BAB I PENDAHULUAN
D. Manfaat penelitian
Secara teoretis,penelitianinidiharapkan mampu memberikan pemahaman kepada siswa dalam membaca secara ekstensif dalam pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R.
2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuanmembaca Ekstensif.
b. Bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagiguru kelas di SD dalam usaha meningkatkan kemampuan membacaekstensif siswa.
c. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangandalam usahamemperbaiki serta meningkatkan kualitas pembelajaran.
8 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI 1. Penelitian Relevan
1) Penelitian yang dilakukan oleh Mikha Lambertus Randongkir dengan judul penelitian “Keefektifan Metode SQ3R terhadap Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas IV SDN Ngalian 01 Kota Semarang”.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa dengan menerapkan metode SQ3R dalam pembelajaran keterampilan membaca ekstensif dapat meningkatkan keefektifan belajar siswa.
2) Penelitian yang dilakukan oleh Suparni dengan judul “Peningkatan Kemampuan Membaca Ekstensif dengan Menerapkan SQ3R Siswa IV SDN 1 Kasimbar” ini dapat membantu siswa untuk mengatasi kesulitan membaca dan meningkatkan kemampuan siswa membaca ekstensif dalam menemukan masalah utama dari wacana tulis, karena metode SQ3R cukup sederhana dan juga membantu para siswa menyelesaikan tugas serta menelaah isi buku dengan baik.
3) Penelitian yang dilakukan olehAnis Finalisa dengan judul penelitian
“Peningkatan Keterampilan Membaca Ekstensif melalui Penerapan Model SQ3R pada Siswa Kelas IV MI Unwaanunnajah Pondok Aren”
dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan model
SQ3R dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa Kelas IV MI Unwaanunnajah Pondok Aren.
Berdasarkan permasalahan yang telah ditemukan dan penelitian yang telah dilakukan para peneliti sebelumnya mengenai penggunaan metode SQ3R dan keterampilan membaca ekstensif maka peneliti berkeinginan untuk mengkaji penelitian yang sama dengan judul “Peningkatan Kemampuan
Membaca Ekstensif Dengan Menggunakan Metode SQ3R Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Pa’bundukangKecamatan Bontonompo SelatanKabupatan Gowa” .
2. Hakikat Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif adalah teknik membaca dalam hati dimana pembaca wacana panjang dalam waktu yang terbatas.Membaca ekstensif disebut juga membaca sekilas atau membaca dangkal.Membaca ekstensif adalah membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin dalam waktu yang sesingkat mungkin (Tarigan, 2008: 31).
Membaca ekstensif merupakan proses membaca yang dilakukan secara luas. Luas berarti (1) bahan bacaan beraneka dan banyak ragamnya; (2) waktu yang digunakan cepat dan singkat. Tujuan membaca ekstensif adalah sekadar memahami isi yang penting dari bahan bacaan dengan waktu yang cepat dan singkat.
Dalam Dictionary of Reading (1983:112) disebutkan membaca ekstensif merupakan program membaca yang dilakukan secara luas. Para siswa diberikan kebebasan dan keleluasaan dalam hal memiliki baik jenis
10
maupun lingkup bahan-bahan bacaan yang dibacanya. Program membaca ekstensif ini sangat besar manfaatnya dalam memberikan aneka pengalaman yang sangat luas kepada para siswa yang mengikutinya.
Karena membaca ekstensif merupakan program membaca secara luas, maka implikasinya antara lain, pertama, bahan-bahan bacaan, baik jenis teks maupun ragamnya haruslah luas dan beraneka. Dengan demikian, siswa akan banyak memiliki kekuasaan dalam melakukan pilihan terhadap bahan bacaan tersebut. Meskipun demikian, yang harus diperhatikan oleh guru adalah faktor kesulitan dari bahan bacaan tersebut.Jangan sampai bahan bacaan terlalu sulit untuk dicerna.Kedua, waktu yang diperguna untuk membaca pun harus sesingkat mungkin.Pada membaca ekstensif, pengertian atau pemahaman yang bertaraf relatif rendah sudah memadai.Mengapa demikian?Karena dalam program membaca ekstensif tuntutan dan tujuannya pun memang hanya sekedar untuk memahami isi yang penting saja dari bahan bacaan yang dibaca tersebut dengan menggunakan waktu secepat mungkin.
