DESA SINDU AGUNG KECAMATAN MANGKUTANA KABUPATEN LUWU TIMUR
SKRIPSI
MUTMAINNAH SANGLA 105711113917
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2021
ii
PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA DAN MODAL TERHADAP PRODUKSI INDUSTRI KECIL KERIPIK PISANG KOISNA DI
DESA SINDU AGUNG KECAMATAN MANGKUTANA KABUPATEN LUWU TIMUR
SKRIPSI
Disusun dan Diajukan Oleh Mutmainnah sangla
105711113917
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2021
iii MOTTO
“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan sholatmu Sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”
(Al-Baqarah: 153)
“Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu
menggelisahkan kamu.”
(QS. Ar-Rum ayat 60)
“Maka sesungguhnya bersama kesulitas itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.”
(QS Al Insyirah 5-6)
“Selama Ada Niat dan Keyakinan Semua Akan Jadi Mungkin”
PERSEMBAHAN
“Skripsi ini saya persembahkan sepenuhnya kepada dua orang hebat dalam hidup saya, Ayahanda (Lius Sangla) dan Ibunda (Satria). Keduanya lah yang membuat segalanya menjadi mungkin sehingga saya bisa sampai pada tahap di mana skripsi ini akhirnya selesai. Terima kasih atas segala pengorbanan, nasihat
dan doa baik yang tidak pernah berhenti kalian berikan kepadaku. Aku selamanya bersyukur dengan keberadaan kalian sebagai orangtua ku. Serta
Untuk Orang-Orang Terdekatku Yang Tersayang.”
iv
v
vi
vii
KATA PENGANTAR
﷽
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih sayang-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Pengauh Jumlah Tenaga Kerja dan Modal Terhadap Produksi Industri Kecil Keripik Pisang Koisna di Desa Sindu Agung Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Peneliti menyadari dalam penyusunan ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.ag sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Dr. H. Andi Jam’an, SE., M.Si sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu H. Naidah, SE., M.Si, selaku Ketua Program Studi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Asdar, SE., M.Si sebagai Sekertaris Program Studi Ekonomi Pembangunan Program Studi Ekonomi Pembagunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Ibu Dr. Hj. Arniati SE.,M.Pd selaku Dosen Pembimbing I, yang selalu memberikan bimbingan, nasehat, dan dukungannya selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
viii
6. Bapak A.Nur Achsanuddin UA, SE.,M.Si selaku Dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dan senantiasa sabar memberikan pengarahan, bimbingan, dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini
7. Seluruh Dosen pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universita Muhammadiyah Makassar yang telah banyak memberikan pengetahuan kepada peneliti selama masa perkuliahan.
8. Untuk kedua Orang tua yang tercinta dan Keluarga saya yang selalu berada disamping peneliti dan selalu memberikan dukungannya dan selalu mendoakan peneliti setiap saat.
9. Seluruh teman-teman Official EP 17 D, Sahabat saya Ade dan Mute serta INCREASE 17 terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya selama ini.
10. Untuk Muh. Reza Fahrizal selaku pasangan saya yang selalu menemani, memotivasi dan mendorong dalam menyelesaikan Skripsi Penulis.
11. Serta semua pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu peneliti mengucapkan banyak terima kasih yang sebanyak-banyaknya.
Peneliti menyadari skirpsi ini tidak lepas dari kekurangan, maka saya mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, peneliti berharap skirpsi ini berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Makassar, November 2021
Mutmainnah Sangla
ix
ABSTRAK
MUTMAINNAH SANGLA, 2021, ”Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja dan Modal Terhadap Produksi Industri Kecil Keripik Pisang Koisna di Desa Sindu Agung Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur”. Skripsi, Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing Oleh Pembimbing I Hj. Arniati dan Pembimbing II A. Nur Achsanuddin
Tujuan Penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh jumlah tenaga kerja dan terhadap produksi industri kecil Keripik Pisang Koisna di Desa Sindu Agung Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur periode 2016-2020.
Jenis Penelitian ini yaitu Penelitian Deskriptif dengan menggunakan metode kuantitatif. Adapun Populasi pada penelitian ini yaitu karyawan di industri Keripik Pisang Koisna dan Sampel Jumlah Tenaga kerja dan Modal selama 2016-2020 di industri Keripik Pisang Koisna di Desa Sindu Agung Kecamatan Mangkutan Kabupaten Luwu Timur.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Jumlah Tenaga Kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Produksi keripik pisang koisna dan Modal berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Produksi keripik pisang koisna.
Kata Kunci : Tenaga Kerja, Modal, Produksi Industri Keripik Pisang Koisna
x
ABSTRACK
MUTMAINNAH SANGLA, 2021, "The Influence of the Number of Labor and Capital on the Production of Koisna Banana Chips Small Industry in Sindu Agung Village, Mangkutana District, East Luwu Regency". Thesis, Development Economics Study Program, Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by Advisor one Hj. Arniati and two supervisors A. Nur Achsanuddin.
The objectives of the study were to determine the effect of the number of workers on the production of small industry of Koisna Banana Chips in Sindu Agung Village, Mangkutana District, East Luwu Regency and to determine the effect of capital on the production of Koisna Banana Chips small industry in Sindu Agung Village, Mangkutana District, East Luwu Regency for the 2016- 2020 period. This type of research is descriptive research using quantitative methods. The population in this study are employees in the Koisna Banana Chips industry and a sample of the amount of labor and capital during 2016- 2020 in the Koisna Banana Chips industry in Sindu Agung Village, Mangkutan District, East Luwu Regency.
The results of this study indicate that the number of workers has a positive and significant effect on the production of koisna banana chips and capital has a positive and significant effect on the production of koisna banana chips.
Keywords: Labor, Capital, Industrial Production of Koisna Banana Chips
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
SURAT PERYATAAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... ix
ABSTRACT ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... lvii BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
A. Teori Produksi ... 9
B. Faktor-Faktor Produksi ... 11
C. Tenaga Kerja ... 12
D. Modal ... 14
E. Klasifikasi Industri ... 15
F. Hubungan Antar Variabel ... 16
G. Tinjauan Empiris ... 18
H. Kerangka Konsep ... 20
xii
I. Hipotesis ... 21
BAB III METODE PENELITIAN ... 22
A. Jenis Penelitian ... 22
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran ... 22
D. Populasi dan Sampel ... 23
E. Sumber Data ... 23
F. Teknik Pengumpulan Data ... 24
G. Teknik Analisi Data ... 25
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 30
A. Gambaran Umum Kabupaten Luwu Timur ... 30
B. Sejarah Singkat Industri Keripik Pisang Koisna ... 31
C. Data Penduduk ... 33
D. Struktur Organisasi, job description ... 34
E. Hasil penelitian ... 35
F. Pembahasan Penelitian ... 50
BAB V PENUTUP ... 52
A. Kesimpulan ... 52
B. Saran ... 53
DAFTAR PUSTAKA ... 55
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 1.1 Produksi Keripik Pisang Koisna Tahun 2013-2017 ... 4
Tabel 2.1 Tinjauan Empiris ... 18
Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Kerja Industri Keripik Pisang Koisna ... 36
Tabel 4.2 Modal Usaha Industri Keripik Pisang Koisna ... 37
Tabel 4.3 Jumlah Produksi Industri Keripik Pisang Koisna ... 38
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Normalitas Kolmograv-Smirnov ... 40
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ... 42
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ... 43
Tabel 4.7 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ... 45
Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 46
Tabel 4.9 Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 47
Tabel 4.10 Hasil Uji Persial (Uji t) ... 48
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir... 21
Gambar 4.1 Peta Kabupaten Luwu Timur ... 31
Gambar 4.2 Struktur Industri Keripik Pisang Koisna ... 34
Gambar 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 44
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Pembangunan ekonomi merupakan salah satu tolak ukur dalam melihat peningkatan ekonomi. Salah satu tujuan penting dalam pembangunan ekonomi yang dilaksanakan oleh Negara-negara berkembang adalah penyediaan lapangan kerja yang cukup untuk mengejar pertumbuhan angkatan kerja yang lebih cepat dari pertumbuhan kesempatan kerja.
