• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Organisasi SMP Negeri 10 Surakarta

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

4 Struktur Organisasi SMP Negeri 10 Surakarta

Sekolah merupakan salah satu instansi formal. Sebagai suatu instansi formal maka sekolah perlu dibentuklah suatu struktur organisasi yang dapat menunjukkan kedudukan, tugas, fungsi, wewenang serta tanggung jawab tiap anggota organisasi.

Berikut ini adalah struktur organisasi SMP Negeri 10 Surakarta :

Gambar 3. Struktur Organisasi SMP Negeri 10 Surakarta Kepala Sekolah

Sie Kurikulum

Tata Usaha Sie Humas

Sie Sarpras Sie

Kesiswaan

Perpustakaan

Wali Kelas Guru Mata Pelajaran

Guru Pembimbing

Laboratorium Wakil Kepala Sekolah

commit to user 63 Keterangan :

a. Kepala Sekolah

Kepala sekolah berfungsi dan bertugas sebagai edukator, manager, administrator, supervisor, pemimpin, inovator dan motivator.

1) Kepala sekolah selaku edukator berfungsi melaksanakan proses pembelajaran secara efektif dan efisien.

2) Kepala sekolah selaku manager bertugas untuk:

a) Menyusun perencanaan b) Mengoganisasikan kegiatan c) Mengarahkan kegiatan d) Mengkoordinasikan kegiatan e) Melaksanakan pengawasan

f) Melakukan evaluasi terhadap kegiatan g) Menentukan kebijakan

h) Mengadakan rapat i) Mengambil keputusan

j) Mengatur proses belajar mengajar

3) Kepala sekolah selaku administrator bertugas menyelenggarakan administrasi : a) Perencanaan

n) Ruang keterampilan/ kesenian o) Bimbingan Karier (BK)

p) Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) q) Serbaguna

r) Media s) Gudang

commit to user 64

4) Kepala sekolah selaku supervisor bertugas menyelenggarakan supervisi mengenai :

a) Proses belajar mengajar b) Kegiatan BK

c) Kegiatan ekstrakurkuler d) Kegiatan ketatausahaan

e) Kegiatan kerja sama dengan masyarakat dan instansi terkait f) Kegiatan OPDIS

g) Sarana dan prasarana h) Kegiatan 6K

i) Keuangan

5) Kepala Sekolah sebagai Pemimpin (leader) bertugas antara lain : a) Mampu berkomunikasi dengan para guru dan karyawan b) Mampu mengambil keputusan bersama warga sekolah

c) Memahami kondisi guru, karyawan dan peserta didik dengan baik

d) Mampu bertindak jujur, adil, bertanggung jawab, dapat mengendalikan emosi dan menjadi teladan

6) Kepala Sekolah sebagai inovator antara lain :

a) Mampu menemukan gagasan baru untuk pembaharuan sekolah b) Mampu melaksanakan pembaharuan di sekolah

c) Mampu mempromosikan sekolah

7) Kepala Sekolah sebagai motivator bertugas antara lain : a) Mampu mengatur lingkungan kerja yang kondusif b) Mampu mengatur suasana kerja yang harmonis

c) Mampu menetapkan prinsip penghargaan dan hukuman secara internal dan eksternal bagi warga sekolah

Dalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah dapat mendelegasikan kepada guru yang ditunjuk sebagai wakil kepala sekolah.

commit to user 65 b. Wakil Kepala Sekolah

Wakil Kepala Sekolah mempunyai tugas membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1) Menyusun perencanaan program kegiatan dan pelaksanaan program 2) Pengorganisasian

3) Pengarahan 4) Ketenagaan 5) Pengkoordinasian 6) Pengawasan 7) Penilaian

8) Identifikasi dan pengumpulan data 9) Penyusunan laporan

c. Guru

Guru bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan KBM secara efektif dan efisien. Tugas dan tanggung jawab seorang guru meliputi :

1) Membuat perangkat program pengajaran 2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran

3) Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan harian, ulangan umum dan ujian akhir

4) Melaksanakan analisis hasil ulangan harian

5) Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan 6) Mengisi daftar nilai peserta didik

7) Melaksanakan kegiatan membimbing kepada guru lain dalam KBM 8) Membuat alat pelajaran/alat peraga

9) Menumbuhkembangkan sikap menghargai karya seni

10) Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum 11) Melaksanakan tugas tertentu di sekolah

commit to user 66

12) Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya

13) Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar peserta didik

14) Mengisi dan meneliti daftar peserta didik sebelum memulai pelajaran 15) Mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang praktikum

16) Mengumpulkan data dan menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkatnya.

Selanjutnya pembagian tugas guru mata pelajaran dapat dilihat di lampiran 11.

d. Wali Kelas

Wali kelas membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1) Pengelolaan kelas

2) Penyelenggaraan administrasi kelas meliputi : a) Denah tempat duduk peserta didik

b) Papan absensi peserta didik c) Daftar pelajaran kelas d) Daftar piket kelas e) Buku absensi kelas

f) Buku kegiatan pembelajaran g) Tata tertib kelas

3) Penyusunan statistik bulanan peserta didik

4) Pengisian daftar kumpulan nilai peserta didik / legger 5) Pembuatan catatan khusus tentang peserta didik 6) Pencatatn mutasi peserta didik

7) Pengisian Buku Laporan Penilaian Hasil Belajar 8) Pembagian Rapor

e. Guru Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1) Penyusunan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling

commit to user 67

2) Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi permasalahan yang dihadapi peserta didik tentang kesulitan belajar

3) Memberikan layanan bimbingan kepada peserta didik agar lebih berprestasi dalam kegiatan belajar

4) Memberikan saran dan pertimbangan kepada peserta didik dalam memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai 5) Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan konseling

6) Menyusun satistik hasil penilaian penilaian bimbingan konseling 7) Melaksanakan kegiatan analisis hasil evaluasi belajar

8) Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut bimbingan dan konseling 9) Menyusun laporan pelaksanaan bimbingan dan konseling

f. Pustakawan Sekolah

Pustakawan sekolah membantu kepala sekolah dalam kegiatan sebagai berikut : 1) Perencanaan pengadaan buku/bahan pustaka/media elektronika

2) Pengurusan pelayanan perpustakaan 3) Perencanaan pengembangan perpustakaan

4) Pemeliharaan dan perbaikan buku-buku/bahan pustaka/media elektronika 5) Inventarisasi dan pengadministrasian buku/bahan pustaka/media elektronika 6) Melakukan layanan bagi peserta didik, guru dan tenaga kependidikan lainnya

serta masyarakat

7) Penyimpanan buku-buku perpustakaan/media elektronika 8) Menyusun tata tertib perpustakaan

9) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan perpustakaan secara berkala g. Laboran

Pengelola laboratorium membantu kepala sekolah dalam kegiatan sebagai berikut :

1) Perencanaan pengadaan alat dan bahan laboratorium 2) Mengatur penyimpanan dan daftar alat-alat laboraturium 3) Memelihara dan perbaikan alat-alat laboratorium

commit to user 68

4) Inventarisasi dan pengadministrasian peminjaman lat-alat laboratorium 5) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan laboratorium

h. Koordinator Tata Usaha Sekolah

Koordinator tata usaha sekolah mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan dan bertanggungjawab kepada kepala sekolah dalam kegiatan sebagai berikut : 1) Penyusunan program kerja tata usaha sekolah

2) Pengelolaan keuangan sekolah

3) Pengurusan administrasi ketenagaan dan peserta didik

4) Pembinaan dan pengembangan karir pegawai tata usaha sekolah 5) Penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah

6) Mengkoordinasikan dan melaksanakan 6 K

7) Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan ketatausahaan

H. Deskripsi Permasalahan Penelitian

Deskripsi masalah penelitian merupakan tahapan dimana peneliti memperoleh data di lapangan yang terkait dengan judul “Efektivitas Kepramukaan dalam Menumbuhkan Karakter Kewarganegaraan Siswa di SMP Negeri 10 Surakarta”. Data dikumpulkan melalui teknik wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Kemudian data tersebut diolah dan dianalisis sehingga dapat disajikan secara sistematis. Data tersebut disajikan sesuai dengan rumusan masalah dalam bab pendahuluan. Adapun aspek-aspek yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu 1. Kegiatan kepramukaan yang dapat diimplementasikan untuk membentuk karakter kewarganegaraan siswa terutama pada pramuka penggalang SMP Negeri 10 Surakarta, 2. Efektivitas kepramukaan dalam menumbuhkan karakter kewarganegaraan siswa terutama pada pramuka penggalang SMP Negeri 10 Surakarta, 3. Faktor-faktor pendukung dan kendala-kendala yang ditemui pembina pramuka dalam menumbuhkan karakter kewarganegaraan siswa terutama pada

commit to user 69

pramuka penggalang di SMP Negeri 10 Surakarta. Aspek-aspek tersebut dijabarkan sebagai berikut.

1. Kegiatan Pramuka yang dapat Diimplementasikan untuk Membentuk Karakter Kewarganegaraan Siswa Terutama Pada Pramuka Penggalang

SMP Negeri 10 Surakarta

Karakter atau watak kewarganegaraan sebagai komponen dasar ketiga civic education menunjuk pada karakter publik maupun privat yang penting bagi pemeliharaan dan pengembangan demokrasi konstitusional. Karakter privat seperti tanggung jawab moral, disiplin diri, dan penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia dari setiap individu adalah wajib. Karakter publik juga tidak kalah penting, merupakan kepedulian sebagai warga negara, kesopanan, mengindahkan aturan main (rule of law), berpikir kritis, dan kemauan untuk mendengar, bernegosiasi dan berkompromi merupakan karakter yang sangat diperlukan agar demokrasi berjalan sukses.

Dalam menerapkan karakter kewarganegaraan pada diri siswa dapat dilakukan dengan beberapa cara salah satunya melalui ekstrakurikuler pramuka.

Dalam kepramukaan terdapat berbagai macam kegiatan yang dapat diimplementasikan dalam menumbuhkan karakter kewarganegaraan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Dra. Bety Dwi Prihastuti pada hari Sabtu 14 April 2012 mengatakan bahwa :

Upacara apel sebelum dan sesudah pelaksanaan kegiatan pramuka. Upacara apel ini pelaksanaannya lebih sederhana daripada upacara misalnya upacara bendera yang biasa dilaksanakan setiap hari Senin. Upacara apel ini hanya sebagai pembuka dan penutup kegiatan pramuka yang dilakukan setiap sore hari. Tujuan dari upacara ini melatih siswa agar disiplin dan kegiatan lain yang melatih kedisiplinan dan kekompakan adalah latihan PBB atau baris berbaris.

Kalo dihubungkan dengan karakter kewarganegaraan lebih ke Dasa Darma karena Dasa Darma merupakan ketentuan moral untuk Pramuka Penggalang.

(CL.1).

commit to user 70

Begitu juga dengan Pak Putut Ismiyanto berdasarkan wawancara pada hari Jumat tanggal 20 April 2012 yang mengatakan bahwa :

Setahu saya upacara apel sebelum dan sesudah pelaksanaan kegiatan pramuka.