(Kholid Abdullah Harras, 2012).
Membaca ekstensif dalam penggunaan secara umum bisa disebut membaca cepat. Membaca cepat adalah kemampuan membaca dengan memperhatikan dan tujuan membaca. Kecepatan membaca harus fleksibel, artinya kecepatan itu tidak harus selalu sama, ada kalanya diperlambat karena bahan-bahan dan tujuan kita membaca (Soedarso 2004:18).
3. Tujuan Membaca Ekstensif
Menurut salah satu Guru Pendidikan (2014)Tujuan untuk memahami membaca ekstensif yaitu :
a. Untuk memahami isi yang penting dengan cepat, dengan demikian membaca efektif dapat terlaksana.
b. Untuk memahami isi buku secara cepat atau garis besarnya saja.
c. Untuk memperoleh kesan umum dari suatu buku atau artikel.
d. Untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran.
4. Jenis-Jenis Membaca Ekstensif a. Membaca Survey
Yang dimaksud survai adalah meninjau, meneliti, mengkaji, dan cara membaca bagian-bagian tertentu dari sebuah buku. Bagian-bagian buku yang disurvai adalah bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal (preliminaries) yang disurvai meliputi halaman judul, kata pengarang, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan abstrak (bila ada). Pada halaman judul yang disurvai adalah judul buku, pengarang, penerbit, tempat terbit, dan tahun terbit. Bagian isi yang disurvai meliputi judul tiap bab, subjudul, bagan, diagram, grafik, dan tabel (bila ada). Bagian akhir buku yang disurvai meliputi simpulan, daftar pustaka, dan indeks (bila ada). Cara mensurvai bagian-bagian tersebut adalah dengan membuka-buka bagian-bagian tersebut secara cepat dan menyeluruh dalam sekali pandang. Bagian-bagian buku yang disurvai dibaca dengan teknik baca layap (skimming,) yaitu membaca secepat mungkin halaman demi halaman.
12
Survai dilakukan dalam waktu beberapa menit saja dan merupakan kegiatan awal dari penerapan metode ini.Tujuan dilakukannya survai adalahuntuk mengetahui anatomi buku, mutu buku, dan gambaran umum isi buku.Anatomi buku merupakan bagian-bagian dari sebuah buku yang umumnya meliputi bagian pendahuluan, isi, dan penutup.Tahap mensurvai buku diperlukan untuk tahap berikutnya. Jika tidak melakukan survai, pembaca tidak akan bisa membuat pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan isi buku.
Survai juga digunakan untuk mengetahui mutu buku. Buku yang bermutu baik akan mengandung bagian-bagian buku yang lengkap. Bagian awal dari sebuah buku yang lengkap terdiri atas halaman judul, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan sari. Bagian isi dari sebuah buku yang baik adalah terdapat bab, sub-sub bab, ringkasan yang tersusun secara sistematis. Bagian akhir dari sebuah buku yang bermutu meliputi simpulan, daftar pustaka, dan indeks. Tujuan lain dari mensurvai adalah untuk mengetahui gambaran umum sebuah buku secara cepat. Dalam waktu yang singkat pembaca sudah dapat mengetahui buku yang disurvai itu cocok atau tidak, mengandung informasi-informasi yang dibutuhkan atau tidak.Jika jawabannya tidak, pembaca tidak perlu meneruskan ke tahap berikutnya. Jika jawabannya ya, pembaca akan meneruskan kegiatan membacanya pada tahap berikutnya.
Membaca survey adalah sejenis kegiatan membaca dengan tujuan untuk mengetahui gambaran umum ikhwal isi serta ruang lingkup dari bahan
bacaan yang hendak dibaca. Oleh karena itu, dalam perakteknya pembaca hanya sekedar melihat atau menelaah bagian bacaan yang dianggap penting saja. Misalnya, judul, nama pengarang beserta pidatonya, judul, bab serta sub-sub bab, daftar indeks atau daftar buku-buku rujukan yang dipergunakannya.
