator sama dengan makna pesan yang diterima oleh komunikan.

Pada tataran empiris, seringkali terjadi mis komunikasi yang disebabkan oleh karena komunikan memahami makna pesan tidak sesuai dengan yang dimaksudkan oleh komunikator. Sebagai contoh, ada sekelompok

9 Ridwan, Ilmu Komunikasi (Cet. 1, Jakarta: Graha ilmu, 2009), h. 87-88

10 A.M. Hardjana, Komunikasi interpersonal dan intrapersonal, (Jakarta: Kensius, 2003) h. 77

remaja berwisata di sebuah danau. Satu orang remaja dari kelompok itu berenang sedangkan yang lainnya berjalanjalan di sekitar danau. Orang yang berenang itu tiba-tiba melambai-lambaikan tangannya dan teman-teman yang sedang beljalan-jalan pun membalas lambaian tangan itu.

Beberapa saat kemudian, orang yang berenang tersebut tidak tampak.

Teman-temannya baru menyadari bahwa telah teljadi mis communication (mis komunikasi), di mana makna lambaian orang yang berenang itu sebenarnya adalah “meminta pertolongan”.

2) Melaksanakan pesan secara suka rela

Indikator komunikasi interpersonal yang efektif berikutnya adalah bahwa komunikan menindaklanjuti pesan tersebut dengan perbuatan dan dilakukan secara suka reka, karena tidak dipaksa. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam proses komunikasi interpersonal, komunikator dan komunikan memiliki peluang untuk memperoleh keuntungan. Komunikasi interpersonal yang baik dan berlangsung dalam kedudukan setara sangat diperlukan agar kedua belah pihak menceritakan dan mengungkapkan isi pikirannya secara suka rela, jujur, tanpa merasa takut. Komunikasi interpersonal yang efektif mampu mempengaruhi emosi pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi itu ke dalam suasana yang nyaman, hannom's, dan bukan sebagai suasana yang tertekan. Dengan demikian seberapa baik seseorang melakukan komunikasi dan interaksi antalpersonal dengan orang lain, dapat dilihat dari bagaimana dia mampu mencapai tujuan komunikasi secara sehat

dan adil, bagaimana ia memberdayakan orang lain, dan bagaimana ia mampu menjaga perasaan dan harga din' orang lain.

3) Meningkatkan kualitas hubungan interpersonal

Efektivitas dalam komunikasi interpersonal akan mendorong tteadinya hubungan yang positif terhadap rekan, keluarga dan kolega. Hal ini disebabkan pihak-pihak yang saling berkomunikasi merasakan memperoleh manfaat dari komunikasi itu, sehingga merasa perlu untuk memelihara hubungan interpersonal. Sering kali orang tidak menyadari pentingnya masalah interaksi antarmanusia, karena sebagian orang beranggapan bahwa yang terpcnting adalah modal kekuasaan dan matérial. Kalau dua modal itu berada di tangan, perkiraannya segala urusan menjadj lancar dan berpihak kepadanya. Padahal kccakapan dalam komunikasi interpersonal merupakan aset yang panting dalam hubungan masyarakat. Banyak orang yang menjadi sukses karena mereka memiliki hubungan yang sangat baik dengan orang lain; Mereka menanamkan identitas yang positif kepada orang lain sehingga mereka memiliki citra yang baik di mata Masyarakat. Dengan demikian, mereka memiliki kesempatan lebih untuk mendapatkan kepercayaan dari orang lain dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki kemampuan komunikasi Interpersonal yang baik.11

11 Suranto Aw, Komunikasi Interpersona (Cet, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), h.

77-78

D. Fungsi Komunikasi Interpersonal yang Efektif

Komunikasi interpersonal yang efektif, jika orang lain memahami pesan anda dengan benar, dan memberikan rc-Spon sesuai dengan yang anda ingjnkan. Kounikasi interpersonal yang efektif berfuingsi membantu Anda untuk: (a) Memmbentuk dan menjaga hubungan baik antarindividu;

(b) Menyampaikan pengetahuan/informasi; (c) Mengubah sikap dan perilaku; (d) Pemecah masalah hubungan antar manusia; (e) Citra diri menjadi lebih baik; dan (1) Jalan menuju sukses. Dalam semua akti'vitas tertsebut, esensi komunikasi interpersonal yang berhasil adalah saling berbagi (sharing) informasi yang menguntukan kedua belah pihak, Anda dan orang-orang yang berkomunikasi dengan anda.

Keefektifan komunikasi interpersonal dapat pula dj jelaskan dan' prespektif The 5 Inevitable Laws Of Ejfective Comunication atau lima hukum komunikasi efektif. Lima hukum itu meliputi: Respect, empathy, Audible, Clarity, dan Humble disingkat REACH yang berarti meraih. Hal ini relevan dengan prinsip komunikasi interpersonal, yakni sebagai upaya bagai mana meraih perhatian, pengakuan, cinta kasih, simpati, maupun respon positif dari orang lain.