Pembangunan disektor industri merupakan salah satu kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan, artinya tingkat hidup akan lebih maju serta lebih bermutu.
Indonesia merupakan suatu usaha perubahan berencana yang dilakukan secara tersusun dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sektor industri merupakan sektor yang paling diprioritaskan karena dianggap mampu mendorong pertumbuhan secara cepat. Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena dapat memberikan kesempatan kerja yang luas dan nilai tambah terbesar sehingga mampu menyelesaikan suatu masalah yaitu mampu mengurangi tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran. Adanya industri kecil juga bertujuan untuk menambah penghasilan masyarakat setempat selain dua dari pekerjaan utamanya dalam sektor lain. Meskipun demikian, indusri kecil masih memiliki banyak hambatan, salah satunya adalah terkait tentang permodalan. Selain modal kerja, pengelolaan jumlah tenaga kerja juga perlu diperhatikan. Dalam pengelolaan jumlah tenaga kerja yang belum maksimal dapat mengakibatkan pemborosan (inefisiensi) dalam bekerja. Selain itu
2
faktor modal dan tenaga kerja, pendapatan usaha dasarnya merupakan ukuran berhasil atau tidaknya dalam menjalankan usaha.
Peranan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam perekonomian Indonesia pada dasarnya sudah besar sejak dulu namun sejak krisis ekonomi melanda Indonesia peranan UKM meningkat dengan pesat. Dalam pembangunanekonomi di Indonesia, UKM selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan yang penting, karena sebagian besar jumlah penduduk berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil di sektor tradisional maupun modern. Bidang pertanian merupakan sumber bahan baku utama bagi bidang industri rumah tangga. Adanya kerjasama yang baik antara industri dan pertanian, akan menciptakan keseimbangan satu sama lain karena bidang pertanian yang kuat akan mendukung terciptanya industri dengan baik. Bidang industri telah menunjukkan peran yang penting bagi perekonomian, baik dalam menambah sumber pendapatan Negara maupun dalam memberikan kesejahteraan bagi masyarakat luas. Salah satu sektor ekonomi yang berkontribusi dalam proses pembangunan ekonomi adalah sektor industri kecil. Keberadaan industri kecil mempunyai andil yang besar dalam memperkokoh struktur industri di indonesia terutama berperan dalam penyerapan tenaga kerja dan mengurangi kemiskinan.
“UKM (Usaha Kecil Menengah) memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia. Keberadaan UKM juga mampu menyerap pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja”
(Wijaya, 2010). Modal perusahaan merupakan biaya tetap. Semakin besar modal perusahaan maka peluang memasuki industri semakin besar. Untuk memperoleh keuntungan perusahaan akan memproduksi dalam kapasitas yang besar (Yati Kurnia Yanfitri 2010, h.153). Untuk dapat memenuhi
kewajiban terhadap tenaga kerja pengusaha harus memberikan upah yang diperoleh dari modal untuk membayarnya. Sumber dari modal usaha itu dapat bersumber dari modal sendiri dan modal dari luar, dimana modal harus dimaksimalkan dengan baik kegunaannya. Modal yang dimiliki pengusaha sektor informal relatif sedikit sehingga itu akan sulit untuk dapat meningkatkat produktivitasnya.
Sektor industri tentu merupakan sektor andalan bagi ekonomi bangsa Indonesia. Sektor industri memberikan sumbangan Produk Domestik Bruto (PDB) dan memberikan peluang kerja yang sangat besar bagi penduduk di Indonesia, selain itu sektor industri dalam prosesnya mempergunakan berbagai input baik dari sektor pertanian maupun sektor-sektor lainnya termasuk sektor itu sendiri. Produktivitas tenaga kerja yang rendah adalah salah satu masalah yang serius disektor industri, sehingga sasaran pembangunan industri kecil pada tahun 2000 adalah peningkatan pertumbuhan industri, baik sisi nilai tambah, kesempatan kerja, maupun ekspor, yang pada akhirnya menjadikan industri kecil makin efektif sebagai penggerak pembangunan ekonomi yang didukung oleh peningkatan kemampuan teknologi dan pemanfaatan sumber daya yang optimal.
Berikut akan disajikan data produksi keripik pisang koisna yang diolah oleh Meriam, H Rasyid Ridha dan H Patahuddin dalam jurnal Industri Rumah Tangga Keripik Pisang Koisna di Kecamatan Mangkutana Tahun 2013-2017.
4
TABEL 1.1
PRODUKSI INDUSTRI KERIPIK PISANG KOISNA TAHUN 2013-2017
NO TAHUN JUMLAH PRODUKSI HARGA
1 2013 3.600 Bungkus Rp. 12.000/kg
2 2014 3.500 Bungkus Rp. 15.000/kg
3 2015 2.800 Bungkus Rp. 20.000/kg
4 2016 2.400 Bungkus Rp. 30.000/kg
5 2017 2.400 Bungkus Rp. 45.000/kg
Sumber : Data Primer 2019
Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil produksi keripik pisang koisna ini mengalami penurunan. Dikarenakan, hasil buah pisang yang tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2013 jumlah produksi keripik pisang koisna mencapi 3.600 bungkus dengan menghasilkan 300- 350 Kg dalam setiap bulannya menurun pada tahun 2014 jumlah produksi dengan jumlah 3.500 bungkus. Selanjutnya pada tahun 2015 jumlah produksi keripik pisang koisna hanya menghasilkan 2.800 bungkus disusul pada tahun 2016 jumlah hasil produksi keripik pisang koisna sebanyak 2.500 bungkus dan pada tahun 2017 jumlah produksi keripik pisang koisna sebanyak 2.000 bungkus. Dapat disimpulkan bahwa produksi keripik pisang koisna di desa sindu agung kecamatan mangkutana kabupaten luwu timur selalu mengalami penurunan setiap tahunnya.
Industri rumah tangga ini merupakan salah satu sarana bagi masyarakat yang ada di Kecamatan Mangkutana untuk lebih giat bekerja dan berusaha. Selain itu juga memberi manfaat bagi kesejahteraan.Pendapatan meningkat, hal ini terjadi karena industri ini mampu membuka lapangan pekerjaan dengan beralih dari sektor pertanian
ke sektor industri. Mereka yang dulunya tidak memiliki pekerjaan kemudian terserap dalam industri ini, sehingga memberi peluang yang besar dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan yang lain.
