BAB I PENDAHULUAN
D. Manfaat Penelitian
Suatu penelitian tidak akan mempunyai arti jika tidak mempunyai suatu kemanfaatan, oleh karena itu suatu penelitian akan berharga apabila memiliki kemanfaatan, baik manfaat praktis maupun teoritis. Adapun manfaat penelitian ini secara terperinci adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat menambah pengetahuan dan pengembangan wawasan ilmu kewarganegaraan, khususnya dibidang watak atau karakter kewarganegaraan.
b. Memberikan gambaran mengenai pelaksanaan Kepramukaan dalam menumbuhkan karakter kewarganegaraan siswa.
commit to user 8
c. Sebagai dasar dan referensi dalam mengadakan penelitian lain yang relevan.
2. Manfaat Praktis
a. Mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir dinamis, dan untuk mengetahui kemampuan Penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh.
b. Mencari kesesuaian antara teori yang telah didapatkan di bangku kuliah dengan kenyataan di lapangan.
c. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait dengan masalah penelitian ini, yaitu Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan dan Pembina Pramuka di SMP Negeri 10 Surakarta dalam mengembangkan karakter kewarganegaraan siswa pada umumnya serta siswa pada khususnya.
commit to user 9 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Tentang Kepramukaan
a. Ekstrakurikuler
Kepramukaan merupakan bagian dari ekstrakurikuler. Berikut uraian mengenai ekstrakurikuler.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Ekstrakurikuler mempunyai arti suatu kegiatan yang berada di luar program yang tertulis di dalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa” (Petter Sammy dan Yenny Salim, 2007: 291).
Sedangkan menurut Wikipedia Indonesia, “Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa sekolah atau universitas, di luar jam belajar kurikulum standar”.
(Wiki, 2012, http://id.wikipedia.org/wiki/Ekstrakurikuler)
Selanjutnya menurut Uzer Usman dan Lilis Setiawati (1993: 22) menyatakan bahwa “Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka), baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya dari berbagai bidang studi”.
Jadi, ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang menekankan pada kebutuhan siswa agar menambah wawasan, sikap dan keterampilan siswa sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya yang dilakukan di luar jam pelajaran wajib serta kegiatannya dilakukan di dalam maupun di luar sekolah.
1) Tujuan Ekstrakurikuler
Dalam setiap kegiatan yang dilakukan, pasti tidak lepas dari aspek tujuan. Karena suatu kegiatan yang diakukan tanpa jelas tujuannya, maka
9
commit to user 10
kegiatan itu akan sia-sia. Menurut Uzer Usman dan Lilis Setiawati (1993: 22) kegiatan ekstrakurikuler memiliki tujuan yaitu sebagai berikut :
a) Meningkatkan pengetahuan siswa dalam aspek kognitif maupun afektif.
b) Mengembangkan bakat serta minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju manusia seutuhnya.
c) Mengetahui, mengenal serta membedakan hubungan antara satu mata pelajaran dengan yang lainnya.
Sedangkan menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebutkan bahwa ekstrakurikuler bertujuan agar :
a) Siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan keterampilan mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya yang: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
berbudi pekerti luhur; memiliki pengetahuan dan keterampilan; sehat rohani dan jasmani; berkepribadian yang mantap dan mandiri; memilki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
b) Siswa mampu memanfaatkan pendidikan kepribadian serta mengaitkan pengetahuan yang diperolehnya dalam program kurikulum dengan kebutuhan dan keadaan lingkungan.
(Winarno,2009, http://winarno.staff.fkip.uns.ac.id/files/2009/10/Makalah-Ekskul-di-Sekolah.pdf)
Dari penjelasan di atas pada hakekatnya tujuan kegiatan ekstrakurikuler yang ingin dicapai adalah untuk kepentingan siswa. Dengan kata lain, kegiatan ektrakurikuler memiliki nilai-nilai pendidikan bagi siswa dalam upaya pembinaan manusia seutuhnya.
2) Jenis-Jenis Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler berbeda-beda jenisnya, karena banyak hal yang memang berkaitan dengan kegiatan siswa selain dari kegiatan inti. Dari beberapa jenis ekstrakurikuler yang ada, siswa dapat memilih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing. Beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler yang diprogramkan di sekolah adalah sebagai berikut :
commit to user 11 a) Pendidikan Kepramukaan
b) Pasukan Pengibar Bendera (PASKIBRA) c) Palang Merah Remaja (PMR)
d) Pasukan Kemanan Sekolah (PKS) e) Gema Pencinta Alam
f) Filateli
g) Koperasi Sekolah
h) Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) i) Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) j) Olahraga
k) Kesenian
Dari beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler di atas maka penelitian ini akan membahas tentang Kepramukaan.
b. Pengertian Kepramukaan
Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Pramuka merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Rakyat Muda yang Suka Berkarya.
Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka pasal 4 menyebutkan bahwa :
Gerakan pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup.
Sedangkan istilah Kepramukaan berdasarkan AD/ART Gerakan Pramuka Bab III Pasal 8, butir (2) Keppres RI Nomor 34 Tahun 1999 yang berbunyi
“Kepramukaan ialah proses pendidikan luar lingkungan sekolah dan di luar
commit to user 12
keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis, yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak”.
Menurut Lembaga Pendidikan Kader Pramuka Cabang Ponorogo (2001: 8) menyebutkan bahwa :
Kepramukaan merupakan kegiatan yang menggunakan out door activity atau kegiatan di alam terbuka dengan harapan kegiatan kepramukaan akan mempunyai dua nilai, yaitu nilai formal atau nilai pendidikannya yaitu pembentukan watak (character building) dan nilai materiil yaitu nilai kegunaan praktisnya.
Dalam hal ini kepramukaan dapat dijadikan sebagai kegiatan pelengkap pendidikan sekolah dan pendidikan dalam keluarga, mengisi kebutuhan peserta didik yang tidak terpenuhi oleh kedua lingkungan pendidikan serta mengembangkan pengetahuan, minat serta bakat yang dimiliki oleh peserta didik.
Kegiatan kepramukaan haruslah dapat dirasakan oleh peserta didik sebagai sesuatu yang menyenangkan, menarik, menantang, dan tidak menjemukan sehingga diharapkan peserta didik dapat berkembang kemantapan mental, fisik, pengetahuan, keterampilan dan rasa sosial serta emosionalnya.
Selanjutnya, “Pramuka adalah suatu gerakan pendidikan sukarela yang bersifat nonpolitik, untuk kaum muda, terbuka untuk semua, tanpa membedakan asal-usul, ras, suku dan agama, sesuai dengan tujuan, asas-asas dan metode”.
(Pasuska SMP Negeri 1 Kromengan, 2010 dalam http://scout-pasuska.blogspot.
com/).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar keluarga yang bersifat nonpolitik untuk kaum muda dengan tujuan agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup.
commit to user 13 c. Sifat Gerakan Pramuka
Berdasarkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Bab III Pasal 7 Keppres RI No 24 Tahun 2009 tentang Sifat Gerakan Pramuka disebutkan :
(1)Gerakan Pramuka adalah gerakan kepanduan nasional Indonesia.
(2)Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan yang keanggotaannya bersifat sukarela, tidak membedakan suku, ras, golongan, dan agama.
(3)Gerakan Pramuka bukan organisasi kekuatan sosial politik, bukan bagian dari salah satu organisasi kekuatan sosial politik dan tidak menjalankan kegiatan politik praktis. (4)Gerakan Pramuka ikut serta membantu masyarakat dalam melaksanakan pembangunan di bidang pendidikan, khususnya pendidikan di luar sekolah dan di luar keluarga. (5)Gerakan Pramuka menjamin kemerdekaan tiap-tiap anggotanya memeluk agama dan kepercayaan masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
Sedangkan berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :
1) Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
2) Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepanduan di negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pandu dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa.
3) Universal, yang berarti bahwa kepanduan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja.
(Gerakan Pramuka Indonesia dan Internasional, 2010, http://
bolmerhutasoit.wordpress.com/2011/09/03/gerakan-pramuka-indonesia-dan-internasional)
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa sifat Gerakan Pramuka mencakup keseluruhan yakni memiliki sifat nasional, internasional, dan universal dimana kepramukaan mendidik setiap anggota
commit to user 14
Pramuka untuk memiliki jiwa peduli terhadap lingkungan dan memiliki jiwa sosial tanpa membedakan ras, suku, dan agama.
d. Tujuan dan Sasaran Kegiatan Pramuka
Berdasarkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Bab II Pasal 4 Keppres RI Nomor 24 Tahun 2009 tentang Tujuan Gerakan Pramuka disebutkan :
Tujuan Gerakan Pramuka mendidik dan membina kaum muda Indonesia dengan tujuan agar mereka menjadi :
a. manusia berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur yang :
1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kuat mental, dan tinggi moral; 2) tinggi kecerdasan dan mutu keterampilannya; 3) kuat dan sehat jasmaninya.
b. warga negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan, baik lokal, nasional, maupun internasional.
