Hasil penelitian ini duharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian-penelitian yang akan datang dalam konteks permasalahan yang berkaitan dan dapat digunakan sebagai sumber pembelajaran pada bidang ekonomi pembangunan.Seba
2. Manfaat Praktis
Upaya untuk memperluas pengetahuan bagi penulis dibidang studi ekonomi pembangunan khususnya tentang produksi industri kecil keripik pisang yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi ilmiah penelitian yang digunakan sebagai bahan masukan peneliti selanjutnya yang membahas penelitian yang sama.
9 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Produksi
Teori produksi merupakan suatu aktifitas yang memberikan nilai guna suatu barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sebuah fungsi produksi dapat berbentuk tabel atau matematis yang menunjukkan jumlah output maksimum yang dapat dihasilkan berdasarkan suatu kelompok input yang dispesifikasikan , dengan mengingat teknologi yang ada. Nilai output suatu daerah memperkirakan akan mengalami peningkatan hasil produksi dengan bertambahnya jumlah perusahaan yang memproduksi barang yang sama. Para pengusaha akan membutuhkan sejumlah uang yang akan diperoleh dengan tambahan perusahaan tersebut, demikian juga dengan tenaga kerja. Apabila jumlah output dihasilkan oleh perusahaan yang jumlahnya lebih besar maka akan menghasilkan output yang besar pula, sehingga semakin banyak jumlah perusahaan/unit yang berdiri maka akan semakin banyak kemungkinan untuk terjadi penambahan output produksi.
Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut.
Dalam analisis tersebut dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya, yaitu modal dan tanah jumlahnya dianggap tidak mengalami perubahan. Juga teknologi dianggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja.Produksi merupakan kegiatan untuk mengetahui penambahan manfaat atau penciptaan faedah, bentuk, waktu dan tempat
atas faktor-faktor produksi yang bermanfaat bagi pemenuhan konsumen.
Produksi merupakan hasil dari proses atau aktivitas ekonomidengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan pengertian tersebut dapat dipahami bahwa kegiatan produksi “adalah mengkombinasikan beberapa input atau masukan yang juga disebut faktor-faktor produksi menjadi keluaran (output) sehingga nilai barang tersebut bertambah”
(Irmayanti 2011, h.20). Dalam proses produksi, perusahaan mengubah faktor produksi atau input menjadi produk atau output. Faktor input dapat dibagi secara lebih terinci, misalnya tenaga kerja, bahan-bahan dan modal yang masing-masing dapat dibagi menjadi kategori yang lebih sempit. Faktor tenaga kerja dapat dibagi menjadi tenaga kerja terampil dan tenaga kerja yang tidak terampil, bahwa para wirausaha masuk didalamnya. Modal meliputi berbagai bentuk seperti bangunan, alat-alat dan persediaan serta bahan-bahan yang digunakan. Suatu fungsi produksi menunjukkan hubungan antara jumlah output yang dihasilkan untuk setiap kombinasi input tertentu.
Produksi merupakan suatu proses transformasi dari sejumlah input (sumber daya) menjadi satu atau sejumlah output (produk). Proses produksi pertanian pada umumnya memerlukan input seperti modal, tenaga kerja, danslahan. Proses produksi memiliki tujuan untuk memaksimalkan jumlah output dengan menggunakan sejumlah input tertentu. Dalam suatu proses produksi, hubungan antara faktor-faktor produksi dengan jumlah produksi yang dihasilkan disebut sebagai fungsi produksi.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam teori produksi, yang pertama yaitu mengenai pengertian satuan. Satuan disini tidak boleh
12
diartikan sama dengan satu, melainkan menggambarkan satu kuantitas tertentu yang banyak diartikan dengan istilah volume. Yang kedua, yaitu mengenai pembagian faktor produksi menjadi tenaga kerja dan modal saja.
Faktor produksi memang banyak, tetapi dari yang banyak ini dapat disederhanakan menjadi dua dimana perilakunya berbeda. Dalam jangka pendek faktor tenaga kerja dianggap sebagai faktor produksi yang penggunaannya berubah-ubah sesuai dengan perubahan volume produksi.
Sedangkan faktor modal dianggap sebagai faktor produksi yang tetap dalam artian bahwa jumlahnya tidak berubah dan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume produksi.
