i SKRIPSI
DiajukanuntukmemenuhisalahsatusyaratgunamencapaiGelarSarjana PendidikanpadajurusanGuru SekolahDasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
ARWINI DWI SAFITRI 10540956715
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
iv
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : ARWINI DWI SAFITRI
Nim : 10540 9567 15
Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Peningkatan Kemampuan Membaca Ekstensif melalui Metode Survey, Question ,Reading, Recite, Review ( SQ3R) pada Siswa Kelas IV SD Inpres Pa’bundukang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa
Skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah asli hasil karya sendiri, bukan hasil ciplakan atau buatan oleh orang lain.
Demikian pernytaan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, September 2019 Yang Membuat Permohonan
ARWINI DWI SAFITRI NIM : 10540 9567 15
v
Nama : ARWINI DWI SAFITRI
Nim : 10540 9567 15
Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan
Judul Skripsi : Peningkatan Kemampuan Membaca Ekstensif melalui Metode Survey, Question ,Reading, Recite, Review ( SQ3R) pada Siswa Kelas IV SD Inpres Pa’bundukang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi, saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun)
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan selalu melakukan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1,2 dan 3, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikan Perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran
Makassar, September 2019 Yang Membuat Perjanjian
ARWINI DWI SAFITRI NIM : 10540 9567 15
vi
Moto
allahummasalli ala saidina muhammad
asyhadu allaailahaillallah wa asyhaduanna
muhammadarasulullah
hidup adalah realita yang penuh dengan tantangan dan masalah,
tantangan dan masalah dalam hidup tak akan teratasi dengan
berpangku tangan,
tak akan terselesaikan hanya dengan berbicara,
namun haruslah dengan kerja keras dan doa.
masalah bukan untuk dihindari tapi untuk dihadapi masalah akan menjadikan hidup lebih berwarna……….
vii
Ibundaku “ Hj. St.Hadarah” Tercinta Yang Telah Memberikan Dukungan Moral Atau Spiritual Dan Material Selama Ananda
Mengikuti Pendidikan Serta Kepada Saudaraku Yang Tersayang
Yang Telah Mencurahkan Kasih Sayang Yang Tulus, Yang Selalu
Berdoa Untuk Keselamatanku, Yang Mencintai Dan
Menyayangiku Dengan Sepenuh Hati Sehingga Menjadi
Tumpuan Bagiku Untuk Meraih Kesuksesan
viii ABSTRAK
ARWINI DWI SAFITRI . 2019. Peningkatan kemampuan membaca ekstensif melalui metode, survey,question,reading,recite, review (SQ3R) Pada siswa kelas IV SD inpres pa’bundukang kecamatan bontonompo selatan kabupten gowa, FKIP, Unismuh Makassar dibimbing oleh Rosmini Madeamin dan Sri Rahayu.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas ( classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca ekstensif pada siswa kelas IV SD Inpres pa’bundukang kecamatan bontonompo selatan kabupaten gowa dengan jumlah siswa 18 orang yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 8 orang siswa perempuan . penliti ini dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus I yang dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan ( 2 kali pertemuan untuk proses belajar mengajar dan 1 kali pertemuan pembagian tes) dan siklus II dilakukan juga sebanyak 3 kali pertemuan. Kedua siklus tersebut dilakukan selama 2 bulan ditambah dengan merangkum semua hasil penelitian yang ada. Hasil temuan dalam penelitian ini adalah . Peningkatan kemampuan membaca ekstensif melalui Pada siswa kelas IV SD inpres pa’bundukang kecamatan bontonompo selatan kabupten gowa melalui metode, survey,question,reading,recite, review (SQ3R) adalah hasil belajar siswa kelas IV SD inpres pa’bundukang kecamatan bontonompo selatan kabupten gowa pada siklus I masuk dalam kategori rendah dengan jumlah nilai rata-rata 62,89 dengan ketuntasan belajar hanya mencapai 33,33%, sedangkan pada siklus II mengalami kemajuan dengan kategori tinggi dengan nilai rata-rata 81,67 dengan ketuntasan belajar sebesar 94,44%. Sehubungan dengan kesimpulan diatas, maka disarankan kepada guru supaya dapat memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam aspek membaca.
Kata kunci : membaca ekstensif , metode survey,question, reading,recite, review( SQ3R)
ix Assalamu Alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt , karena atas limpahan rahmat taufik dan karunianyalah sehingga skripsi yang berjudul .
“Peningkatan kemampuan membaca ekstensif melalui metode,
survey,question,reading,recite, review (SQ3R) Pada siswa kelas IV SD inpres pa’bundukang kecamatan bontonompo selatan kabupten gowa” dapat
diselesaikan tepat pada waktunya . shalawat dan salam semoga tercurah kepada sang pemimpin yang patut kita teladani yakni Nabiyullah Muhammad saw, para sahabat dan keluarganya yang patut kita jadikan sebagai uswatun hasanah dalam melaksanakan segalah aktivitas demi kesejahteraan dan kemakmuran hidup dunia dan akhirat kelak.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak untuk itu penulis sangat berhutang budi dan sepatutna berterima kasih kepada ayahanda H.Sultan dan ibunda Hj. ST.Hadarah yang ikhlas mendoakan , membesarkan, membimbing, dan mendidik serta membiayai penulis hingga seperti sekarang. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi- tingginya disampaikan kepada : Prof. Dr.H. Rahman Rahim, S.E., M.M., Rektor universitas muhammadiyah Makassar, Erwin Akib, S.Pd., M.Pd.,Phd., dekan fakultas dan keguruan ilmu pendidikan universitas muhammadiyah Makassar , Aliem Bahri, S.Pd, M.. Pd., ketua prodi pendidikan guru sekolah dasar fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas muhammadiyah Makassar , Dr.Hj
x
Rosmini madeamin M.Pd ., dosen pembimbing I dan Sri Rahayu S.Pd., M.Pd dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dengan penuh keikhlasan dengan memberikan arahan,bimbingan,motivasi,dan saran-saran mulai dari perencanaan hingga akhir penyusunan skripsi ini , bapak /ibu dosen PGSD universitas muhammadiyah Makassar yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan sehingga penulis memiliki wawasan yang kelak akan diabadikan dalam meniti karier dihari esok.
Penulis juga menghanturkan banyak terimah kasih kepada segenap pegawai administrasi universitas muhammadiyah Makassar , yang telah memberikan pelayanan administrasi kepada penulis H.Muhammad Daud, S.Pd ., kepala sekolah SD inpres pa’bundukang kecamatan bontonompo selatan kabupaten gowa, Hj ST.Hadarah guru kelas IV , serta para guru dan staf SD inpres pa’bundukang kecamatan bontonompo selatan kabupaten gowa yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian disekolah ini, sekaligus membantu dalam proses penelitian. Tak lupa pula , ucapan terima kasih untuk sahabat-sahabatku di grup “ squad kajili-jili & inces” hari-hari dibangku kuliah tak akan indahn tanpa kebersamaan kalian. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Makassar, September 2019
penulis
xi
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
SURAT PERJANJIAN ... v
SURAT PERNYATAAN... vi
MOTO ... vii
PERSEMBAHAN ... viii
ABSTRAK ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... …xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar belakang masalah ... 1
B. Rumusan masalah ... 6
C. Tujuan penelitian ... 6
D. Manfaat penelitian ... 6
BAB KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. KajianPustaka ... 8
1. Penelitian yang relevan ... 8
2. Hakikat membaca ekstensif ... 9
3. Tujuan membaca ekstensif ... 11
4. Jenis-jenis membaca ekstensif ... 11
5. Metode SQ3R... 14
B. KerangkaPikir ... 17
C. Hipotesis penelitian ... 20
BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN ... 21
A. Jenis penelitian ... 21
B. Lokasi dan subjek penelitian ... 21
C. Fokus penelitian ... 21
xii
D. Prosedur penelitian ... 22
E. Teknik pengumpulan data... 26
F. Teknik analisis data ... 27
G. Indikator keberhasilan pembelajaran ... 27
BAB IV HASIL PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN ... 28
A. Hasil penelitian ... 28
1. Deskripsi hasil pretest sebelum penerapan SQ3R ... 28
2. Respond siswa dalam penerapan metode SQ3R ... 36
B. Pembahasan ... 43
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ... 45
A. Simpulan ... 45
B. Saran ... 45
Daftar Pustaka ... 47
Lampiran ... 50
Riwayat Hidup ... 107
1
Pendidikan sekolah dasar (SD) di Indonesia merupakan pendidikan yang memberikan bekal kemampuan dasar bagi siswa.Kemampuan dasar tersebut meliputi kemampuan membaca, menulis, berhitung, serta pengetahuan dan keterampilan dasar yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.Hal tersebut diberikan dengan tujuan membekali siswa untuk mempelajari berbagai mata pelajaran, mempersiapkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, serta memberi bekal bagi kehidupan siswa.Kemampuan dasar di sekolah dasar diajarkan melalui berbagai mata pelajaran yaitu, bahasa Indonesia, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, pendidikan kewarganegaraan, agama, seni, dan pendidikan jasmani.
Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar adalah matapelajaran Bahasa Indonesia.Pelajaran Bahasa Indonesia mengajarkankemampuan dasar terkait membaca dan menulis.Fungsi mata pelajaranBahasa Indonesia menurut Ahmad Rofi‟uddin (2001:30) adalah untukmengembangkan kemampuan bernalar, berkomunikasi, mengembangkanpikiran dan perasaan, serta membina persatuan dan kesatuan bangsa.
2
Keterampilan yang diajarkan melalui mata pelajaran bahasa di sekolahdasar mencakup empat jenis yaitu keterampilan menyimak, berbicara,membaca, dan menulis. Keterampilan tersebut tidak hanya berguna untukmata pelajaran Bahasa Indonesia saja, namun juga berguna untuk matapelajaran lain dan juga berguna dalam kehidupan. Keempat keterampilantersebut berkaitan antara satu keterampilan dengan keterampilan yang lain.Pembelajaran satu keterampilan dapat meningkatkan keterampilan lain.Sebagai contoh pada saat proses belajar di kelas yaitu pembelajaran membaca, selain meningkatkanketerampilan membaca, dapat juga meningkatkan keterampilan menulis.Membaca merupakan salah satu keterampilan yang diajarkan dalambahasa. Keterampilan membaca menjadi keterampilan yang sangat penting karena keterampilan membaca mempengaruhi keberhasilan siswa dalambelajar.Keterampilan membaca di sekolah dasar dibagi kedalam beberapajenis, salah satunya adalah membaca lanjut.Membaca Secara ekstensif dilaksanakan dikelas IV. Tujuan membaca ekstensif adalah untuk membangun kepercayaan pembaca dalam dirinya dan kesenangan membaca, ide dasarnya ada dalam teks dan tidak memperhatikan detailnya.Membaca Ekstensif menekankan siswa untuk memahami makna atau isi bacaan secara cepat dan tepat.Membaca ekstensif seringkali dikaitkan dengan membaca intensif.Pembelajaran membaca dengan teknik membaca ekstensif, kamu bisa menyerap info secara luas.Dengan teknik ini, sebanyak mungkin teks bisa dibaca dalam waktu yang sesingkat mungkinkarena apabila pembelajaran ini diselenggarkan dengan baik akan dapat memberi manfaat
terhadap keberhasilan belajar siswa. Membaca ekstensif adalah membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin dalam waktu yang sesingkat mungkin. (Tarigan, 2008: 31), Membaca ekstensif merupakan proses membaca yang dilakukan secara luas. Luas berarti (1) bahan bacaan beraneka dan banyak ragamnya; (2) waktu yang digunakan cepat dan singkat.
Tujuan membaca ekstensif adalah sekadar memahami isi yang penting dari bahan bacaan dengan waktu yang cepat dan singkat.
Keterampilan membaca Ekstensif tidak dimiliki secara langsungoleh siswa.Siswa dapat memiliki keterampilan membaca ekstensifdenganbaik melalui pembelajaran dan banyak berlatih serta adanya pembiasaan.Dalam pembelajaran membaca Ekstensif, pendidik atau guru memilikiperan yang sangat penting. Guru dalam pembelajaran membaca mempunyaibanyak tugas, diantaranya adalah membantu siswa memahami, menafsirkan,menilai, serta menikmati tulisan dan siswa dapat membaca secara cepat.Selain itu, guru juga harus dapatmenumbuhkan minat dan perhatian siswa dalam pembelajaran membaca.
Dalman (2013:5) menyatakan bahwa guru sebaiknya mengajarkan kepadasiswa tentang strategi, metode, dan teknik membaca yang baik sehingga siswamampu memahami isi bacaan dengan baik pula. Guru perlumemilih metodepembelajaran yang tepat agar materi yang disampaikan menarik dan mudahdipahami oleh siswa.
Dalam pembelajaran membaca tingkat lanjut siswa dituntut untukmemahami isi bacaan bukan hanya sekedar membaca.Namun
4
sayangnya,banyak siswa tidak memahami isi bacaan yang sedang dibaca.Hal tersebutditunjukkan ketika siswa diberi pertanyaan dari bacaan masih banyak siswayang salah dalam menjawabnya.Kesulitan siswa dalam membaca Ekstensif juga dialami oleh siswadi Kelas IV Inpres Pa’Bundukang.Tingkat intelegensiyang dimiliki siswa sangat beragam, sehingga menyebabkan keterampilanMembaca Ekstensif siswa pun beragam.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada tahun ajaran 2018/2019 didapatkan hasil bahwa siswa kurang dapat mengetahui pembelajaran yang diajarkan oleh guru. Dari 25 siswa, hanya 8 orang yang mampu menjawab dengan benar (Persentase 32%), sedangkan 17 orang lainnya (Persentase 68%) tidak mampu menjawab dengan baik di kelas IV SDInpres Pa’Bundukang. Hal ini dikarenakan siswa mengalamikesulitan dalam memahami isi teks secara cepat dalam bacaan, siswa mengalami kesulitan dalammenjawab pertanyaan yang berasal dari bacaan, serta kesulitan ketika dimintauntuk menceritakan kembali bacaan yang telah mereka baca.Selain haltersebut siswa juga kesulitan dalam menentukan kalimat utama dan ide pokokdari suatu paragraf.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi di kelas, maka perlu dicarisolusi untuk permasalahan tersebut.Solusi tersebut diharapkan mampumeningkatkan kemampuan membaca siswa secara ekstensif.Salah satu solusidari masalah tersebut adalah menggunakan metode pembelajaran yang tepat.Metode pembelajaran adalah suatu cara yang dapat berfungsi sebagai alatuntuk mencapai suatu tujuan. Begitu juga dengan metode dalam
pembelajaranmembaca ekstensif yang berfungsi untuk membantu siswa mengatasikesulitan-kesulitan membaca ekstensif yang dialami.Salah satu metode membaca ekstensif yang dapat dijadikan solusidalam permasalahan di atas adalah metode SQ3R (survey, question, read,recite, dan review). Metode SQ3R adalah metode yang terdiri dari lima langkah,yaitu dimulai dari kegiatan survey terhadap bacaan, membuat pertanyaantentang bacaan, dilanjutkan dengan membaca secara keseluruhan bacaan,kemudian menceritakan kembali bacaan, dan yang terakhir adalah meninjaukembali bacaan tersebut.
