• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi Oleh : INDAH MURROKHAMAH AMALIA NIM. K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Skripsi Oleh : INDAH MURROKHAMAH AMALIA NIM. K"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user i

EFEKTIVITAS KEPRAMUKAAN DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN SISWA

(Studi pada Pramuka Penggalang Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Kota Surakarta)

Skripsi Oleh :

INDAH MURROKHAMAH AMALIA NIM. K6407007

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2012

(2)

commit to user ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Indah Murrokhamah Amalia

NIM : K6407007

Jurusan/ Program Studi : P. IPS/ Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “EFEKTIVITAS KEPRAMUKAAN DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN SISWA (Studi pada Pramuka Penggalang Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Kota Surakarta)” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, 12 Juli 2012 Yang Membuat Pernyataan

Indah Murrokhamah Amalia

(3)

commit to user iii

EFEKTIVITAS KEPRAMUKAAN DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN SISWA

(Studi pada Pramuka Penggalang Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Kota Surakarta)

Oleh :

INDAH MURROKHAMAH AMALIA K6407007

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURURAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2012

(4)

commit to user iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada hari : Tanggal :

Persetujuan Pembimbing

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Winarno, S.Pd, M.Si Drs. Utomo, M.Pd

NIP. 19710813 199702 1 001 NIP. 19491108 197903 1 001

(5)

commit to user v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dr. Sri Haryati, M.Pd ...

Sekretaris :Rima Vien P.H., S.H, M.H ...

Anggota I : Dr. Winarno, S.Pd, M.Si ...

Anggota II : Drs. Utomo, M.Pd ...

Disahkan Oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001

(6)

commit to user vi ABSTRAK

Indah Murrokhamah Amalia. EFEKTIVITAS KEPRAMUKAAN DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN SISWA (Studi pada Pramuka Penggalang di Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Kota Surakarta). Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Mengetahui bentuk kegiatan Pramuka yang dapat diimplementasikan untuk menumbuhkan karakter kewarganegaraan siswa terutama pada Pramuka Penggalang SMP Negeri 10 Surakarta. (2) Mengetahui efektivitas kepramukaan dalam menumbuhkan karakter kewarganegaraan siswa terutama pada Pramuka Penggalang di SMP Negeri 10 Surakarta. (3) Mengetahui faktor-faktor pendukung dan kendala-kendala yang ditemui pembina pramuka dalam menumbuhkan karakter kewarganegaraan siswa terutama pada Pramuka Penggalang di SMP Negeri 10 Surakarta.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan strategi penelitian tunggal terpancang. Sumber data yang digunakan adalah informan, peristiwa, tempat atau lokasi dan dokumen. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Validitas data yang diperoleh dengan teknik trianggulasi data dan trianggulasi metode. Analisis data menggunakan analisis interaktif yaitu: (1) reduksi data, (2) sajian data dan (3) penarikan kesimpulan.

Prosedur penelitian menggunakan langkah-langkah yaitu: (1) tahap persiapan, (2) tahap pengumpulan data, (3) tahap analisis data, dan (4) tahap penyusunan laporan penelitian.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) Kegiatan pramuka yang dapat diimplementasikan untuk menumbuhkan karakter kewarganegaraan antara lain upacara bendera, Peraturan Baris Berbaris (PBB), pembacaan Trisatya dan Dasadarma Pramuka, dan pembacaan UUD 1945.

Kepramukaan memiliki kode kehormatan yang dapat membentuk karakter kewarganegaraan pada anggota pramuka penggalang yakni dengan mengerti dan memahami Trisatya dan Dasadarma Pramuka. (2) Sesuai dengan indikator dari efektivitas kepramukaan dalam menumbuhkan karakter kewarganegaraan pada pramuka penggalang di SMP Negeri 10 Surakarta dapat dikatakan belum efektif hal tersebut dapat dilihat dari indikator input, process, dan output yang belum sesuai dengan yang diharapkan. (3) Faktor pendukung keberhasilan pembina pramuka dalam menumbuhkan karakter kewarganegaraan siswa ialah motivasi dan dukungan guru- guru SMP Negeri 10 Surakarta terhadap kepercayaan Pembina Lapangan dalam memberikan pelatihan kepramukaan, dan adanya dukungan dana yang diberikan sekolah. Sedangkan faktor penghambatnya ialah peserta didik (anggota pramuka penggalang) yang malas mengikuti kepramukaan dan kurangnya sarana dan prasarana pendukung kegiatan kepramukaan.

(7)

commit to user vii ABSTRACT

Indah Murrokhamah Amalia. EFFECTIVITY OF SCOUT IN FOSTERING CIVICS CHARACTER OF STUDENTS (Studies on the Scout-Raiser at the Junior High Schools 10 of Surakarta). Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University, July 2012.

The objectives of research are to find out: (1) Knowing the form of scout activities that can be implemented to develop the character of citizenship in the scout- raiser SMP Negeri 10 Surakarta. (2) Examine the effectiveness of scouting in fostering civics character to scout-raiser SMP Negeri 10 Surakarta. (3) Determine the factors supporting and inhibiting scoutmaster in growing the character of citizenships in the scout-raiser.

This research employs qualitative descriptive methodology which applies embedded research strategy. The sources of data of this research are informants happenings and document. Purposive sampling is applied to take a sample in this research. Technique of collecting data used in this research are observation, interview and document analysis. The validity of data is analyzed by data triangulation and method triangulation technique. Interactive analysis such as (1) data reduction, (2) data display, and (3) conclusion drawing. This research was conducted in some steps: (1) the preparation phase, (2) phase of data collection, (3) the data analysis phase, and (4) the preparation stage of the research report.

Based on the result of research, it could be concluded that (1) Scout activities that can be implemented to foster the civics character such as flag ceremony, marching, reading Dasadarma and Trisatya, and read the 1945 constitution, (2) Based on the indicator and effectivity of scout in forming character of citizenship in the scout-raiser SMP Negeri 10 Surakarta is not effective. This can be seen from input, process, and output indicators which are inappropriate (3) Factors supporting the success scoutmaster students develop the character of citizenship is the motivation and support teachers of SMP Negeri 10 Surakarta for trust Field Supervisors to give scout training, and the financial support provided by schools. While inhibiting factor is the students (members of the raiser scout) itself and the lack of facilities and infrastructure to support scouting activities.

(8)

commit to user viii MOTTO

“Karakter bukan sekedar pernyataan secara lisan maupun tertulis tetapi merupakan integrasi pernyataan dan sikap”

(Yahya Khan)

“… Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…”

(Q.S. Ar Ra’d: 11)

“Sesungguhnya sesudah kesusahan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain

dan hanya kepada Allah SWT hendaknya kamu berharap”

(Q.S. Alam Nasyrah: 6-8)

(9)

commit to user ix

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan untuk:

1. Mama dan Papa tersayang, yang telah membimbing dan mengiringi langkah penulis dengan doa dan kasih sayang yang tak terhingga dengan penuh harapan demi kesuksesan penulis.

2. Kakak dan adik tersayang, Mbak Indi R. dan Dek Kharis S.Z. yang telah memberikan doa dan selalu memberikan semangat.

3. Teman-teman angkatan 2007 yang selalu menemani dan berjuang bersama dalam suka dan duka.

4. Almamater.

(10)

commit to user x

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, berkah, dan hidayah-Nya. Tak terhitung berkah dan kenikmatan yang telah diberikan Allah SWT kepada Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada program Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Banyak hambatan dan kendala yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. H. Muhammad Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini.

2. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui penyusunan skripsi ini.

3. Dr. Sri Haryati, M.Pd., Ketua Program Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FKIP UNS yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi.