Industri rumah tangga keripik pisang Koisna merupakan perusahaan skala menengah atau lebih khusus kepada industri rumah tangga dan di miliki perseorangan dan bersifat rumah tangga, karena hanya dilakukan di rumah sendiri dan para pekerjanya berasal dari kalangan keluarga atau kerabat mereka sendiri. Hadirnya industri rumah tangga keripik pisang Koisna memberikan dampak yang sangat baik bagi tetangga sekitarnya, karena dapat membuka lapangan pekerjaan danberperan dalam mengurangi tingkat pengangguran masyarakat yang ada di Kecamatan Mangkutana.
Adanya industri rumah tangga ini sangat berpengaruh pada kesejahteraan keluarga dan masyarakat, peningkatan kesejahteraan tesebut dapat dilihat dalam beberapa hal, seperti persoalan biaya pendidikan anak-anak, kendaraan yang di miliki dan rumah yang mereka miliki.
Selain itu faktor modal juga memberikan dampak terhadap aktivitas produksi yang dilakukan oleh UKM. Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang atau uang bersama-sama dengan faktor produksi lain seperti tenaga kerja dan pengelolaan menghasilkan barang-barang baru. Dalam pengertian operasional di lapangan, modal dalam bentuk uang tunai mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting dalam proses produksi. Kedudukan dan peranan modal uang semakin penting artinya sejalan dengan perkembangan ekonomi masyarakat yang menggunakan uang sebagai alat tukar barang dan jasa. Modal dalam suatu industri mempunyai peranan yang sangat vital, karena di butuhkan dalam pendirian maupun operasional industri, karena itu berhasil atau tidaknya aktivitas suatu industri salah satunya di tentukan oleh modal. Modal dapat bertambah
6
apabila laba juga bertambah, oleh karena itu suatu industri akan memaksimalkan laba dengan cara meningkatkan jumlah penjualan, dengan jumlah modal yang besar, maka akan dapat mengembangkan usaha (menambah unit usaha) sehingga tenaga kerja yang bisa diserap juga meningkat. Begitu pula halnya di Kecamatan Mangkutana, kegiatan usaha industri memberi kesempatan kerja kepada masyarakat, karena dalam usaha industri keripik pisang ini tidak menentu pendidikan yang tinggi melainkan kemauan dalam bekerja.
Ada beberapa kendala yang dihadapi oleh Industri Keripik Pisang Koisna dalam pengembangan usahanya. Hal inilah yang menjadi pertimbangan peneliti untuk melakukan penelitian ini. Permasalahan yang paling mendasar dihadapi meliputi, sumber daya manusia yang kurang memliki ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam pengembangan usahanya, memiliki permasalahan dalam permodalan, kurangnya saran dan prasarana, serba kurangnya akses pemasaran produk.
Sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting, sebab dengan tidak adanya tenaga kerja atau karyawan yang profesional atau kompetitif, perusahaan tidak dapat melakukan aktivitasnya secara maksimal meskipun semua peralatan modern yang diperlukan telah tersedia.
Melihat sangat pentingnya peranan tenaga kerja atau karyawan sebagai sumber daya manusia dalam proses produksi sehingga diharapkan karyawan akan dapat bekerja lebih produktif dan profesional dengan didorong oleh rasa aman.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja dan Modal Terhadap Industri Kecil Keripik Pisang Koisna di Desa Sindu Agung Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur”.
8
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi masalah pada penelitian ini adalah :
1. Apakah jumlah tenaga kerja berpengaruh terhadap produksi industri kecil Keripik Pisang Koisna di Desa Sindu Agung Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur Periode 2016-2020 ?
2. Apakah modal berpengaruh terhadap produksi industri kecil Keripik Pisang Koisna di Desa Sindu Agung Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur Periode 2016-2020 ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1.
Untuk mengetahui pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap produksi industri kecil Keripik Pisang Koisna di Desa Sindu Agung Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur.2.
Untuk mengetahui pengaruh modal terhadap industri kecil Keripik Pisang Koisna di Desa Sindu Agung Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur.D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini duharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian-penelitian yang akan datang dalam konteks permasalahan yang berkaitan dan dapat digunakan sebagai sumber pembelajaran pada bidang ekonomi pembangunan.Seba
2. Manfaat Praktis
Upaya untuk memperluas pengetahuan bagi penulis dibidang studi ekonomi pembangunan khususnya tentang produksi industri kecil keripik pisang yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi ilmiah penelitian yang digunakan sebagai bahan masukan peneliti selanjutnya yang membahas penelitian yang sama.
9 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Produksi
Teori produksi merupakan suatu aktifitas yang memberikan nilai guna suatu barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sebuah fungsi produksi dapat berbentuk tabel atau matematis yang menunjukkan jumlah output maksimum yang dapat dihasilkan berdasarkan suatu kelompok input yang dispesifikasikan , dengan mengingat teknologi yang ada. Nilai output suatu daerah memperkirakan akan mengalami peningkatan hasil produksi dengan bertambahnya jumlah perusahaan yang memproduksi barang yang sama. Para pengusaha akan membutuhkan sejumlah uang yang akan diperoleh dengan tambahan perusahaan tersebut, demikian juga dengan tenaga kerja. Apabila jumlah output dihasilkan oleh perusahaan yang jumlahnya lebih besar maka akan menghasilkan output yang besar pula, sehingga semakin banyak jumlah perusahaan/unit yang berdiri maka akan semakin banyak kemungkinan untuk terjadi penambahan output produksi.
Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut.
Dalam analisis tersebut dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya, yaitu modal dan tanah jumlahnya dianggap tidak mengalami perubahan. Juga teknologi dianggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja.Produksi merupakan kegiatan untuk mengetahui penambahan manfaat atau penciptaan faedah, bentuk, waktu dan tempat
atas faktor-faktor produksi yang bermanfaat bagi pemenuhan konsumen.
Produksi merupakan hasil dari proses atau aktivitas ekonomidengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan pengertian tersebut dapat dipahami bahwa kegiatan produksi “adalah mengkombinasikan beberapa input atau masukan yang juga disebut faktor-faktor produksi menjadi keluaran (output) sehingga nilai barang tersebut bertambah”
(Irmayanti 2011, h.20). Dalam proses produksi, perusahaan mengubah faktor produksi atau input menjadi produk atau output. Faktor input dapat dibagi secara lebih terinci, misalnya tenaga kerja, bahan-bahan dan modal yang masing-masing dapat dibagi menjadi kategori yang lebih sempit. Faktor tenaga kerja dapat dibagi menjadi tenaga kerja terampil dan tenaga kerja yang tidak terampil, bahwa para wirausaha masuk didalamnya. Modal meliputi berbagai bentuk seperti bangunan, alat-alat dan persediaan serta bahan-bahan yang digunakan. Suatu fungsi produksi menunjukkan hubungan antara jumlah output yang dihasilkan untuk setiap kombinasi input tertentu.
Produksi merupakan suatu proses transformasi dari sejumlah input (sumber daya) menjadi satu atau sejumlah output (produk). Proses produksi pertanian pada umumnya memerlukan input seperti modal, tenaga kerja, danslahan. Proses produksi memiliki tujuan untuk memaksimalkan jumlah output dengan menggunakan sejumlah input tertentu. Dalam suatu proses produksi, hubungan antara faktor-faktor produksi dengan jumlah produksi yang dihasilkan disebut sebagai fungsi produksi.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam teori produksi, yang pertama yaitu mengenai pengertian satuan. Satuan disini tidak boleh
12
diartikan sama dengan satu, melainkan menggambarkan satu kuantitas tertentu yang banyak diartikan dengan istilah volume. Yang kedua, yaitu mengenai pembagian faktor produksi menjadi tenaga kerja dan modal saja.
