• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

G. Problematika Remaja

Setiap orang pada usia remaja mcngalami pertumbuhan dan perkembangan menuj u kedewasaan yang diwamai olch bermacam-macam permasalahan. Beberapa permasalahan yang muncul biasanya banyak berhubungan dengan karakteristik yang ada pada diri remaja.

Berikut inj adalah beberapa permasalahan yang dialami oleh remaja, antara lain:

18 Syamsul Bahri Thalib, Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif, (Cet.1, Jakarta: Kencana, 2010), h. 41-43

1. Permasalahan Alkohol Dan Obat-Obat Terlarang

Penggunaan alkohol dan obat-obatan yang terlarang akhir-akhir ini sudah sanéat memprihatinkan, walaupun usaha untuk menghentikannya sudah digalakkan tctapi kasus penggunaan narkoba ini sepertinya tidak bcrkurang. Ada beberapa penyebab remaja menggunakan narkoba, yaitu:

a. pengaruh sosial dan interpersonal, tennasuk kurangnya perhatian dari orang tua, kontrol dan dorongan dari orang tua, serta penilaian negatif orang tua, ketegangan di rumah, perceraién dan perpisahan orang tua.

b. Pengaruh budaya dan tata krama, memandang penggunaan alkohol dan obat-obatan sebagai simbol penolakan atas standar konvensional, beron'entasi pada tujuan jangka pendekdan kepuasan sesaat.

c. Pengaruh interpersonal, termasuk kepn'badian yang temperamental dan agresif.

d. Hubungan remaja dan orang tua.

e. Permasalahan moral, nilai dan agama.19 2. Permasalahan Pendidikan

Problem ini erat kaitannya dengan kebutuhan akan ilmu pengetahuan yang diperlukan para remaja. Sulitnya memasuki lembaga-lembaga pendidikan menengah dan perguruan tinggi merupakan problem yang sulit diatasi. Hal ini bersangkut paut dengan soal biaya sekolahkuliah. Karena ketiadaan biaya, maka orang tua mengalami hambatan untuk

19 Umi Kultsum dan Mohammad Jauhar, Pengantar Psikologi Sosial, (Jakarta:

Prestasi Pustakaraya, Cet. II, 2016)h. 199-200.

menyekolahkan anak, dan remaja. Sehingga remaja mengalami kesulitan untuk menambah ilmu. Di samping itu lulusan SMA terlampau banyak, sedangkan kursi yang tersedia di perguruan tinggi amat terbatas.

Akibatnya, jumlah yang tidak diterima jauh lebih banyak dari pada yang lulus, sisanya yang terbesar tidak diterima.

Akhirnya mereka harus ke perguruan tinggi swasta, itupun sangat terbatas kaIena sebagian di antara mereka tidak didukung dengan biaya.

Akhirnya banyak remaja yang tidak sekolah dan tidak melanjutkan kc pcrguruan tinggi. Hal ini akan memperccpat proses putus sekolah dan pengangguran. Kalau problem ini tidak segera diatasi maka akan menjadi sumber dari tetjadinya kenakalan remaja.

3. Permasalahan Fisik Dan Kesehatan

Permasalahan akibat perubahan flsik banyak dirasakan oleh remaja awal ketika mereka mengalami pubertas. Pada remaja yang telah selesai melcwati masa-masa pubertas, pennasalahan fisik yang dialami remaja pada usia ini cenderung merasakan ketidakpuasan kcadaan fisik yang dimiliki, yang biasanya tidak sesuai dengan fisik ideal yang diinginkan.

Mereka sering membandingkan fisiknya dengan flsik orang lain atau orang yang mereka idolakan. Ketidakpuasan akan diri sendiri ini sangat

erat kaitannya dengan emosi, pikiran yang berlebihan tentang penampilan, depresi, rendahnya harga diri dan merokok.20

Berbagai perilaku pada remaja sangat memprihatinkan dan perlu mendapat perhatian kita semua. Mengenai ini beberapa hal dapat kita kemukakan:

1. Timbulnya suatu masalah pada anak dan remaja sehjngga memmperlihatkan perilaku yang menyimpang, tidak selalu berupa rangkaian sebab-akibat, yang bersifat monokasual, suatu sebab menyebabkan suatu akibat, melainkan lebih luas dan lebih kompleks, bukan saja multikausal tetapi berantai (dari satu sebab timbul akibat dan selanjutnya akibat ini menjadi sebab yang baru) atau melingkar (dari satu sebab timbul sebab akibat dan selanjutnya akibat ini berpengaruh terhadap sebab semula). Pada kasus-kasus tertentu kaerena itu diperlukan penangan terhadap berbagai segi yang bermaslah secara serempak atau satu persatu dan setiap kali diperlukan juga kelja sama dengan anggotaanggota keluarga lain dan bahkan bisa pula bekerja sama dengan tokoh atau ahli lain yang bekexja dalam tim dengan pendekatan terpadu.

