• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bisa berguna serta menambah pengetahuan tentang pentingnya pengaruh harga, fasilitas serta aksesibilitas Taman Nasional Komodo terhadap minat berkunjung wisatawan domestik. Tidak hanya itu, penelitian ini bisa digunakan sebagai pustaka dalam pelaksanaan penelitian yang relevan di masa yang akan datang.

2. Praktik-Empiris

a. Untuk Pihak Pengelola Taman Nasional Komodo

Penelitian ini bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan jumlah pengunjung serta mengembangkan objek wisata Taman Nasional Komodo supaya jumlah wisatawan setiap tahunnya terus meningkat. Selain itu juga, pihak pengelola Taman Nasional Komodo perlu memperhatikan beberapa aspek yang dapat mempengaruhi minat berkunjung wisatawan supaya

nantinya sebagai bahan refrensi yang bisa direkomendasikan untuk mengoptimalkan pengembangan potensi yang ada.

b. Bagi Pemerintah

Sebagi bahan masukan untuk pihak pemerintah untuk menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam mengembangkan pariwisata di Indonesia lebih khususnya di Nusa Tenggara Timur tepatnya di Kab.

Manggarai Barat, supaya mengenali akibat adanya wisata terhadap keadaan sosial ekonomi masyarakat di sekitar Taman Nasional Komodo.

c. Bagi Masyarakat

Semoga penelitian ini dapat membantu pengetahuan masyarakat terutama pengetahuan wisata serta meberikan dukungan atas keberadaan objek Wisata Taman Nasional Komodo.

d. Bagi Peneliti

Penelitian ini sebagai wadah untuk mempraktikan ilmu yang sudah didapatkan di bangku perkuliahan untuk membandingkan teori dengan realita yang sesungguhnya terjadi di lapangan dan menambah pengetahuan dalam dunia pariwisata.

11 BAB II

KAJIAN TEORITIK A. Pengertian, Jenis dan Bentuk-bentuk Pariwisata

1. Pengertian Pariwisata

Umumnya manusia cenderung suka bepergian, baik itu berangkat untuk kerja, berkebun, bertani serta mendatangi tempat tinggal sanak kerabat ataupun berangkat ketempat yang agak jauh dari tempat kediaman untuk melakukan kegiatan wisata. Undang-undang Nomor 10/2009 tentang kepariwisataan (Arjana, 2016:6) pariwisata diartikan berbagai macam aktivitas wisata yang di dukung oleh beragam sarana dan pelayanan yang disediakan oleh pemerintah, masyarakat serta pengusaha. Teori Spillane (1985:20) pariwisata merupakan sesuatu aktivitas perjalanan untuk mencari kepuasan, menikmati olahraga, menunaikan tugas mencari sesuatu, memperbaiki kesehatan, berziarah dan lain sebagainya. Pariwisata merupakan suatu perjalanan wisata yang dilakukan hanya sementara waktu, yang diselenggarakan dari satu tempat ke tempat lain dengan harapan tidak untuk berusaha (bisnis) ataupun mencari mata pencaharian di tempat yang didatangi, namun sekedar untuk menikmati perjalanan berwisata guna untuk rekreasi dan pertamasyaan ataupun untuk penuhi keinginan yang beraneka ragam. Produk dari industri pariwisata ialah segala bentuk pelayanan yang dinikmati oleh pengunjung sejak meninggalkan tempat dimana mereka biasa tinggal selama berada di wilayah tujuan wisata yang didatangi sampai wisatawan kembali ke tempat

asalnya semula, Yoeti (2002:3). Dari berbagai pengertian di atas bisa diambil kesimpulan bahwa pariwisata ialah aktivitas suatu perjalanan menuju suatu objek wisata untuk menikmati waktu luang dengan sarana dan pelayanan yang sudah disediakan oleh berbagai pihak serta dilakukan dalam kurun waktu yang tidak lama.