Upacara apel dilaksanakan sebagai pembuka dan penutup kegiatan pramuka yang dilakukan setiap sore hari. Tujuan dari upacara ini melatih siswa agar disiplin dan kegiatan lain yang melatih kedisiplinan dan kekompakan adalah latihan PBB. Terus ada jambore yang diikuti oleh perwakilan anggota pramuka penggalang dari seluruh SMP se-Surakarta. Jambore itu tujuannya untuk mempererat silturahmi antar anggota pramuka. Biasanya banyak kegiatan yang diadakan saat jambore, misalnya kemah, membuat keterampilan. Selain itu, ada kemah yang biasanya disebut dengan Persami yang melatih siswa agar mandiri, saling bekerja sama, menumbuhkan rasa cinta tanah air karena di dalam berkemah banyak aktivitas yang dilakukan misalnya menyanyikan lagu-lagu nasional, ada api unggun dimana api unggun ini juga melatih siswa agar lebih percaya diri melalui pentas yang dipertunjukkan di depan teman-temannya dan memupuk disiplin. (CL. 2).

Dan berdasarkan wawancara dengan Pak Hariadi PW, S.Pd, M.Pd pada hari Sabtu tanggal 28 April 2012 mengatakan bahwa :

Kalo itu setahu saya mbak banyak sekali. Karena kepramukaan itu banyak sekali materinya. Ya misalnya upacara peringatan hari pramuka yang jatuh setiap tanggal 14 Agustus. Di upacara itu juga diperdengarkan lagu-lagu nasional. Dalam kepramukaan ada lomba tingkat I dimana ada lomba PBB yang dapat melatih kedisiplinan dan kekompakan, lomba membaca pembukaan UUD 1945 yang dapat membentuk karakter nasionalisme dalam diri siswa dan lomba membaca Trisatya dan Dasadarma Pramuka dengan tujuan agar siswa dapat memahami hal-hal yang tekandung di dalam Trisatya dan Dasadarma pramuka . Selain itu, seperti yang sudah saya jelaskan tadi semua materi kepramukaan yang diajarkan dapat membentuk karakter siswa yang mandiri, disiplin dan bertanggung jawab (CL. 3).

Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa semua materi yang terdapat di dalam kepramukaan dapat bermanfaat bagi siswa dalam membentuk karakter kewarganegaraan terutama membentuk kemandirian siswa, rasa tanggung jawab, dan kedisiplinan.

Berdasarkan data yang peneliti peroleh berikut jenis kegiatan yang terdapat dalam Lomba Tingkat I SMP Negeri 10 Surakarta :

commit to user 71

Tabel 3. Laporan Kegiatan Gelar Lomba Edukatif (GELEGAR) Pramuka Penggalang Gudep 05.162/203 SMP Negeri 10 Surakarta Tahun 2011

No. Uraian Kegiatan Keterangan

1.

Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menumbuhkan karakter kewarganegaraan anggota pramuka penggalang dapat melalui berbagai macam kegiatan yang terdapat dalam pramuka yaitu dengan upacara pembuka dan penutup kegiatan pramuka pada sore hari atau disebut dengan apel, latihan PBB, kegiatan lomba tingkat I meliputi lomba semaphore, pembacaan UUD 1945, pembacaan Tristya dan Dasadarma, serta pengibaran bendera merah putih.

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada hari Jumat tanggal 16 Desember 2011 di SMP Negeri 10 Surakarta diadakan kegiatan Lomba Tingkat I.

Lomba ini diikuti oleh seluruh siswa kelas VII secara berkelompok. Kegiatan pramuka yang dilombakan antara lain lomba semaphore, pengibaran bendera, pembacaan UUD 1945 dan pembacaan Trisatya dan Dasadarma, lomba pengibaran bendera, dan lomba baris berbaris (PBB). (CL. 15).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pramuka yang ada di SMP Negeri 10 Surakarta dapat diimplementasikan dalam menumbuhkan karakter kewarganegaraan siswa. Kegiatan pramuka tersebut antara lain upacara bendera, PBB, pembacaan Trisatya dan Dasadarma Pramuka, dan pembacaan UUD 1945. Kegiatan pramuka tersebut dapat diimplementasikan dalam menumbuhkan karakter kewarganegaraan siswa hal ini karena tujuan dari kegiatan ini untuk menambah keterampilan, wawasan, meningkatkan rasa patriotisme, meningkatkan

commit to user 72

kedisiplinan dan kepemimpinan, serta memupuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa yang harmonis di kalangan kaum pemuda. Dalam menumbuhkan karakter kewarganegaraan pada anggota pramuka penggalang yang paling utama adalah dengan menerapkan Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini karena Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka merupakan kode kehormatan bagi pramuka penggalang yang di dalamnya mencakup keseluruhan sikap yang wajib dimiliki oleh pramuka penggalang.