4. Dr. Winarno, S.Pd, M.Si, Pembimbing I yang dengan sabar telah memberikan pengarahan, bimbingan dan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Utomo, M.Pd., Pembimbing II yang dengan sabar telah memberikan dorongan, motivasi, dan saran selama Penulis menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak/Ibu dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

(11)

commit to user xi

7. Haryanto, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 10 Surakarta yang telah memberikan ijin dan kesempatan penulis untuk mengadakan penelitian.

8. Semua Pembina Pramuka SMP Negeri 10 Surakarta yang telah memberikan pengarahan, petunjuk, informasi, dan bimbingan selama penulis melaksanakan penelitian.

9. Semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas semua bantuan dan dukungannya.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, namun penulis menyadari bahwa skripsi ini masih ada kekurangan karena keterbatasan penulis. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan skripsi ini.

Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

(12)

commit to user xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... ii

HALAMAN PENGAJUAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN ABSTRAK ... vi

HALAMAN ABSTRACT ... vii

HALAMAN MOTTO ... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

A. Tinjauan Pustaka ... 9

1. Tinjauan Umum Tentang Kepramukaan ... 9

a. Ekstrakurikuler ... 9

1) Tujuan Ekstrakurikuler ... 9

2) Jenis-Jenis Ekstrakurikuler ... 10

b. Pengertian Kepramukaan ... 11

c. Sifat Gerakan Pramuka ... 13

d. Tujuan dan Sasaran Kegiatan Pramuka ... 14

e. Fungsi Kegiatan Pramuka ... 15

f. Prinsip Dasar Kepramukaan ... 15

g. Metode Kepramukaan ... 16

(13)

commit to user xiii

h. Kode Kehormatan Pramuka ... 17

2. Tinjauan Umum Tentang Pendidikan Kepramukaan ... 18

a. Pengertian Pendidikan Kepramukaan ... 18

b. Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Pembinaan ... 21

c. Macam-macam Kegiatan Pramuka ... 23

1) Upacara ... 23

2) Api Unggun ... 24

3) Berkemah ... 25

4) Pertemuan ... 26

5) Pelantikan ... 27

d. Efektivitas Kepramukaan ... 28

e. Indikator Efektivitas ... 30

3. Tinjauan tentang Karakter Kewarganegaraan ... 31

a. Pengertian Karakter ... 31

b. Pengertian Kewarganegaraan ... 32

c. Teori Kewarganegaraan ... 33

d. Karakter Kewarganegaraan ... 36

e. Pembagian Karakter Kewarganegaraan ... 38

f. Dimensi Karakter Kewarganegaraan ... 39

4. Hubungan antara Pendidikan Kewarganegaraan dengan Kepramukaan ... 40

B. Kerangka Berpikir ... 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 46

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 46

1. Tempat Penelitian... 46

2. Waktu Penelitian ... 46

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ... 47

1. Bentuk Penelitian ... 47

2. Strategi Penelitian ... 48

(14)

commit to user xiv

C. Sumber Data ... 48

1. Informan ... 49

2. Peristiwa atau Aktivitas ... 49

3. Tempat atau Lokasi ... 50

4. Dokumen dan Arsip ... 50

D. Teknik Sampling ... 51

E. Teknik Pengumpulan Data ... 52

1. Wawancara ... 52

2. Observasi ... 53

3. Analisis Dokumen ... 54

F. Validitas Data ... 54

1. Trianggulasi... 55

G. Analisis Data ... 56

H. Prosedur Penelitian ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 59

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 59

1 Letak Geografis SMP Negeri 10 Surakarta ... 59

2 Sejarah Singkat Berdirinya SMP Negeri 10 Surakarta ... 59

3 Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 10 Surakarta ... 61

4 Struktur Organisasi SMP Negeri 10 Surakarta ... 62

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian ... 68

1. Kegiatan Pramuka yang dapat Diimplementasikan untuk Membentuk Karakter Kewarganegaraan Siswa terutama Pada Pramuka Penggalang SMP Negeri 10 Surakarta ... 69

2. Efektivitas Kepramukaan dalam Menumbuhkan Karakter Kewarganegaraan Siswa Terutama Pada Pramuka Penggalang di SMP Negeri 10 Surakarta ... 72 3. Faktor-Faktor Pendukung dan Kendala yang Ditemui

Pembina Pramuka dalam Menumbuhkan Karakter

(15)

commit to user xv

Kewarganegaraan Siswa Terutama Pada Pramuka

Penggalang SMP Negeri 10 Surakarta ... 86

C. Temuan Studi ... 91

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 95

A. Kesimpulan ... 95

B. Implikasi ... 98

C. Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 101

LAMPIRAN ... 104

(16)

commit to user xvi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 46 Tabel 2. Nama Kepala Sekolah SMP Negeri 10 Surakarta dan masa

jabatannya ... 60 Tabel 3. Laporan Kegiatan Gelar Lomba Edukatif (GELEGAR)

Pramuka Penggalang Gudep 05.162/203 SMP Negeri 10 Surakarta Tahun 2011 ... 71 Tabel 4. Perlengkapan Kepramukaan …... 79

(17)

commit to user xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Skema Kerangka Berfikir ... 45 Gambar 2. Model Analisis Interaktif ... 57 Gambar 3. Struktur Organisasi SMP Negeri 10 Surakarta ... 62

(18)

commit to user xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Daftar Informan ... 104

Lampiran 2. Pedoman Wawancara ... 105

Lampiran 3. Catatan Lapangan Wawancara dengan Pembina Pramuka ... 112

Lampiran 4. Catatan Lapangan Wawancara dengan Anggota Pramuka Penggalang ... 130

Lampiran 5. Pedoman Observasi ... 164

Lampiran 6. Catatan Lapangan Observasi Kegiatan Kepramukaan SMP Negeri 10 Surakarta ... 165

Lampiran 7. Foto Kegiatan ... 169

Lampiran 8. Trianggulasi Data ... 173

Lampiran 9. Trianggulasi Metode ... 177

Lampiran 10. Denah ... 181

Lampiran 11. Pembagian Tugas Guru ... 182

Lampiran 12. Daftar Absensi Pembina Pramuka SMP Negeri 10 Surakarta ... 185

Lampiran 13. Laporan Perlengkapan Pramuka SMP Negeri 10 Surakarta ... 192

Lampiran 14. Laporan Kegiatan Pramuka SMP Negeri 10 Surakarta ... 193

Lampiran 15. Daftar Absensi Siswa Kelas VII ... 213

Lampiran 16. Surat Permohonan Izin Menyusun Skripsi kepada Pembantu Dekan 1 FKIP UNS ... 225

Lampiran 17. Surat Keputusan Dekan FKIP UNS tentang Izin Penyusunan Skripsi ... 226 Lampiran 18. Surat Permohonan Izin Research / Try Out kepada

(19)

commit to user xix

Rektor UNS ... 227 Lampiran 19. Permohonan Surat Pengantar Izin Penelitian kepada

Walikota Surakarta ... 228 Lampiran 20. Permohonan Surat Pengantar Izin Penelitian kepada

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga ... 229 Lampiran 21. Surat Izin Penelitian kepada Kepala SMP Negeri 10

Surakarta ... 230 Lampiran 22. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di

SMP Negeri 10 Surakarta ... 231

(20)

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan pengaruh yang besar bagi kemajuan dalam setiap aspek kehidupan. Pengaruh itupun dirasakan pula dalam bidang pendidikan yakni menciptakan berbagai upaya untuk mengimbangi perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa termasuk Indonesia.