Selaras dengan Sadono Sukirno (2013) industri mempunyai dua pengertian yaitu pengertian secara umum dimana industri diartikan sebagai perusahaan yang menjalankan operasi dibidang kegiatan ekonomi yang tergolong kedalam sektor sekunder. Sedangkan yang selanjutnya adalah pengertian dalam teori ekonomi, dimana industri diartikan sebagai kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang yang sama dalam suatu pasar. Industri ini juga dibagi tiga yaitu industri primer, sekunder dan tersier.
B. Faktor-Faktor Produksi
Menurut Sudarman dalam Sari (2011, h.31) faktor-faktor produksi adalah jenis-jenis sumber daya yang digunakan dan diperlukan dalam suatu proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Untuk dapat melakukan proses produksi, orang tentu memerlukan tenaga kerja, bahan baku,modal dalam segala bentuknya serta keahlian atau skill. Semua unsur-unsurtersebut disebut dengan faktor-faktor produksi. Sedangkan produksi
merupakan kegiatan untuk meningkatkan manfaat suatu barang. Besar kecilnya barang dan jasa dari hasil produksi tersebut merupakan fungsi produksi dari faktor produksi. Faktor produksi dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu :
a. Faktor Produksi Tetap (Fixed Input) Yaitu faktor produksi yang kuantitasnya tidak bergantung pada jumlah yang dihasilkan dan input tetap akan selalu ada meskipun output turun sampai dengan nol.
b. Faktor Produksi Variabel (Variabel Input) Yaitu faktor yang jumlahnya dapat berubah dalam waktu yang relatif singkat dan sesuai dengan jumlah output yang dihasilkan
C. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan penduduk yang telah masuk dalam usia kerja. Undang-Undang No. 13 tahun 2003 Bab 1 pasal 1 ayat 2 mendefinisikan tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Dalam usahanya memenuhi permintaan pasar, maka setiap pengusaha perlu mengatur waktu kerja para karyawan secara lebih tepat dan memperhatikan kualitas tenaga kerja guna menghasilkan produksi sesuai yang diharapkan perusahaan sehingga dapat meningkatkan pendapatan para pengusaha tersebut.
Mulyadi S (2014) juga memberikan definisi tenaga kerja sebagai penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu Negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau
14
berpartisipasi dalam aktifitas tersebut. Menurut Murti Sumarni dan John Suprihanto (2014), tenaga kerja adalah individu yang menawarkan keterampilan dan kemampuan untuk memproduksi barang atau jasa agar perusahaan dapat meraih keuntungan dan untuk itu individu tersebut akan memperoleh gaji atau upah sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya.
Sumber daya manusia tidak saja mencakup tenaga fisik atau jasmani manusia tetapi juga kemampuan mental atau kemampuan nonfisiknya, tidak saja tenaga terdidik tetapi juga tenaga yang tidak terdidik, tidak saja tenaga yang terampil tetapi juga yang tidak terampil. Oleh karena itu, benarlah jika ada orang yang berkata bahwa kualitas atau mutu sumber daya manusia suatu bangsa itu tergantung pada kualitas atau mutu ketaqwaan, kesehatan, kekuatan fisik, pendidikan, serta kecakapan penduduknya. Permintaan tenaga kerja berkaitan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan atau instansi tertentu. Hal tersebut dikarenakan jumlah tenaga kerja yang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh suatu usaha akan memberikan dampak yang negatif berupa kurangnya efisien produksi pada perusahaan tersebut.
Kualitas tenaga kerja juga memiliki dampak pada produksi, karena kualitas SDM yang baik akan lebih efisien dalam melakukan aktivitas produksi dan sebaliknya. Sehingga akan lebih baik bila suatu perusahaan dapat memanfaatkan SDM dengan jumlah yang cukup agar lebih efisien dalam berproduksi. Tenaga kerja dapat membantu dalam kegiatan produksi serta melayani konsumen. Sehingga akan dapat membantu pengusaha dalam memproduksi makanan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Konsumen yang dimiliki sekarang merupakan langganan sudah cukup lama
bahkan banyak langganan atau konsumen yang baru, hal ini karena usaha warung makan ini sudah cukup lama berdiri. Tenaga kerja yang dimiliki jika sudah cukup dengan lama usaha yang cukup lama sehingga konsumen semakin meningkat sehingga dapat memaksimumkan pendapatan.
Faktor produksi tenaga kerja adalah Faktor produksi penting Pertimbangkan dalam proses produksi Jumlah yang cukup, tidak hanya dari Peluang dan kualitas kerja Dan jenis tenaga kerja. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan tenaga kerja adalah satu jenis.