Faktor produksi memang banyak, tetapi dari yang banyak ini dapat disederhanakan menjadi dua dimana perilakunya berbeda. Dalam jangka pendek faktor tenaga kerja dianggap sebagai faktor produksi yang penggunaannya berubah-ubah sesuai dengan perubahan volume produksi.
Sedangkan faktor modal dianggap sebagai faktor produksi yang tetap dalam artian bahwa jumlahnya tidak berubah dan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume produksi.
Selaras dengan Sadono Sukirno (2013) industri mempunyai dua pengertian yaitu pengertian secara umum dimana industri diartikan sebagai perusahaan yang menjalankan operasi dibidang kegiatan ekonomi yang tergolong kedalam sektor sekunder. Sedangkan yang selanjutnya adalah pengertian dalam teori ekonomi, dimana industri diartikan sebagai kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang yang sama dalam suatu pasar. Industri ini juga dibagi tiga yaitu industri primer, sekunder dan tersier.
B. Faktor-Faktor Produksi
Menurut Sudarman dalam Sari (2011, h.31) faktor-faktor produksi adalah jenis-jenis sumber daya yang digunakan dan diperlukan dalam suatu proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Untuk dapat melakukan proses produksi, orang tentu memerlukan tenaga kerja, bahan baku,modal dalam segala bentuknya serta keahlian atau skill. Semua unsur- unsurtersebut disebut dengan faktor-faktor produksi. Sedangkan produksi
merupakan kegiatan untuk meningkatkan manfaat suatu barang. Besar kecilnya barang dan jasa dari hasil produksi tersebut merupakan fungsi produksi dari faktor produksi. Faktor produksi dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu :
a. Faktor Produksi Tetap (Fixed Input) Yaitu faktor produksi yang kuantitasnya tidak bergantung pada jumlah yang dihasilkan dan input tetap akan selalu ada meskipun output turun sampai dengan nol.
b. Faktor Produksi Variabel (Variabel Input) Yaitu faktor yang jumlahnya dapat berubah dalam waktu yang relatif singkat dan sesuai dengan jumlah output yang dihasilkan
C. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan penduduk yang telah masuk dalam usia kerja. Undang-Undang No. 13 tahun 2003 Bab 1 pasal 1 ayat 2 mendefinisikan tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Dalam usahanya memenuhi permintaan pasar, maka setiap pengusaha perlu mengatur waktu kerja para karyawan secara lebih tepat dan memperhatikan kualitas tenaga kerja guna menghasilkan produksi sesuai yang diharapkan perusahaan sehingga dapat meningkatkan pendapatan para pengusaha tersebut.
Mulyadi S (2014) juga memberikan definisi tenaga kerja sebagai penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu Negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau
14
berpartisipasi dalam aktifitas tersebut. Menurut Murti Sumarni dan John Suprihanto (2014), tenaga kerja adalah individu yang menawarkan keterampilan dan kemampuan untuk memproduksi barang atau jasa agar perusahaan dapat meraih keuntungan dan untuk itu individu tersebut akan memperoleh gaji atau upah sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya.
Sumber daya manusia tidak saja mencakup tenaga fisik atau jasmani manusia tetapi juga kemampuan mental atau kemampuan nonfisiknya, tidak saja tenaga terdidik tetapi juga tenaga yang tidak terdidik, tidak saja tenaga yang terampil tetapi juga yang tidak terampil. Oleh karena itu, benarlah jika ada orang yang berkata bahwa kualitas atau mutu sumber daya manusia suatu bangsa itu tergantung pada kualitas atau mutu ketaqwaan, kesehatan, kekuatan fisik, pendidikan, serta kecakapan penduduknya. Permintaan tenaga kerja berkaitan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan atau instansi tertentu. Hal tersebut dikarenakan jumlah tenaga kerja yang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh suatu usaha akan memberikan dampak yang negatif berupa kurangnya efisien produksi pada perusahaan tersebut.
Kualitas tenaga kerja juga memiliki dampak pada produksi, karena kualitas SDM yang baik akan lebih efisien dalam melakukan aktivitas produksi dan sebaliknya. Sehingga akan lebih baik bila suatu perusahaan dapat memanfaatkan SDM dengan jumlah yang cukup agar lebih efisien dalam berproduksi. Tenaga kerja dapat membantu dalam kegiatan produksi serta melayani konsumen. Sehingga akan dapat membantu pengusaha dalam memproduksi makanan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Konsumen yang dimiliki sekarang merupakan langganan sudah cukup lama
bahkan banyak langganan atau konsumen yang baru, hal ini karena usaha warung makan ini sudah cukup lama berdiri. Tenaga kerja yang dimiliki jika sudah cukup dengan lama usaha yang cukup lama sehingga konsumen semakin meningkat sehingga dapat memaksimumkan pendapatan.
Faktor produksi tenaga kerja adalah Faktor produksi penting Pertimbangkan dalam proses produksi Jumlah yang cukup, tidak hanya dari Peluang dan kualitas kerja Dan jenis tenaga kerja. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan tenaga kerja adalah satu jenis.
1. Ketersediaan sumber daya manusia 2. Kualitas tenaga kerja
3. Menentukan profesi pekerja tidak tetap atau pertanian musiman 4. Upah pekerja laki-laki dan perempuan pasti berbeda
D. Modal
Modal menurut Mankiw (2012) mendefinisikan modal sebagai seperangkat sarana yang dipergunakan oleh para pekerja. Karena modal dapat mengambil banyak bentuk, ia tidak dapat diukur secara langsung Langsung dalam arti fisik. Ukuran tidak langsung yang paling umum digunakan adalah nilai pasar (Nilai pasar saat ini).
Pengertian modal usaha menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Nugraha (2011:9) “modal usaha adalah uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang, dan sebagainya; harta benda (uang, barang, dan sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan”. Modal dalam pengertian ini dapat diinterpretasikan sebagai sejumlah uang yang digunakan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan bisnis. Indikator Modal Usaha :
16
1. Struktur permodalan yaitu modal sendiri dan modal pinjaman 2. Pemanfaatan modal tambahan
3. Hambatan dalam mengakses modal eksternal 4. Keadaan usaha setelah menambahkan modal
Modal memiliki dua fungsi, yaitu mendukung kegiatan produksi dan menutupi dana tetap atau pengeluaran yang tidak berhubungan langsung Langsung dengan produksi dan penjualan. Modal lebih tinggi Penggunaan akan mempengaruhi produksi Ini akan digunakan lebih dan lebih dalam produksi. Cenderung menggunakan tenaga kerja di industri kecil, bukan teknologi di alam rumit. Uang dan kapital berupa barang-dagangan yang ada cenderung Digunakan untuk membeli bahan baku untuk memproduksi barang Perlu ditanam dengan bahan baku Produksi komoditas akan meningkatkan penggunaan tenaga kerja.
Variabel yang mempengaruhi permintaan tenaga kerja sala satunya adalah modal. Dalam praktiknya faktor-faktor produksi baik sumberdaya manusia maupun non sumber daya manusia seperti modal tidak dapat dipisahkan dalam menghasilkan barang atau jasa. Pada suatu industri, dengan asumsi faktor-faktor yang lain tetap, maka semakin besar modal yang ditanamkan akan menambah penggunaan tenaga kerja.
