BAB I PENDAHULUAN
1.4. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berbagai pihak, diantaranya :
1. Bagi peneliti
Penelitian ini bagi penulis juga diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan serta lebih mendalami dan memahami lagi mengenai kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, serta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar strata satu pada universitas sumatera utara.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini diharapkan sebagai masukan dan tambahan pengetahuan dibidang pemerintahan, khususnya pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Informasi Akuntansi, Sistem Pengendalian Internal, Komitmen Organisasi, dan Good Governance terhadap kualitas laporan keuangan pada SKPD.
3. Bagi pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat sebagai masukan dan pertimbangan bagi pemerintah daerah kota Medan untuk mengetahui arti pentingnya pengaruh pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Informasi Akuntansi, Sistem Pengendalian Internal, Komitmen Organisasi, dan Good Governance terhadap Kualitas laporan
keuangan pada SKPD kota Medan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kualitas Laporan Keuangan
Kualitas diartikan sebagai kesesuaian dengan standar, diukur berbasis kadar ketidaksesuaian, serta dicapai melalui pemeriksaan (Wati, 2014). Laporan keuangan yang berkualitas adalah laporan keuangan yang disajikan oleh suatu entitas pelaporan yang memiiliki empat karakteristik yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami. Relevan adalah apabila informasi yang termuat dalam laporan keuangan dapat mempengaruhi keputusan para pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini dan memprediksi masa depan serta, menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu. Andal yaitu penyajian laporan keuangan disajikan dengan keadaan sebenarnya bebas dari kata menyesatkan bersifat netral. Dapat dibandingkan adalah dapat dibandignkan antar periode ataupun antar entitas.
Kemudian dapat dipahami yaitu dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas penggunaan pengguna.
Menurut Peraturan Pemerintah nomor 71 tahun 2010, laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Sesuai undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara, laporan keuangan sektor publik pemerintahan sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan APBN dan APBD setidak-tidaknya meliputi :
1. Laporan realisasi anggaran, 2. Neraca,
3. Laporan arus kas (LAK), dan
4. Catatan atas laporan keuangan (CALK).
Berikut merupakan komponen laporan keuangan menurut PP nomor 71 tahun 2010 yaitu, laporan peaksanaan anggaran terdiri dari:
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL) Laporan keuangan, terdiri dari:
1. Neraca
2. Laporan operasional (LO) 3. Laporan arus kas (LAK)
4. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
5. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)
Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. bagi organisasi pemerintahan, tujuan umum akuntansi dan pelaporan keuangan adalah:
1. Untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan keputusan ekonomi, sosial dan politik serta sebagai bukti pertanggung jawaban dan pengelolaan (accountability and stewardship).
2. Untuk memberikan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja
manajerial dan organisasional (managerial and control).
Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2010 menyebutkan, untuk menghasilkan laporan keuangan yang bermanfaat bagi para pemakainya, maka informasi yang terdapat dalam laporan tersebut harus berkualitas dan berguna dalam pengambilan keputusan. Kualitas laporan keuangan tersebut tercermin dari karakteristik kualitatif. karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normative yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki : (PPNo.71 tahun 2010)
a. Relevan
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya. informasi yang relevan memiliki karakteristik yang terdiri dari :
1. Memberikan manfaat umpan balik (feedback value)
Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu. Laporan keuangan berkualitas jika dapat memberikan manfaat untuk evaluasi kinerja masa lalu dan memberikan
umpan balik dalam rangka perencanaan keuangan dan perbaikan kinerja di masa datang.
2. Memberikan manfaat prediktif (predictive value)
Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini. Laporan keuangan berkualitas jika dapat memberikan manfaat untuk memprediksi kondisi keuangan, kebutuhan keuangan, dan kinerja di masa datang.
3. Disajikan tepat waktu (timeliness)
Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan.
4. Lengkap
Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin, mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala yang ada.
b. Andal (reliability)
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi karakteristik yang terdiri dari :
1. Penyajian jujur (faithfulness ofpresentation)
Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan. Laporan keuangan yang berkualitas terbebas dari salah saji material dan tidak ada manipulasi laporan keuangan.
2. Dapat diverifikasi (verifiability)
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan kesimpulan yang tidak berbeda jauh. Laporan keuangan berkualitas jika dapat diverifikasi kebenarannya melalui proses audit independen.
3. Netralitas
Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu. Penyajian laporan keuangan tidak bersifat bias terhadap kepentingan kelompok tertentu.
c. Dapat dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas
pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadi perubahan.
d. Dapat dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud.
Dalam teori kegunaan-keputusan (decision-usefulness theory) menjelaskan pentingnya komponen-komponen tersebut yang perlu dipertimbangkan oleh para penyaji laporan keuangan agar cakupan yang ada dapat memenuhi kebutuhan para pengambil keputusan yang akan menggunakannya.