1. Ketersediaan sumber daya manusia 2. Kualitas tenaga kerja
3. Menentukan profesi pekerja tidak tetap atau pertanian musiman 4. Upah pekerja laki-laki dan perempuan pasti berbeda
D. Modal
Modal menurut Mankiw (2012) mendefinisikan modal sebagai seperangkat sarana yang dipergunakan oleh para pekerja. Karena modal dapat mengambil banyak bentuk, ia tidak dapat diukur secara langsung Langsung dalam arti fisik. Ukuran tidak langsung yang paling umum digunakan adalah nilai pasar (Nilai pasar saat ini).
Pengertian modal usaha menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Nugraha (2011:9) “modal usaha adalah uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang, dan sebagainya; harta benda (uang, barang, dan sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan”. Modal dalam pengertian ini dapat diinterpretasikan sebagai sejumlah uang yang digunakan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan bisnis. Indikator Modal Usaha :
16
1. Struktur permodalan yaitu modal sendiri dan modal pinjaman 2. Pemanfaatan modal tambahan
3. Hambatan dalam mengakses modal eksternal 4. Keadaan usaha setelah menambahkan modal
Modal memiliki dua fungsi, yaitu mendukung kegiatan produksi dan menutupi dana tetap atau pengeluaran yang tidak berhubungan langsung Langsung dengan produksi dan penjualan. Modal lebih tinggi Penggunaan akan mempengaruhi produksi Ini akan digunakan lebih dan lebih dalam produksi. Cenderung menggunakan tenaga kerja di industri kecil, bukan teknologi di alam rumit. Uang dan kapital berupa barang-dagangan yang ada cenderung Digunakan untuk membeli bahan baku untuk memproduksi barang Perlu ditanam dengan bahan baku Produksi komoditas akan meningkatkan penggunaan tenaga kerja.
Variabel yang mempengaruhi permintaan tenaga kerja sala satunya adalah modal. Dalam praktiknya faktor-faktor produksi baik sumberdaya manusia maupun non sumber daya manusia seperti modal tidak dapat dipisahkan dalam menghasilkan barang atau jasa. Pada suatu industri, dengan asumsi faktor-faktor yang lain tetap, maka semakin besar modal yang ditanamkan akan menambah penggunaan tenaga kerja.
E. Klasifikasi Industri
Departemen Perindustrian mengklasifikasikan industri nasional Indonesia menjadi 3 kelompok besar, yaitu:
1. Industri Dasar
Industri dasar mencakup kelompok industri kimia dasar (IKD) dan kelompok industri mesin dan logam dasar (IMLD). Teknologi yang dipakai
ialah teknologi maju, yang mampu mendorong kesempatan kerja.
Kelompok industri IKD merupakan industri pengolahan kayu dan karet alam, industri pupuk dan pestisida, industri silikat dan sebagainya.
Sedangkan kelompok industri IMLD meliputi industri mesin pertanian, kereta api, pesawat terbang, kendaraan bermotor, besi baja, elektronika dan sebagainya. Industri dasar memiliki tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membantu pada struktur industri dan memiliki sifat padat modal.
2. Aneka Industri
Aneka industri meliputi industri yang mengolah sumber daya hutan, industri yang mengolah sumber daya pertanian secara luas dan sebagainya.
3. Industri Kecil
Industri kecil meliputi Industri kerajinan umum (industri kayu, rotan, bambu dan barang galian bukan logam), industri logam (listrik, mesin, alat-alat ilmu pengetahuan, barang dan logam dan sebgainya). industri pangan (makanan, minuman dan tembakau), industri sedang dan kulit (tekstil, pakaian jadi serta barang dari kulit), industri kimia dan bahan bangunan (industri kertas, percetakan, penerbitan, barang-barang karet dan plastik).
F. Hubungan Antar Variabel
1. Hubungan Tenaga Kerja dengan Produksi
Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor produksi asli. Dalam faktor
18
produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik, pikiran, serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja dapat dikelompokan berdasarkan kualitas (kemampuan dan keahlian) dan berdasarkan sifat kerjanya. Berdasarkan kualitasnya tenaga kerja dibedakan menjadi :
a.
Tenaga Kerja Terdidik, adalah tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga memiliki keahlian di bidangnya.b.
Tenaga Kerja Terampil, adalah tenaga kerja yang memerlukan kursus atau latihan bidang-bidang keterampilan tertentu sehingga terampil di bidangnya.c. Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih (tenaga kerja kasar) adalah tenaga kerja yang tidak memiliki keahlian dan pendidikan dalam suatu bidang pekerjaan.