2. Pengertian Wisatawan

Dalam industri pariwisata terdapat pula istilah wisatawan, berdasarkan teori Yoeti (1983:71) wisatawan merupakan orang yang meninggalkan tempat tinggalnya dalam beberapa waktu dengan alasan apapun serta tanpa memangku jabatan ataupun pekerjaan di wilayah yang didatangi.

Sedangkan menurut Dr. James J. Spillane (1985:23) wisatawan merupakan seorang yang mengadakan perjalanan untuk memuaskan hasrat keingintahuan, untuk kurangi kegentingan pikiran, beristrahat dan mengembalikan kesegaran daya pikir serta jasmani pada lingkungan yang berbeda dengan alam lingkungannya sehari-hari.

Yang dianggap sebagai wisatawan menurut Spillane, (1985:24) yaitu:

a. Mereka yang hendak mengadakan perjalanan wisata untuk kesenangan sebab alasan keluarga, kesehatan serta berbagai alasan lainnya.

b. Mereka yang hendak mengadakan perjalanan untuk keperluan pertemuan-pertemuan ataupun sebab tugas-tugas tertentu semacam:

pekerjaan negara, kebijaksanaan, agama, ilmu pengetahuan, sport dan lain sebagainya.

c. Mereka yang hendak mengadakan perjalanan dengan memakai kapal laut ataupun dengan transportasi yang lain meski tinggal di suatu wilayah kurang dari 24 jam.

Dari berbagai pergertian yang dikemukakan diatas, umumnya wisatawan merupakan seseorang yang melakukan aktivitas wisata untuk mencari hiburan, berkumpul dengan keluarga dan bersenang-senang namun tidak untuk tinggal di tempat yang dikunjungi.

3. Jenis-jenis Pariwisata

Menurut Dr. James J. Spllane (1985:28) jenis wisata ditetapkan berdasarkan berbagai konsep tujuan perjalanan. Jenis pariwisata bisa dibedakan dalam beberapa jenis pariwisata khusus, diantaranya:

a. Menikmati perjalanan

Bentuk pariwisata ini ialah seseorang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk liburan, untuk mencari udara yang segar, buat penuhi keingintahuannya, menghilangkan stres, menikmati keelokan alam memperoleh ketenangan serta kedamaian diwilayah luar kota maupun sebaliknya.

b. Rekreasi

Perjalanan wisata ini dilakukan seseorang yang menghendaki pemanfaatan hari-hari libur untuk istrahat, untuk memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohaninya serta mau menyegarkan kelelahannya. Umumnya mereka melakukan perjalanan ke suatu objek

wisata alam yang bisa menyegarkan jiwa serta raga sesudah letih beraktivitas secara rutin yang telah dilalui hari-hari sebelumnya.

c. Kebudayaan

Perjalanan wisata ini dilakukan oleh kelompok maupun individu yang berkeinginan untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan studi untuk mengenali adat-istiadat suatu daerah, mempelajari tentang masyarakat setempat yang dikunjunginya, semacam mengikuti kunjungan ke suatu museum ataupun tempat yang memilki sejarah.

d. Olahraga

Ketegori pariwisata ini dibagi menjadi 2 (dua) jenis diantaranya: yang pertama, Big Sport Events ialah peristiwa-peristiwa olahraga besar semacam olimpiade, kompetisi sky dunia, pertandingan tinju dunia, dan lain sebagainya. Kedua, Sporting Tourism of the Practitioners ialah peristiwa olahraga untuk mereka yang mau berlatih serta mempratekkan sendiri seperti: menjelajah hutan, pendakian gunung, olahraga naik kuda, bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktekkan sendiri, seperti menjelajah hutan, pendakian gunung, olahraga naik kuda, berburu dan lain sebagainya.