Dengan demikian membaca survey bukanlah membaca sebenarnya. Jadi, dapat dikatakan semacam kegiatan prabaca.
b. Membaca Sekilas
Membaca sekilas atau membaca skimming ada sejenis membaca yang membuat mata bergerak dengan cepat melihat dan memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan mendapatkan informasi secara cepat (Tarigan, 1990:32).
Soedarso (1998:32) mendefinisikan skimming sebagai keterampilan membaca yang diatur secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien.
c. Membaca Dangkal
Membaca dangkal pada dasarnya merupakan kegiatan membaca untuk memperoleh pemahaman yang dangkal atau tidak terlalu mendalam dari bahan bacaan yang dibaca. Membaca jenis ini biasanya dilakukan bila pembaca bermaksud untuk mencari kesenangan atau kebahagiaan. Oleh karena itu, jenis bacaannya pun betul-betul merupakan jenis bacaan ringan.
Misalnya majalah, novel, cerpen dan sebagainya. Membaca dangkal ini dilakukan dengan santai.
Membaca dangkal (superficial reading) adalah sejenis kegiatan membaca untuk memperoleh pemahaman yang dangkal atau tidak terlalu
14
mendalam dari bahan bacaan yang kita baca. Membaca intensif merupakan program kegiatan membaca yang dilakukan secara saksama. Membaca Dangkal (supervisal reading). Membaca dangkal untuk mendapatkan pemahaman yang dangkal yang bersifat lancar yang tidak mendalam bahasa bacaan. Membaca dangkal biasanya dilakukan demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang mendatangkan kebahagiaan di waktu senggang. Misalnya cerpen.
Membaca dangkal adalah salah satu jenis membaca ekstensif yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bacaan. Dengan kata lain membaca dangkal merupakan kegiatan membaca yang dilihat dari segi hasil. Kegiatan membaca ini biasanya dilakukan bila kita membaca demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang mendatangkan kebahagian. Dalam membaca seperti ini tidak dituntut pemikiran yang mendalam seperti halnya membaca karya-karya ilmiah.
5. Metode SQ3R
a. Pengertian Metode SQ3R
Metode SQ3R adalah salah satu metode membaca yang membangun gambaran umum tentang bahan yang dipelajari, menumbuhkan pertanyaan dari judul/sub judul suatu bab dan dilanjutkan dengan membaca isi teks untuk mencari jawaban dari pertanyaan.
Metode SQ3R dikembangkan oleh Prof. Francis P. Robinson seorang guru besar psikologi dari Ohio State University sejak tahun 1941.Metode
SQ3R merupakan metode yang sangat baik untuk membaca secara intensif dan rasional.Metode ini lebih tepat di perlukan untuk keperluan studi.Karena itu metode ini di rancang menurut jenjang yang memungkinkan siswa untuk belajar sistematis dan efisien.
b. Langkah-Langkah Membaca melalui penerapan metode SQ3R
Membaca dengan metode SQ3R sangat baik untuk kepentingan Membaca Ekstensif.Metode pembacaan studi ini dianjurkan oleh seorang guru besar psikologi dari Ohio State University, yaitu Prof. Francis P.
Robinson.SQ3R singkatan dari: Survey, Question, Reed, recite, Review.
a. Survey (Peninjauan)
Dengan melakukan peninjauan dapat dikumpulkan informasi yang diperlukan untuk memfokuskan perhatian saat membaca. Peninjauan untuk satu bab memerlukan waktu 5-10 menit. Apa yang ditinjau?
Baca Judul Hal ini dapat membantu untuk memfokuskan pada topik bab
Baca Pendahuluan Memberikan orientasi dan pengarang mengenai hal-hal penting dalani bab
Baca kepala judul/subbab Memberikan gambaran mengenai kerangka pemikiran
Perhatikan grafik, diagram
Adanya grafik, diagram dan gambar ditujukan untuk memberikan informasi penting sebagai tambahan atas teks Perhatikan alat Bantu baca Termasuk huruf miring, defenisi,
16
pertanyaan di akhir bab yang ditujukan untuk membantu pemahaman dan mengingat.
b. Question (Pertanyaan)
Setelah kerangka pemikiran suatu bab diperoleh, mulai perhatikan kepala judul/subbab yang biasanya dicetak tebal. Perhatikan kepala judul ini satu per satu dan ubah kepala judul ini jadi beberapa pertanyaan.