Metode SQ3R dapat digunakan sebagai solusi dalam penelitian ini karena memiliki banyak kelebihan.Kelebihan metode SQ3R menurutSoedarso (2002:59) diantaranya adalah menjadikan siswa aktif dalamkegiatan membaca, siswa menjadi mudah memahami dan menguasai isibacaan, serta siswa dapat mengingat isi atau hal penting dalam bacaan lebihlama.Siswa menjadi aktif dalam kegiatan membaca karena denganmenggunakan langkah- langkah metode SQ3R siswa terlibat langsung dalambacaan. Siswa menjadi mudah dan memahami isi bacaan dikarenakan dalammetode SQ3R sebelum kegiatan membaca siswa melakukan survei terhadapbacaan guna mendapatkan gagasan umum tentang bacaan, kemudianmengajukan berbagai pertanyaan berdasarkan bacaan, dan kemudianjawabannya diperoleh ketika membaca keseluruhan bahan bacaan, dengancara tersebut siswa akan lebih mudah memahami bacaan, dan selanjutnyadengan langkah terakhir yaitu
6
mengutarakan dengan kata-kata sendiri pokokpenting dari bacaan siswa dapat mengingat lebih lama.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka adapun rumusanmasalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan Peningkatan Penerapan metode SQ3R dalam pembelajaran membaca ekstensif siswa kelas IV SD Inpres Pa’bundukang?
2. Bagaimana peningkatan kemampuan membaca ekstensif menggunakan metode SQ3R siswa kelas IV SD Inpres Pa’bundukang?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian iniadalah sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan Penerapan metode SQ3R dalam pembelajaran membaca Ekstensis SD Inpres Pa’bundukang.
2. UntukMendeskripsikan peningkatan kemampuan membaca ekstensif menggunakan metode SQ3R siswa kelas IV SD Inpres Pa’bundukang.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis,penelitianinidiharapkan mampu memberikan pemahaman kepada siswa dalam membaca secara ekstensif dalam pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R.
2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuanmembaca Ekstensif.
b. Bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagiguru kelas di SD dalam usaha meningkatkan kemampuan membacaekstensif siswa.
c. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangandalam usahamemperbaiki serta meningkatkan kualitas pembelajaran.
8 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI 1. Penelitian Relevan
1) Penelitian yang dilakukan oleh Mikha Lambertus Randongkir dengan judul penelitian “Keefektifan Metode SQ3R terhadap Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas IV SDN Ngalian 01 Kota Semarang”.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa dengan menerapkan metode SQ3R dalam pembelajaran keterampilan membaca ekstensif dapat meningkatkan keefektifan belajar siswa.
2) Penelitian yang dilakukan oleh Suparni dengan judul “Peningkatan Kemampuan Membaca Ekstensif dengan Menerapkan SQ3R Siswa IV SDN 1 Kasimbar” ini dapat membantu siswa untuk mengatasi kesulitan membaca dan meningkatkan kemampuan siswa membaca ekstensif dalam menemukan masalah utama dari wacana tulis, karena metode SQ3R cukup sederhana dan juga membantu para siswa menyelesaikan tugas serta menelaah isi buku dengan baik.
3) Penelitian yang dilakukan olehAnis Finalisa dengan judul penelitian
“Peningkatan Keterampilan Membaca Ekstensif melalui Penerapan Model SQ3R pada Siswa Kelas IV MI Unwaanunnajah Pondok Aren”
dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan model
SQ3R dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa Kelas IV MI Unwaanunnajah Pondok Aren.
Berdasarkan permasalahan yang telah ditemukan dan penelitian yang telah dilakukan para peneliti sebelumnya mengenai penggunaan metode SQ3R dan keterampilan membaca ekstensif maka peneliti berkeinginan untuk mengkaji penelitian yang sama dengan judul “Peningkatan Kemampuan
Membaca Ekstensif Dengan Menggunakan Metode SQ3R Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Pa’bundukangKecamatan Bontonompo SelatanKabupatan Gowa” .
2. Hakikat Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif adalah teknik membaca dalam hati dimana pembaca wacana panjang dalam waktu yang terbatas.Membaca ekstensif disebut juga membaca sekilas atau membaca dangkal.Membaca ekstensif adalah membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin dalam waktu yang sesingkat mungkin (Tarigan, 2008: 31).
Membaca ekstensif merupakan proses membaca yang dilakukan secara luas. Luas berarti (1) bahan bacaan beraneka dan banyak ragamnya; (2) waktu yang digunakan cepat dan singkat. Tujuan membaca ekstensif adalah sekadar memahami isi yang penting dari bahan bacaan dengan waktu yang cepat dan singkat.
Dalam Dictionary of Reading (1983:112) disebutkan membaca ekstensif merupakan program membaca yang dilakukan secara luas. Para siswa diberikan kebebasan dan keleluasaan dalam hal memiliki baik jenis
10
maupun lingkup bahan-bahan bacaan yang dibacanya. Program membaca ekstensif ini sangat besar manfaatnya dalam memberikan aneka pengalaman yang sangat luas kepada para siswa yang mengikutinya.
Karena membaca ekstensif merupakan program membaca secara luas, maka implikasinya antara lain, pertama, bahan-bahan bacaan, baik jenis teks maupun ragamnya haruslah luas dan beraneka. Dengan demikian, siswa akan banyak memiliki kekuasaan dalam melakukan pilihan terhadap bahan bacaan tersebut. Meskipun demikian, yang harus diperhatikan oleh guru adalah faktor kesulitan dari bahan bacaan tersebut.Jangan sampai bahan bacaan terlalu sulit untuk dicerna.Kedua, waktu yang diperguna untuk membaca pun harus sesingkat mungkin.Pada membaca ekstensif, pengertian atau pemahaman yang bertaraf relatif rendah sudah memadai.Mengapa demikian?Karena dalam program membaca ekstensif tuntutan dan tujuannya pun memang hanya sekedar untuk memahami isi yang penting saja dari bahan bacaan yang dibaca tersebut dengan menggunakan waktu secepat mungkin.
(Kholid Abdullah Harras, 2012).
Membaca ekstensif dalam penggunaan secara umum bisa disebut membaca cepat. Membaca cepat adalah kemampuan membaca dengan memperhatikan dan tujuan membaca. Kecepatan membaca harus fleksibel, artinya kecepatan itu tidak harus selalu sama, ada kalanya diperlambat karena bahan-bahan dan tujuan kita membaca (Soedarso 2004:18).
3. Tujuan Membaca Ekstensif
Menurut salah satu Guru Pendidikan (2014)Tujuan untuk memahami membaca ekstensif yaitu :
a. Untuk memahami isi yang penting dengan cepat, dengan demikian membaca efektif dapat terlaksana.
b. Untuk memahami isi buku secara cepat atau garis besarnya saja.
c. Untuk memperoleh kesan umum dari suatu buku atau artikel.
d. Untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran.
4. Jenis-Jenis Membaca Ekstensif a. Membaca Survey
Yang dimaksud survai adalah meninjau, meneliti, mengkaji, dan cara membaca bagian-bagian tertentu dari sebuah buku. Bagian-bagian buku yang disurvai adalah bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal (preliminaries) yang disurvai meliputi halaman judul, kata pengarang, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan abstrak (bila ada). Pada halaman judul yang disurvai adalah judul buku, pengarang, penerbit, tempat terbit, dan tahun terbit. Bagian isi yang disurvai meliputi judul tiap bab, subjudul, bagan, diagram, grafik, dan tabel (bila ada). Bagian akhir buku yang disurvai meliputi simpulan, daftar pustaka, dan indeks (bila ada). Cara mensurvai bagian-bagian tersebut adalah dengan membuka-buka bagian-bagian tersebut secara cepat dan menyeluruh dalam sekali pandang. Bagian-bagian buku yang disurvai dibaca dengan teknik baca layap (skimming,) yaitu membaca secepat mungkin halaman demi halaman.
12
Survai dilakukan dalam waktu beberapa menit saja dan merupakan kegiatan awal dari penerapan metode ini.Tujuan dilakukannya survai adalahuntuk mengetahui anatomi buku, mutu buku, dan gambaran umum isi buku.Anatomi buku merupakan bagian-bagian dari sebuah buku yang umumnya meliputi bagian pendahuluan, isi, dan penutup.Tahap mensurvai buku diperlukan untuk tahap berikutnya. Jika tidak melakukan survai, pembaca tidak akan bisa membuat pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan isi buku.