e. Urusan Dagang

Jenis pariwisata ini telah menimbulkan berbagai persoalan. Menurut para pakar teori, perjalanan pariwisata untuk urusan dagang ini merupakan wujud professional travel ataupun perjalanan wisata karena ada kaitannya dengan pekerjaan ataupun jabatan yang tidak

membagikan kepada pelakunya baik opsi wilayah maupun opsi waktu perjalanan. Dalam sebutan business tourism tersirat tidak cuma professional trips yang dilakukan di kalangan pengusaha ataupun industrialis, namun juga mencakup seluruh kunjungan ke pameran, kunjungan instalasi teknis yang bahkan menarik orang-orang diluar profesi ini. Wajib dicermati kalau kalangan pengusaha tidak cuma berlagak serta berbuat selaku konsumen, namun dalam waktu bebasnya kerap dibuat selaku wisatawan biasa dalam penafsiran sosiologis sebab mengambil serta menggunakan keuntungan dari atraksi wisata yang ada di daerah tersebut.

f. Berkonvesi

Peranan tipe pariwisata ini makin lama makin berarti, tanpa menghitung banyak kesepakatan ataupun konferensi nasional. Di samping itu, perlu ditambahkan pula adanya berbagai pertemuan dari badan-badan ataupun organisasi internasional. Kesepakatan serta pertemuan wujud ini kerap dihadiri oleh ratusan bahkan ribuan partisipan yang pada umumnya tinggal beberapa hari dikota ataupun di negara yang ditunjuk sebagai penyelenggara. Hingga saat ini berbagai tempat persistirahatan wisatawan ataupun daerah-daerah wisata banyak yang menawarkan diri buat dijadikan tempat konferensi. Saat ini, hampir setiap negara menyadari besarnya kemampuan ekonomi dari jenis pariwisata konferensi, sehingga mereka sama-sama berupaya buat mempersiapkan serta mendirikan

bangunan-bangunan yang istimewah di perlengkapi untuk tujuan ini maupun membangun pusat-pusat konferensi lengkap dengan fasilitas canggih yang dibutuhkan untuk menjamin efisiensi operasi konferensi.

Dari berbagai jenis pariwisata yang telah diuraikan diatas, objek wisata Taman Nasional Komodo termasuk objek wisata untuk menikmati perjalanan serta untuk melaksanakan aktivitas rekreasi, karena objek wisata ini lebih menonjolkan keelokan alamnya dengan panorama alam yang menawan untuk wisatawn yang berkunjung sehingga dapat mengobati rasa lelah wisatawan setelah beraktivitas yang membuat mereka merasa bosan dan jenuh..

4. Bentuk-bentuk Pariwisata

Bentuk-bentuk pariwisata dibagi menjadi beberapa kriteria menurut Dr.

James J. Spillane (1989:31) diantaranya:

a. Pariwisata Individu dan Kelompok

Perjalanan pariwisata secara individu merupakan perjalanan wisata yang dilakukan sendiri untuk pilihan wilayah tujuan objek wisata ataupun waktu perjalanan, sehingga lebih leluasa pula menyesuaikan perubahan-perubahan tiap waktu yang dikehendaki. Sedangkan perjalanan kelompok meliputi suatu biro perjalanan (travel agent atau tour operator) yang menjual sesuatu perjalanan berdasarkan program dan agenda waktu yang sudah ditetapkan terlebih dulu untuk tiap anggota kelompok yang akan melakukan perjalanan wisata. Anggota tour ini dibebaskan dari berbagai macam pengurusan untuk perjalanan

wisata, lantaran untuk perlengkapan ataupun jasa-jasa lain yang dibutuhkan dalam berwisata sudah disediakan oleh penyelenggara perjalanan.

b. Pariwisata jangka panjang, pendek serta ekskursi

Perjalanan pariwisata jangka panjang merupakan perjalanan yang berlangsung beberapa minggu ataupun beberapa bulan untuk wisatawan sendiri. Untuk pariwisata jangka pendek ialah perjalanan yang berlangsung antara satu minggu hingga 10 hari. Sedangkan pariwisata ekskursi ialah suatu perjalan wisata yang tidak lebih dari 24 jam serta tidak memakai sarana akomodasi.

c. Pariwisata dengan menggunakan Alat Angkutan

Perjalanan wisata yang memakai alat angkut untuk sampai ke objek tujuan wisata, contohnya dengan menggunakan kendaraan umum:

kerta api, bus, travel, kapal laut serta kendaraan umum lainnya.

d. Pariwisata Aktif dan Pasif

Kedatangan wisatawan asing yang membawa devisa untuk suatu negara merupakan bentuk pariwisata yang sering disebut pariwisata aktif . Sedangkan penduduk suatu negara yang pergi ke luar negeri dan membawa uang ke luar negeri mempunyai pengaruh negatif terhadap neraca pembayaran dan disebut sebagai pariwisata pasif.