Tulislah pertanyaan-pertanyaan itu pada suatu kolom dengan lebar 1/3 halaman kertas dan kolom sisanya untuk jawaban yang diperoleh selama membaca.Misalkan kita membaca buku tentang “Belajar di SMA”
dan kepala judulnya adalah “Manfaatkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolahmu”. Pertanyaan yang dapat kita munculkan adalah “Mengapa ekstrakurikuler?” dan “Bagaimana caranya kita bisa ikut terlibat, dalam kegiatan ekstrakurikuler?”.
c. Read (Membaca)
Dengan membaca, kita mulai mengisi pemikiran bab yang kita buat pada proses Survey. Bacalah suatu subbab dengan tuntas jangan pindah ke subbab lain sebelum kita menyelesaikannya. Pada saat membaca, kita mulai mencari jawaban pertanyaan yang kita pada Question.Tuliskan jawaban yang kita peroleh dengan kata-kata sendiri di kertas yang pada 2/3 kolom yang disiapkan.
d. Recite (Menceritakan)
Pada umumnya kita cepat sekali lupa dengan bahan yang telak dibaca. Dengan melakukan proses Recite ini kita bisa melatih pikiran untuk berkonsentrasi dan mengingat bahan yang dibaca. Proses ini dilakukan setelah kita menyelesaikan suatu subbab.
Cara melakukan Recite adalah dengan melihat pertanyaan-pertanyaan yang kita buat sebelum membaca subbab tersebut dan cobalah jawab pada selembar kertas tanpa melihat buku.
e. Review (Tinjauan)
Review membantu kita untuk menyempurnakan kerangka pemikiran dalam suatu bab dan membangun daya ingat kita untuk bahan pada bab tersebut. Proses ini dapat dilakukan dengan membaca ulang seluruh subbab, melengkapi catatan atau berdiskusi dengan teman. Cara Review yang terbukti efektif adalah dengan menjelaskan kepada orang lain.
B. Kerangka Pikir
Membaca adalah salah satu keterampilan dalam mata pelajaran BahasaIndonesia.Membaca merupakan hal penting yang harus dikuasai siswa.Membaca tidak hanya bermanfaat hanya untuk mata pelajaran bahasaIndonesia, namun sebagai bekal untuk mempelajari mata pelajaran lain dansebagai bekal dalam kehidupan. Dengan kegiatan membaca, siswa akanmendapatkan informasi, pengetahuan, dan pengalaman baru. Dalam membaca,siswa harus memahami isi bahan bacaan.Agar dapat terampil
18
membaca ekstensif,siswa perlu dibiasakan dan diberikan latihan terus-menerus.
Metode yang diberikan guru juga mempengaruhi kemampuan membacaEkstensi kepada siswa.Ketika metode yang diberikan guru adalah metodeSQ3R, seperti metode ceramah dan mengerjkan LKS atau membacasecara bersama-sama kemudian menjawab pertanyaan secara lisan membuat tingkat kemampuan membaca ekstensif siswa menjadi rendah.Siswalancar dalam membaca, namun tidak memahami isi dari suatu bacaan.Padahal tujuan dari membaca adalah memahami isi bacaan, tapi padakenyataannya belum semua siswa dapat mencapai tujuan tersebut.Ada siswayang sekedar membaca tanpa memahami isi bacaan.Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran mempengaruhikemampuan membaca ekstensif siswa.
Dalam pembelajaran, guruhendaknya menggunakan metode yang dapat memudahkan siswa untukmemahami dan mempelajari materi yang diajarkan.Untuk memudahkansiswa dalam pembelajaran membaca ekstensif salah satunya denganmetode SQ3R.