2. Keluarga sebagai sumber stimulasi kearah terbentuknya cin’

kepn'badian yang negatif yang bisa berlanjut menyimpan dan nakal, perlu lebih aktif mengatur sumber stimulasi agzir berfungsi positif.

20 Umi Kultsum dan Mohammad Jauhar, Pengantar Psikologi Sosial, (Jakarta:

Pustaka Karya, 2016)h.199

Keluarga karena itu setiap kali perlu memeperoleh pengerahan dan bimbingan sesuai dengan fungsinya, namun usaha-usaha tersebut hendaknya tidak terlalu memperhatikan hal-hal yang bersifat kognitif, sebaliknya perlu memmperhatikan hal[-hal yang efektif. Yang menyentuh emosi anak sehingga mamu membukakan din’ dan menuruti apa yang dikehendaki orang tua. Tehknik ini bukan sikap memanjakan atau memperbolehkan semua tindakan atau perbuatan anak, tetapi cara pendekatan yang bisa meningkatkan perasan diten'ma, dimengerti, sehinggga emosi lebih tenang, terkendali, hannonis dan mudah menen'ma saran-saran, dorongandorongan untuk bertingkahlaku sebaliknya menahan untuk tidak melakukan suatu tindakan.

3. Disamping usaha-usaha aktif, usaha-usaha menciptakan suasana yang baik dlam keluarga adalah usaha lain untuk mempengaruhi kepribadian anak. Banyak hal yang berhubungan dengan perasaan senang atau tidak senang, bahagia atau tertekan, sangat dipengaruhi oleh suasana rumah yang tentunya djarahkan dan ditentukan oleh orang tua. Cara orang tua menangani masalah, melakukan-melakukan kebiasaan semua menjadi objek, menjadi model, patokan yang sengaja atau tidak disengaja ditiru oleh anak. Apalagi pada anak-anak yang berada pada masa peka untuk menerima rangsanganrangsangan dari luar. Prosess peniruan tidak saja tetjadi pada hal-hal yang menarik untuk .ditiru (positif), namun juga terhadap hal-hal yang negatif secara tidak

disadan', misalnya terhadap perilaku agresif yang cocok dengan keadaannya. Suasan emosi yang baik dalam keluarga bisa menjadi penangkal yang ampuh munculnya perilaku tidak baik pada anak.

Orang tua menjadi pribadi-pribadi yang banyak menentukan suasana emosi dalam keluarga.

4. Dalam usaha memperbaikj lingkungan keluarga dengan pribadi-pribadinya dan lingkungan sosial, perlu memperhatikan lingkungan hidup secara lebih luas dan menyeluruh dengan semua faktor yang mempengaruhinya. Berbagai perubahan sesuai dengan dinnamika kehidupan hendaknya tidak terlalu banyak menimbulkan kegoncangan, kepincangan, kesenj angan yang mudah sekali mempengaruhi kondisi pisikis pribadi maupun kelompok. Lingkungan hidup yang menekan akan menyebabkan disharmoni baik dalam diri pribadi (intrapisikis) maupun dengan lingkungannya sehingga menjadi ladang yang subur untuk tumbuhnya penyimpangan-penyimpangan perilaku.21

21 Singgih D Gunarasa, Psikologis Praktis Anak, Remaja dan Keluarga, (Cet. 7, Jakarta: Gunung Mulia, 2004), h. 189-192

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat kualitatif, penilitan kualitatif dalam komunikasi menekankan pada bagaiman sebuah pendekatan dapat mengungkapkan makna-makna dari konten komunikasi yang ada sehingga hasil-hasi penelitian yang diperoleh berhubungan pemaknaan dan sebuah proses komunikasi yang terjadi.