2. Efektivitas Kepramukaan dalam Menumbuhkan Karakter Kewarganegaraan Siswa terutama pada Pramuka Penggalang di SMP

Negeri 10 Surakarta

Efektivitas tidaknya suatu hal dapat dilihat dari berhasil tidaknya program yang telah dijalankan dari apa yang telah direncanakan sebelumnya.

Untuk mengukur efektivitas kepramukaan dapat menggunakan indikator efektivitas. Adapun indikator efektivitas adalah sebagai berikut :

a. Indikator input: indikator input ini meliputi karakteristik guru, fasilitas, perlengkapan, dan materi pendidikan serta kapasitas manajemen.

b. Indikator process: indikator proses meliputi perilaku administratif, alokasi waktu guru, dan alokasi waktu peserta didik.

c. Indikator output: indikator dari output ini berupa hasil-hasil dalam bentuk perolehan peserta didik dan dinamikanya sistem sekolah, hasil-hasil yang berhubungan dengan prestasi belajar, dan serta hasil-hasil yang berhubungan dengan keadilan, dan kesamaan.

Pembahasan mengenai efektivitas kepramukaan dalam menumbuhkan karakter kewarganegaraan siswa terutama pada Pramuka Penggalang di SMP Negeri 10 Surakarta akan dikaji sebagai berikut.

Pramuka merupakan ekstrakurikuler wajib bagi siswa kelas VII. Adapun alasan pramuka menjadi ekstrakurikuler wajib bagi siswa kelas VII berdasarkan wawancara dengan Ibu Dra. Bety Prihastuti pada hari Sabtu tanggal 14 April 2012

commit to user 73

yang mengatakan bahwa “Pramuka dijadikan ekstrakurikuler wajib karena di dalam kegiatan pramuka memiliki tujuan mendidik siswa untuk memiliki kepribadian yang baik sesuai dengan jiwa Pancasila, melatih kemandirian, melatih kedisiplinan, keterampilan, dan melatih bertanggung jawab sehingga pramuka wajib diberikan kepada siswa sejak dini”. (CL. 1).

Hal ini juga dikuatkan berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Putut pada hari Jumat tanggal 20 April 2012 yang mengatakan bahwa “Alasan pramuka dijadikan sebagai ekstrakurikuler wajib karena untuk melatih kedisiplinan, keterampilan, dan melatih bertanggung jawab yang dimulai sejak dini”. (CL. 2).

Kemudian berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Hariadi PW, S. Pd, M. Pd pada hari Sabtu tanggal 28 April 2012 mengatakan bahwa “Di dalam kegiatan pramuka memiliki tujuan mendidik siswa untuk memiliki kepribadian yang baik, melatih kemandirian, melatih kedisiplinan, keterampilan, dan melatih bertanggung jawab sehingga pramuka wajib diberikan kepada siswa sejak dini”. (CL. 3).

Jadi, alasan kegiatan pramuka menjadi ekstrakurikuler wajib di SMP Negeri 10 Surakarta telah menunjukkan bahwa kegiatan ini sudah sesuai dengan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Bab II Pasal 4 Keppres RI Nomor 24 Tahun 2009 tentang tujuan gerakan pramuka yang intinya kegiatan pramuka ini bertujuan mendidik dan membina kaum muda Indonesia dengan tujuan agar mereka menjadi manusia berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur serta menjadi warga negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila dan bertanggung jawab. Sehingga kegiatan pramuka dapat dikatakan efektif apabila siswa dapat memiliki sikap sesuai dengan tujuan yang terdapat dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Bab II Pasal 4 Keppres RI Nomor 24 Tahun 2009.