Survai juga digunakan untuk mengetahui mutu buku. Buku yang bermutu baik akan mengandung bagian-bagian buku yang lengkap. Bagian awal dari sebuah buku yang lengkap terdiri atas halaman judul, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan sari. Bagian isi dari sebuah buku yang baik adalah terdapat bab, sub-sub bab, ringkasan yang tersusun secara sistematis. Bagian akhir dari sebuah buku yang bermutu meliputi simpulan, daftar pustaka, dan indeks. Tujuan lain dari mensurvai adalah untuk mengetahui gambaran umum sebuah buku secara cepat. Dalam waktu yang singkat pembaca sudah dapat mengetahui buku yang disurvai itu cocok atau tidak, mengandung informasi-informasi yang dibutuhkan atau tidak.Jika jawabannya tidak, pembaca tidak perlu meneruskan ke tahap berikutnya. Jika jawabannya ya, pembaca akan meneruskan kegiatan membacanya pada tahap berikutnya.
Membaca survey adalah sejenis kegiatan membaca dengan tujuan untuk mengetahui gambaran umum ikhwal isi serta ruang lingkup dari bahan
bacaan yang hendak dibaca. Oleh karena itu, dalam perakteknya pembaca hanya sekedar melihat atau menelaah bagian bacaan yang dianggap penting saja. Misalnya, judul, nama pengarang beserta pidatonya, judul, bab serta sub- sub bab, daftar indeks atau daftar buku-buku rujukan yang dipergunakannya.
Dengan demikian membaca survey bukanlah membaca sebenarnya. Jadi, dapat dikatakan semacam kegiatan prabaca.
b. Membaca Sekilas
Membaca sekilas atau membaca skimming ada sejenis membaca yang membuat mata bergerak dengan cepat melihat dan memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan mendapatkan informasi secara cepat (Tarigan, 1990:32).
Soedarso (1998:32) mendefinisikan skimming sebagai keterampilan membaca yang diatur secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien.
c. Membaca Dangkal
Membaca dangkal pada dasarnya merupakan kegiatan membaca untuk memperoleh pemahaman yang dangkal atau tidak terlalu mendalam dari bahan bacaan yang dibaca. Membaca jenis ini biasanya dilakukan bila pembaca bermaksud untuk mencari kesenangan atau kebahagiaan. Oleh karena itu, jenis bacaannya pun betul-betul merupakan jenis bacaan ringan.
Misalnya majalah, novel, cerpen dan sebagainya. Membaca dangkal ini dilakukan dengan santai.
Membaca dangkal (superficial reading) adalah sejenis kegiatan membaca untuk memperoleh pemahaman yang dangkal atau tidak terlalu
14
mendalam dari bahan bacaan yang kita baca. Membaca intensif merupakan program kegiatan membaca yang dilakukan secara saksama. Membaca Dangkal (supervisal reading). Membaca dangkal untuk mendapatkan pemahaman yang dangkal yang bersifat lancar yang tidak mendalam bahasa bacaan. Membaca dangkal biasanya dilakukan demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang mendatangkan kebahagiaan di waktu senggang. Misalnya cerpen.
Membaca dangkal adalah salah satu jenis membaca ekstensif yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bacaan. Dengan kata lain membaca dangkal merupakan kegiatan membaca yang dilihat dari segi hasil. Kegiatan membaca ini biasanya dilakukan bila kita membaca demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang mendatangkan kebahagian. Dalam membaca seperti ini tidak dituntut pemikiran yang mendalam seperti halnya membaca karya-karya ilmiah.
5. Metode SQ3R
a. Pengertian Metode SQ3R
Metode SQ3R adalah salah satu metode membaca yang membangun gambaran umum tentang bahan yang dipelajari, menumbuhkan pertanyaan dari judul/sub judul suatu bab dan dilanjutkan dengan membaca isi teks untuk mencari jawaban dari pertanyaan.
Metode SQ3R dikembangkan oleh Prof. Francis P. Robinson seorang guru besar psikologi dari Ohio State University sejak tahun 1941.Metode
SQ3R merupakan metode yang sangat baik untuk membaca secara intensif dan rasional.Metode ini lebih tepat di perlukan untuk keperluan studi.Karena itu metode ini di rancang menurut jenjang yang memungkinkan siswa untuk belajar sistematis dan efisien.
b. Langkah-Langkah Membaca melalui penerapan metode SQ3R
Membaca dengan metode SQ3R sangat baik untuk kepentingan Membaca Ekstensif.Metode pembacaan studi ini dianjurkan oleh seorang guru besar psikologi dari Ohio State University, yaitu Prof. Francis P.
Robinson.SQ3R singkatan dari: Survey, Question, Reed, recite, Review.
a. Survey (Peninjauan)
Dengan melakukan peninjauan dapat dikumpulkan informasi yang diperlukan untuk memfokuskan perhatian saat membaca. Peninjauan untuk satu bab memerlukan waktu 5-10 menit. Apa yang ditinjau?
Baca Judul Hal ini dapat membantu untuk memfokuskan pada topik bab
Baca Pendahuluan Memberikan orientasi dan pengarang mengenai hal-hal penting dalani bab
Baca kepala judul/subbab Memberikan gambaran mengenai kerangka pemikiran
Perhatikan grafik, diagram
Adanya grafik, diagram dan gambar ditujukan untuk memberikan informasi penting sebagai tambahan atas teks Perhatikan alat Bantu baca Termasuk huruf miring, defenisi,
16
pertanyaan di akhir bab yang ditujukan untuk membantu pemahaman dan mengingat.
b. Question (Pertanyaan)
Setelah kerangka pemikiran suatu bab diperoleh, mulai perhatikan kepala judul/subbab yang biasanya dicetak tebal. Perhatikan kepala judul ini satu per satu dan ubah kepala judul ini jadi beberapa pertanyaan.
Tulislah pertanyaan-pertanyaan itu pada suatu kolom dengan lebar 1/3 halaman kertas dan kolom sisanya untuk jawaban yang diperoleh selama membaca.Misalkan kita membaca buku tentang “Belajar di SMA”
dan kepala judulnya adalah “Manfaatkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolahmu”. Pertanyaan yang dapat kita munculkan adalah “Mengapa ekstrakurikuler?” dan “Bagaimana caranya kita bisa ikut terlibat, dalam kegiatan ekstrakurikuler?”.
c. Read (Membaca)
Dengan membaca, kita mulai mengisi pemikiran bab yang kita buat pada proses Survey. Bacalah suatu subbab dengan tuntas jangan pindah ke subbab lain sebelum kita menyelesaikannya. Pada saat membaca, kita mulai mencari jawaban pertanyaan yang kita pada Question.Tuliskan jawaban yang kita peroleh dengan kata-kata sendiri di kertas yang pada 2/3 kolom yang disiapkan.
d. Recite (Menceritakan)
Pada umumnya kita cepat sekali lupa dengan bahan yang telak dibaca. Dengan melakukan proses Recite ini kita bisa melatih pikiran untuk berkonsentrasi dan mengingat bahan yang dibaca. Proses ini dilakukan setelah kita menyelesaikan suatu subbab.
Cara melakukan Recite adalah dengan melihat pertanyaan- pertanyaan yang kita buat sebelum membaca subbab tersebut dan cobalah jawab pada selembar kertas tanpa melihat buku.
e. Review (Tinjauan)
Review membantu kita untuk menyempurnakan kerangka pemikiran dalam suatu bab dan membangun daya ingat kita untuk bahan pada bab tersebut. Proses ini dapat dilakukan dengan membaca ulang seluruh subbab, melengkapi catatan atau berdiskusi dengan teman. Cara Review yang terbukti efektif adalah dengan menjelaskan kepada orang lain.
B. Kerangka Pikir
Membaca adalah salah satu keterampilan dalam mata pelajaran BahasaIndonesia.Membaca merupakan hal penting yang harus dikuasai siswa.Membaca tidak hanya bermanfaat hanya untuk mata pelajaran bahasaIndonesia, namun sebagai bekal untuk mempelajari mata pelajaran lain dansebagai bekal dalam kehidupan. Dengan kegiatan membaca, siswa akanmendapatkan informasi, pengetahuan, dan pengalaman baru. Dalam membaca,siswa harus memahami isi bahan bacaan.Agar dapat terampil
18
membaca ekstensif,siswa perlu dibiasakan dan diberikan latihan terus- menerus.