Dalam pendekatan kualitatif, peneliti berusaha melakukan studi gejala dalam keadaan alamiahnya dan berusaha membentuk pengenian terhadap fenomena sesuai dengan makna yang lazim digunakan oleh objck penelitian. Penelitian kualitatif menggunakan khazanah dari fenomena empiris, seperti studi kasus, pengelaman pribadi , Iife history, wawancara, observasi, sejarah, interaksi dan teks visual maupunkonten pesan yang menggambarkan rutinjtas dan problematika serta makna kehidupan individu.22 Pengertian penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai penelitan yang menghasilakan data deskriptif mengcnai kata-kata lisan maupun tenulis. dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang orang yang diteliti.23

22 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi (cet.5, Jakarta: Kencana, 2011) h. 306-307

23 Bangong Suyanto dan Sutinah, Metodologi Penelitian Sosial (Cet. 6, Jakarta:

Kencana, 2011) h. 166

36

B. Lokasi Dan Objek Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah Desa Paramba, Kecamatan Mamoasalato, Kabupaten Morowali Utara. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah para remaja Desa Paramba, Kecamatan Mamoasalato, Kabupaten Morowali Utara.

C. Fokus Penelitian 1. Perilaku remaja.

2. Komunikasi interpersonal.

3. .Pendekatan komunikasi interpersonal dapat mengubah perilaku remaja.

D. Deskripsi Fokus Penelitian

1. Perilaku seseorang adalah hasil interaksi dirinya dengan lingkungan, maka perilaku harus dipelajari dalam hubungan dengan lingkungannya. Perilaku manusia dengan tindakan-tindakanya, ada yang mudah ada yang sulit dilihat dan hanya bisa diketahui dari hasil atau akibat dari perbuatan. Salah satu ciri khas perilaku remaja adalah keinginan untuk melawan kekuasaan. Ada sebab-sebab yang mendorong remaja memberontak terhadap otoritas keluarga, sckolah, dan masyarakat umum. Pemberontakan kepada orang tua terlihat jelas, karena remaja merindukan untuk mendepati dirinya berada di dunia yang lain di luar lingkungan rumah, dum'ah penuh dengan sahabat, dunia yang penuh dengan orientasi-orientasi baru, penuh dengan kebebasan, kemandirian dan lepas

dari ketergantungan anak kecil. Melawan otoritas, dalam berbagai tingkatnya, memiliki beberapa ciri: memberontak, membangkan, protes, marah mengancam untuk lari dari rumah, atau mencoba untuk kerja, tidak sekolah dan meninggalkan keluarga. Perlawanan para remaja putri terhadap tradisi keluarga lebih sedikit dari pada remaja pria.24

2. Komunikasi interpersonal diartikan sebagai sebuah proses pertukaran makna antar orang-orang yang saling berkomunikasi dan komunikasi terjadi secara tatap muka (face to face) anatara dua individu.25 Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar-perorangan dan bersifat pribadi bajk yang terjadi secara langsung (tanpa mesium) ataupun tidak langsung (melalui medium).

Kegiatan-kegiatan seoerti percakapan melalui telepon, surat-menyurat pribadi merupakan contoh-contoh komunikasi interpersonal. Teori-teori interpersonal umumnnya memfokuskan pengamatanyanya pada bentuk-bentuk dan sifat hubungan (relationship), percakapan (dicourse), interaksi, karakteristik komunikator.26

24 Muhammad Sayyid Muhammad az-Za’balawi, Tarbiyyatul Muraahiq Bainal Islam wa Ilmu Nafs, (Cet. I, Jakarta: Muassah al-Kutub ats-Tasaqafiyyah,

25 Rusli Nasrullah, Komunikasi Antar Budaya Di Era Budaya Siber (Cet. 1, Jakarta Kencana, 2012) h. 10

26 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi (Cet. 5, Jakarta: Kencana, 2011), h.32

3. Komunikasi interpcrsonal dapat dikatakan efelctif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan secara sukarela oleh penerima pesan, dapat meningkatkan kualitas hubungan interpersonal dan tidak hambatan untuk hal itu.27 Berdasarkan pengertian di atas ketika kita melakukan pendekatan komunikasi Interpersonal dengan baik maka pendekatan ini dapat mengubah Perilaku remaja.

E. Sumber Data

Sumber data adalah salah satu yang paling vital dalam penelitian.

Kesalahan dalam menggunakan atau memahami sumber data, maka data yang di peroleh juga akan melesat dari yang diharapkan. Ada dua jenis sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu suberdata primer dan sumber data sekunder.