Namun, berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti sikap yang ditunjukkan oleh anggota pramuka penggalang masih belum sesuai dengan tujuan pramuka yang terdapat dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Bab II Pasal 4 Keppres RI Nomor 24 Tahun 2009. Peneliti masih menemukan banyak siswa yang mengikuti pramuka dengan tidak serius sehingga nilai positif yang terdapat dalam

commit to user 74

setiap kegiatan tersebut kurang tertanam dalam diri siswa. Untuk dapat mengetahui efektivitas kepramukaan dapat diukur dengan menggunakan indikator efektivitas, jadi efektif atau tidaknya kepramukaan dapat dilihat dari tercapai atau tidaknya indikator efektivitas tersebut. Adapun indikator efektivitas kepramukaan antara lain :

a. Indikator Input

Indikator input ini mencakup : 1) Karakteristik Pembina Pramuka

Pembina pramuka mempunyai peran yang sangat penting dalam memberikan pendidikan kepramukaan kepada siswa sebagai anggota pramuka penggalang, dalam hal ini Pembina pramuka harus bisa memberikan motivasi kepada siswa agar terjadi proses interaksi belajar yang kondusif. Pembina pramuka harus siap menjadi mediator dalam segala situasi proses belajar mengajar, sehingga Pembina pramuka akan menjadi tokoh atau teladan yang akan dilihat dan ditiru tingkah lakunya oleh para siswa anggota pramuka penggalang. Tidak hanya itu saja melainkan juga harus menjadi motivator dalam menanamkan nilai-nilai yang terdapat dalam setiap kegiatan kepramukaan.

Namun kenyataan di lapangan Pembina Lapangan (Binlap) pramuka kadang kebablasan bercandanya dalam menyampaikan materi dan kurang sopan dalam bertutur kata. Hal tersebut berdasarkan wawancara dengan Nimas Dyahayu Dhaning Arasta pada hari Jumat tanggal 16 Maret 2012 yang mengatakan bahwa “Kak Putut (Binlap) lucu, menyenangkan dalam mengisi materi diselingi dengan guyon jadi gak terlalu serius. Tapi ya sayangnya guyonnya itu kadang keblablasan mbak kadang ada unsur pornonya mbak.

Saya jadi risih sendiri mbak.” (CL. 6). Jadi dalam hal ini Binlap pramuka yang seharusnya dijadikan teladan yang baik bagi siswa, namun tutur katanya belum mencerminkan jiwa pramuka yang bertentangan dengan Dasar Darma Pramuka.

commit to user 75

Sebagai Pembina pramuka dalam memberikan materi kepramukaan tidak sesuai dengan apa yang telah diprogramkan sendiri oleh Pembina pramuka. Hal ini berdasarkan pada kenyataan di lapangan yang peneliti lihat Pembina pramuka dalam memberikan materi kepramukaan hanya sesuai dengan apa yang ingin diajarkan oleh pembina, jadi tidak mengikuti kegiatan yang telah diprogramkan. Hal ini dikarenakan kepramukaan di sekolah-sekolah hanya merupakan kegiatan ekstrakurikuler sehingga pengajarannya kurang terencana. Selain itu, berdasarkan keterangan yang didapat peneliti dari Ibu Dra. Bety Prihastuti mengatakan bahwa “Mulai tahun 2012 ini Pak Hariadi tidak melaporkan kegiatan pramuka yang seharusnya dilaporkan tiap bulan”.

Untuk jurnal kegiatan, setiap pembina yang selesai mengajar mengisi jurnal kegiatan tersebut sebagai bentuk tanggung jawab dari pembina dalam memberikan pelatihan kepada anggota pramuka penggalang. Mengenai jurnal absensi Pembina Pramuka dapat dilihat pada lampiran 12.