E. Klasifikasi Industri
Departemen Perindustrian mengklasifikasikan industri nasional Indonesia menjadi 3 kelompok besar, yaitu:
1. Industri Dasar
Industri dasar mencakup kelompok industri kimia dasar (IKD) dan kelompok industri mesin dan logam dasar (IMLD). Teknologi yang dipakai
ialah teknologi maju, yang mampu mendorong kesempatan kerja.
Kelompok industri IKD merupakan industri pengolahan kayu dan karet alam, industri pupuk dan pestisida, industri silikat dan sebagainya.
Sedangkan kelompok industri IMLD meliputi industri mesin pertanian, kereta api, pesawat terbang, kendaraan bermotor, besi baja, elektronika dan sebagainya. Industri dasar memiliki tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membantu pada struktur industri dan memiliki sifat padat modal.
2. Aneka Industri
Aneka industri meliputi industri yang mengolah sumber daya hutan, industri yang mengolah sumber daya pertanian secara luas dan sebagainya.
3. Industri Kecil
Industri kecil meliputi Industri kerajinan umum (industri kayu, rotan, bambu dan barang galian bukan logam), industri logam (listrik, mesin, alat-alat ilmu pengetahuan, barang dan logam dan sebgainya). industri pangan (makanan, minuman dan tembakau), industri sedang dan kulit (tekstil, pakaian jadi serta barang dari kulit), industri kimia dan bahan bangunan (industri kertas, percetakan, penerbitan, barang-barang karet dan plastik).
F. Hubungan Antar Variabel
1. Hubungan Tenaga Kerja dengan Produksi
Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor produksi asli. Dalam faktor
18
produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik, pikiran, serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja dapat dikelompokan berdasarkan kualitas (kemampuan dan keahlian) dan berdasarkan sifat kerjanya. Berdasarkan kualitasnya tenaga kerja dibedakan menjadi :
a.
Tenaga Kerja Terdidik, adalah tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga memiliki keahlian di bidangnya.b.
Tenaga Kerja Terampil, adalah tenaga kerja yang memerlukan kursus atau latihan bidang-bidang keterampilan tertentu sehingga terampil di bidangnya.c. Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih (tenaga kerja kasar) adalah tenaga kerja yang tidak memiliki keahlian dan pendidikan dalam suatu bidang pekerjaan.
2. Hubungan Modal dengan Produksi
Hasil survei BPS tahun 2003 dan 2005 terhadap Usaha Mikro dan Usaha Kecil pada industri manufaktur menunjukkan permasalahan- permasalahan klasik dalam kelompok usaha ini di Indonesia adalah keterbatasan modal dan kesulitan pemasaran walaupun banyak skim kredit atau kesempatan kredit khusus bagi pengusaha kecil, sebagian pengusaha yang terutama berada di perdesaan tidak pernah mendapatkan kredit dari bank atau lembaga keuangan lainnya, mereka tergantung pada uang tabungannya sendiri untuk mendanai kegiatan produksi mereka.
Modal merupakan faktor yang penting dalam menentukan untuk dapat memulai dan mengembangkan suatu usaha, makin besar modal yang
dimiliki oleh suatu usaha maka semakin besar kemungkinan usaha yang akandijalankan. Pengertian modal di sini tidak hanya uang, namun sesuatu yang dapat digunakan untuk menjalankan usaha. Dari beberapa contoh modal tersebut dapat digunakan untuk menghasilkan suatu gagasan, selanjutnya gagasan dapat menghasilkan barang ataupun jasa, dari barang dan jasa tersebut dapat diperoleh keuntungan yaitu uang, uang yang diperoleh dapat digunakan untuk membeli barang yang selanjutnya dapat diubah ataupun dijual kembali untuk memperoleh keuntungan dan itu merupakan siklus yang dapat diterapkan dalam usaha agar lebih berkembang.
G. Tinjauan Empiris
Tinjauan empiris merupakan salah satu bagian indikator dalam persyaratan karya tulis ilmiah. Dimana dalam tinjauan empiris menjelaskan tentang hasil penulisan karya tulis ilmiah terdahulu, sebagai salah satu penarikan interprestasi dan karya tulis ilmiah dan berfungsi sebagai landasan untuk memperoleh hasil penulisan karya tulis ilmiah yang relevan dan objektif. Maka dari itu tinjauan empiris sebagai berikut :
Tabel 2.1 Tinjauan Empiris
No NAMA
TAHUN JUDUL VARIABEL
METODE ANALISIS
HASIL PENELITIAN 1. Riza
Fachrizal (2016)
Pengaruh modal dan tenaga kerja
terhadap produksi industri kerajinan kulit
di kabupaten
Variabel indenpenden - Jumlah
tenaga kerja - Modal Variabel
- Regresi Linier Berganda
Hasil penelitian menyatakan bahwa modal dan tenaga kerja mempunyai pengaruh yang positif terhadap produksi, artinya apabila salah satu
20
merauke dependen - Produksi
faktor produksi tersebut meningkat maka akan
meningkatkan produksi pada industri kerajinan kulit di Kabupaten Merauke.
2.
Luthvia Istiqomah
, Etik Umiyati, Hardiani (2018)
Pengaruh modal dan tenaga kerja terhadap nilai
produksi industri pisang
salai di Desa Purwobakti Kecamatan Bathin III Kabupaten
Bungo
Variabel indenpenden - Modal - Tenaga
kerja Variabel dependen - Nilai
produksi industri pisang salai
- Regresi linier berganda
Variabel modal produksi dan tenaga kerja secara
bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai produksi
industri pisang salai, begitu juga secara individual variabel modal produksi dan tenaga kerja
berpengaruh signifikan terhadap nilai produksi industri pisang salai di Desa Purwobakti.
3. Septi Dwi Sulistiana (2013)
Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja
Dan Modal Terhadap Hasil Produksi
Industri Kecil Sepatu Dan
Sandal Di Desa Sambiroto Kecamatan
Sooko Kabupaten
Mojokerto
Variabel indenpenden - Jumlah
tenaga kerja - Modal Variabel dependen - Produksi
- Uji Asumsi Klasik
Hasil analisis data menunjukkan bahwa secara parsial jumlah tenaga kerja dan berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi sepatu dan sandal di desa Sambiroto.
4. Amin Budiawan
(2012)
Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi
Penyerapan Tenaga Kerja
Teradap Indsutri Kecil
Pengolahan Ikan Di Kabupaten
Demak
Variabel indenpende
- Upah - Modal - nilai
produksi Variabel dependen
- penyerapan tenaga kerja
- Analisis regresi berganda
24 industri upah, modal, dan nilai produksi secara simultan (bersama sama) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap besarnya variable.
5. Dwi
Fitriana, Mohd. Nur Syechalad, Muhamma
d Nasir (2014)
Pengaruh Modal, Tenaga
Kerja Dan Bahan Baku
Terhadap Produksi Serta
Efektivitas Produksi Industri Kecil
Di Kota Lhokseumawe
Variabel indenpenden
- Modal - Tenaga
kerja - Bahan
Baku Variabel dependen
- Produksi Industri i kecil di Kota Lhokseum awe
- Uji F - Uji t - Koefisien
Determina si (R2)
Berdasarkan hasil perhitungan Eviews 5.1 yang
menunjukan bahwa 25 industri modal, tenaga kerja dan bahan baku
berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi 25 industri kecil di Kota Lhokseumawe.