1. Respect

Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi interpersonal yang efekltif adalah respect, ialah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Rasa hormat dan saling

menghargai merupakan hukum yang pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan diangap penting Jiika kita bahkan harus mengkn'tik atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaan seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan rasan dan sikap saling menghormati, maka kita dapat membangun kerja sama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan kualitas hubungan antarmanusia.

2. Empathy

Empathy (empati) adalah kemampuan diri kita untuk menempatkan diri kita pada setuasi dan kondisi yang di hadapi oleh orang lain. Salah satu persyaratan dalam memilild sikap empati dadlah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dahulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Rasa empati akan meningkatkan kemampuan kita untuk menyampaikan pesan dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima komunikkan menerimanya.

3. Audible

Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesen yang kita sampaikan dapt diterima oleh penen'ma pesan.

4. Clarity

Selain bahwa pesan hams dapat dimengerti dengan baik, maka hukum ke empat yang terkait dengan itu adlah kejelasan dari pesan itu sendjn sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi interpersonal kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan.

5. Humble

Hukum ke lima dalam membangun komunikasi interpersonal yang efektif adalah siikap renda hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya disadari oleh Sikap rendah hati yang dimiliki. Sikap rendah hati pada intinya antara lain: Sikap melayani, Sikap menghargaj, mau mendengar dan menerima kritik, tida;k sombong dan memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta menguatkan kepentingan yang lebih besar.

Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum pokok komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seseorang komunikator yang handal, dapat menyampaikan pesan dengan cara yang sesuai dengan keadaan komunikan. Komunikasi interpersonal yang tidak

mempertimbangkan keadaan komunikan, akan menghasilkan komunikasi yang arogan. Satu arah, dan seringkali menjengkelkan orang lain.12

E. Pengertian Perilaku Remaja dan Batasannya

Perilaku seseorang adalah hasil interaksi dirinya dengan lingkungan, maka perilaku harus dipelajari dalam hubungan dengan lingkungannya.

Perilaku manusia dengan tindakan-tindakanya, ada yang mudah ada yang sulit dilihat dan hanya bisa diketahui dari hasil atau akibat dari perbuatan. Maka perilaku dibagi dalam dua kelompok:

1. Perilaku tertutup/terselubung (covert behaviour): aspek-aspek mental antara lain persepsi, ingatan, perhatian.

2. Perilaku terbuka (overt behavior): perilaku yang langsung dapat dilihat anatar lain jalan, tenawa, lari, menulis, sikap, dan lain-lain.

Perilaku adalah setiap cara reaksi atau respon manusia, mahluk hidup terhadap lingkungannya. Perilaku adalah aksi, reaksi, terhadap perangsangan dari lingkungan.13

Remaja (al-murahaqah) dalam bahasa Arab berasl dari kata

“rahaqa” yang berarti mendekati, sehingga dari segi bahasa masa remaja berarti usia meninggalkan masa anak-anak dan mendekati masa dewasa Sedangkan menurut ilmu pisikologi, remaja adalah munculnya

12 Suranto AW, Komunikasi Interpersonal (Cet. 1, Yogyakarta: Garaha Ilmu, 2011) h. 77-82

13 Singgih D Gunarasa, Psikologis Praktis Anak, Remaja dan Keluarga, (Cet. 7, Jakarta: Gunung Mulia, 2004), h. 2

kematangan fisik, intelektual, pisikologis, dan sosial seorang anak.

Seorang anak mencapai kematangan yang sempuma biasanya terjadi pada usia 20 tahun.

Usia remaja merupakan masa perkembangan fisik, intelektual, pisikologis, dan sosila yang berlangsung sangat cepat. Oleh karena itu, seorang remaja membutuhkan pemahaman tcntang karaktcn'stik masa perkembangan ini. Berbagai problematika yang muncul seringkali texjadi karena kurangnya pengalaman dalam ben'nteraksi dengan tuntutan pertumbuhan dan kebutuhan remaja yang terus berkembang.14 Istilah remaja juga berasal dan' bahasa Latin yaitu Adolescere yang am'nya tumbuh untuk mencapai kematangan. Istilah ini mengalami perkembangan arti yang lebih Iuas, mencakup kematangan mental, cmosional, sosial dan fisik.15

Pengertian remaja menurut Hurlock adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks, dkk. Memben'kan batasan pada usia remaja adalah usia 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall, usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun.

Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa permulaan masa remaja adalah relatif sama, tctapi berakhimya

14 Mustofa Abu Sa,id, Mendidik Remaja Nakal (Cet. 1, Sukoharjo: As Salam, 2017) h. 1-2

15 Muhammad Ali dan Muhammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, (Cet. 1, Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h.9

masa remaja sangat bervariasi.16 Batas usia remaja lebih banyak bergantung kepada kcadaan masyarakat di mana remaja itu hidup yang dapat ditentukan dengan pasti adalah permulaannya, yaitu mulainya perubahan jasmam' dari anak menjadi dewasa kirakira umur akhir 12 atau awal 13 tahun. Akan tetapi akhir masa remaja itu lebih banyak bergantung kepada keadaan masyarakat di mana remaja itu hidup.