1. Sumber data primer

Sumber data Primer adalah sumber pertama yang di mana sebuah data dihasilkan.28 DataPrimer, yaitu data yang di dapatkan langsung dari sumbemya, baik melalui wawancara, dan observasi secara langsung. Penelitian ini menggunakan istilah sosial situation atau situasi sosial sebagai obyek yang terdin' dari tiga elemen,

27 A.M. Harjana, Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal, (Jakarta: Kensius, 2003) h. 77

28 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi (Cet. 1, Jakarta:

Kencana, 2013) h. 129

yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity), yang berinteraksi secara sinergi.29

2. Sumber data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari kantor, buku , atau pihak pihak Iainnya yang memberikan data yang erat kaitannya dengan objek dan tujuan penelitian.30 Sumber data sekunder adalah sumber data kedua sesudah sumber data primer dan data sekunder tersusun dalam bentuk dokumendokumen. Data sekunder yaitu data yang mendukung data primer yang di peroleh dari literatur, baik buku-buku, dokumen, foto, maupun referensi yang terkait dengan penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Instmmen penelitian adalah alat atau fasilitas yang di gunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.31

Adapun wujud dari instrumen penelitian yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data-data yang ada berkaitan dengan obyek yang akan diteliti adalah hasil observasi, pedoman

29 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Cet. 4, Bandung: Alfabet, 2008) h. 297

30 Pabundu Tika, Metodologi Riset Bisnis (Cet. 1, Jakarta: Bumi Aksara, 2006) h.

64

31 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Cet. 12, Jakarta: Rineka Cipta, 2002) h. 136

wawancara (interview guided), dan telaah kepustakaan (buku, teks, foto, arsip-arsip, dan artikel), dibantu dengan peralatan penelitian sepeni kamera, alat perekam, dan buku catatan.

G. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adlah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang di perlukan. Metode pengumpulan data dapat dibagi tiga, yaitu sebagai berikut.

1. Observasi

Secara luas, observas'i atau pengamatan berarti setiap kegiatan Observasi adalah cara atau teknik untuk melakukan pengukuran.32 pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian.33 Observasi merupakan salah satu metode utama dalam melakukan penelitian sosial atau keagamaan terutama sekali penelitian kualitatif. Secara umum, observasi berarti pengamatan, penglihatan Sedangkan secara khusus dalam dunia penelitian, observasi adalah mengamati dan mendengar dalam rangka memahami, mencari jawab, mencan bukti terhadap fenomena sosial-keagamaan (perilaku, kejadian~ kejadian, keadaan,

32 Irwan Sohartono, Metode Penelitian Sosial (Cet. 2, Bandung: Rosdakarya, 1998) h. 69

33 Pabundu Tika, Metodologi Riset Bisnis (Cet. 1, Jakarta: Bumi Aksara, 2006) h.58

benda, dan simbol~simbol tertentu) selama beberapa waktu tampa mempengaruhi fenomena yang diobservasi, dengan mencatat, merekam, memotret fenomena tersebut guna penemuan data analisis.34 Di dalam pengertian psikologis, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan mengunakan seluruh alat indra.35

2. Interview/Wawancara

Menurut S. Nasution wawancara (interview) adalah suatu bentuk komunikasi verbal.36 Jadi, semacam percakapan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi. Wawancara mendalam dan terbuka. Data yang diperoleh terdiri dari kutipan langsung dan' orang-orang tentang pengalaman, pendapat, perasaan, dan pengetahuannya.37 Wawancara mempakan metode penggah'an data yang paling banyak dilakukan, baiktujuan praktisi maupun ilmiah, terutama untuk penelitian sosial yang bersifat kualitatif. Wawancara adalah percakapan lagsung dan

34 Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosil-Agama (Cet. 1, Bandung: Rosdakarya, 2003) h. 167

35 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Cet. 12, Jakarta: Rineka Cipta, 2002)h.133

36 Pabundu Tika, Metodologi Riset Bisnis (Cet. 1, Jakarta: Bumi Aksara, 2006) h.62

37 Bangong Suyanto dan Sutinah, Metodologi Penelitian Sosial (Cet. 6, Jakarta:

Kencana, 2011) h. 186

tatap muka (face to face) dengan maksud tertentu. Maksud mengadakan wawan cara secara umum adalah untuk menggali struktur kognitif dan dunia makna dari perilaku subjek yang di teliti. Sccara khusus, Linclon dan Guba (1985) mengemukakan tujuan wawancara antara lain mengkontstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain.38

Pedoman wawancara yang banyak digunakan adalah bentuk

“‘semi structured”. Dalam hal ini maka mula-mula interviwer menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu per satu diperdalam dalammengorek keterangan lebih lanjut. Dcngan demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap dan mendalam.39