H. Kerangka Konsep
Kerangka konsep menjelaskan bahwa tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Dalam meningkatkan produksi industri keripik pisang koisna dibutuhkan jumlah tenaga kerja dan modal.
Adapun indikator dari tenaga kerja dan Produksi menurut Septi Dwi Sulistiana (2013) yaitu ketersediaan tenaga kerja, kualitas tenaga kerja, jenis kelamin, tenaga kerja yang bersifat temporer atau musiman dalam sektor pertanian dan upah tenaga kerja perempuan dan laki-laki. Kemudian
22
indikator produksi dibutuhkannya bahan baku, tenaga kerja, modal dan keahlian atau skill.
Menurut Kartika putri (2014) indikator dari Modal yaitu modal sendiri dan modal pinjaman, pemanfaatan modal tambahan, hambatan dalam mengakses modal eksternal dan terakhir keadaan usaha setelah menambahkan modal.
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
I. Hipotesis
a.
Diduga bahwa jumlah tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi industri Keripik Pisang Koisna di Desa Sindu Agung Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur.b. Diduga bahwa modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi industri Keripik Pisang Koisna di Desa Sindu Agung Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur.
Jumlah Tenaga Kerja
(X1)
Modal (X2)
Produksi Keripik Pisang Koisna
(Y)
22 BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta- fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat- sifat populasi atau daerah tertentu.
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kauntitatif. Pendekatan kuantitatif ini mempunyai beberapa tujuan yaitu menunjukkan hubungan antar variabel, menguji teori,mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh jumlah tenaga kerja (X1) dan modal (X2) terhadap produksi industri kecil Keripik Pisang Koisna (Y) di Desa Sindu Agung Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur. Maka perlu dilakukan analisis terhadap laporan hasil produksi. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.
B. Lokasi dan Waktu 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian akan dilaksanakan di industri Keripik Pisang Koisna di Desa Sindu Agung Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2021 - November 2021
C. Defenisi Operasional Variabel dan Pengukuran
Penelitian ini menggunakan satu variabel terikat dan dua variabel bebas. Definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tenaga Kerja (X1) adalah sejumlah pekerja yang bekerja pada industri keripik pisang koisna. Dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan satuan jiwa.
2. Modal (X2) adalah biaya awal yang dikeluarkan untuk proses produksi keripik pisang koisna dalam memulai usahanya. Modal dihitung dalam satuan Rupiah.
3. Produksi (Y) adalah jumlah keseluruhan keripik pisang koisna yang diperoduksi oleh usaha industri keripik pisang koisna. Hasil produksi diukur dengan satuan Kilogram.
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Penelitian ini yang dijadikan populasi yaitu Industri Keripik Pisang Koisna di Desa Sindu Agung Kecamatan Mangkutan Kabupaten Luwu Timur.
2. Sampel
Pengambilan sampel dalam Penelitian ini menggunakan Teknik Purposive Sampling dengan kriteria yaitu memiliki Jumlah Tenaga Kerja dan Modal pada Industri Keripik Pisang Koisna Desa Sindu Agung Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur Periode 2016-2020.
24
E. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer
Data primer yaitu “data yang diperoleh langsung dari para tempat penelitian” (Sugiyono, 2010:12). Data primer diperoleh secara langsung dari sumber pertama yaitu responden.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu “data yang diperoleh dari dokumen-dokumen serta arsip-arsip perusahaan, serta bahan kepustakaan yang ada kaitannya dengan penelitian ini” (Sugiyono, 2010:14). Data sekunder juga dapat diartikan sebagai data yang sebelumnya telah digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya. Keuntungan data sekunder ialah sudah tersedia, ekonomis, dan cepat. Data sekunder adalah adalah data-data yang diambil dari catatan atau sumber lain yang telah ada sebelumnya.
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara
Wawancara merupakan pembuktian terhadap informasi yang telah diperoleh. Teknik yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam, yang merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian. Wawancara dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka dengan mengajukan pertanyaan yang telah disiapkan, dan memberikan pertanyaan lagi, ketika informan memberikan jawaban. Tanya semua kepada informan, untuk memenuhi kebutuhan data yang diperlukan.
2. Observasi
Observasi merupakan proses peneliti dalam melihat situasi penelitian. Informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah tempat, pelaku, kegiatan atau peristiwa, dan waktu.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian, berupa sumber tertulis, film, dan gambar.
Dokumen tersebut akan memberikan informasi bagi proses penelitian.
4. Kuisioner
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
G. Teknik Analisis Data
Metode analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah model regresi berganda (multiple regression). Model ini memperhatikan hubungan antara variabel bebas dalam hal ini tingkat suku bunga kredit (X1) dan pendapatan perkapita (X2) dengan variabel terikat yaitu pertumbuhan investasi (Y). sebelum melakukan uji regresi berganda perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu guna mendapatkan hasil yabg terbaik. Dalam menggunakn regresi berganda harus menghindari adanya kemungkinan penyimpangan asumsi klasik.
1. Uji Asumsi Klasik
Metode analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah model regresi berganda (multiple regression). Pada penelitian ini Y adalah variable terikat yaitu produksi, dan X1 dan X2 adalah variable
26
penjelas yaitu jumlah tenaga kerja dan modal. Sebelum dilakukan uji regresi berganda, untuk menunjukan serangkaian asumsi dasar yang harus dipenuhi menghasilkan estimasi yang baik atau dikenal dengan BLUE, diperlukan uji asumsi klasik yang terdiri dari :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui disribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian dan sebaiknya dilakukan sebelum data diolah berdasarkan model-model penelitian.
Metode yang baik yang layak digunakan dalam penelitian ini adalah metode kolomgrovsmirrow untuk mengetahui normal atau tidaknya data yan digunakan. Uji kolomgrovsmirrow adalah uji berbeda antara data yang di uji normalitasnya dengan data normal baku : Jika sig > 0.05 maka data berdistribusi normal. Jika sig < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi dapat dilihat dari nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, antar variabel bebas terdapat korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), nilai toleransi dan nilai Varian Information Faktor (VIF). Nilai toleransi mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai toleransi yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (VIF =
1/toleransi). Apabila nilai VIF lebih besar dari 10 menunjukkan bahwa hasil estimasi model regresi terdapat indikasi adanya multikolinearitas yang serius.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi terdapat ketidaksamaan variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskadastisitas dan jika berbeda disebut heteroskadastisitas.
Dalam penelitian ini uji heteroskadisitas dilihat dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Deteksi ada atau tidaknya heteroskadastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara prediksi variabel terikat dengan residualnya, jika ada pola tertentu maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan-kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Auto korelasi muncul karna observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.
28
Salah satu untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi yaitu uji Durbin Watson (DW test). Uji Durbin Watson digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstan) dalam model regresi dan tidak ada variabel independen. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi.
2. Menilai Goodness of fit suatu Model
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Stastiktik F)
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh secara signifikan antara variabel indenpenden yang meliputi jumlah tenaga kerja dan modal terhadap produksi industri kecil keripik pisang koisna.