Bentuk-bentuk pariwisata diatas bisa masuk semua ke bentuk-bentuk pariwisata di Taman Nasional Komodo, karena perjalanan pariwisata ke objek wisata Taman Nasional Komodo dapat dilakukan secara individu

maupun kelompok, dengan jangka waktu (panjang, pendek dan ekskursi) dan bisa melakukan dengan menggunakan angkutan (transpotasi umum) dan dapat dilakukan secara aktif dan pasif, jadi semuanya bergantung dengan wisatawan yang mau melaksanakan perjalanan wisata.

B. Kepariwisataan Indonesia Sebagai Sektor Ekonomi yang Menjanjikan Kesejahteraan

Pariwisata kerap kali dipandang sebagai bidang yang sangat dipandang dalam ekonomi dunia. Sektor pariwisata pada tahun-tahun terakhir ini telah mengalami perkembangan yang sangat cepat di negara Indonesia.

Perkembangan pariwisata di Indonesia secara merata merupakan hasil kerja dari berbagai macam pihak, antara lain: pemerintah (baik pusat maupun daerah), swasta, pihak pengelola, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta masyarakat. Untuk potensi pengembangan pariwisata di Indonesia cukup menjanjikan, apabila pembangunan serta pengembangan pariwisata direncanakan dan dutujukan dengan baik, maka ada beberapa manfaat seperti yang diungkapkan Sedarmayanti dkk, (2018:37) sebagai berikut:

1. Manfaat Ekonomi (Kesejahteraan)

Meningkatnya arus wisatawan nusantara maupun mancanegara ke suatu wilayah menuntut aneka ragam pelayanan serta sarana yang terus menjadi bertambah jumlahnya dan beraneka ragam sarana yang disediakan. Prihal ini dapat memberikan manfaat ekonomi untuk masyarakat, pengusaha ataupun pemerintah setempat, seperti:

penerimaan devisa, kesempatan membuka usaha, terbukanya lapangan

kerja baru, meningkatnya pendapatan masyarakat dan pemerintah, mendorong pembangunan daerah dan pendapatan daerah (PAD).

2. Manfaat Sosial Budaya

a. Pelestarian budaya dan adat istiadat.

b. Meningkatnya kecerdasan masyarakat.

c. Meningkatnya kesehatan dan kesegaran jasmani/rohani.

d. Dapat mengurangi konflik sosial.

3. Manfaat dalam Berbangsa dan Bernegara a. Mempererat persatuan dan kesatuan

b. Menumbuhkan rasa memiliki, keinginan untuk memelihara dan mempertahan negara yang ujungnya tumbuh rasa cinta terhadap tanah air.

c. Memelihara hubungan baik internasional dalam hal pembangunan pariwisata.

4. Manfaat Bagi Lingkunan

Pembangunan dan pengembangan pariwisata ditujukan untuk penuhi kemauan wisatawan, seperti hidup tenang, bersih, jauh dari polusi, santai, bisa mengembalikan kesehatan raga serta mental. Oleh karena itu, pengembangan pariwisata ialah salah satu metode dalam upaya untuk melestarikan lingkungan, disamping hendak mendapatkan nilai tambah atas pemanfaatan dari lingkungan yang tersedia.