3. Dokumentasi

Dokumentasi dari asal katanya dokumen yang artinya barangbarang yang tertulis.40 Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditunjukan kepada

38 Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama (Cet.1, Bandung: Rosdakarya, 2003) h. 172-173

39Suarsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Cet. 12, Jakarta: Rineka Cipta, 2002) h.202

40 Suarsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Cet. 12, Jakarta: Rineka Cipta, 2002) h.135

subjek penelitian.41 Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan analisis terhadap dokumen-dokumen yang berisi data yang menunjang analisis dalam penelitian.42 H. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yakni mengambarkan secara komprehensif Didasari bahwa ciri penelitian kualitatif menempatkan peneliti sebagai instrumen utama dalam proses penelitian, maka penelitian ini data dianalisis sejak penelitian berlangsung hingga berakhimya proses pengumpulan data.

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah, menganalisa serta mengambil kesimpulan dari data yang telah terkumpul.

Tujuan analisa data dalam penelitian ini adalah untuk memfokuskan dan membatasi penemuan-penemuan sehingga menjadi data yang teratur dan tersusun secara rapi dan berarti.

Dalam menganalisa data yang telah terkumpul penulis menggunakan metode analisa data kualitatif. Metode kualitatif adalah suatu analisa yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat yang dipisahkan menurut

41 Irwan Sohartono, Metode Penelitian Sosial (Bandung: Rosda Karya, Cet. 2, 1998)h.70

42 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, (Cet. 4, Jakarta: Raja Grafindo, 2008), h. 23

kategon’ untuk mendapatkan kesimpulan. Dalam pelaksanaannya penulis menggunakan cara berflkir induktif dan deduktif.43

Analisis ini di lakukan secara interkaktif dan berlangsung secara temsmenerus sampai tuntas, sampai data di anggap cukup. Kemudian pada tahap akhir, melakukan reduksi data yakni merangkum dan memilih data yang di peroleh guna menyusun rencana kerja lebih lanjut. Maka pada tahap ini tentunya data yang tidak relevan dengan pertanyaan dasar penelitian dapat di pisahkan.

43 Hermawan Waristo, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kerjasana Apik dengan Gramedia Pustaka Utama, 1992) h. 99

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Luas dan Wilayah Desa Serta Batas-Batasnya :

a. Luas Desa / Kelurahan : -+ 83.000 KM b. Batas - Batas Wilayah :

a) Sebelah Utara :Berbatasan dengan Desa Pancuma b) Sebelah Selatan :Berbatasan dengan Desa Sandada c) Sebelah Timur :Berbatasan dengan Pegunungan d) Sebelah Barat :Berbatasan dengan Laut Teluk Tomini

2. Tripologi Desa :

3. Iklim Desa / Kondisi Gegrafis :

a. Curah Huja :

b. Jumlah Bulan Hujan : Rata-rata 5 Bln PerTahun c. Tofografi (Dataran Rendah,Tinggi, Pantai) :Dataran Rendah.

d. Suhu Udara Rata-Rata :34 - 37 0C

4. Orbitasi Jarak Tempuh dari Pusat Pemerintahan :

46

a. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan : 19 Km b. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kabupaten : 82 Km c. Jarak dari Pusat Pemerintahan Propinsi : 365 Km 5. Pertanahan

1 Status Tanah :

a. Sertifikat Hak Milik (HM) : 185 Buah b. Sertifikat Hak Guna Usaha (HGU) : 100 Buah c. Sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) :1 Buah d. Sertifikat Hak Pakai (HP) : - Buah e. Sertifikat Tanah Kas Desa (TKD) : - Buah 2. Peruntukan :

a. Jalan Desa : 10Ha

b. Bangunan Umum : 17Ha

c. Pemukiman Perumahan Penduduk : 48Ha

d. Pekuburan Umum : 3Ha

e. Lain – Lain : 50Ha

3. Penggunaan

a. Perkantoran / Bangunan Umum : 17Ha

b. Pasar Desa : 2Ha

c. Tanah Wakaf : 16Ha

d. Pekarangan :101,7Ha 6. Jumlah Kepala Keluarga (KK) : 405 KK

- Jumlah Keluarga Pra Sejahtera : 100 KK

- Jumlah Keluarga Sejahtera 1 : 203 KK

- Jumlah Keluarga Sejahtera 2 : 64 KK

- Jumlah Keluarga Sejahtera 3 : 29 KK

- Jumlah Keluarga Sejahtera 3 Plus : 8 KK 7. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin :

a. Laki – laki :745 Orang

b. Perempuan :660 Orang

c. Jumlah Seluruhnya :1.405 Jiwa

8. Jumlah Penduduk WNI menurut Jenis Kelamin :

a. Laki – laki : 745 Orang

b. Perempuan : 660 Orang

c. Jumlah Seluruhnya :1.405 Jiwa

9. Jumlah Penduduk menurut Pemeluk Agama :

a. I s l a m : 1.402 Orang

b. Kristen : 3 Orang

c. Katholik : - Orang

d. H i n d u : - Orang

e. B u d h a : - Orang

10. Jumlah Perangkat Desa :

12. ATMAJA LOVU L 37 KADUS IV (LINDO RAYA)

13. RISWAN MARAWA S.Hi

L 28 KADUS V (TOLANA JAYA)

B. Gambaran Umum Perilaku Remaja

Saat seseorang berada pada masa remaja di sanalah mereka banyak mempelajari hal-hal baru yang belum pernah mereka pelajari atau temui sebelumnya. Masa remaja merupakan masa yang rentan, karena sikap remaja yang masih mudah terpengaruh dan labil akan berdampak pada perubahan sikap, perilaku, kesehatan serta kepribadianya. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik yang cepat. Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja, luar dan dalam itu, membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan, serta kepribadian remaja.

Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa, pada masa remaja ini individu mengalami berbagai perubahan dalam sikap maupun perilaku.

Ketika peneliti menanyakan bagaiman perilku remaja di Desa Tojo kepada Bapak Suaib Alige selaku Kepala Desa, beliau mengatakan:

“Perilaku remaja di Desa Tojo sangat memprihatinkan, karena banyak remaja yang melakukan hal-hal yg melanggar norma sosial dan Agama, banyak remaja yg merokok, minum minuman keras, ketika selesai mereka pesta miras pasti ada perkelahian. Banyak faktor yang menyebabkan mereka melakukan hal-hal tersebut.

Banyak remaja yang putus sekolah, kurang perhatianya orang tua, dan tentunya mereka lebih banyak meniru apa yang mereka lihat di

media sosial. Kita ketahuai bahwa masa remaja adalah massa dimana ingin melakukan hal-hal baru, masa ingin mencoba apa yang mereka lihat, negatif atau positif sesuatu yang mereka lihat.”44 Remaja yang melakukan hal-hal yang tidak sesuai dng norma sosial dan Agama, menjadi sesuatu yang dapat merugikan dirinya sendiri dan tentunya berdapak kepada masa depannya. Media sosial berpengaruh terhadap perilaku remaja, yang seharusnya Teknologi memberikan hal positif untuk perkembangan pola pikir dan perilaku mereka akan tetapi dapat merusak mereka dengan tidak menggunakannya untuk hal-hal yang positif, teknologi ibaratkan pisau yang bermata dua yang bisa melukai dirinya sendiri.

Peran keluarga sangat penting, ketika tidak ada pengontrolan atau bimbingan dari orang tuanya maka remaja ini akan salah dalam melangkah, dan ada beberapa orang tua yang membiarkan anaknya dalam melukan sesuatu yang melanggar atau menyimpang dalam kehidupan sosial, dengan dalih bahwa ini adalah perkembangan zaman yang harus mereka ikuti.

Sedangkan menurut kepala Adat Dusun Anam tentang gambaran umum perilaku remaja, Sebagai berikut:

“Masa dimana selalu mencari kesenangan semata tanpa memperdulikan akibat yang akan timbul dari perbuatannya itu.

Remaja disini banyak yang tidak sekolah beda dengan di Desa

44 Hasil wawancara dengan Suaib Alige, selaku Kepala Desa, pada hari Sabtu tanggal 21 Oktober 2018

Tojo yang sebagian bisa sekolah, remaja disini mereka Cuma tau bekerja, makan, bermain dan ada yang bisa mereka makan untuk besok tampa memikirkan apa yang akan dia lakukan dimasa depan nanti. Makanya tidak ada yang peduli dengan pendikan, orang tua mereka juga tidak ada yang sekolah, Jadi ketika mereka melihat

Tojo yang sebagian bisa sekolah, remaja disini mereka Cuma tau bekerja, makan, bermain dan ada yang bisa mereka makan untuk besok tampa memikirkan apa yang akan dia lakukan dimasa depan nanti. Makanya tidak ada yang peduli dengan pendikan, orang tua mereka juga tidak ada yang sekolah, Jadi ketika mereka melihat

Dokumen terkait