Dalam upaya untuk mengajukan pendidikan di Indonesia pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pemerintah berharap pendidikan berfungsi seperti yang diamanatkan pada Bab II Pasal 3 yang berbunyi :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Selain itu, dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan pada Pasal 17 Ayat (3) menyebutkan bahwa :

Pendidikan dasar, termasuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif;

sehat, mandiri, dan percaya diri; toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggungjawab.

Dari uraian di atas menunjukkan bahwa pendidikan memiliki fungsi perkembangan, yakni mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter peserta didik. Selain itu, termaktup pula tujuan pendidikan nasional yakni mengembangkan

1

(21)

commit to user 2

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis yang bertanggung jawab.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 13 Ayat (1) menyebutkan bahwa “Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal”. Berdasarkan hal tersebut, maka pencapaian tujuan pendidikan nasional dapat dicapai melalui tiga jalur, yakni pendidikan formal, pendidikan informal, dan pendidikan non formal. Pendidikan formal merupakan jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang, meliputi pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan perguruan tinggi. Pendidikan informal merupakan jalur pendidikan dari keluarga dan lingkungan. Sedangkan pendidikan nonformal merupakan pendidikan luar formal yang dilakukan secara terstruktur dan berjenjang. Melalui tiga macam pendidikan tersebut, diharapkan tujuan pendidikan nasional dapat tercapai sehingga akan tercipta sumber daya manusia yang benar- benar berkualitas.

Kegiatan pembelajaran di sekolah merupakan kegiatan utama dalam proses pendidikan pada umumnya yang bertujuan membawa siswa menuju keadaan yang lebih baik. Kegiatan ini merupakan proses penyaluran ilmu pengetahuan dan penanaman sikap bernilai positif kepada siswa. Keberhasilan dalam kegiatan ini adalah berupa prestasi belajar yang optimal, baik dari sisi intelegensi maupun dari sisi kepribadian siswa. Oleh karena itu, melalui pembelajaran di sekolah diharapkan siswa memiliki nilai yang baik dibidang akademik maupun memiliki karakter mulia sesuai norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.

Dalam penanaman karakter dalam diri siswa tidak hanya melalui kurikuler (program pendidikan) saja, namun dapat melalui ekstrakurikuler. Seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 yang menyebutkan fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik. Selain itu, juga terdapat dalam pasal 12 ayat (1b) yang menyatakan bahwa “Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai

(22)

commit to user 3

dengan bakat, minat, dan kemampuannya”. Sehingga dalam hal ini penanaman karakter dalam diri siswa dapat diperoleh dengan mengikuti kegiatan di luar jam sekolah yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Selain itu, siswa juga merasa senang dengan kegiatan yang mereka ikuti sehingga secara tidak langsung mereka juga memperoleh pendidikan karakter melalui kegiatan di luar jam sekolah.

Pada dasarnya setiap individu memiliki beberapa potensi yang dapat dikembangkan melalui berbagai aktivitas. Pengembangan aktivitas tersebut terjadi disesuaikan dengan kebutuhan dari masing-masing individu. Siswa merupakan individu yang memiliki keinginan mengembangkan potensinya, selain untuk meraih prestasi baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Potensi siswa berguna untuk membina karakter dan kepribadian siswa. Sebagai upaya peningkatan tersebut pihak sekolah melakukan pengembangan terhadap kurikulum serta mewajibkan kegiatan penunjang seperti ekstrakurikuler.

Dalam menumbuhkan karakter kewarganegaraan dapat dilakukan melalui pendidikan kewarganegaraan yang diimplementasikan dalam kegiatan ekstrakurikuler.

Menurut Belinda menyatakan bahwa :

Isi kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan dapat ditata dalam tiga model, yakni Pertama, model formal curriculum, implementasi pembelajaran dapat dimasukkan dalam berbagai mata pelajaran di sekolah (cross-curriculum);

Kedua, model informal curriculum, dapat diimplementasikan dalam kegiatan ekstrakurikuler; Ketiga, model hidden curriculum, berupa etika yang dapat dikembangkan dalam perilaku sehari-hari. (Cucu Ruskandi, 2010, http://repository.upi.edu/operator/upload/t_pkn_0808266_chapter2.pdf)

Selain itu, kajian penelitian ini mendasarkan pada pendidikan kewarganegaraan persekolahan. Hal ini berdasarkan dalam kajian keilmuan, Winataputra yang menjelaskan bahwa :

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan bidang pendidikan yang memiliki tiga domain yaitu Pertama adalah pendidikan kewarganegaraan persekolahan (school civics); Kedua adalah pendidikan kewarganegaraan kemasyarakatan (community civics); Ketiga adalah pendidikan kewarganegaraan akademik (academic civics). (Cucu Ruskandi, 2010, http://repository.upi.edu/operator/upload/t_pkn_0808266_chapter2.pdf)

(23)

commit to user 4

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dalam menumbuhkan karakter kewarganegaraan peneliti menggunakan PKn persekolahan model informal curriculum yang diimplementasikan dalam ekstrakurikuler Pramuka.

Kegiatan ekstrakurikuler digunakan sebagai wahana pengembangan pribadi siswa melalui berbagai kegiatan baik yang terkait langsung dengan materi kurikulum maupun tidak langsung dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari lembaga sekolah. Menurut Winarno menyebutkan bahwa “Kegiatan ekstrakurikuler mengacu pada mata pelajaran dalam pengayaan dan perbaikan, serta dalam usaha pembinaan manusia atau upaya pemantapan pembentukan kepribadian para siswa”. (Winarno, 2009,http://winarno.staff.fkip.uns.ac.id/files/2009/10/Makalah-Ekskul-di-Sekolah.pdf)

Selain itu, menurut Winarno menyatakan bahwa “Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa sekolah atau universitas, di luar jam belajar kurikulum standar”. (Winarno, 2012, http://winarno.staff.fkip.uns.ac.id/files/2009/10/Makalah- Ekskul-di-Sekolah.pdf)

Berdasarkan hal tersebut, dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler diharapkan potensi, bakat, dan minat siswa dapat bertambah dan berkembang serta menumbuhkan kemandirian dan kebahagiaan siswa yang berguna untuk dirinya sendiri, keluarga, dan masyarakat. Kegiatan ini harus dikelola dan diorganisir sebaik- baiknya oleh siswa dibawah bimbingan guru agar tujuan yang telah direncanakan dalam setiap jenis kegiatan dapat terlaksana dengan baik. Di setiap lembaga pendidikan terutama lembaga pendidikan formal telah diwajibkan memiliki program pengembangan pribadi siswa guna menyokong keberhasilan proses belajar. Salah satu program yang sering diterapkan adalah mewajibkan salah satu kegiatan ekstrakurikuler untuk seluruh siswa dan menetapkan ekstrakurikuler pilihan. Ini sebagai bukti kesadaran insan pendidikan bahwa ekstrakurikuler merupakan salah satu faktor pendorong keberhasilan proses belajar mengajar.

Sesuai dengan hal tersebut, maka untuk menumbuhkan karakter kewarganegaraan siswa dapat dilakukan dengan ekstrakurikuler salah satunya yaitu melalui Kepramukaan. Di dalam Kepramukaan terdapat pelatihan-pelatihan yang

(24)

commit to user 5

membentuk siswa menjadi pribadi yang mandiri dan berbudi pekerti luhur.

Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka pasal 4 :

Gerakan pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup.

Dengan demikian diharapkan anggota Pramuka memiliki karakter yang sesuai dengan tujuan yang terdapat dalam Gerakan Pramuka dan mengikuti kegiatan Pramuka dengan sungguh-sungguh agar kegiatan ini memberikan dampak yang baik bagi kepribadian siswa, terutama dapat menumbuhkan karakter kewarganegaraan siswa.