Transparansi laporan keuangan akan memberikan kejelasan kepada masyarakat bahwa penerimaan dan pengeluaran pemerintah digunakan sesuai dengan kebutuhan daerah itu sendiri.
Apabila informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan pemerintah daerah memenuhi kriteria karakteristik kualitatif laporan keuangan pemerintah seperti yang disyaratkan dalam peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2010, berarti pemerintah daerah mampu mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah. Informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan yang dihasilkan oleh pemerintah daerah harus sesuai dengan
kriteria nilai informasi yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan.
Apabila tidak sesuai dengan perundang undangan, maka akan mengakibatkan kerugian daerah, potensi kekurangan daerah, kekurangan penerimaan, kelemahan administrasi, ketidakhematan, ketidakefisienan, dan ketidak efektifan.
2.2 Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
Undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara dalam pasal 32 mengamanatkan bahwa bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan (SAP). Standar akuntansi pemerintahan tersebut disusun oleh komite standar akuntansi pemerintahan (KSAP) yang independen dan ditetapkan dengan peraturan pemerintah setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan dari badan pemeriksa keuangan (BPK).
Menurut komite standar akuntansi pemerintahan (KSAP) dalam standar akuntansi pemerintahan, mengatakan bahwa :Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dengan adanya standar ini maka laporan keuangan harus didasarkan pada standar ini sehingga laporan keuangan yang disajikan dapat menyajikan informasi yang lengkap dan dapat diandalkan.
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) ditetapkan dengan peraturan pemerintah No. 24 Tahun 2005 yang kemudian digantikan dengan peraturan pemerintah No.
71 tahun 2010.
SAP dinyatakan dalam bentuk pernyataan standar akuntansi pemerintahan
(PSAP), dilengkapi dengan pengantar standar akuntansi pemerintahan dan disusun mengacu kepada kerangka konseptual akuntansi pemerintahan. SAP harus digunakan sebagai acuan dalam menyusun laporan keuangan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Sampai dengan tahun anggaran 2013, pemerintah daerah masih menerapkan SAP berdasarkan peraturan pemerintah (PP) nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Perbedaan fundamental peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2010 dengan peraturan pemerintah nomor 24 tahun 2005 terletak pada basis pencatatan transaksi dan jenis laporan keuangan. Pada peraturan pemerintah nomor 24 tahun 2005 laporan keuangan masih berbasis kas menuju akrual, sementara pada peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2010 laporan keuangan bebasis akrual. Implementasi dari peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2010 adalah laporan keuangan pemerintah pusat maupun daerah secara bertahap didorong untuk menerapkan akuntansi berbasis akrual.
2.3 Penerapan Sistem Informasi Akuntansi
Romney (2014: 473) mengatakan Sistem Informasi Akuntansi adalah sumber daya manuasia dan modal dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk persiapan informasi keuangan dan informasi yang diperoleh dari mengumpulkan dan memproses berbagai transaksi perusahaan. Definisi Sistem Informasi Akuntansi menurut Hall (2011: 611) adalah sub-bagian khusus dari sistem informasi yang memproses transaksi keuangan.
Mulyani (2014) informasi yang dihasilkan dari Sistem Informasi Akuntansi akan digunakan oleh para pengambil keputusan untuk menyusun keputusan, baik
yang bersifat teknis maupun non teknis. Sistem informasi akuntansi mewujudkan perubahan ini dengan fungsinya secara manual maupun komputerisasi. Informasi yang disediakan Sistem Informasi Akuntansi berkisar pada, informasi yang berkaitan dengan hasil pengolahan transaksi organisasi yang lebih bersifat keuangan kompetensi sumber daya manusia (SDM).
2.4 Sistem Pengendalian Internal
Secara sederhana, pengendalian internal didefinisikan sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan tertentu.
Pengendalian internal merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi, serta berperan penting dalam pencegahan dan pendeteksian penggelapan (fraud). Pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam mencapai sasaran dan menjamin atau menyediakan informasi keuangan yang andal, serta menjamin ditaatinya hukum dan peraturan yang berlaku (Nurillah dan Muid. 2014).
Peraturan pemerintah nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal pemerintah mendefinisikan bahwa, Sistem Pengendalian Internal adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sedangkan sistem pengendalian internal pemerintah adalah sistem pengendalian internal yang diselenggarakan secara
menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
2.5 Komitmen Organisasi
Komitmen Organisasi adalah suatu keadaan dimana seseorang karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut. Komitmen Organisasi merupakan dorongan dalam individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan dengan kepentingan individu. Bagi individu dengan komitmen organisasi yang tinggi, pencapaian tujuan organisasi merupakan hal yang diprioritaskan.