Walaupun tidak ada batas umur yang tegas bagi masa remaja, satu hal yang dapat kita simpulkan adalah bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dan' “Anak” menjelang dewasa, dan apabila seseorang telah dapat bertanggungjawab untuk din'nyasendiri, dan mampu mempertanggunjawabkan segala tindakannya yang terdapat dalam masyarakat di mana ia hidup, maka telah dapat dikatakan dewasa

Dari beberapa pengertian diatas Penulis dapat menyimpulkan bahwa perilaku remaja adalah suatu tindakan yang dilakukan secara langsung atau pun tidak langsung yang dipengaruhi oleh lingkungan keluarga dan lingkungan sosial.

F. Fase-Fase Perkembangan

Fase pekembangan dapat di artikan sebagai penahapan atau pembabakan rentang peljalanan kchidupan individu di wamai ciri-ciri khususatau pola-pola tingkahlaku tcrtcntu. Mengenai masalah ini

16 Umi Kultsum dan Mohammad Jauhar, Pengantar Psikologi Sosial, (Cet. II, Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2016) h. 197-198

pembabakan atau periodeisasi pcrkembangan ini, para ahli berbeda pendapat. Pendapat pendapat itu secara garis besamya dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu berdasarkan analisis biologis, didaktis, dan psikologis.

a. Tahap perkembangan analisis berdasarkan analisis biologis

Sekelompok ahli menentukan pembabakan itu berdasarkan keadaan atau proses pertumbuhan tertentu. Pendapat para ahli tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.

1) Aristoteles mcnggambarkan perkembangan individu, sejak anak sampai dewas itu dalam tiga tahapan. Setiap tahapan lamanya tujuh tahun, yaitu:

a. Tahap I : Dari 0,0 sampai 7,0 tahun (masa anak kecil atau masa bermain).

b. Tahap II : dan 7,0 sampai 14,0 tahun (masa anak, masa sekolah rendah).

c. Tahap III : dari 14,0 sampai 21,0 tahun (masa remaja/pubertas, masa peralihan dan' usia anak menjadi orang dewasa).

Penahapan ini didasarkan pada gejala dalam perkembangan fisik (jasmani). Hal ini dapat dijelaskan bahwa antar tahap I dan II dibatasi oleh pergantian gigi; antara tahap II dengan tahap III ditandai dengan mulai berfungsinya organ-organ seksual.

2) Kretscmer mengemukakan bahwa dan' lahir sampai dewasa individu melewati empat tahapan, yaitu:

a. Tahap I : dan' 0,0 sampai kira-kira 3,0 tahun; Fullungs (pengisihan) periods I; pada saat im' anak kelihatan pendek gemuk.

b. Tahap II : dari kira-kira 3,0 sampai kira-kira 7,0 tahun;

Streckungs (rentangan) periode I, pada periode III anak kelihatan langsing(memanjang/meninggi).

c. Tahap III : dari kira-kira 7,0 sampai kira-kira 13,0 tahun;

I"ul/ung.s' periods II; pada masa ini anak kelihatan pendek gemuk kcmbali.

d. Tahap IV : dari kira-kira 13,0 sampai 20,0 tahun; Streckungs periode II; pada periode ini anak kembali kelihatan langsing.

b. Tahap perkembangan berdasarkan didaktis

Dasar didaktis atau instruksional yang dipergunakan oleh para ahli ada beberapa kemungkinan: (1) apa yang harus diberikan kepada anak didik pada usian tertentu? (2) bagaimana cara mengajar atau menyajikan pengelaman belajar pada anak didik pada masa-masa tertentu? (3) Kedua hal tersebut dilakukan secara bersamaan.

Yang dapat digolongkan kc dalam penahapan berdasarkan didaktis atau instruksional anatar lain pendapat dan Comonius dan pendapat Rosseau.

1) Comeunius. Dipandang dari segi pendididikan, pendididkan yang lengkap bagi seseorang itu berlangsung dalam empat jenjang yaitu a) Sekolah ibu (scola materna), untuk anak-anak 0,0 sampai 6,0 tahun, b) Sekolah bahas ibu (scola vernaculan) untuk anak-anak usia 6,0 sampai 12,0 tahun, c) Sekolah latina (secola latin) untuk

1) Comeunius. Dipandang dari segi pendididikan, pendididkan yang lengkap bagi seseorang itu berlangsung dalam empat jenjang yaitu a) Sekolah ibu (scola materna), untuk anak-anak 0,0 sampai 6,0 tahun, b) Sekolah bahas ibu (scola vernaculan) untuk anak-anak usia 6,0 sampai 12,0 tahun, c) Sekolah latina (secola latin) untuk

Dokumen terkait