Menurut Spillane (1985:56) pariwisata ialah sesuatu wujud ekspor yang dianggap menguntungkan yang paling utama untuk ekonomi nasional suatu

negara. Sebagaimana di provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai salah satu wilayah tujuan wisata yang mempunyai prospek menjanjikan akan keunikan budaya serta keelokan alam yang tersebar di 22 Kabupaten. Provinsi Nusa Tenggara Timur mempunyai 550 pulau, 246 pulau diantaranya telah mempunyai nama serta ada 4 pulau besar yang sering disebut masyarakat NTT diantaranya Flores, Sumba, timor dan alor yang disingkat menjadi Flobamora, (https://id.wikipedia.org/wiki/Nusa_Tenggara_Timur). Melihat keadaan Provinsi Nusa Tenggara Timur yang telah di sebutkan diatas, mendesak pemerintah Provinsi untuk terus meningkat pembangunan diseluruh sektor untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat serta meningkatkan PAD. Hendaknya pemerintah provinsi bersama pemerintah kabupaten di Nua Tenggara Timur berupaya meningkatkan potensis-potensi sumber daya di berbagai macam sektor yang real dan tepat untuk dikelola dengan harapan hasilnya lekas dapat rasakan oleh masyarakat. Nusa Tenggara Timur ialah provinsi kepulauan yang memiliki 22 Kabupaten dan kota, dari tiap kabupaten tersimpan potensi yang sangat besar pada sektor parwisata.

Salah satu sektor yang jadi destinasi yang sangat populer sampai manca negara serta jadi andalan di provinsi NTT ialah Taman Nasional Komodo.

Taman Nasional Komodo ialah salah satu objek wisata yang saat ini dijadikan sebagai sumber pemasukan untuk wilayah Kabupaten Manggarai Barat. Walaupun dalam penggelolaannya, kawasan ini berada di bawah kementrian kehutanan, tetapi daya tarik yang dipunyai oleh kawasan tersebut jadi cikal-bakal bertumbuhnya perekonomian daerah kabupaten Manggarai

Barat. Di tahun 2012, Taman Nasional Komodo resmi ditetapkan sebagai New7 Wonders of Nature oleh UNESCO dan pada tahun 2013, Pemerintah Republik Indonesia menyelenggarakan kegiatan sail Komodo sebagai bentuk dukungan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah sekaligus menjadi ajang promosi obyek wisata ini kepada dunia internasional. Kondisi geografis wilayah kabupaten Manggarai Barat yang begitu strategis menjadikan wilayah ini sebagai satu-satunya titik awal dan titik akhir terdekat bagi para wisatawan yang ingin mengunjungi Taman Nasional Komodo. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Pemerintah Republik Indonesia memberikan hasil yang luar biasa. Dalam rentang waktu yang begitu cepat, wilayah ini mampu menarik minat wisatawan yang begitu tinggi.

C. Perkembangan Wisatawan Domestik di Indonesia dan Taman Nasional Komodo

Pembangunan kepariwisataan di Indonesia diarahkan agar kegiatan pariwisata menjadi sektor andalan yang mampu menggerakkan sektor ekonomi maupun sektor yang lain berkaitan erat. Pemerintah selain gencar menarik minat wisatawan mancanegara untuk meningkatkan devisa, juga sedang berusaha untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan domestik. Meskipun wisata domestik tidak mendatangkan devisa bagi negara, namun tidak bisa dipandang sebelah mata dalam kemampuannya menggerakkan perekonomian Negara,(https://www.bps.go.id/publication/2019/07/02/5249c2b645e21291b5 1dfc1a/statistik-wisatawan-nusantara-2018.html). Pembangunan industri pariwisata di Indonesia merupakan salah satu jalan mengadakan diversifikasi

(penganekaragaman) perekonomian daerah sekaligus dalam kerangka upaya pengembangan wilayah di berbagai daerah di seluruh pelosok tanah air.

Langkah ini menjadi perhatian strategis karena, secara teoritis industri pariwisata dapat menjadi pembuka jalan dan pendukung untuk pengembangan faktor lain, seperti infrastruktur, kerajinan dan industri kecil, perdagangan serta jasa. Pemerintah saat ini melihat bahwa industri pariwisata merupakan sumber pemasukan suatu pembangunan yang dapat meningkat kesejahteraan rakyat, meningkat pendapatan devisa secara mudah, murah dan serba cepat.