Metode SQ3R (survey, question, read, recite, review) merupakanmetode Membaca Ekstensif yang terdiri dari lima langkah. Metode tersebut melibatkan pembaca atau siswa untuk aktif memaknai bacaan. Siswa akanberpikir secara kritis untuk melakukan prabaca dan membuat pertanyaan.Pertanyaan yang siswa buat sendiri akan menyebabkan siswa memiliki rasaingin tahu terhadap bacaan, sehingga siswa akan lebih fokus
danberkonsentrasi dalam membaca. Cara yang dilakukan tersebut akan lebihmemudahkan siswa dalam memahami bacaan. Siswa kemudian mencobamengutarakan dengan kata-kata sendiri pokok penting dari bacaan.
Hal tersebut akan menjadikan siswa mengingat pokok bacaan lebih lama.
Padaakhirnya dengan metode SQ3R kemampuan membaca ekstensif siswaakan meningkat dan menunjang prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Indonesian yang di lakukan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Bagan Kerangka Pikir
Kurikulum 2013
Keterampilan Membaca
Pretest Penerapan Metode SQ3R
Survey Question Read Recite Review
Post-Test Temuan
20
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka maka hipotesis tindakan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah jika metode SQ3R diterapkan dalam pengajaran membaca, maka keterampilan membaca ekstensif murid kelas Kelas IV SD Inpres Pa’bundukang Kecamatan Bontonompo SelatanKabupatan Gowa akan meningkat.
21 A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki kemampuan membaca ekstensif murid pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pada sisi lain, tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk lebih meningkatkan profesionalisme guru dalam proses mengajar. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam bentuk kegiatan bersiklus yang terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Kelas IV SD Inpres Pa’bundukangKecamatan Bontonompo SelatanKabupatan Gowa pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020.Subjek penelitian sebanyak 18 murid yang terdiri dari 8 orang murid laki-laki dan 10 orang murid perempuan.
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini yaitu metodeSQ3R dan kemampuan membaca ekstensif. Kedua fokus penelitian ini dioperasionalkan sebagai berikut:
1. Membaca ekstensif adalah teknik membaca dalam hati dimana pembaca wacana panjang dalam waktu yang terbatas.
22
2. Metode SQ3R adalah salah satu model pembelajaran yang dilakukan di sekolah khusus untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia yang dapat membantu murid mengingat apa yang mereka baca.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus.
Setiap siklus direncanakan berlangsung selama 3 (tiga) kali pertemuan yang terdiri dari 2 (dua) kali pertemuan proses belajar mengajar dan 1(satu) kali pertemuan untuk tes siklus, yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Tiap siklus terdiri atas beberapa kegiatan sesuai dengan hakikat penelitian.
Kegiatan-kegiatan pada siklus II merupakan pengulangan dan perbaikan dari kegiatan siklus I. Adapun bagan siklus penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bagan 1. Siklus Penelitian
Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan sebagai berikut:
Siklus I
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan tahap yang paling pertama dilakukan sebelum tahap-tahap selanjutnya.Sekaligus pada tahap ini dilakukan semua persiapan yang dibutuhkan selama penelitian berlangsung. Beberapa bentuk kegiatan yang dilakukan pada perencanaan adalah sebagai berikut:
1) Mempelajari dan menelaah kurikulum yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan selama penelitian berlangsung.
2) Melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam hal penggunaan pendekatan, metode, model pembelajaran, dan strategi yang digunakan.
3) Mengidentifikasi faktor-faktor penghambat dan kendala-kendala yang dihadapi guru dalam proses belajar mengajar.
4) Setelah menemukan faktor penghambat dan kesulitan guru tersebut, kemudian merumuskan alternatif pendekatan, metode, model pembelajaran, dan strategi pembelajaran yang akan digunakan.
5) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
6) Membuat lembar observasi kegiatan guru dan murid.
7) Membuat alat evaluasi.
2. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan tahap untuk mengimplementasikan semua yang direncanakan pada tahap perencanaan, atau dengan kata lain
24
tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap perencanaan. Hal-hal yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi kesiapan murid untuk mengikuti proses belajar.
2) Guru memberikan orientasi pada murid tentang tujuan pembelajaran dan memperkenalkan model pembelajaran yang akan dipakai saat proses belajar.