Dengan demikian, diharapkan siswa dapat memanfaatkan kegiatan Pramuka karena di dalam kegiatan ini terdapat nilai-nilai positif yang dapat diambil terutama dapat mengembangkan karakter kewarganegaraan.

Kepramukaan di setiap sekolah menengah pertama diwajibkan terutama bagi siswa kelas tujuh. Begitu pula dengan Kepramukaan di SMP N 10 Surakarta, Kepramukaan ini wajib diikuti oleh semua siswa kelas tujuh. Namun, kegiatan Pramuka ini juga masih diikuti oleh siswa kelas delapan dan kelas sembilan meskipun bagi mereka kegiatan ini tidak wajib lagi. Kegiatan pramuka di SMP N 10 merupakan ekstrakurikuler wajib bagi kelas VII karena kepramukaan sangat penting dalam mencetak siswa yang handal, cakap, terampil serta mempunyai sikap dan budi pekerti luhur, serta mampu mencetak seseorang menjadi pribadi yang mandiri, bermanfaat, melatih dan membentuk jiwa kepemimpinan secara professional. Namun, sebagian siswa tidak memanfaatkan wahana ini dengan sebaik-baiknya. Ada yang mengikuti kegiatan ini hanya karena tuntutan adanya kewajiban untuk mengikuti pramuka. Sehingga mereka serampangan dalam mengikuti kepramukaan. Selain itu, nilai-nilai yang terdapat dalam kepramukaan belum tertanam dalam kehidupan sehari-

(25)

commit to user 6

hari karena berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti masih ditemukan siswa yang berkelahi ketika mengikuti kepramukaan. Penyimpangan yang lain, masih ditemukan siswa yang kurang disiplin, yaitu masih terdapat siswa yang kurang rapi dalam berpakaian, berbicara dengan teman ketika melaksanakan upacara bendera, dan membuang sampah tidak pada tempatnya. Selain itu, menurut data absensi kepramukaan SMP Negeri 10 Surakarta menyebutkan bahwa banyak siswa yang membolos. Pada tanggal 2 Maret 2012 ditemukan sebanyak 30% siswa yang membolos dan pada tanggal 13 April 2012 ditemukan sebanyak 40% siswa yang membolos. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang membolos tidak mengikuti kepramukaan mengalami peningkatan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Efektivitas Kepramukaan dalam Menumbuhkan Karakter Kewarganegaraan Siswa (Studi pada Pramuka Penggalang di Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Kota Surakarta)”.

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam suatu penelitian sangat penting karena akan menjadi pedoman dan akan mempermudah dalam pembahasan masalah yang akan diteliti sehingga sasaran yang hendak dicapai jelas, tegas, dan sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apa sajakah bentuk kegiatan Pramuka yang dapat diimplementasikan untuk membentuk karakter kewarganegaraan siswa terutama pada Pramuka Penggalang SMP Negeri 10 Surakarta?

2. Bagaimanakah efektivitas Kepramukaan dalam menumbuhkan karakter kewarganegaraan siswa terutama pada Pramuka Penggalang di SMP Negeri 10 Surakarta?

(26)

commit to user 7

3. Faktor-faktor pendukung dan kendala-kendala apa sajakah yang ditemui Pembina Pramuka dalam menumbuhkan karakter kewarganegaraan siswa terutama pada Pramuka Penggalang di SMP Negeri 10 Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Suatu penelitian tentu akan mempunyai arah yang akan ditetapkan. Tanpa tujuan, maka penelitian yang dilakukan tidak akan memberikan manfaat dan penyelesaian dari penelitian yang dilakukan.

Adapun tujuan utama dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bentuk kegiatan Pramuka yang dapat diimplementasikan untuk membentuk karakter kewarganegaraan siswa terutama pada Pramuka Penggalang SMP Negeri 10 Surakarta.

2. Untuk mengetahui efektivitas Kepramukaan dalam menumbuhkan karakter kewarganegaraan siswa terutama pada Pramuka Penggalang di SMP Negeri 10 Surakarta.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan kendala-kendala yang ditemui Pembina Pramuka dalam menumbuhkan karakter kewarganegaraan siswa terutama pada Pramuka Penggalang di SMP Negeri 10 Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian tidak akan mempunyai arti jika tidak mempunyai suatu kemanfaatan, oleh karena itu suatu penelitian akan berharga apabila memiliki kemanfaatan, baik manfaat praktis maupun teoritis. Adapun manfaat penelitian ini secara terperinci adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat menambah pengetahuan dan pengembangan wawasan ilmu kewarganegaraan, khususnya dibidang watak atau karakter kewarganegaraan.

b. Memberikan gambaran mengenai pelaksanaan Kepramukaan dalam menumbuhkan karakter kewarganegaraan siswa.

(27)

commit to user 8

c. Sebagai dasar dan referensi dalam mengadakan penelitian lain yang relevan.

2. Manfaat Praktis

a. Mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir dinamis, dan untuk mengetahui kemampuan Penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh.

b. Mencari kesesuaian antara teori yang telah didapatkan di bangku kuliah dengan kenyataan di lapangan.

c. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait dengan masalah penelitian ini, yaitu Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan dan Pembina Pramuka di SMP Negeri 10 Surakarta dalam mengembangkan karakter kewarganegaraan siswa pada umumnya serta siswa pada khususnya.

(28)

commit to user 9 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Tentang Kepramukaan

a. Ekstrakurikuler

Kepramukaan merupakan bagian dari ekstrakurikuler. Berikut uraian mengenai ekstrakurikuler.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Ekstrakurikuler mempunyai arti suatu kegiatan yang berada di luar program yang tertulis di dalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa” (Petter Sammy dan Yenny Salim, 2007: 291).

Sedangkan menurut Wikipedia Indonesia, “Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa sekolah atau universitas, di luar jam belajar kurikulum standar”.

(Wiki, 2012, http://id.wikipedia.org/wiki/Ekstrakurikuler)

Selanjutnya menurut Uzer Usman dan Lilis Setiawati (1993: 22) menyatakan bahwa “Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka), baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya dari berbagai bidang studi”.

Jadi, ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang menekankan pada kebutuhan siswa agar menambah wawasan, sikap dan keterampilan siswa sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya yang dilakukan di luar jam pelajaran wajib serta kegiatannya dilakukan di dalam maupun di luar sekolah.

1) Tujuan Ekstrakurikuler

Dalam setiap kegiatan yang dilakukan, pasti tidak lepas dari aspek tujuan. Karena suatu kegiatan yang diakukan tanpa jelas tujuannya, maka

9

(29)

commit to user 10

kegiatan itu akan sia-sia. Menurut Uzer Usman dan Lilis Setiawati (1993: 22) kegiatan ekstrakurikuler memiliki tujuan yaitu sebagai berikut :

a) Meningkatkan pengetahuan siswa dalam aspek kognitif maupun afektif.

b) Mengembangkan bakat serta minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju manusia seutuhnya.

c) Mengetahui, mengenal serta membedakan hubungan antara satu mata pelajaran dengan yang lainnya.

Sedangkan menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebutkan bahwa ekstrakurikuler bertujuan agar :

a) Siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan keterampilan mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya yang: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

berbudi pekerti luhur; memiliki pengetahuan dan keterampilan; sehat rohani dan jasmani; berkepribadian yang mantap dan mandiri; memilki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

b) Siswa mampu memanfaatkan pendidikan kepribadian serta mengaitkan pengetahuan yang diperolehnya dalam program kurikulum dengan kebutuhan dan keadaan lingkungan.