Menurut Azrul Azwar menyebutkan bahwa :
Gerakan Pramuka bertujuan untuk membina kaum muda dalam mencapai sepenuhnya potensi-potensi spiritual, sosial, intelektual dan fisiknya, agar mereka bisa membentuk kepribadian dan akhlak mulia kaum muda;
menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara bagi kaum muda; meningkatkan keterampilan kaum muda sehingga siap menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, patriot dan pejuang yang tangguh, serta menjadi calon pemimpin bangsa yang handal pada masa depan.
(Wikipedia,2011, http://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_Pramuka_Indonesia) Sasaran kepramukaan adalah mempersiapkan kader bangsa yang :
1) Memiliki kepribadian dan kepemimpinan yang berjiwa Pancasila.
2) Berdisiplin yaitu berpikir, bersikap, dan bertingkah laku tertib.
3) Sehat dan kuat mental, moral, dan fisiknya.
4) Memiliki jiwa patriot yang berwawasan luas dan dijiwai nilai-nilai kejuangan yang diwariskan oleh para pejuang bangsa.
5) Berkemampuan untuk berkarya dengan semangat kemandirian, berpikir kreatif, inovatif, dapat dipercaya, berani, dan mampu menghadapi tugas-tugas. (Tim, 2005: 23)
commit to user 15
Jadi, tujuan dan sasaran kegiatan Pramuka yaitu membina kaum muda agar mereka berkepribadian baik yang berjiwa Pancasila serta berguna bagi masyarakat dan peduli terhadap lingkungan.
e. Fungsi Kegiatan Pramuka
Berdasarkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Bab II Pasal 6 Keppres RI Nomor 24 Tahun 2009 tentang Fungsi Kegiatan Pramuka disebutkan :
Gerakan Pramuka berfungsi sebagai lembaga pendidikan di luar sekolah dan di luar keluarga serta sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda, menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta Sistem Among, yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan bangsa serta masyarakat Indonesia.
Dapat juga dikatakan bahwa Kepramukaan berfungsi bagi :
1) Peserta didik, sebagai permainan yang menarik, menyenangkan, dan menantang.
2) Pembina Pramuka atau anggota pramuka dewasa, sebagai pengabdian (karya bakti).
3) Masyarakat, sebagai alat pembinaan dan pengembangan generasi muda.
(Lemdikacab Ponorogo, 2001: 8)
Jadi, kegiatan pramuka berfungsi bagi peserta didik, pembina pramuka atau anggota pramuka dewasa, dan masyarakat dengan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta Sistem Among, yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan masing-masing masyarakat Indonesia.
f. Prinsip Dasar Kepramukaan
“Prinsip dasar Kepramukaan adalah asas yang mendasari kegiatan Kepramukaan dalam upaya membina watak peserta didik”. (Lemdikacab Ponorogo, 2001: 13)
commit to user 16
Prinsip Dasar yang terdapat dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Bab IV Pasal 10 Keppres RI Nomor 24 Tahun 2009 tentang Prinsip Dasar Kepramukaan, yakni :
(1) Prinsip Dasar Kepramukaan adalah :
a. iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya; c. peduli terhadap diri pribadinya; d. taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.
(2) Prinsip Dasar Kepramukaan berfungsi :
a. norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka; b. landasan Kode Etik Gerakan Pramuka; c.landasan sistem nilai Gerakan Pramuka; d. pedoman dan arah pembinaan kaum muda anggota Gerakan Pramuka; e. landasan gerak dan kegiatan Gerakan Pramuka mencapai sasaran dan tujuannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan adalah hakekat Pramuka, baik sebagai makhluk ciptaan Tuhan, makhluk sosial, maupun individu yang menyadari bahwa pribadinya taat pada perintah Tuhan, mengakui bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri, merasa wajib peduli dengan lingkungannya, dan selalu berusaha untuk taat pada Satya Darma Pramuka.
g. Metode Kepramukaan
“Metode Kepramukaan adalah cara memberikan pendidikan watak kepada peserta didik melalui kegiatan Kepramukaan yang menarik, menyenangkan dan menantang, yang disesuaikan kondisi, situasi dan kegiatan peserta didik”.