Beberapa tahun belakangan ini wisatawan domestik (wisatawan nusantara) mampu menghidupkan berbagai sektor seperti industri kreatif, perhotelan, angkutan dan lain-lain. Untuk mewujudkan visi pembangunan kepariwisataan nasional dapat ditempuh melalui misi pembangunan kepariwisataan dengan mengembangkan pemasaran pariwisata menjadi unggul dan bertanggung jawab yang tentunya untuk dapat menarik minat berkunjung wisatawan ke objek wisata tersebut. Sehingga, sasaran yang akan ditempuh yaitu dengan meningkatnya kuantitas perjalanan wisatawan domestik. Indikator yang dapat digunakan untuk bisa mengukur pencapaian sasaran meningkatnya kuantitas wisatawan domestik yaitu besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh peningkatan jumlah wisatawan nusantara terhadap pendapatan nasional dan penciptaan kesejahteraan bagi masyarakat. Kawasan Nusa Tenggara Timur, Manggarai Barat mempunyai potensi wisata alam yang besar dan beraneka ragam. Secara umum obyek wisata yang ada di Kabupaten Manggarai Barat

dikelompokan menjadi tiga bagian yaitu Wisata Taman Nasional Komodo, Wisata Bahari dan Wisata Alam Budaya. Namun pada saat ini andalan atraksi wisata Manggarai Barat adalah satwa Komodo (Varanus Komodoensis) yang terletak di kawasan Taman Nasional Komodo (TNK). Tentang potensi wisata Taman Nasional Komodo selama ini sudah cukup baik. Secara umum, jumlah pengunjung yang berkunjung ke objek wisata Taman Nasional Komodo mengalami trend positif. Trend positif ini akan terus meningkat sejalan dengan adanya penetapan objek wisata Taman Nasional Komodo yang berada di Labuan Bajo sebagai salah satu dari 10 (sepuluh) destinasi wisata yang ada di Indonesia.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berkunjung ke Objek Wisata 1. Harga

Harga dimaksud seperti beberapa jumlah uang yang harus dipersiapkan seorang untuk membeli ataupun membayar sesuatu produk yang diinginkan, Yoeti (2003:249). Menurut Lupiyoadi (2013:136) mengemukakan harga jasa merupakan berbagai macam manfaat yang dimiliki oleh satu produk atau jasa yang wajib dibayar oleh pelanggan atau konsumen untuk mendapatkan produk maupun jasa itu sendiri. Dari dua pengertian diatas bisa disimpulkan harga merupakan suatu ketetapan yang dikeluarkan oleh pihak industri berupa biaya bagi pelanggan guna menikmati barang ataupun jasa yang dimiliki perusahaan tersebut. Dalam hal ini, harga tiket menjadi salah satu bahan pertimbangan untuk menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke suatu objek wisata. Jadi untuk

wisatawan yang merambah ke suatu objek wisata tentunya harus membeli tiket masuk, maka harga tiket menjadi bahan untuk pertimbangan bagi konsumen yang berkunjung ke objek wisata tersebut.

Terdapat enam indikator yang mempersepsikan harga, Kotler (dalam Trijayanti, 2016:22) antara lain:

a. Keterjangkauan harga.

b. Kesesuaian harga dengan mutu produk.

c. Daya saing harga.

d. Kesesuaian harga dengan manfaat produk.

e. Harga pengaruhi daya beli konsumen.

f. Harga bisa pengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan.

Sehingga daripada itu faktor harga jadi salah satu prihal yang seharusnya di pertimbangkan oleh penggelola pariwisata atau pemerintah untuk menarik minat Wisatawan.

2. Fasilitas

Pada umumnya banyak wisatawan yang tertarik untuk mendatangi suatu objek wisata karena tertarik dengn fasilitas yang memadai untuk dikunjungi, apalagi sebagian dari wisatawan mencari tahu sarana yang diidamkan saat sebelum mendatangi objek wisata yang hendak dituju.