(Winarno,2009, http://winarno.staff.fkip.uns.ac.id/files/2009/10/Makalah- Ekskul-di-Sekolah.pdf)

Dari penjelasan di atas pada hakekatnya tujuan kegiatan ekstrakurikuler yang ingin dicapai adalah untuk kepentingan siswa. Dengan kata lain, kegiatan ektrakurikuler memiliki nilai-nilai pendidikan bagi siswa dalam upaya pembinaan manusia seutuhnya.

2) Jenis-Jenis Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler berbeda-beda jenisnya, karena banyak hal yang memang berkaitan dengan kegiatan siswa selain dari kegiatan inti. Dari beberapa jenis ekstrakurikuler yang ada, siswa dapat memilih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing. Beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler yang diprogramkan di sekolah adalah sebagai berikut :

(30)

commit to user 11 a) Pendidikan Kepramukaan

b) Pasukan Pengibar Bendera (PASKIBRA) c) Palang Merah Remaja (PMR)

d) Pasukan Kemanan Sekolah (PKS) e) Gema Pencinta Alam

f) Filateli

g) Koperasi Sekolah

h) Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) i) Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) j) Olahraga

k) Kesenian

Dari beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler di atas maka penelitian ini akan membahas tentang Kepramukaan.

b. Pengertian Kepramukaan

Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Pramuka merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Rakyat Muda yang Suka Berkarya.

Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka pasal 4 menyebutkan bahwa :

Gerakan pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup.

Sedangkan istilah Kepramukaan berdasarkan AD/ART Gerakan Pramuka Bab III Pasal 8, butir (2) Keppres RI Nomor 34 Tahun 1999 yang berbunyi

“Kepramukaan ialah proses pendidikan luar lingkungan sekolah dan di luar

(31)

commit to user 12

keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis, yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak”.

Menurut Lembaga Pendidikan Kader Pramuka Cabang Ponorogo (2001: 8) menyebutkan bahwa :

Kepramukaan merupakan kegiatan yang menggunakan out door activity atau kegiatan di alam terbuka dengan harapan kegiatan kepramukaan akan mempunyai dua nilai, yaitu nilai formal atau nilai pendidikannya yaitu pembentukan watak (character building) dan nilai materiil yaitu nilai kegunaan praktisnya.

Dalam hal ini kepramukaan dapat dijadikan sebagai kegiatan pelengkap pendidikan sekolah dan pendidikan dalam keluarga, mengisi kebutuhan peserta didik yang tidak terpenuhi oleh kedua lingkungan pendidikan serta mengembangkan pengetahuan, minat serta bakat yang dimiliki oleh peserta didik.

Kegiatan kepramukaan haruslah dapat dirasakan oleh peserta didik sebagai sesuatu yang menyenangkan, menarik, menantang, dan tidak menjemukan sehingga diharapkan peserta didik dapat berkembang kemantapan mental, fisik, pengetahuan, keterampilan dan rasa sosial serta emosionalnya.

Selanjutnya, “Pramuka adalah suatu gerakan pendidikan sukarela yang bersifat nonpolitik, untuk kaum muda, terbuka untuk semua, tanpa membedakan asal-usul, ras, suku dan agama, sesuai dengan tujuan, asas-asas dan metode”.

(Pasuska SMP Negeri 1 Kromengan, 2010 dalam http://scout-pasuska.blogspot.

com/).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar keluarga yang bersifat nonpolitik untuk kaum muda dengan tujuan agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup.

(32)

commit to user 13 c. Sifat Gerakan Pramuka

Berdasarkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Bab III Pasal 7 Keppres RI No 24 Tahun 2009 tentang Sifat Gerakan Pramuka disebutkan :

(1)Gerakan Pramuka adalah gerakan kepanduan nasional Indonesia.

(2)Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan yang keanggotaannya bersifat sukarela, tidak membedakan suku, ras, golongan, dan agama.

(3)Gerakan Pramuka bukan organisasi kekuatan sosial politik, bukan bagian dari salah satu organisasi kekuatan sosial politik dan tidak menjalankan kegiatan politik praktis. (4)Gerakan Pramuka ikut serta membantu masyarakat dalam melaksanakan pembangunan di bidang pendidikan, khususnya pendidikan di luar sekolah dan di luar keluarga. (5)Gerakan Pramuka menjamin kemerdekaan tiap-tiap anggotanya memeluk agama dan kepercayaan masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaan masing-masing.

Sedangkan berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :

1) Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.

2) Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepanduan di negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pandu dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa.

3) Universal, yang berarti bahwa kepanduan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja.

(Gerakan Pramuka Indonesia dan Internasional, 2010, http://

bolmerhutasoit.wordpress.com/2011/09/03/gerakan-pramuka-indonesia- dan-internasional)

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa sifat Gerakan Pramuka mencakup keseluruhan yakni memiliki sifat nasional, internasional, dan universal dimana kepramukaan mendidik setiap anggota

(33)

commit to user 14

Pramuka untuk memiliki jiwa peduli terhadap lingkungan dan memiliki jiwa sosial tanpa membedakan ras, suku, dan agama.

d. Tujuan dan Sasaran Kegiatan Pramuka

Berdasarkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Bab II Pasal 4 Keppres RI Nomor 24 Tahun 2009 tentang Tujuan Gerakan Pramuka disebutkan :

Tujuan Gerakan Pramuka mendidik dan membina kaum muda Indonesia dengan tujuan agar mereka menjadi :

a. manusia berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur yang :

1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kuat mental, dan tinggi moral; 2) tinggi kecerdasan dan mutu keterampilannya; 3) kuat dan sehat jasmaninya.

b. warga negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan, baik lokal, nasional, maupun internasional.

Menurut Azrul Azwar menyebutkan bahwa :

Gerakan Pramuka bertujuan untuk membina kaum muda dalam mencapai sepenuhnya potensi-potensi spiritual, sosial, intelektual dan fisiknya, agar mereka bisa membentuk kepribadian dan akhlak mulia kaum muda;

menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara bagi kaum muda; meningkatkan keterampilan kaum muda sehingga siap menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, patriot dan pejuang yang tangguh, serta menjadi calon pemimpin bangsa yang handal pada masa depan.

(Wikipedia,2011, http://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_Pramuka_Indonesia) Sasaran kepramukaan adalah mempersiapkan kader bangsa yang :

1) Memiliki kepribadian dan kepemimpinan yang berjiwa Pancasila.

2) Berdisiplin yaitu berpikir, bersikap, dan bertingkah laku tertib.

3) Sehat dan kuat mental, moral, dan fisiknya.

4) Memiliki jiwa patriot yang berwawasan luas dan dijiwai nilai-nilai kejuangan yang diwariskan oleh para pejuang bangsa.

5) Berkemampuan untuk berkarya dengan semangat kemandirian, berpikir kreatif, inovatif, dapat dipercaya, berani, dan mampu menghadapi tugas- tugas. (Tim, 2005: 23)

(34)

commit to user 15

Jadi, tujuan dan sasaran kegiatan Pramuka yaitu membina kaum muda agar mereka berkepribadian baik yang berjiwa Pancasila serta berguna bagi masyarakat dan peduli terhadap lingkungan.

e. Fungsi Kegiatan Pramuka

Berdasarkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Bab II Pasal 6 Keppres RI Nomor 24 Tahun 2009 tentang Fungsi Kegiatan Pramuka disebutkan :

Gerakan Pramuka berfungsi sebagai lembaga pendidikan di luar sekolah dan di luar keluarga serta sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda, menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta Sistem Among, yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan bangsa serta masyarakat Indonesia.

Dapat juga dikatakan bahwa Kepramukaan berfungsi bagi :

1) Peserta didik, sebagai permainan yang menarik, menyenangkan, dan menantang.