(Lemdikacab Ponorogo, 2001: 15)
Metode Kepramukaan yang terdapat dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Bab IV Pasal 11 Keppres RI Nomor 24 Tahun 2009 tentang Metode Kepramukaan, yakni :
Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui :
a. pengamalan Kode Kehormatan Pramuka; b. belajar sambil melakukan; c.
sistem berkelompok; d. kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik; e. kegiatan di alam terbuka; f. sistem tanda kecakapan;
g. sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri; h. sistem among.
commit to user 17
Jadi, metode kepramukaan merupakan cara memberikan pendidikan watak kepada peserta didik melalui kegiatan pramuka yang masih berkaitan dengan Prinsip Dasar Kepramukaan. Dengan kata lain Metode Kepramukaan pada hakikatnya tidak bisa lepas dari Prinsip Dasar Kepramukaan. Keterkaitan keduanya terletak pada pelaksanaan dari Kode Kehormatan Pramuka.
h. Kode Kehormatan Pramuka
“Kode Kehormatan Pramuka ialah suatu norma dalam kehidupan Pramuka yang merupakan ukuran atau standar tingkah laku Pramuka di masyarakat”. (Lemdikacab Ponorogo, 2001: 20)
Sedangkan, Kode Kehormatan Pramuka yang terdapat dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Bab IV Pasal 13 point (2) Keppres RI Nomor 24 Tahun 2009 tentang Metode Kepramukaan, yakni “Kode Kehormatan Pramuka merupakan Kode Etik anggota Gerakan Pramuka baik dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat sehari-hari yang diterimanya dengan sukarela serta ditaati demi kehormatan dirinya.”
Jadi, Kode Kehormatan Pramuka merupakan kode etik anggota Pramuka yang harus ditaati sebagai ukuran atau standar tingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat.
Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk ketentuan moral yang disebut Dasadarma yang termaktub pula dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Bab IV Pasal 13 point (3) Keppres RI Nomor 24 Tahun 2009 yang berbunyi :
Kode Kehormatan Gerakan Pramuka bagi anggota Gerakan Pramuka disesuaikan dengan golongan usia dan perkembangan rohani dan jasmaninya yaitu :
a. Kode Kehormatan Pramuka Siaga terdiri atas Dwisatya dan Dwidarma; b.
Kode Kehormatan Pramuka Penggalang terdiri atas Trisatya Pramuka Penggalang dan Dasadarma; c. Kode Kehormatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega terdiri atas Trisatya Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dan Dasadarma; d. Kode Kehormatan Pramuka Anggota Dewasa terdiri atas Trisatya Anggota Dewasa dan Dasadarma.
commit to user 18
Kode Kehormatan bagi Pramuka Penggalang selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Trisatya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
1) Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila.
2) Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat.
3) Menepati Dasadarma.
Dasadarma Pramuka itu :
1) Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3) Patriot yang sopan dan kesatria.
4) Patuh dan suka bermusyawarah.
5) Rela menolong dan tabah.
6) Rajin, terampil, dan gembira.
7) Hemat, cermat, dan bersahaja.
8) Disiplin, berani, dan setia.
9) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
10) Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. (Lemdikacab Ponorogo, 2001:
21)
2. Tinjauan Tentang Pendidikan Kepramukaan
a. Pengertian Pendidikan Kepramukaan
Pendidikan merupakan usaha untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi perannya di masa yang akan datang. Di dalam kehidupan manusia pendidikan dapat diperoleh melalui lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Adapun Kepramukaan merupakan proses pendidikan luar lingkungan keluarga dan sekolah dalam bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, dan terarah.
Menurut Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Bab III Pasal 8 Keputusan Kwartir Nasional Nomor 203 Tahun 2009 menyebutkan bahwa :
commit to user 19
(1)Pendidikan kepramukaan adalah proses pendidikan yang praktis, di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga yang dilakukan di alam terbuka dalam bentuk kegiatan yang menarik, menantang, menyenangkan, sehat, teratur dan terarah dengan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang sasaran akhirnya adalah terbentuknya watak, kepribadian, dan akhlak. (2)Pendidikan kepramukaan merupakan proses belajar mandiri yang progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya, meliputi aspek mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. (3)Pendidikan kepramukaan merupakan proses pembinaan dan pengembangan potensi kaum muda agar menjadi warga negara yang berkualitas serta mampu memberikan sumbangan positif bagi kesejahteraan dan kedamaian masyarakat baik nasional maupun internasional.
Selanjutnya menurut Lemdikacab Ponorogo (2001: 10) mengatakan bahwa “Pendidikan kepramukaan adalah suatu proses pembinaan dan pengembangan sepanjang hayat yang berkesinambungan atas kecakapan yang dimiliki oleh peserta didik, baik dia sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan kepramukaan lebih mengutamakan kegiatan di alam terbuka sehingga setiap kegiatan kepramukaan mempunyai dua nilai yaitu nilai formal atau nilai pendidikan pembentukan watak dan nilai materiil yaitu kegunaan praktisnya.