Metode yang diberikan guru juga mempengaruhi kemampuan membacaEkstensi kepada siswa.Ketika metode yang diberikan guru adalah metodeSQ3R, seperti metode ceramah dan mengerjkan LKS atau membacasecara bersama-sama kemudian menjawab pertanyaan secara lisan membuat tingkat kemampuan membaca ekstensif siswa menjadi rendah.Siswalancar dalam membaca, namun tidak memahami isi dari suatu bacaan.Padahal tujuan dari membaca adalah memahami isi bacaan, tapi padakenyataannya belum semua siswa dapat mencapai tujuan tersebut.Ada siswayang sekedar membaca tanpa memahami isi bacaan.Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran mempengaruhikemampuan membaca ekstensif siswa.
Dalam pembelajaran, guruhendaknya menggunakan metode yang dapat memudahkan siswa untukmemahami dan mempelajari materi yang diajarkan.Untuk memudahkansiswa dalam pembelajaran membaca ekstensif salah satunya denganmetode SQ3R.
Metode SQ3R (survey, question, read, recite, review) merupakanmetode Membaca Ekstensif yang terdiri dari lima langkah. Metode tersebut melibatkan pembaca atau siswa untuk aktif memaknai bacaan. Siswa akanberpikir secara kritis untuk melakukan prabaca dan membuat pertanyaan.Pertanyaan yang siswa buat sendiri akan menyebabkan siswa memiliki rasaingin tahu terhadap bacaan, sehingga siswa akan lebih fokus
danberkonsentrasi dalam membaca. Cara yang dilakukan tersebut akan lebihmemudahkan siswa dalam memahami bacaan. Siswa kemudian mencobamengutarakan dengan kata-kata sendiri pokok penting dari bacaan.
Hal tersebut akan menjadikan siswa mengingat pokok bacaan lebih lama.
Padaakhirnya dengan metode SQ3R kemampuan membaca ekstensif siswaakan meningkat dan menunjang prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Indonesian yang di lakukan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Bagan Kerangka Pikir
Kurikulum 2013
Keterampilan Membaca
Pretest Penerapan Metode SQ3R
Survey Question Read Recite Review
Post-Test Temuan
20
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka maka hipotesis tindakan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah jika metode SQ3R diterapkan dalam pengajaran membaca, maka keterampilan membaca ekstensif murid kelas Kelas IV SD Inpres Pa’bundukang Kecamatan Bontonompo SelatanKabupatan Gowa akan meningkat.
21 A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki kemampuan membaca ekstensif murid pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pada sisi lain, tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk lebih meningkatkan profesionalisme guru dalam proses mengajar. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam bentuk kegiatan bersiklus yang terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Kelas IV SD Inpres Pa’bundukangKecamatan Bontonompo SelatanKabupatan Gowa pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020.Subjek penelitian sebanyak 18 murid yang terdiri dari 8 orang murid laki-laki dan 10 orang murid perempuan.
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini yaitu metodeSQ3R dan kemampuan membaca ekstensif. Kedua fokus penelitian ini dioperasionalkan sebagai berikut:
1. Membaca ekstensif adalah teknik membaca dalam hati dimana pembaca wacana panjang dalam waktu yang terbatas.
22
2. Metode SQ3R adalah salah satu model pembelajaran yang dilakukan di sekolah khusus untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia yang dapat membantu murid mengingat apa yang mereka baca.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus.
Setiap siklus direncanakan berlangsung selama 3 (tiga) kali pertemuan yang terdiri dari 2 (dua) kali pertemuan proses belajar mengajar dan 1(satu) kali pertemuan untuk tes siklus, yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Tiap siklus terdiri atas beberapa kegiatan sesuai dengan hakikat penelitian.
Kegiatan-kegiatan pada siklus II merupakan pengulangan dan perbaikan dari kegiatan siklus I. Adapun bagan siklus penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bagan 1. Siklus Penelitian Perencanaan
Siklus I
Pengamatan/evaluasi
Perencanaan
Siklus II
Pengamatan/evaluasi
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan Tindakan Refleksi
Refleksi
Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan sebagai berikut:
Siklus I
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan tahap yang paling pertama dilakukan sebelum tahap-tahap selanjutnya.Sekaligus pada tahap ini dilakukan semua persiapan yang dibutuhkan selama penelitian berlangsung. Beberapa bentuk kegiatan yang dilakukan pada perencanaan adalah sebagai berikut:
1) Mempelajari dan menelaah kurikulum yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan selama penelitian berlangsung.
2) Melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam hal penggunaan pendekatan, metode, model pembelajaran, dan strategi yang digunakan.
3) Mengidentifikasi faktor-faktor penghambat dan kendala-kendala yang dihadapi guru dalam proses belajar mengajar.
4) Setelah menemukan faktor penghambat dan kesulitan guru tersebut, kemudian merumuskan alternatif pendekatan, metode, model pembelajaran, dan strategi pembelajaran yang akan digunakan.
5) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
6) Membuat lembar observasi kegiatan guru dan murid.
7) Membuat alat evaluasi.
2. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan tahap untuk mengimplementasikan semua yang direncanakan pada tahap perencanaan, atau dengan kata lain
24
tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap perencanaan. Hal-hal yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi kesiapan murid untuk mengikuti proses belajar.
2) Guru memberikan orientasi pada murid tentang tujuan pembelajaran dan memperkenalkan model pembelajaran yang akan dipakai saat proses belajar.
3) Membahas materi pelajaran dengan menggunakan metodeSQ3R.
4) Membimbing murid yang mengalami hambatan atau kesulitan dalam belajar.
5) Melakukan evaluasi untuk mengetahui peningkatan hasil belajar murid pada akhir pembelajaran.
3. Observasi
Tahap selanjutnya adalah melakukan observasi pada pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat yaitu lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas murid. Selain hal tersebut, pada tahap ini juga dilakukan observasi berbagai dinamika kegiatan proses belajar mengajar yang dapat mempengaruhi kegiaatn pembelajaran.
4. Refleksi
Seluruh hasil pembelajaran yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya melalui lembar observasi akan direfleksi pada tahap ini, kemudian menilai dan mempelajari hasil belajar murid pada siklus I, dan
hasil refleksi inilah yang selanjutnya dijadikan acuan bagi peneliti untuk merencanakan perbaikan pada siklus berikutnya.
Siklus II 1. Perencanaan
Beberapa hal yang dilakukan pada tahap perencanaan pada siklus II adalah sebagai berikut:
1) Setelah melakukan refleksi pada siklus I danj apabila ditemukan kekurangan dan kelemahan-kelemahan, maka pada tahap ini dilakukan perencanaan dengan mencari alternatif perbaikannya.
2) Melanjutkan tahap perencanaan yang telah dilakukan pada siklus I dengan beberapa perbaikannya.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II adalah melanjutkan langkah- langkah yang telah dilakukan pada siklus I dan melaksanakan beberapa perencanaan baru yang dirancang dan disesuaikan dengan materi yang ada pada siklus II dan dari hasil perbaikan pada siklus I.
3. Observasi
Proses observasi yang dilakukan pada siklus II sama dengan proses observasi yang dilakukan pada siklus I, yaitu peneliti melakukan pengamatan dan mencatat seluruh aktivitas guru dan murid selama proses belajar mengajar berlangsung berdasarkan lembar observasi yang telah dibuat.
26
4. Refleksi
Pada tahap refleksi ini peneliti meninjau kembali hal-hal yang dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya serta hasil yang diperoleh murid dengan membandingkan proses dan hasil belajar murid pada siklus I dengan siklus II. Dan hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi pada siklus I dan siklus II dianalisis untuk mendapatkan kesimpulannya.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah :
1. Sumber Data. Sumber data adalah personal penelitian yang terdiri dari peneliti, guru, dan murid.
2. Jenis data :
a. Data kualitatif adalah data hasil observasi tentang aktivitas murid dalam mengikuti proses pembelajaran.
b. Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dari tes setiap akhir siklus.