2) Pembina Pramuka atau anggota pramuka dewasa, sebagai pengabdian (karya bakti).

3) Masyarakat, sebagai alat pembinaan dan pengembangan generasi muda.

(Lemdikacab Ponorogo, 2001: 8)

Jadi, kegiatan pramuka berfungsi bagi peserta didik, pembina pramuka atau anggota pramuka dewasa, dan masyarakat dengan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta Sistem Among, yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan masing-masing masyarakat Indonesia.

f. Prinsip Dasar Kepramukaan

“Prinsip dasar Kepramukaan adalah asas yang mendasari kegiatan Kepramukaan dalam upaya membina watak peserta didik”. (Lemdikacab Ponorogo, 2001: 13)

(35)

commit to user 16

Prinsip Dasar yang terdapat dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Bab IV Pasal 10 Keppres RI Nomor 24 Tahun 2009 tentang Prinsip Dasar Kepramukaan, yakni :

(1) Prinsip Dasar Kepramukaan adalah :

a. iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya; c. peduli terhadap diri pribadinya; d. taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.

(2) Prinsip Dasar Kepramukaan berfungsi :

a. norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka; b. landasan Kode Etik Gerakan Pramuka; c.landasan sistem nilai Gerakan Pramuka; d. pedoman dan arah pembinaan kaum muda anggota Gerakan Pramuka; e. landasan gerak dan kegiatan Gerakan Pramuka mencapai sasaran dan tujuannya.

Berdasarkan uraian di atas, maka menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan adalah hakekat Pramuka, baik sebagai makhluk ciptaan Tuhan, makhluk sosial, maupun individu yang menyadari bahwa pribadinya taat pada perintah Tuhan, mengakui bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri, merasa wajib peduli dengan lingkungannya, dan selalu berusaha untuk taat pada Satya Darma Pramuka.

g. Metode Kepramukaan

“Metode Kepramukaan adalah cara memberikan pendidikan watak kepada peserta didik melalui kegiatan Kepramukaan yang menarik, menyenangkan dan menantang, yang disesuaikan kondisi, situasi dan kegiatan peserta didik”.

(Lemdikacab Ponorogo, 2001: 15)

Metode Kepramukaan yang terdapat dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Bab IV Pasal 11 Keppres RI Nomor 24 Tahun 2009 tentang Metode Kepramukaan, yakni :

Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui :

a. pengamalan Kode Kehormatan Pramuka; b. belajar sambil melakukan; c.

sistem berkelompok; d. kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik; e. kegiatan di alam terbuka; f. sistem tanda kecakapan;

g. sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri; h. sistem among.

(36)

commit to user 17

Jadi, metode kepramukaan merupakan cara memberikan pendidikan watak kepada peserta didik melalui kegiatan pramuka yang masih berkaitan dengan Prinsip Dasar Kepramukaan. Dengan kata lain Metode Kepramukaan pada hakikatnya tidak bisa lepas dari Prinsip Dasar Kepramukaan. Keterkaitan keduanya terletak pada pelaksanaan dari Kode Kehormatan Pramuka.

h. Kode Kehormatan Pramuka

“Kode Kehormatan Pramuka ialah suatu norma dalam kehidupan Pramuka yang merupakan ukuran atau standar tingkah laku Pramuka di masyarakat”. (Lemdikacab Ponorogo, 2001: 20)

Sedangkan, Kode Kehormatan Pramuka yang terdapat dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Bab IV Pasal 13 point (2) Keppres RI Nomor 24 Tahun 2009 tentang Metode Kepramukaan, yakni “Kode Kehormatan Pramuka merupakan Kode Etik anggota Gerakan Pramuka baik dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat sehari-hari yang diterimanya dengan sukarela serta ditaati demi kehormatan dirinya.”

Jadi, Kode Kehormatan Pramuka merupakan kode etik anggota Pramuka yang harus ditaati sebagai ukuran atau standar tingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat.

Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk ketentuan moral yang disebut Dasadarma yang termaktub pula dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Bab IV Pasal 13 point (3) Keppres RI Nomor 24 Tahun 2009 yang berbunyi :

Kode Kehormatan Gerakan Pramuka bagi anggota Gerakan Pramuka disesuaikan dengan golongan usia dan perkembangan rohani dan jasmaninya yaitu :

a. Kode Kehormatan Pramuka Siaga terdiri atas Dwisatya dan Dwidarma; b.

Kode Kehormatan Pramuka Penggalang terdiri atas Trisatya Pramuka Penggalang dan Dasadarma; c. Kode Kehormatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega terdiri atas Trisatya Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dan Dasadarma; d. Kode Kehormatan Pramuka Anggota Dewasa terdiri atas Trisatya Anggota Dewasa dan Dasadarma.

(37)

commit to user 18

Kode Kehormatan bagi Pramuka Penggalang selengkapnya berbunyi sebagai berikut :

Trisatya

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :

1) Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila.

2) Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat.

3) Menepati Dasadarma.

Dasadarma Pramuka itu :

1) Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2) Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.

3) Patriot yang sopan dan kesatria.

4) Patuh dan suka bermusyawarah.

5) Rela menolong dan tabah.

6) Rajin, terampil, dan gembira.

7) Hemat, cermat, dan bersahaja.

8) Disiplin, berani, dan setia.

9) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.

10) Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. (Lemdikacab Ponorogo, 2001:

21)

2. Tinjauan Tentang Pendidikan Kepramukaan

a. Pengertian Pendidikan Kepramukaan

Pendidikan merupakan usaha untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi perannya di masa yang akan datang. Di dalam kehidupan manusia pendidikan dapat diperoleh melalui lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Adapun Kepramukaan merupakan proses pendidikan luar lingkungan keluarga dan sekolah dalam bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, dan terarah.

Menurut Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Bab III Pasal 8 Keputusan Kwartir Nasional Nomor 203 Tahun 2009 menyebutkan bahwa :

(38)

commit to user 19

(1)Pendidikan kepramukaan adalah proses pendidikan yang praktis, di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga yang dilakukan di alam terbuka dalam bentuk kegiatan yang menarik, menantang, menyenangkan, sehat, teratur dan terarah dengan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang sasaran akhirnya adalah terbentuknya watak, kepribadian, dan akhlak. (2)Pendidikan kepramukaan merupakan proses belajar mandiri yang progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya, meliputi aspek mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. (3)Pendidikan kepramukaan merupakan proses pembinaan dan pengembangan potensi kaum muda agar menjadi warga negara yang berkualitas serta mampu memberikan sumbangan positif bagi kesejahteraan dan kedamaian masyarakat baik nasional maupun internasional.

Selanjutnya menurut Lemdikacab Ponorogo (2001: 10) mengatakan bahwa “Pendidikan kepramukaan adalah suatu proses pembinaan dan pengembangan sepanjang hayat yang berkesinambungan atas kecakapan yang dimiliki oleh peserta didik, baik dia sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat”.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan kepramukaan lebih mengutamakan kegiatan di alam terbuka sehingga setiap kegiatan kepramukaan mempunyai dua nilai yaitu nilai formal atau nilai pendidikan pembentukan watak dan nilai materiil yaitu kegunaan praktisnya.

Proses pendidikan dalam kepramukaan terjadi pada saat peserta didik asyik melaksanakan kegiatan yang menarik, menyenangkan yang rekreatif dan menantang. Pada saat demikian, Pembina Pramuka di sela-sela kegiatan kepramukaan tersebut memberikan bimbingan dan pembinaan watak. Agar Pembina Pramuka dapat berperan dengan baik dalam membina, Pembina perlu :

1) Mempunyai sikap laku sesuai dengan sistem among

Rasa kasih, rasa keadilan, rasa kepantasan, dan rasa kesanggupan berkorban

Rasa disiplin disertai inisiatif

Rasa tanggung jawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, dan diri sendiri.