Namun berdasarkan hasil dari analisis observasi yang dilakukan peneliti di lapangan pada hari Jumat tanggal 4 Mei 2012 bahwa tidak setiap saat pembina pramuka mengisi jurnal kegiatan karena jurnal tersebut dipegang oleh guru pengawas ekstrakurikuler. Jadi jika guru pengawas tersebut tidak masuk maka pembina pramuka tidak mengisi jurnal kegiatan dan dirapel diisi hari berikutnya dan dengan demikian tidak dapat diketahui Pembina pramuka yang tidak masuk pada hari itu karena kebetulan ketika pengawas ekstrakurikuler tidak masuk ada Pembina pramuka yang juga tidak masuk pramuka. Selain itu, tidak semua pembina pramuka di SMP Negeri 10 Surakarta memiliki pengetahuan tentang kepramukaan. Pendidikan kepramukaan sepenuhnya diserahkan kepada Pembina Lapangan (Binlap), jadi pembina pramuka SMP Negeri 10 Surakarta hanya sebagai pengawas meskipun terkadang memberikan materi namun lebih sedikit dibandingkan dengan Binlap. (CL. 17).

commit to user 76

Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan Almira Callista Mahendra pada hari Jumat tanggal 16 Maret 2012 yang mengatakan bahwa

“Kebanyakan sih kak Putut (Binlap) mbak yang memberikan materi. Pak Hariadi dan Bu Bety jarang memberikan materi biasanya hanya mendampingi saja. Pak Hariadi dan Bu Bety kadang-kadang saja memberikan pengarahan”.

(CL. 4).

Begitu juga dengan Sabrina Galuh Kusuma berdasarkan wawancara pada hari Jumat tanggal 16 Maret 2012 yang mengatakan bahwa “Yang memberikan materi Kak Putut mbak pak Hariadi kadang-kadang memberikan materi. Kalo Bu Bety kalo ada waktu kadang-kadang memberikan pengarahan saja bukan materi pramuka”. (CL. 5).

Hal serupa juga dikatakan oleh Nimas Dyahayu Dhaning Arasta pada hari Jumat tanggal 16 Maret 2012, yang mengatakan bahwa “Kak Putut yang banyak memberikan materi pramuka Pak Hariadi kadang-kadang memberikan materi Bu Bety hanya mengawasi”. (CL. 6).

Seperti halnya dengan Fanny Rizky Fuzia berdasarkan hasil wawancara pada hari Senin tanggal 2 April 2012 yang mengatakan bahwa

“Kak Putut yang memberikan materi. Kalo Pak Hariadi kegiatan pramuka sore kadang-kadang memberikan materi. Biasanya Pak Hariadi memberikan pelatihan, melatih siswa yang akan diikutkan lomba. Bu Bety kadang memberikan tambahan kalo ada pengumuman”. (CL. 7). Hal ini dapat dilihat pada lampiran 4.

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa Pembina pramuka di SMP Negeri 10 Surakarta hanya mengawasi kegiatan pramuka dan yang memberikan materi kebanyakan dari Pembina Lapangan (Binlap) sehingga dalam penyampaian materi kurang maksimal karena siswa menganggap sepele materi yang diajarkan dan banyak mengajak bercanda..

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada hari Jumat tanggal 4 Mei 2012 bahwa Pembina Lapangan banyak yang memberikan

commit to user 77

materi dan Pembina pramuka SMP Negeri 10 Surakarta hanya mengawasi saja.

Selain itu, pembina lapangan dalam memberikan materi banyak bercandanya sehingga siswa kurang serius dalam menerima materi kepramukaan. Selain itu, karena Binlap masih memiliki umur yang masih muda sehingga siswa sering tidak serius dalam mengikuti pramuka dan sering menganggap sepele materi yang diberikan oleh Binlap malah sering mengajak bercanda. (CL. 17).

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dalam

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dalam

Dokumen terkait