3. Cara pengambilan data :
a. Data mengenai tingkat penguasaan materi pelajaran yang dikumpulkan dengan menggunakan tes hasil belajar setiap akhir siklus.
b. Data mengenai aktivitas murid yang dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi selama proses pembelajaran dibantu oleh seorang observer.
F. Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif dan kualitatif.Untuk analisis kuantitatif digunakan statistik deskriptif yaitu rata-rata dan persentase, tabel frekuensi, persentase nilai terendah dan tertinggi, sedangkan analisis kualitatif yang digunakan adalah kategorisasi skor skala 5.Menurut Nurkancana (1986) bahwa skor skala 5 minimal adalah pembagian yang terdiri dari 5 tingkatan penguasaan.
Kategori Skor Murid
Tingkat Penguasaan Kategori
85 – 100 Sangat Tinggi
65 – 84 Tinggi
55 – 64 Sedang
35 – 54 Rendah
0 – 34 Sangat Rendah
G. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah apabila (1) terjadi peningkatan skor rata-rata hasil belajar murid Kelas IV SD Inpres Pa’bundukangKecamatan Bontonompo SelatanKabupatan Gowa dari siklus I ke siklus II, (2) Nilai ketuntasan individu atau nilai KBM mencapai skor 65 dan ketuntasan secara klasikal mencapai 80% dari 18 murid.
28 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian di lapangan dengan metode kuantitatif. Data ini didapatkan dari hasil tes keterampilan membaca melalui penerapan metode SQ3R. Aspek- aspek yang dinilai dalam penelitian ini adalah (1) Ketepatan Membaca Skipping (Baca-Lompat) 0 – 100, (2) Mampu Selecting (Baca-Pilih), (3) Ketepatan membaca ekstensifyang bersifat mekanis 0- 100, (4) Ketepatan menyimpulkan isi bacaan 0 – 100, (5) Ketepatan keterampilan yang bersifat pemahaman 0 – 100. Setelah melaksanakan penelitian tindakan melalui penerapan metode SQ3R dalam pembelajaran yang terdiri dari dua siklus kegiatan, yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan (Pertemuan pertama dan kedua adalah proses belajar mengajar dan pertemuan ketiga adalah pemberian tes formatif). Berikut ini hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Deskripsi Hasil Pretest Sebelum Penerapan Metode SQ3R a. Siklus I
1) Tahap Perencanaan
1) Menyiapkan skenario pembelajaran melalui penerapan metode SQ3R.
2) Membuat dan menyusun alat evaluasi 3) Menyiapkan pedoman observasi
2) Tahap Pelaksanaan 1) Berdoa bersama 2) Mengabsen murid
3) Mengelola kesiapan murid untuk belajar 4) Memotivasi murid
5) Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai 6) Guru menyajikan materi sebagai pengantar 7) Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai
8) Guru menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan tentang model pembelajaran yang akan digunakan
9) Guru membagikan murid selebaran teks bacaan
10) Guru memberikan kesempatan kepaada murid membaca teks bacaan yang telah dibagikan sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran yang akan digunakan yaitu metode SQ3R.
11) Guru menyuruh setiap murid membaca teks bacaan tersebut di depan kelas, setelah itu menceritakan kembali teks bacaan yang telah dibagikan tanpa melihat konsep teks bacaan
12) Murid membuat kesimpulan tentang isi bacaan yang diberikan Tahap pelaksanaan pada siklus I, murid diberikan contoh cara membaca teks bacaan yang benar dan bagaimana cara memahami isi teks suatu bacaan. Setelah guru memberi contoh, murid diberikan kesempatan membaca di bangkunya masing-masing kemudian setelah itu diceritakan kembali di depan kelas kemudian guru melakukan tanya jawab langsung
30
kepada setiap murid. Dari kegiatan di atas diperoleh data dalam penelitian pada siklus I yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.1 : Data Keterampilan Membaca Ekstensif Murid Kelas IV SD Inpres Pa’bundukang Kecamatan Bontonompo Selatan
Kabupatan Gowa pada Siklus I
No. Nama Murid
Aspek yang Dinilai
Jumlah
Nilai Ket.
Membaca Ekstensif
1 2 3 4 5
1. MH 50 70 60 60 70 310 62
2. AM 80 70 60 60 70 340 68
3. IK 70 70 70 60 60 330 66
4. Z 50 70 60 70 70 320 64
5. T 80 50 50 60 70 310 62
6. MA 70 70 70 60 70 340 68
7. AI 70 50 60 60 70 310 62
8. F 60 60 70 70 50 310 62
9. M.N 60 70 80 70 70 350 70
10. S 50 70 70 70 60 320 64
11. AZ 70 60 60 60 70 320 64
12. S 70 80 70 70 70 360 72
13. A 50 50 60 60 70 290 58
14. M 60 50 60 70 60 300 60
15. AI 70 50 50 70 50 290 58
16. F 60 60 50 50 60 280 56
17. S 50 60 50 50 60 270 54
18. AK 60 60 60 60 70 310 62
Keterangan :
1. Ketepatan Membaca Skipping (Baca-Lompat) 2. Mampu Selecting (Baca-Pilih)
3. Ketepatan membaca ekstensifyang bersifat mekanis 4. Ketepatan menyimpulkan isi bacaan
5. Ketepatan keterampilan yang bersifat pemahaman
Nilai Keterampilan Membaca Ekstensif= Jumlah Skor Perolehan Banyaknya Aspek yang Dinilai
Tabel 4.2 : Data Nilai Akhir Tes Siklus I Keterampilan Membaca Ekstensif Murid Kelas IV SD Inpres Pa’bundukang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupatan Gowa pada
Siklus I No. Nama Murid Nilai Ket. Membaca
Ekstensif
Hasil Tes Siklus I
Nilai Akhir
1. MH 62 70 66
2. AM 68 60 64
3. IK 66 40 53
4. Z 64 60 62
32
5. T 62 60 61
6. MA 68 60 64
7. AI 62 50 56
8. F 62 50 56
9. M.N 70 80 75
10. S 64 60 62
11. AZ 64 80 72
12. S 72 90 82
13. A 58 70 64
14. M 60 70 65
15. AI 58 50 54
16. F 56 40 48
17. S 54 80 67
18. AK 62 60 61
Jumlah 1132
Nilai Rata-Rata Kelas 62,89
NA = Nilai Keterampilan Membaca + Hasil Tes 2
Nilai Rata-Rata =Nilai Keseluruhan 2
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus I hanya 62,89 dan masih perlu ditingkatkan. Maka dari itu penelitian ini akan dilanjutkan ke siklus II.
Deskripsi hasil belajar murid secara kuantitatif berdasarkan hasil tes siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.3 : Statistik Skor Penguasaan Murid pada Tes Siklus I
Statistik Nilai Statistik
Subjek 18
Skor Ideal 100
Skor Maksimum 82
Skor Minimum 48
Skor Rata-Rata 62,89
KBM 65
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 18 murid diperoleh skor maksimum 82, skor minimum 48, dan rata-rata kelas hanya 62,89 berada di bawah nilai KBM yang telah ditentukan yaitu 65 dari skor ideal 100.
Apabila skor hasil keterampilan Membaca Ekstensif dikelompokkan ke dalam lima kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase skor pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil Keterampilan Membaca Ekstensif Murid pada Siklus I
No. Skor Kategori Frekuensi Persentase
1. 0 – 34 Sangat Rendah - 0 %
2. 35 – 54 Rendah 3 16,67 %
34
3. 55 – 64 Sedang 9 50 %
4. 65 – 84 Tinggi 6 33,33 %
5. 85 – 100 Sangat Tinggi - 0 %
Jumlah 18 100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak ada murid yang berada dalam kategori sangat rendah (0%), kategori rendah 3 murid (16,67%), kategori sedang 9 murid (50%), kategori tinggi hanya 6 murid (33,33%), dan tidak terdapat murid yang berada dalam kategori sangat tinggi (0%) pada siklus I. Dapat disimpulkan bahwa hasil keterampilan Membaca Ekstensif yang diperoleh murid melalui penerapan metode SQ3R pada siklus I mencapai rata-rata 62,89 dan berada dalam kategori sedang.