2. Hubungan Modal dengan Produksi
Hasil survei BPS tahun 2003 dan 2005 terhadap Usaha Mikro dan Usaha Kecil pada industri manufaktur menunjukkan permasalahan-permasalahan klasik dalam kelompok usaha ini di Indonesia adalah keterbatasan modal dan kesulitan pemasaran walaupun banyak skim kredit atau kesempatan kredit khusus bagi pengusaha kecil, sebagian pengusaha yang terutama berada di perdesaan tidak pernah mendapatkan kredit dari bank atau lembaga keuangan lainnya, mereka tergantung pada uang tabungannya sendiri untuk mendanai kegiatan produksi mereka.
Modal merupakan faktor yang penting dalam menentukan untuk dapat memulai dan mengembangkan suatu usaha, makin besar modal yang
dimiliki oleh suatu usaha maka semakin besar kemungkinan usaha yang akandijalankan. Pengertian modal di sini tidak hanya uang, namun sesuatu yang dapat digunakan untuk menjalankan usaha. Dari beberapa contoh modal tersebut dapat digunakan untuk menghasilkan suatu gagasan, selanjutnya gagasan dapat menghasilkan barang ataupun jasa, dari barang dan jasa tersebut dapat diperoleh keuntungan yaitu uang, uang yang diperoleh dapat digunakan untuk membeli barang yang selanjutnya dapat diubah ataupun dijual kembali untuk memperoleh keuntungan dan itu merupakan siklus yang dapat diterapkan dalam usaha agar lebih berkembang.
G. Tinjauan Empiris
Tinjauan empiris merupakan salah satu bagian indikator dalam persyaratan karya tulis ilmiah. Dimana dalam tinjauan empiris menjelaskan tentang hasil penulisan karya tulis ilmiah terdahulu, sebagai salah satu penarikan interprestasi dan karya tulis ilmiah dan berfungsi sebagai landasan untuk memperoleh hasil penulisan karya tulis ilmiah yang relevan dan objektif. Maka dari itu tinjauan empiris sebagai berikut :
Tabel 2.1 Tinjauan Empiris
No NAMA
TAHUN JUDUL VARIABEL
METODE
20
4. Amin
Kerangka konsep menjelaskan bahwa tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Dalam meningkatkan produksi industri keripik pisang koisna dibutuhkan jumlah tenaga kerja dan modal.
Adapun indikator dari tenaga kerja dan Produksi menurut Septi Dwi Sulistiana (2013) yaitu ketersediaan tenaga kerja, kualitas tenaga kerja, jenis kelamin, tenaga kerja yang bersifat temporer atau musiman dalam sektor pertanian dan upah tenaga kerja perempuan dan laki-laki. Kemudian
22
indikator produksi dibutuhkannya bahan baku, tenaga kerja, modal dan keahlian atau skill.
Menurut Kartika putri (2014) indikator dari Modal yaitu modal sendiri dan modal pinjaman, pemanfaatan modal tambahan, hambatan dalam mengakses modal eksternal dan terakhir keadaan usaha setelah menambahkan modal.
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
I. Hipotesis
a.
Diduga bahwa jumlah tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi industri Keripik Pisang Koisna di Desa Sindu Agung Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur.b. Diduga bahwa modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi industri Keripik Pisang Koisna di Desa Sindu Agung Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur.
Jumlah Tenaga Kerja
(X1)
Modal (X2)
Produksi Keripik Pisang Koisna
(Y)
22 BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kauntitatif. Pendekatan kuantitatif ini mempunyai beberapa tujuan yaitu menunjukkan hubungan antar variabel, menguji teori,mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh jumlah tenaga kerja (X1) dan modal (X2) terhadap produksi industri kecil Keripik Pisang Koisna (Y) di Desa Sindu Agung Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur. Maka perlu dilakukan analisis terhadap laporan hasil produksi. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.
B. Lokasi dan Waktu 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian akan dilaksanakan di industri Keripik Pisang Koisna di Desa Sindu Agung Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2021 - November 2021
C. Defenisi Operasional Variabel dan Pengukuran
Penelitian ini menggunakan satu variabel terikat dan dua variabel bebas. Definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tenaga Kerja (X1) adalah sejumlah pekerja yang bekerja pada industri keripik pisang koisna. Dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan satuan jiwa.