2) Mengetahui dan dapat melaksanakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan dalam kegiatan Kepramukaan.

(39)

commit to user 20

3) Memahami bahwa metode yang akan diterapkan sesuai dengan keadaan, waktu, dan tempat peserta didik yang dibinanya. Dengan kata lain sebelum melaksanakan pembinaan hendaknya terlebih dahulu mengerti bakat, minat, keadaan, kemampuan, dan kebutuhan kaum muda atau peserta didik di samping itu, bahan latihan yang akan diberikan dalam kegiatan hendaknya sesuai dengan rencana, tujuan, dan sasaran kegiatan yang sudah ditentukan.

4) Menciptakan keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan kepramukaan dilakukan secara suka rela.

5) Memperlakukan peserta didik sebagai subyek pendidikan, yaitu sebagai pribadi yang mempunyai cipta, rasa, dan karsa yang perlu dikembangkan.

Macam kegiatan yang disajikan hendaknya sesuai dengan perkembangan jasmani dan rohani peserta didik sehingga kegiatan pada tiap golongan usia peserta didik berbeda.

6) Memperhatikan faktor lingkungan pendidikan karena faktor lingkungan besar sekali pengaruhnya terhadap perkembangan peserta didik.

(Lemdikacab Ponorogo, 2001: 42)

Selain itu, Pembina Pramuka juga bertanggung jawab atas : 1) Terselenggaranya kepramukaan pada satuan pramuka.

2) Tetap terjaganya pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan pada semua kegiatan pramuka.

3) Terselenggaranya kepramukaan yang teratur dan terarah sesuai dengan visi dan misi gerakan pramuka, akan menjadi media pembinaan pengembangan mental-spiritual-moral, fisik, intelektual, emosional, dan sosial sehingga peserta didik akan memiliki kematangan dalam upaya peningkatan kemandiriannya serta aktivitasnya di masyarakat.

4) Terwujudnya peserta didik yang berkepribadian, berwatak, berbudi pekerti luhur, dan sebagai warga negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, yang setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik berguna.

5) Dalam melaksanakan tugasnya Pembina Pramuka bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, Pembina Gugus Depan dan diri pribadinya sendiri. (Lemdikacab Ponorogo, 2001: 52)

Jadi, peran dan tanggung jawab Pembina Pramuka kepada peserta didik tidak lepas dari terlaksananya kepramukaan berdasarkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta Pembina Pramuka dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, Pembina Gugus Depan dan dirinya sendiri.

(40)

commit to user 21

b. Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Pembinaan

Faktor-faktor yang menentukan berhasilnya pembinaan sebagai upaya pendidikan adalah “Faktor Pembina Pramuka (pendidik), faktor pramuka sebagai peserta didik, faktor lingkungan pendidikan, dan faktor sarana pendidikan” (Tim, 2005: 83).

Faktor-faktor tersebut akan dijelaskan sebagai berikut : 1) Faktor Pembina Pramuka

Pembina pramuka selaku pendidik merupakan faktor yang penting dalam melaksanakan upaya pendidikan kepramukaan. Agar Pembina Pramuka berhasil membina, perlu bersikap dan berperilaku baik dalam :

a) Menghadapi Peserta Didik

Pembina Pramuka harus mempunyai sikap sesuai dengan sistem Among disertai memelihara sikap berdasarkan pada :

(1) Rasa cinta kasih, keadilan, kepantasan, dan kesanggupan berkorban.

(2) Rasa disiplin disertai inisiatif, kreatif, dan inovatif.

(3) Rasa tanggung jawab terhadap Tuhan, masyarakat, dan dirinya sendiri serta mampu bergaul dengan baik dan simpatik.

b) Mengetahui Metode Kepramukaan

Setiap pembinaan pramuka dalam melaksanakan tugas membina harus memperhatikan penggalangan peserta didik menurut usia sehingga dapat bersikap :

(1) Dalam semua golongan peserta didik, Pembina Pramuka berperan sebagai teladan dan bersikap bijaksana.

(2) Dalam golongan usia pramuka Siaga, Pembina Pramuka berperan lebih banyak sebagai pamong pengambil prakarsa dan memberi dorongan untuk menimbulkan daya kreasi Siaga.

(3) Dalam golongan usia pramuka Penggalang, Pembina Pramuka berperan :

(41)

commit to user 22

(a) Sebagai pamong pengambil prakarsa untuk menimbulkan daya kreasi pada saat Penggalang mulai mengendor gerak dan semangatnya.

(b) Sebagai pendorong untuk meningkatkan gerak dan semangat pada saat Penggalang berprakarsa untuk giat dan semangat.

(4) Dalam golongan usia pramuka Penegak, Pembina Pramuka lebih berperan sebagai pamong yang banyak memberi daya dorong meskipun dengan memberi prakarsa.

(5) Dalam golongan usia Pandega, Pembina Pramuka hanya merupakan pendorong dan bila perlu memberi daya kreasi secara tidak langsung.

(6) Dalam melaksanakan tugas, metode yang diterapkan Pembina Pramuka harus sesuai dengan keadaan waktu dan tempat pramuka yang dibinanya, minat, keadaan, kemampuan, dan kebutuhan peserta didiknya.

Bahan latihan yang akan diberikan dalam kegiatan hendaknya sama dengan rencana, sasaran, dan tujuan kegiatan yang sudah ditentukan.

2) Faktor Pramuka sebagai Peserta Didik

a) Peran peserta didik secara suka rela tanpa paksaan menentukan keberhasilan proses pendidikan kepramukaan.

b) Pramuka sebagai peserta didik diperlukan sebagai obyek yang mempunyai cipta, rasa, dan karsa yang perlu dikembangkan.

c) Sifat, bakat, dan minat peserta didik disalurkan dan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

d) Peserta didik diikutsertakan dalam segala proses pelaksanaan kegiatan.

3) Faktor Lingkungan Pendidikan

Faktor lingkungan yang perlu diperhatikan antara lain : a) Keadaan dan lingkungan keluarga.

b) Keadaan dan lingkungan sekolah.

c) Keadaan dan lingkungan masyarakat.

(42)

commit to user 23

d) Keadaan dan lingkungan tempat kegiatan.

4) Faktor Sarana Pendidikan a) Bahan latihan atau kegiatan.

b) Metode.

c) Alat latihan atau perlengkapan.

c. Macam-macam Kegiatan Pramuka 1) Upacara

“Upacara adalah serangkaian perbuatan yang tata dalam suatu ketentuan peraturan yang wajib dilaksanakan dengan khidmat sehingga merupakan kegiatan yang teratur dan tertib, untuk membentuk suatu tradisi dan budi pekerti yang baik” (Lemdikacab Ponorogo, 2001: 74).

Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Bab II Pasal 4 Keppres RI Nomor 24 Tahun 2009 menyatakan bahwa “Tujuan upacara dalam Gerakan Pramuka adalah membentuk manusia yang berbudi pekerti luhur sehingga menjadi warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila”.

Jadi, upacara dalam Gerakan Pramuka merupakan kegiatan yang dapat membentuk kedisiplinan para peserta didik agar menjadi warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila.