Proses pendidikan dalam kepramukaan terjadi pada saat peserta didik asyik melaksanakan kegiatan yang menarik, menyenangkan yang rekreatif dan menantang. Pada saat demikian, Pembina Pramuka di sela-sela kegiatan kepramukaan tersebut memberikan bimbingan dan pembinaan watak. Agar Pembina Pramuka dapat berperan dengan baik dalam membina, Pembina perlu :
1) Mempunyai sikap laku sesuai dengan sistem among
Rasa kasih, rasa keadilan, rasa kepantasan, dan rasa kesanggupan berkorban
Rasa disiplin disertai inisiatif
Rasa tanggung jawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, dan diri sendiri.
2) Mengetahui dan dapat melaksanakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan dalam kegiatan Kepramukaan.
commit to user 20
3) Memahami bahwa metode yang akan diterapkan sesuai dengan keadaan, waktu, dan tempat peserta didik yang dibinanya. Dengan kata lain sebelum melaksanakan pembinaan hendaknya terlebih dahulu mengerti bakat, minat, keadaan, kemampuan, dan kebutuhan kaum muda atau peserta didik di samping itu, bahan latihan yang akan diberikan dalam kegiatan hendaknya sesuai dengan rencana, tujuan, dan sasaran kegiatan yang sudah ditentukan.
4) Menciptakan keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan kepramukaan dilakukan secara suka rela.
5) Memperlakukan peserta didik sebagai subyek pendidikan, yaitu sebagai pribadi yang mempunyai cipta, rasa, dan karsa yang perlu dikembangkan.
Macam kegiatan yang disajikan hendaknya sesuai dengan perkembangan jasmani dan rohani peserta didik sehingga kegiatan pada tiap golongan usia peserta didik berbeda.
6) Memperhatikan faktor lingkungan pendidikan karena faktor lingkungan besar sekali pengaruhnya terhadap perkembangan peserta didik.
(Lemdikacab Ponorogo, 2001: 42)
Selain itu, Pembina Pramuka juga bertanggung jawab atas : 1) Terselenggaranya kepramukaan pada satuan pramuka.
2) Tetap terjaganya pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan pada semua kegiatan pramuka.
3) Terselenggaranya kepramukaan yang teratur dan terarah sesuai dengan visi dan misi gerakan pramuka, akan menjadi media pembinaan pengembangan mental-spiritual-moral, fisik, intelektual, emosional, dan sosial sehingga peserta didik akan memiliki kematangan dalam upaya peningkatan kemandiriannya serta aktivitasnya di masyarakat.
4) Terwujudnya peserta didik yang berkepribadian, berwatak, berbudi pekerti luhur, dan sebagai warga negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, yang setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik berguna.
5) Dalam melaksanakan tugasnya Pembina Pramuka bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, Pembina Gugus Depan dan diri pribadinya sendiri. (Lemdikacab Ponorogo, 2001: 52)
Jadi, peran dan tanggung jawab Pembina Pramuka kepada peserta didik tidak lepas dari terlaksananya kepramukaan berdasarkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta Pembina Pramuka dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, Pembina Gugus Depan dan dirinya sendiri.
commit to user 21
b. Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Pembinaan
Faktor-faktor yang menentukan berhasilnya pembinaan sebagai upaya pendidikan adalah “Faktor Pembina Pramuka (pendidik), faktor pramuka sebagai peserta didik, faktor lingkungan pendidikan, dan faktor sarana pendidikan” (Tim, 2005: 83).
Faktor-faktor tersebut akan dijelaskan sebagai berikut : 1) Faktor Pembina Pramuka
Pembina pramuka selaku pendidik merupakan faktor yang penting dalam melaksanakan upaya pendidikan kepramukaan. Agar Pembina Pramuka berhasil membina, perlu bersikap dan berperilaku baik dalam :
a) Menghadapi Peserta Didik
Pembina Pramuka harus mempunyai sikap sesuai dengan sistem Among disertai memelihara sikap berdasarkan pada :
(1) Rasa cinta kasih, keadilan, kepantasan, dan kesanggupan berkorban.
(2) Rasa disiplin disertai inisiatif, kreatif, dan inovatif.
(3) Rasa tanggung jawab terhadap Tuhan, masyarakat, dan dirinya sendiri serta mampu bergaul dengan baik dan simpatik.
b) Mengetahui Metode Kepramukaan
Setiap pembinaan pramuka dalam melaksanakan tugas membina
Setiap pembinaan pramuka dalam melaksanakan tugas membina