Penolakannya hipotesis atas dasar signifikasi pada taraf nyata 5%
(taraf kepercayaan 95%) dengan kriteria:
1. Bila Sig. F<α maka terdapat pengaruhyang signifikan secara simultan jumlah tenaga kerja dan modal terhadap Produksi industri kecil keripik pisang Koisna.
2. Bila Sig. F ≥ α maka secara simultan jumlah tenaga kerja dan modal terhadap produksi industri kecil keripik pisang Koisna.
b. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi adalah besaran yang menunjukkan besarnya variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independennya. Dengan kata lain, koefisien determinasi ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh variabel-variabel bebas dalam menerangkan variabel terikatnya.
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan menggunakan model multiple regression (regresi berganda). Metode ini digunakan menjelaskan pola hubungan antara variabel independen yaitu jumlah tenaga kerja dan modal dengan variabel dependen produksi keripik pisang koisna, karena dependen dinyatakan dalam interval serta variabel independennya lebih dari satu. Maka persamaan garis regresinya adalah:
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + e Dimana :
Y = Nilai produksi X1 = Modal
X2 = Tenaga kerja β0 = Konstanta
β1 = Koefisien regresi modal β2 = Koefisien tenaga kerja e = Eror Term
30 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kabupaten Luwu Timur
Kabupaten Luwu Timur merupakan kabupaten yang berbatasan dengan dua propinsi yaitu Propinsi Sulawesi Tenggara Tengah di sebelah utara dan timur dan Propinsi Sulawesi Tenggara di sebelah selatan. Selain itu Kabupaten Luwu Timur juga berbatasan langsung dengan laut yaitu dengan Teluk Bone di sebelah selatan. Kabupaten Luwu Timur terletak di sebelah selatan garis khatulistiwa di antara 2o 03’00” - 2 o 03’25” Lintang Selatan dan 119o 28’56” - 121o 47’27” Bujur Timur. Kabupaten Luwu Timur merupakan kabupaten paling timur di Propinsi Sulawesi Selatan. Adapun batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Luwu Timur sebagai berikut;
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Bone, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan.
Gambar 4.1
Peta Wilayah Kabupaten Luwu Timur
Di Kabupaten Luwu Timur terdapat Sembilan sungai besar. Salah satunya sungai Kalaena dengan Panjang 85 km. Sungai tersebut melintas di Kecamatan Mangkutana. Sungai Kalaena tercatat sebagai sungai terpanjang di Kabupaten Luwu Timur. Sedangkan sugai pendek adalah bambalu dengan Panjang 15 km.
Selain itu, di Kabupaten Luwu Timur juga terdapat lima danau.
Kelima danau tersebut antara lain danau Matano (dengan luas 245,70 km2), Danau Mahalona (25 km2) dan Towuti (585 km2) Danau Tarapang Masapi (2,43 km2) dan Danau Lontoa (1.71 km2). Danau Matano terletak di kecamatan Nuha sedangkan danau lainnya terletak di kecamatan Towuti. Kabupaten Luwu Timur yang beribukotakan Malili secara administrasi memiliki 11 Kecamatan , 3 Kelurahan dan 124 desa.
B. Sejarah singkat Industri Keripik Pisang Koisna
Usaha industri rumah tangga keripik pisang Koisna yang ada di Mangkutana pada awalnya dirintis sejak pemilik usaha tersebut mendapat pemutusan hubungan kerja di PT. Sindoka. Pemilik usaha keripik pisang Koisna sendiri pernah bekerja sebagai security sejak tahun 1990. Tetapi
32
pada tahun 2002 PT Sindoka mengalami kebangkrutan, sehingga perusahaan tersebut melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada semua karyawannya. Dan kemudian pada tahun 2003 usaha ini baru di mulai. Industri rumah tangga keripik pisang ini di mulai dengan modal Rp.300.000 yang merupakan uang pesangon dari tempat bekerja sebelumnya.
Tahun 2003 awal usaha ini didirikan oleh Bambang Hernowo beserta istrinya Jumiati, awal usahanya pak Bambang memang masih banyak hambatan yang dilalui namun karena kegigihannya mempromosikannya, saat itu beliau membawa sampel keripik pisangnya sebanyak 2 Kg di kantor ketika ada kegiatan rapat. Respon orang yang mengkonsumsinya positif kemudian mengikuti pelatihan di dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Utara yaitu sosialisasi keamanan pangan dari Dinas Kesehatan dan Badan POM dan mendapatkan nomor PIRT. Dalam perkembangan selanjutnya pemasarannya pun semakin luas hingga merambah ke luar provinsi yaitu Papua, Bali dan Kalimantan.
C. Data Penduduk
1. Jumlah Penduduk di Luwu Timur
Tahun
Jenis Kelamin Laki-Laki
(Jiwa)
Perempuan (Jiwa)
2016 144.912 136.910.41
2017 147.984 139.889.76
2018 151.020 142.802
2019 154.006 8.566
2020 157.164 147.563
Sumber: BPS Kab. Luwu Timur
2. Jumlah Penduduk di Kecamatan Mangkutana
Tahun
Jenis Kelamin Laki-Laki
(Jiwa)
Perempuan (Jiwa)
2016 11.718 11.352.70
2017 11.966 11.601
2018 12.209 11.842.61
2019 12.447 71.535
2020 11.406 11.057
Sumber: BPS Kab. Luwu Timur
3. Di sektor perdagangan jenis perusahaan yang ada di Kecamatan Mangkutana hanya perusahaaan dengan skala kecil dengan badan hukum PT sebanyak 2 Perusahaan dan CV sebanyak 6 Perusahaan.
34
D. Struktur Organisasi, job description
Gambar 4.2
Struktur Industri Keripik Pisang Koisna 1. Pemilik Usaha
Pemilik usaha merupakan Pelaku usaha yang bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang yang dihasilkan atau diperdagangkan. Membantu mengelolah Produksi Keripik Pisang Koisna. selalu melakukan pengecekan keuangan Bisnis. Melihat perkembangan Pemasaran Produksi Keripik Pisang Koisna.
2. Sekretaris
Sekretaris mencatat setiap aktivitas dan kegiatan dari perusahaan untuk mengatur aktivitas yang telah dan akan dilakukan pada Industri keripik Pisang Koisna. Memberikan informasi serta melakukan komunikasi terhadap konsumen agar aktivitas produksi dapat diketahui.
BAMBANG HERNOWO (PEMILIK USAHA)
ANGGOTA WINARSIH YAMIRAH
SRI MUJI
YUMIATI (BENDAHARA) DARMIATI
(SEKRETARIS)
3. Bendahara
Bendahara berkaitan secara langsung dengan aktivitas keuangan dalam mencatat dan menyimpan serta mengatir aktivitas keuangan industri keripik pisang koisna dalam mecatat aktivitas pengeluaran dan pemasukan dari aktivitas pengeluaran dan pemasukan dari aktivitas produksi yang dijalankan.
4. Anggota
Anggota merupakan seseorang yang terdaftar dalam industri kecil keripik pisang koisna dalam membantu aktivitas produksi dan mengenalkan produk pada masyarakat.
E. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Variabel Penelitian
Penejelasan tentang perkembangan variable-variabel yang digunakan penelitian yaitu jumlah tenaga kerja dan modal sebagai variabel indenpenden dan produksi keripik pisang koisna sebagai variabel dependen.
a. Variabel Jumlah Tenaga Kerja
Sumber daya manusia (SDM) atau human resources mengandung dua pengertian. Pertama, sumber daya manusia mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal ini SDM mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Pengertian kedua dari SDM menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis, yaitu bahwa kegiatan
36
tersebut menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Secara fisik, kemampuan bekerja diukur dengan usia.
Dengan kata lain, orang dalam usia kerja dianggap mampu bekerja.
Kelompok penduduk dalam usia kerja tersebut dinamakan tenaga kerja atau man power. Secara singkat, tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk dalam usia kerja working age population.
Tabel 4.1
Jumlah Tenaga Kerja Industri keripik pisang koisna Tahun Jumlah Tenaga Kerja
(orang)
Presentasi
2016 20 orang 25%
2017 20 orang 25%
2018 15 0rang 20%
2019 10 orang 18%
2020 8 orang 12%
Total 100%
Sumber : Data diolah, 2021
Pada Tabel 4.1diatas yaituh Jumlah Tenaga Kerja yang ada di Industri Keripik Pisang Koisna di tahun 2016 jumlah tenaga kerja yaitu 20 orang. Pada tahun 2017 jumlah tenaga kerja sebanyak 20 orang dengan tingkat presentasi 25%. Pada tahun 2018 jumlah tenaga kerja mengalami penurunan hingga 20%. Pada tahun 2019 tenaga kerja pada industri keripik pisang koisna mengalami penurunan hingga 18%. Dan pada tahun 2020 jumlah tenaga kerja mengalami penurunan hingga 12% di karenakan Dampak Pandemi Covid-19.
b. Variabel Modal
Modal dalam suatu usaha sangat penting karena sebagai alat produksi suatu barang dan jasa. Modal juga bisa dari berbagai pihak baik berasal dari modal sendiri, maupun dari keluarga. Tanpa modal usaha/bisnis yang sangat minim pun memerlukan modal agar bisa menjalankan suatu usaha/bisnis sebagaimana umumnya dapat berbentuk uang atau dana.
Tabel 4.2
Modal Usaha Industri Keripik Pisang Koisna
Tahun Modal 1x
Produksi
Modal per bulan Modal Pertahun
2016 Rp. 400.000,00 Rp. 2.000.000,00 Rp. 24.000.000,00 2017 Rp. 400.000,00 Rp. 2.000.000,00 Rp. 24.000.000,00 2018 Rp. 600.000,00 Rp. 3.000.000,00 Rp. 36.000.000,00 2019 Rp. 650.000,00 Rp. 2.600.000,00 Rp. 31.200.000,00 2020 Rp. 800.000,00 Rp. 2.400.00,00 Rp. 28.800.000,00 Sumber : Data diolah, 2021
Pada Tabel 4.2 yaitu pengeluaran Modal Terhadap Produksi Industri Keripik Pisang Koisna. Pada tahun 2016 Modal yang dikeluarkan sekali Produksi sebanyak Rp. 400.00 dan selama setahun Modal dikeluarkan sebanyak Rp. 24.000.000. Pada tahun 2017 Modal yang terpakai untuk memproduksi Keripik Pisang Koisna selama sebulan sebanyak 2.000.000 . selanjutnya pada Tahun 2018 Modal untuk produksi Keripik Pisang Koisna meningkat sebanyak 600.000 dan setahun mengeluarkan Modal sebanyak 36.000.000. selanjutnya tahun 2019 modal yang digunakan untuk satu kali memproduksi
38
keripik pisang koisna sebanyak 650.000. dan pada Tahun 2020 Modal yang dikeluarkan semakin tinggi dikarenakan bahan baku yang digunakan mulai mengalami kenaikan, Modal yang dikeluarkan sebanyak 800.000 setiap bulannya hanya melakukan tiga kali produksi keripik pisang koisna dan dalam setahun mengeluarkan Modal sebanyak 28.800.000.
c. Variabel Produksi
Produksi merupakan setiap kegiatan atau usaha yang secara langsung atau tidak langsung dapat menghasilkan barang dan jasa yang lebih berguna untuk memenuhi suatu kebutuhan manusia.
Berikut ini adalah data jumlah produksi di Industri Keripik Pisang Kooisna di Desa Sindu agung Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur.
Tabel 4.3
Jumlah Produksi Indutsri Keripik Pisang Koisna di Desa Sindu Agung Kecamatan Mangkutana kabupaten Luwu Timur
Tahun Jumlah Produk (kg) perbulan
Jumlah Produksi (kg) Pertahun
2016 200 2.400
2017 200 2.400
2018 300 3.600
2019 350 3.000
2020 400 4.800
Sumber : Data diolah, 2021
Pada tabel 4.3 yaitu Hasil Produksi Keripik Pisang Koisna setiap Bulan dan Tahun. Pada Tahun 2016 jumlah produksi yang dihasilkan sebanyak 2.400 Kilogram. Tahun 2017 hasil Produksinya
sebanyak 200 untuk tiap bulannya. Selanjutnya 2018 hasil yang diperoleh sebanyak 3.600 kilogram selama setahun. Pada tahun 2019 Jumlah Produksi Keripik Pisang Koisna sebanyak 3.000 Kilogram dalam satu tahun. Karena dalam sebulan hanya melakukan empat kali produksi. Selanjutnya, pada Tahun 2020 Produksi Keripik Pisang Koisna Produksi dalam sebulan sebanyak 400 kilogram.
2. Hasil Analisis Data
Teknik yang digunakan dalam menganalisis variabel independen yaitu Tenaga Kerja dan Modal yang mempengaruhi variabel dependen yaitu Produksi adalah dengan menggunakan teknik analisis linear berganda dengan bantuan program SPSS (Statistical Product Service Solutions) merupakan salah satu program aplikasi yang paling banyak digunakan untuk analisis statistik dalam ilmu ekonomi dalam membantu menghitung dan menganalisis data.
oleh karena itu peneliti memilih menggunakan SPSS (Statistical Product Service Solutions) versi 22 dalam menguji dan menganalisis data penelitian. Dalam model analisis regresi linear berganda yang menjadi variabel dependen adalah Produksi industri kecil keripik pisang koisna di Desa Sindu Agung Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur, sedangkan variabel independen adalah Tenaga Kerja dan Modal. Sebelum dilakukan analisis regresi linear berganda, maka dilakukan uji asumsi klasik sebagai berikut:
1) Hasil Uji Asumsi Klasik
Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu melakukan Uji prasyarat analisis atau yang sering disebut uji asumsi klasik dilakukan untuk
40
memastikan apakah model tersebut tidak terdapat masalah normalitas, multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedasitas. Setiap uji prasyarat yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan SPSS (Statistical Product Service Solutions) versi 22. Jika semua uji tersebut terpenuhi, maka model analisis layak untuk digunakan.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan dengan maksud untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali,2011). Uji Normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov menggunakan bantuan SPSS versi 22 untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak dilihat pada basis Asymph. Sig (2-tailed). Dasar pengambilan keputusan yaitu apabila Asymph. Sig (2-tailed) lebih dari 0,05 maka data dikatakan berdistribusi normal, dan sebaliknya jika Asymph.
Sig (2-tailed) kurang dari 5% maka data tidak berdistribusi normal.
Hasil dari pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 5
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.27624217
Most Extreme Differences Absolute .295
Positive .176
Negative -.225
Test Statistic .265