Apabila hasil belajar keterampilan Membaca Ekstensif murid pada siklus I dianalisis, maka persentase ketuntasan belajar dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.5 : Deskripsi Ketuntasan Belajar Murid pada Siklus I
Skor Kategori Frekuensi Persentase
0 - 64 Tidak Tuntas 12 66,67
65 - 100 Tuntas 6 33,33
Jumlah 18 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa pada siklus I, dari 18 murid hanya 5 murid (27,78%) yang tuntas belajarnya dan yang tidak tuntas sebanyak 13
murid (72,22%). Artinya masih banyak murid yang memerlukan perbaikan.
Oleh karena itu, akan diusahakan perbaikan pada siklus II.
3) Tahap Observasi
Pada tahap observasi siklus I tercatat sikap yang terjadi pada setiap murid terhadap pelajaran bahasa Indonesia.Sikap murid tersebut diperoleh dari lembar observasi pada setiap pertemuan yang dicatat pada setiap siklus.
Lembar observasi tersebut untuk mengetahui perubahan sikap murid selama proses belajar mengajar berlangsung di kelas.
Adapun sikap murid dari siklus I adalah sebagai berikut :
1. Pada siklus I tampak masih ada murid yang tidak hadir mengikuti pelajaran baik itu yang tidak hadir tanpa keterangan maupun yang sakit.
2. Perhatian murid pada siklus I masih belum fokus dan gairah belajar masih kurang.
3. Murid yang bertanya mengenai materi yang diajarkan oleh guru pada siklus I ini masih kurang dan didominasi oleh murid yang pintar saja.
4. Masih ada murid yang tidak berperan aktif dalam mengerjakan LKS yang dibagikan oleh guru pada siklus I.
5. Masih ada murid yang melakukan kegiatan lain pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
4) Tahap Refleksi
Pada siklus I, proses pembelajaran diawali dengan pengenalan pembelajaran yang digunakan melalui penerapan metode SQ3R.Penggunaan metode ini pada awalnya masih banyak murid yang kurang tertarik dengan
36
ditandainya banyaknya murid yang melakukan aktivitas-aktivitas negatif seperti ribut, main-main, mengganggu temannya, berkelahi, dan lain- lain.Sebagai kegiatan akhir, guru memberikan soal latihan secara lisan dan setiap murid berlomba untuk memberi jawaban.Setelah itu, membahas kembali soal yang masih dianggap sulit oleh murid.Setelah itu memberikan pekerjaan rumah (PR) untuk dikumpul pada pertemuan berikutnya.
2. Siklus II
a) Deskripsi Penerapan Metode SQ3R 1) Perlakuan Guru
1. Tahap Perencanaan
1) Menyiapkan skenario pembelajaran melalui penerapan metode SQ3R.
2) Membuat dan menyusun alat evaluasi 3) Menyiapkan pedoman observasi 2. Tahap Pelaksanaan
1) Berdoa bersama.
2) Mengabsen murid.
3) Mengelola kesiapan murid untuk belajar.
4) Memotivasi murid.
5) Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai.
6) Guru menyajikan materi sebagai pengantar.
7) Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai.
8) Guru menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan tentang metode pembelajaran yang akan digunakan.
9) Guru membagikan murid selebaran teks bacaan
10) Guru memberikan kesempatan kepada murid membaca teks bacaan yang telah dibagikan sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran yang akan digunakan yaitu metode SQ3R.
11) Guru menyuruh setiap murid membaca teks bacaan tersebut di depan kelas, setelah itu menceritakan kembali teks bacaan yang telah dibagikan tanpa melihat konsep teks bacaan.
12) Murid membuat kesimpulan tentang isi bacaan yang diberikan.
Tahap pelaksanaan pada siklus II hampir sama dengan tahap pelaksanaan pada siklus I. perbedaannya adalah pada judul teks bacaan yang dibagikan oleh guru. Murid diberikan contoh cara membaca teks bacaan yang benar dan bagaimana cara memahami isi teks suatu bacaan. Setelah guru memberi contoh, murid diberikan kesempatan membaca di bangkunya masing-masing kemudian setelah itu diceritakan kembali di depan kelas kemudian guru melakukan tanya jawab langsung kepada setiap murid.
2) Respon Siswa Dalam Penerapan Metode SQ3R
Kegiatan di atas diperoleh data dalam penelitian pada siklus I yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.6 : Data Keterampilan Tes Siklus II Keterampilan Membaca Ekstensif Murid Kelas IV SD Inpres Pa’bundukang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupatan Gowa
padaSiklus II
No. Nama Murid
Aspek yang Dinilai
Jumlah Nilai Ket.
Membaca
1 2 3 4 5
38
Ekstensif
1. MH 70 70 70 70 70 350 70
2. AM 80 70 70 80 70 370 74
3. IK 70 80 70 70 70 360 72
4. Z 80 70 80 70 80 380 76
5. T 80 70 70 70 70 360 72
6. MA 70 70 70 80 80 370 74
7. AI 70 80 70 70 80 370 74
8. F 70 70 70 70 80 360 72
9. M.N 80 80 80 70 70 380 76
10. S 80 80 80 80 80 400 80
11. AZ 70 70 70 80 80 380 76
12. S 70 80 70 70 80 380 76
13. A 70 70 80 80 70 370 74
14. M 80 70 80 70 80 380 76
15. AI 80 70 60 70 70 350 70
16. F 70 70 80 80 70 370 74
17. S 80 70 80 70 70 370 74
18. AK 70 80 80 80 70 380 76
Keterangan :
1. Ketepatan Membaca Skipping (Baca-Lompat) 2. Mampu Selecting (Baca-Pilih)
3. Ketepatan membaca ekstensifyang bersifat mekanis 4. Ketepatan menyimpulkan isi bacaan
5. Ketepatan keterampilan yang bersifat pemahaman
Nilai Keterampilan Membaca Ekstensif= Jumlah Skor Perolehan Banyaknya Aspek yang Dinilai
Tabel 4.7 : Data Nilai Akhir Keterampilan Membaca Ekstensif Murid Kelas IV SD Inpres Pa’bundukang Kecamatan Bontonompo
Selatan Kabupatan Gowa pada Siklus II No. Nama Murid Nilai Ket. Membaca
Ekstensif
Hasil Tes Siklus II
Nilai Akhir
1. MH 70 100 85
2. AM 74 90 82
3. IK 72 60 66
4. Z 76 90 83
5. T 72 100 86
6. MA 74 80 77
7. AI 74 100 87
8. F 72 90 81
9. M.N 76 100 88
10. S 80 100 90
11. AZ 76 100 88
12. S 76 90 83
13. A 74 100 87
14. M 76 90 83
15. AI 70 50 60
16. F 74 80 77
17. S 74 100 87
18. AK 70 90 80
Jumlah 1470
40
Nilai Rata-Rata Kelas 81,67
NA = Nilai Keterampilan Membaca + Hasil Tes 2
Nilai Rata-Rata =Nilai Keseluruhan 2
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus II mencapai 81,67 dan sudah mencapai kriteria indikator keberhasilan yaitu 80%.