Fasilitas wisata ialah seluruh sarana yang gunanya penuhi keperluan wisatawan yang tinggal untuk beberapa waktu ditempat wisata yang akan dikunjungi, Yoeti (2003:56).

Terdapat tiga penyediaan fasilitas yang perlu diperhatikan menurut Sumayang (dalam Kiswanto, 2011:43) antara lain:

a. Kebersihan, kerapian serta kelengkapan fasilitas yang ditawarkan.

b. Kondisi serta fungsi faslitas yang hendak ditawarkan.

c. Kemudahan memakai fasilitas yang hendak ditawarkan.

Untuk faktor fasilitas biasanya terdiri dari akomodasi, transportasi, sarana tempat makan dan minum serta sarana lain sebagainya yang bisa disesuaikan dengan wilayah atau objek wisata yang dikunjungi. Semua kompunen tersebut bertujuan untuk penuhi pengalaman berwisata seseorang, jadi fasilitas wisata itu bisa mempengaruhi minat berkunjung wisatawan.

3. Aksesibilitas

Aksesibilitas ialah salah satu penunjang dalam pengembangan pariwisata.

Mudahnya suatu akses menuju suatu wilayah objek wisata, maka hendak memberikan rasa aman serta nyaman kepada wistawan dalam perjalanan wisatanya.Tentunya wisatawan merasa bahagia bila bisa berkunjung ke suatu objek wisata yang aksesnya gampang serta nyaman hingga sampai tempat tujuan, namun ada pula wisatawan yang menggemari hal-hal yang menantang adrenalin serta menikmati perjalan yang jauh. Sehingga pihak pengelola dan pemerintah harus tetap memperhatikan kenyamanan dari setiap wisatawan yang berkunjung ke objek wisata tersebut. Aksesibilitas merupakan kemudahan bergerak dari sesuatu tempat ke tempat lain dalam suatu daerah, Bintarto (dalam Baiturrahman, 2019:22). Bila aksesibilitas

suatu tempat objek wisata semakin baik, maka permintaan wisata hendak terus bertambah. Sedangkan pengertian aksesibilitas menurut Yoeti, (2008:56) merupakan unsur-unsur kemudahan yang disediakan untuk wisatawan yang berkunjung dan untuk itu wisatawan wajib membayar harga yang normal.

Menurut Sedarmayanti, dkk (2018:169) aspek aksesibilitas merupakan sesuatu kemudahan yang diperoleh untuk mencapai destinasi wisata, yang kadang-kadang di abaikan oleh wisatawan ketika merancang suatu perjalanan wisata. Dalam prihal tersebut bisa diukur dengan:

a. Jarak tempuh dari suatu tempat ke tempat lain.

b. Waktu tempuh dari suatu tempat ke tempat lain dalan suatu daerah.

Jika pengunjung atau wisatawan merasakan aman, nyaman dengan jarak dan waktu tempuh terjangkau maka akan semakin menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata tersebut. Jadi secara umum aksesibilitas berpengaruh terhadapa minat berkunjung wisatawan.

4. Atraksi Wisata atau Daya Tarik Wisata

Menurut Spilliane (1994:64) melalui atraksi wisata, para wisatawan maupun konsumen bakal lebih menjadi tertarik untuk mendatangi destinasi wisata tertentu. Jenis-jenis atraksi wisata atau daya tarik wisata dapat dikelompokkan sebaga berikut:

a. Atraksi Situs

Atraksi situs yaitu atraksi yang bersifat permanen dan lokasinya menetap disatu tempat tertentu.

b. Event Attraction

Event attraction merupakan atraksi yang hanya berlaku sementara serta tempatnya berpindah-pindah ataupun berubah dengan mudah.

Menurut Sedarmayanti, dkk (2018:168) tiap destinasi pariwisata mempunyai daya tarik yang berbeda-beda sesuai dengan keahlian atau

Menurut Sedarmayanti, dkk (2018:168) tiap destinasi pariwisata mempunyai daya tarik yang berbeda-beda sesuai dengan keahlian atau

Dokumen terkait