3) Membahas materi pelajaran dengan menggunakan metodeSQ3R.
4) Membimbing murid yang mengalami hambatan atau kesulitan dalam belajar.
5) Melakukan evaluasi untuk mengetahui peningkatan hasil belajar murid pada akhir pembelajaran.
3. Observasi
Tahap selanjutnya adalah melakukan observasi pada pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat yaitu lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas murid. Selain hal tersebut, pada tahap ini juga dilakukan observasi berbagai dinamika kegiatan proses belajar mengajar yang dapat mempengaruhi kegiaatn pembelajaran.
4. Refleksi
Seluruh hasil pembelajaran yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya melalui lembar observasi akan direfleksi pada tahap ini, kemudian menilai dan mempelajari hasil belajar murid pada siklus I, dan
hasil refleksi inilah yang selanjutnya dijadikan acuan bagi peneliti untuk merencanakan perbaikan pada siklus berikutnya.
Siklus II 1. Perencanaan
Beberapa hal yang dilakukan pada tahap perencanaan pada siklus II adalah sebagai berikut:
1) Setelah melakukan refleksi pada siklus I danj apabila ditemukan kekurangan dan kelemahan-kelemahan, maka pada tahap ini dilakukan perencanaan dengan mencari alternatif perbaikannya.
2) Melanjutkan tahap perencanaan yang telah dilakukan pada siklus I dengan beberapa perbaikannya.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II adalah melanjutkan langkah-langkah yang telah dilakukan pada siklus I dan melaksanakan beberapa perencanaan baru yang dirancang dan disesuaikan dengan materi yang ada pada siklus II dan dari hasil perbaikan pada siklus I.
3. Observasi
Proses observasi yang dilakukan pada siklus II sama dengan proses observasi yang dilakukan pada siklus I, yaitu peneliti melakukan pengamatan dan mencatat seluruh aktivitas guru dan murid selama proses belajar mengajar berlangsung berdasarkan lembar observasi yang telah dibuat.
26
4. Refleksi
Pada tahap refleksi ini peneliti meninjau kembali hal-hal yang dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya serta hasil yang diperoleh murid dengan membandingkan proses dan hasil belajar murid pada siklus I dengan siklus II. Dan hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi pada siklus I dan siklus II dianalisis untuk mendapatkan kesimpulannya.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah :
1. Sumber Data. Sumber data adalah personal penelitian yang terdiri dari peneliti, guru, dan murid.
2. Jenis data :
a. Data kualitatif adalah data hasil observasi tentang aktivitas murid dalam mengikuti proses pembelajaran.
b. Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dari tes setiap akhir siklus.
3. Cara pengambilan data :
a. Data mengenai tingkat penguasaan materi pelajaran yang dikumpulkan dengan menggunakan tes hasil belajar setiap akhir siklus.
b. Data mengenai aktivitas murid yang dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi selama proses pembelajaran dibantu oleh seorang observer.
F. Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif dan kualitatif.Untuk analisis kuantitatif digunakan statistik deskriptif yaitu rata-rata dan persentase, tabel frekuensi, persentase nilai terendah dan tertinggi, sedangkan analisis kualitatif yang digunakan adalah kategorisasi skor skala 5.Menurut Nurkancana (1986) bahwa skor skala 5 minimal adalah pembagian yang terdiri dari 5 tingkatan penguasaan.
Kategori Skor Murid
Tingkat Penguasaan Kategori
85 – 100 Sangat Tinggi
65 – 84 Tinggi
55 – 64 Sedang
35 – 54 Rendah
0 – 34 Sangat Rendah
G. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah apabila (1) terjadi peningkatan skor rata-rata hasil belajar murid Kelas IV SD Inpres Pa’bundukangKecamatan Bontonompo SelatanKabupatan Gowa dari siklus I ke siklus II, (2) Nilai ketuntasan individu atau nilai KBM mencapai skor 65 dan ketuntasan secara klasikal mencapai 80% dari 18 murid.
28 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian di lapangan dengan metode kuantitatif. Data ini didapatkan dari
Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian di lapangan dengan metode kuantitatif. Data ini didapatkan dari