Deskripsi hasil belajar murid secara kuantitatif berdasarkan hasil tes siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.8 : Statistik Skor Penguasaan Murid pada Tes Siklus II
Statistik Nilai Statistik
Subjek 18
Skor Ideal 100
Skor Maksimum 90
Skor Minimum 60
Skor Rata-Rata 81,67
KBM 65
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 18 murid diperoleh skor maksimum 90, skor minimum 60, dan rata-rata kelas hanya 81,67 dan telah memenuhi nilai KBM 65 dari skor ideal 100
Apabila skor hasil keterampilan Membaca Ekstensif dikelompokkan ke dalamn lima kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase skor pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.9 : Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil Keterampilan Membaca Ekstensif Murid pada Siklus II
No. Skor Kategori Frekuensi Persentase
1. 0 – 34 Sangat Rendah - 0 %
2. 35 – 54 Rendah - 0 %
3. 55 – 64 Sedang 1 5,56 %
4. 65 – 84 Tinggi 9 50 %
5. 85 – 100 Sangat Tinggi 8 44,44 %
Jumlah 18 100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak ada murid yang berada dalam kategori sangat rendah (0%), kategori rendah 0 murid (0%), kategori sedang 1 murid (44,44%), kategori tinggi 9 murid (50%), dan sudah terdapat 8 murid yang berada dalam kategori sangat tinggi (44,44%) pada siklus II. Dapat disimpulkan bahwa hasil keterampilan Membaca Ekstensif yang diperoleh murid melalui penerapan metode SQ3R pada siklus II mencapai rata-rata 81,67 dan berada dalam kategori tinggi.
Apabila hasil belajar keterampilan Membaca Ekstensif murid pada siklus I dianalisis, maka persentase ketuntasan belajar dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.10 : Deskripsi Ketuntasan Belajar Murid pada Siklus II
42
Skor Kategori Frekuensi Persentase
0 – 64 Tidak Tuntas 1 5,56
65 – 100 Tuntas 17 94,44
Jumlah 18 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa pada siklus I, dari 18 murid hanya 1 murid (5,56%) yang tidak tuntas belajarnya dan yang tuntas sebanyak 17 murid (94,44%). Artinya sudah tidak ada murid yang memerlukan perbaikan.Oleh karena itu, penelitian pada siklus II dinyatakan berhasil dan tidak perlu dilanjutkan ke siklus III.
Untuk melihat peningkatan hasil belajar keterampilan Membaca Ekstensif murid dalam setiap siklus tercatat pada tabel berikut :
Tabel 4.11 : Peningkatan keterampilan Membaca Ekstensif Murid pada Setiap Siklus
Siklus
Skor Perolehan Murid Tuntas Tidak Tuntas
Min Maks Rata-Rata Frekuensi
Persentase Frekuensi Persentase
Siklus I 48 82 62,89 6 33,33% 12 66,67 %
Siklus II 60 90 81,67 17 94,44 % 1 5,56 %
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan skor rata-rata kemampuan Membaca Ekstensif setelah diterapkan
metode SQ3R. Dari kategori rendah pada siklus I dengan skor rata-rata 62,89 meningkat menjadi 81,67 pada siklus II dengan kategori tinggi. Dalam tabel juga menunjukkan bahwa pada siklus II ketuntasan dalam kegiatan belajar mengajar juga tercapai. Hal ini ditandai dengan jumlah murid yang mencapai ketuntasan belajar meningkat, yaitu dari 6 murid (33,33%) meningkat menjadi 17 murid (94,44%), sedangkan murid yang tidak tuntas mengalami penurunan yang sangat signifikan. Hal ini ditandai dengan jumlah murid yang tidak tuntas pada siklus I berjumlah 12 murid (66,67%) menurun pada siklus II menjadi 1 murid (5,56%).
Ketuntasan belajar murid pada siklus II lebih banyak daripada siklus I memberikan indikasi bahwa kemampuan Membaca Ekstensif murid mengalami peningkatan yang sangat signifikan setelah diterapkan metode SQ3R.
3. Tahap Observasi
Selama penelitian, selain terjadi peningkatan kemampuan Membaca Ekstensif pada siklus I dan Siklus I tercatat sejumlah perubahan yang terjadi pada setiap murid terhadap pelajaran bahasa Indonesia.Perubahan tersebut diperoleh dari lembar observasi pada setiap pertemuan yang dicatat pada setiap siklus. Lembar observasi tersebut untuk mengetahui perubahan sikap murid selama proses belajar mengajar berlangsung di kelas.
Adapun perubahan sikap murid pada siklus II adalah sebagai berikut :
44
1. Pada siklus II tampak perubahan dengan ketidakhadiran murid hampir tidak ada dibandingkan dengan siklus I.
2. Perhatian murid pada siklus II mulai meningkat. Hal ini dapat dilihat dari perhatian murid dalam menerima pelajaran yang diberikan lebih fokus dan gairah belajar murid juga mengalami peningkatan
3. Murid yang bertanya mengenai materi yang belum dipahami mulai merata.
Bukan hanya murid yang pintar saja yang aktif, tetapi semua murid baik yang berkemampuan rendah juga mulai aktif dan berani bertanya.
4. Semua murid mulai aktif mengerjakan LKS yang dibagikan oleh guru.
5. Sudah tidak terdapat murid yang melakukan kegiatan lain pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
4. Tahap Refleksi
Setelah merefleksi hasil pelaksanaan siklus I, diperoleh suatu gambaran tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II sebagai perbaikan dari tindakan yang dilakukan pada siklus I.
Pada siklus II terlihat peningkatan dalam proses belajar mengajar. hal ini terlihat dari keberanian murid untuk bertanya tentang hal-hal yang kurang dipahami dan keaktifan meereka untuk memberi tanggapan terhadap suatu pertanyaan yang diajukan oleh guru. Selain itu, murid yang melakukan aktivitas lain saat pembelajaran berlangsung juga semakin berkurang.
Penampilan murid dalam Membaca Ekstensif semakin baik.Mereka membaca dengan memperhatikan ejaan, lafal, dan intonasi sehingga isi bacaan lebih mudah dipahami oleh si pembaca.Kepercayaan diri murid meningkat
sehingga mereka memperhatikan performance yang lebih baik. Selain itu, murid yang lain mulai serius untuk memperhatikan temannya yang tampil membaca dan mereka aktif untuk mengemukakan komentar mereka.
Secara umum, dapat dikatakan bahwa pada siklus II kemampuan Membaca Ekstensif murid semakin meningkat karena murid telah memahami teknik-teknik membaca yang baik, sudah memahami bagaimana menggunakan ejaan dan tanda baca yang tepat, serta murid juga sudah memahami dan memperhatikan penggunaan intonasi dalam membaca.
B. Pembahasan
Kemampuan Membaca Ekstensif murid Kelas IV SD Inpres Pa’bundukang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupatan Gowa sebelum melakukan penelitian yaitu kategori rendah di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KBM) yaitu 65.Pada tindakan siklus I hasil belajar murid mengalami peningkatan dan berada pada kategori sedang. Diperoleh data bahwa tidak ada murid yang berada dalam kategori sangat rendah (0%), kategori rendah 3 murid (16,67%), kategori sedang 9 murid (50%), kategori tinggi hanya 6 murid (33,33%), dan tidak terdapat murid yang berada dalam kategori sangat tinggi (0%) pada siklus I. Nilai rata-rata murid secara keseluruhan pada siklus I yaitu 62,89 dan berada dalam kategori sedang.
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa pada siklus I, dari 18 murid hanya 5 murid (27,78%) yang tuntas belajarnya dan yang tidak tuntas sebanyak 13 murid (72,22%). Artinya masih banyak murid yang memerlukan perbaikan karena berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KBM).
46
Setelah tindakan siklus I selesai, hasil belajar murid belum mecapai target yang diinginkan maka dilanjutkan dengan tindakan siklus II. Pada siklus II diperoleh data bahwa bahwa tidak ada murid yang berada dalam kategori sangat rendah (0%), kategori rendah 0 murid (0%), kategori sedang 1 murid (44,44%), kategori tinggi 9 murid (50%), dan sudah terdapat 8 murid yang berada dalam kategori sangat tinggi (44,44%). Nilai rata-rata pada siklus II yaitu 81,67. Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa pada siklus I, dari 18 murid hanya 1 murid (5,56%) yang tidak tuntas belajarnya dan yang tuntas sebanyak 17 murid (94,44%). Artinya sudah tidak ada murid yang memerlukan perbaikan.
Berdasarkan siklus I dan siklus II di atas maka peningkatan kemampuan Membaca Ekstensif murid diketahui rata-rata murid pada siklus I adalah 62,89 meningkat menjadi 81,67. Ketuntasan murid juga meningkat dari 33,33% pada siklus I menjadi 94,44% pada siklus II.