Sasaran upacara dalam Gerakan Pramuka ialah agar peserta didik mampu :

a) Memiliki rasa cinta kepada tanah air, bangsa, dan negara.

b) Memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin pribadi.

c) Selalu tertib dalam kehidupan sehari-hari.

d) Memiliki jiwa gotong royong dan percaya pada orang lain.

e) Dapat memimpin dan dipimpin.

f) Dapat melaksanakan upacara dengan khidmat.

g) Meningkatkan ketakwaaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

(Lemdikacab Ponorogo, 2001: 74)

Macam-macam upacara dalam Gerakan Pramuka, yaitu “Upacara umum, upacara pembukaan dan penutupan latihan, upacara pelantikan,

(43)

commit to user 24

upacara kenaikan tingkat, upacara pindah golongan” (Lemdikacab Ponorogo, 2001: 74).

Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Upacara umum, yaitu upacara yang dilakukan untuk kegiatan tertentu dengan menggunakan peraturan yang berlaku secara umum.

b) Upacara pembukaan dan penutupan latihan, yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka melaksanakan usaha memulai dan mengakhiri suatu pertemuan di lingkungan Gerakan Pramuka.

c) Upacara pelantikan, yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka peresmian seorang calon anggota Gerakan Pramuka, sesuai dengan ketentuan yang berlaku; upacara yang dilakukan dalam rangka pengangkatan pemegang jabatan tertentu dalam satuan.

d) Upacara kenaikan tingkat, yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka pengesahan kenaikan tingkat kecakapan umum yang dicapai oleh seorang anggota Gerakan Pramuka sesuai dengan syarat kecakapan umum yang berlaku.

e) Upacara pindah golongan, yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka pemindahan golongan dari suatu golongan ke golongan lain yang lebih tinggi dalam usia sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2) Api Unggun

Api unggun merupakan salah satu kegiatan di alam terbuka khususnya pada malam hari. Api unggun dipakai sebagai sebagai tempat pertemuan di samping sebagai penghangat badan dan menjauhkan dari gangguan binatang buas.

Menurut Lemdikacab Ponorogo (2001: 86) menyatakan bahwa

“Tujuan diselenggarakan api unggun adalah untuk mendidik peserta didik sehingga menumbuhkan keberanian dan kepercayaan pada diri sendiri melalui acara berpentas”.

(44)

commit to user 25

Nilai pendidikan dalam dalam api unggun adalah : a) Mempererat persaudaraan.

b) Memupuk kerja sama (gotong royong).

c) Menambah rasa keberaniaan dan percaya diri.

d) Membuat suasana kegembiraan dan kebebasan.

e) Mengembangkan bakat dan kreativitas.

f) Memupuk disiplin bagi pelaku dan penonton. (Lemdikacab Ponorogo, 2001: 86)

Jadi, kegiatan api unggun merupakan kegiatan di alam terbuka yang mendidik peserta didik untuk dapat menjalin persaudaraan sehingga terjalin persatuan dan kesatuan antar anggota pramuka.

3) Berkemah

Menurut Lemdikacab Ponorogo (2001: 89) menyatakan bahwa : Berkemah dalam kepramukaan adalah sesuatu rekreasi yang bersifat edukatif yang dilaksanakan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta Sistem Among, dimana terjadi proses pendidikan dalam bentuk pembelajaran interaktif untuk mencapai sasaran dan tujuan pendidikan.

Tujuan berkemah adalah “Membina dan mengembangkan ketahanan mental/ moral/ spiritual, fisik, intelektual, emosional, dan sosial sebagai individu dan anggota masyarakat”. (Lemdikacab Ponorogo, 2001: 89)

Selanjutnya menurut Tim (2005: 31) menyebutkan bahwa tujuan berkemah adalah :

a) Memberikan pengalaman adanya saling ketergantungan antara unsur- unsur alam dan kebutuhan untuk melestarikannya, menjaga lingkungan, dan mengembangkan sikap bertanggung jawab akan masa depan yang menghormati keseimbangan alam.

b) Mengembangkan kemampuan diri mengatasi tantangan yang dihadapi, menyadari tidak ada sesuatu yang berlebihan di dalam dirinya, menemukan kembali cara hidup yang menyenangkan dalam kesederhanaan, membina kerja sama dan rasa memiliki.

(45)

commit to user 26

Jadi, tujuan berkemah adalah agar peserta didik dapat belajar hidup bersosialisasi dengan alam dan masyarakat.

Manfaat berkemah adalah sebagai berikut : a) Mengagumi alam ciptaan Tuhan.

b) Mempercakap diri dalam melaksanakan ajaran-ajaran pramuka.

c) Mempraktekkan sistem kerukunan.

d) Dapat mengenal alam dan kawan dari dekat.

e) Kita akan menemukan hal-hal yang baru yang akan mempertebal percaya pada diri pribadi. (Lemdikacab, 2001: 89)

Sasaran berkemah dalam kepramukaan adalah peserta didik mampu : a) Meningkatkan keyakinan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha

Esa.

b) Membina mental dan kepercayaan kepada diri sendiri.

c) Meningkatkan kesehatan dan daya tahan tubuh.

d) Meningkatkan daya kreasi, ketangkasan, dan keterampilan.

e) Membina kerja sama, gotong royong, dan kerukunan.

f) Melatih hidup prasahaja dan berswadaya.

g) Manambah pengetahuan dan pengalaman.

h) Meningkatkan rasa kecintaan pada tanah air.

i) Menumbuhkan kesadaran untuk meningkatkan pengabdian dan bakti pada tanah air dan bangsa. (Lemdikacab Ponorogo, 2001: 89)

Jadi, berkemah merupakan kegiatan yang dilakukan di alam terbuka dengan tetap memperhatikan ketentuan dan prosedur yang berlaku agar peserta didik dapat mandiri dengan tetap menyadari sebagai makhluk sosial.

4) Pertemuan

Kegiatan pramuka terjadi dalam suatu pertemuan interaktif dan komunikatif antar peserta didik dengan bimbingan dan bantuan Pembina Pramuka.

Fungsi pertemuan :

a) Merupakan media kegiatan pramuka dimana akan terjadi proses interaktif dan komunikatif sehingga akan terjadi proses tukar menukar pengetahuan dan pengalaman antar mereka.

b) Terciptanya media kegiatan para peserta didik dalam kegiatan yang terintegrasi dengan masyarakat. (Lemdikacab Ponorogo, 2001: 76)

Referensi

Dokumen terkait

Pasien harus mengetahui secara pasti bahwa Mini pil sangat efektif (98,5% tidak terjadi kehamilan), jangan sampai ada tablet yang lupa, tablet digunakan pada jam

Hal pertama yang harus ditentukan dalam mendefinisikan suatu zona (kegiatan) dan sistem jaringan adalah cara membedakan daerah kajian dengan daerah atau wilayah lain di luar

Data yang telah diperoleh dari suatu penelitian yang masih berupa data acak yang dapat dibuat menjadi data yang berkelompok, yaitu data yang telah disusun ke dalam

Sel-sel tersebut nantinya akan menyusun tubuh makhluk hidup melalui pengorganisasian yang sistematis. Dalam organisasi tubuh, sel memiliki peranan yang sangat penting, tetapi kita

Dua ratus enam puluh sembilan juta sembilan ratus delapan puluh tiga ribu dua ratus empat puluh enam rupiah.. Dua ratus enam puluh tiga juta enam ratus lima puluh tiga ribu lima

Pada saat yang sama Mbah Wo Kucing mulai memiliki fikiran dan niat untuk melestarikan kesenian Reog Ponorogo agar tidak dilupakan oleh masyarakat Kabupaten

Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju korosi atmosfer pada pipa hitam dan pipa galvanis yang terjadi di Kota Semarang, agar dapat

Penelitian dengan judul “Sumber Dana Pada Perkembangan Giro Wadi’ah Di Bank Syariah Mandiri cabang Pekalongan” oleh Ristanto dengan hasil penelitian menunjukan