2. Modal (X2) adalah biaya awal yang dikeluarkan untuk proses produksi keripik pisang koisna dalam memulai usahanya. Modal dihitung dalam satuan Rupiah.
3. Produksi (Y) adalah jumlah keseluruhan keripik pisang koisna yang diperoduksi oleh usaha industri keripik pisang koisna. Hasil produksi diukur dengan satuan Kilogram.
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Penelitian ini yang dijadikan populasi yaitu Industri Keripik Pisang Koisna di Desa Sindu Agung Kecamatan Mangkutan Kabupaten Luwu Timur.
2. Sampel
Pengambilan sampel dalam Penelitian ini menggunakan Teknik Purposive Sampling dengan kriteria yaitu memiliki Jumlah Tenaga Kerja dan Modal pada Industri Keripik Pisang Koisna Desa Sindu Agung Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur Periode 2016-2020.
24
E. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer
Data primer yaitu “data yang diperoleh langsung dari para tempat penelitian” (Sugiyono, 2010:12). Data primer diperoleh secara langsung dari sumber pertama yaitu responden.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu “data yang diperoleh dari dokumen-dokumen serta arsip-arsip perusahaan, serta bahan kepustakaan yang ada kaitannya dengan penelitian ini” (Sugiyono, 2010:14). Data sekunder juga dapat diartikan sebagai data yang sebelumnya telah digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya. Keuntungan data sekunder ialah sudah tersedia, ekonomis, dan cepat. Data sekunder adalah adalah data-data yang diambil dari catatan atau sumber lain yang telah ada sebelumnya.
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara
Wawancara merupakan pembuktian terhadap informasi yang telah diperoleh. Teknik yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam, yang merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian. Wawancara dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka dengan mengajukan pertanyaan yang telah disiapkan, dan memberikan pertanyaan lagi, ketika informan memberikan jawaban. Tanya semua kepada informan, untuk memenuhi kebutuhan data yang diperlukan.
2. Observasi
Observasi merupakan proses peneliti dalam melihat situasi penelitian. Informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah tempat, pelaku, kegiatan atau peristiwa, dan waktu.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian, berupa sumber tertulis, film, dan gambar.
Dokumen tersebut akan memberikan informasi bagi proses penelitian.
4. Kuisioner
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
G. Teknik Analisis Data
Metode analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah model regresi berganda (multiple regression). Model ini memperhatikan hubungan antara variabel bebas dalam hal ini tingkat suku bunga kredit (X1) dan pendapatan perkapita (X2) dengan variabel terikat yaitu pertumbuhan investasi (Y). sebelum melakukan uji regresi berganda perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu guna mendapatkan hasil yabg terbaik. Dalam menggunakn regresi berganda harus menghindari adanya kemungkinan penyimpangan asumsi klasik.
1. Uji Asumsi Klasik
Metode analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah model regresi berganda (multiple regression). Pada penelitian ini Y adalah variable terikat yaitu produksi, dan X1 dan X2 adalah variable
26
penjelas yaitu jumlah tenaga kerja dan modal. Sebelum dilakukan uji regresi berganda, untuk menunjukan serangkaian asumsi dasar yang harus dipenuhi menghasilkan estimasi yang baik atau dikenal dengan BLUE, diperlukan uji asumsi klasik yang terdiri dari :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui disribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian dan sebaiknya dilakukan sebelum data diolah berdasarkan model-model penelitian.
Metode yang baik yang layak digunakan dalam penelitian ini adalah metode kolomgrovsmirrow untuk mengetahui normal atau tidaknya data yan digunakan. Uji kolomgrovsmirrow adalah uji berbeda antara data yang di uji normalitasnya dengan data normal baku : Jika sig > 0.05 maka data berdistribusi normal. Jika sig < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi dapat dilihat dari nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, antar variabel bebas terdapat korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), nilai toleransi dan nilai Varian Information Faktor (VIF). Nilai toleransi mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai toleransi yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (VIF =
1/toleransi). Apabila nilai VIF lebih besar dari 10 menunjukkan bahwa hasil estimasi model regresi terdapat indikasi adanya multikolinearitas yang serius.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi terdapat ketidaksamaan variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskadastisitas dan jika berbeda disebut heteroskadastisitas.
Dalam penelitian ini uji heteroskadisitas dilihat dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Deteksi
Dalam penelitian ini uji heteroskadisitas dilihat dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Deteksi