Teori kepatuhan memberikan penjelasan mengenai pengaruh perilaku kepatuhan didalam proses sosialisasi individu cenderung mematuhi hukum yang mereka anggap sesuai dan konsisten dengan norma-norma internal mereka,yaitu komitmen normatif melalui moralitas personal (normative commitmentthrough morality) berarti mematuhi hukum karena hukum tersebut dianggap sebagai keharusan dan komitmen normatif melalui legitimasi (normative commitmentthrough legitimacy) berarti mematuhi peraturan karena otoritas penyusun hukum tersebut memiliki hak untuk mendikte perilaku (Septiani, 2005).
Dengan demikian adanya Komitmen Organisasi akan mempertahankan kepatuhan dalam penyajian laporan keuangan pemerintah yang reliable sesuai dengan sap.
Pada konteks pemerintahan, aparat yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi, akan menggunakan informasi yang dimiliki untuk menyusun laporan keuangan menjadi relatif lebih tepat. Komitmen yang tinggi menjadikan individu
lebih mementingkan organisasi dari pada kepentingan pribadi dan berusaha menjadikan organisasi menjadi lebih baik.
2.6 Good Governance
Menurut Ulum (2008) bahwa Good Governance adalah suatu penyelenggaraan negara yang mengarah kepada tujuan yang baik melalui perumusan kebijakan yang berhubungan dengan masalah- masalah sosial dan sistem nilai dalam operasi organisasi, yang berlaku bagi semua orang di bawah sistem demokrasi. Muindro (2010) mendefinisikan secara sederhana, Good Governance dapat diartikan sebagai cara mengelola urusan publik. Menurut definisi United Nation Development program (UNDP), Good Governance mempunyai tiga kaki, yaitu sebagai berikut:
1. Economic governance, meliputi proses-proses pembuatan keputusan (Decision Making Processes) yang memfasilitasi aktivitas ekonomi di dalam negeri dan interaksi di antara penyelenggara ekonomi. Economic Governance mempunyai implikasi terhadap Equity, Property, dan Quality Of Life.
2. Political governance adalah proses-proses pembuatan keputusan untuk formulasi kebijakan.
3. Administrative governance adalah sistem implementasi proses kebijakan.
Secara teori Good Governance dikatakan menekankan pada proses pengelolaan pemerintahan dengan adanya stakeholders yang terlibat dalam bidang sosial, ekonomi dan juga politik serta ikut juga terlibat dalam pendayaan sumber daya yang ada, manusia atau pun keuangan yang dilaksanakan pemerintah
dilakukan dengan transparan baik dari proses penyusunan hingga pertanggung jawabannya sehingga akan tercipta akuntabilitas didalam pengelolaannya.
Pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien adalah salah satu wujud tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) (Suprayogi, 2010).
Dalam upaya penerapan Good Governance yang baik, maka haruslah diimbangi dengan Good government pula. Maksudnya disini, tidak hanya tata kelola pemerintahan saja yang menurut keperluan masing-masing. Sehingga diadakannya pengelolaan keuangan daerah dimaksudkan agar pengelolaan keuangan rakyat yang dipegang oleh pemerintah harus transparan kepada masyarakat. Namun, pemerintah juga harus berlaku yang baik sebagai pelaku pengelolaan keuangan rakyat. Agar pemerintahan berjalan dengan baik, berdaya guna dan juga berhasil guna. Maka penerapan prinsip-prinsip dari Good Governance tersebut sangatlah penting dan juga harus diimbangi dengan Good government yang baik pula.
Terdapat tiga prinsip dasar dalam setiap penyelenggaraan Good Governance. Ketiga prinsip dasar tersebut adalah:
1. Transparansi, dimana mengandung arti keterbukaan. Transparansi pemerintah dalam menjalankan manajemen pemerintahan, manajemen lingkungan, manajemen ekonomi, sosial dan politik.
2. Akuntabilitas adalah pertanggungjawaban. Mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan kepada yang mendelegasikan kewenangan dan mereka puas terhadap kinerja pelaksanaan kegiatannya.
3. Value for money, merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen pertama yaitu: ekonomi, efisiensi dan efektifitas.
Menurut united nation development program (UNDP), ada sembilan karakteristik Good Governance di antaranya:
1. Participation. Keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya partisipasi tersebut dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta berpartisipasi secara konstruktif.
2. Rule of law. kerangka hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu.
3. Transparancy. Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik secara langsung dapat diperoleh mereka yang membutuhkan.
4. Responsiveness. Lembaga-lembaga publik harus cepat dan tanggap dalam melayani stakeholder.
5. Consensus orientation .Good Governance menjadi perantara kepentingan yang berbeda untuk memperoleh pilihan terbaik untuk kepentingan yang lebih luas baik dalam hal kebijakan-kebijakan maupun prosedur-prosedur.
6. Equity. Setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh kesetaraan dan keadilan.
7. Efficiency and effectiveness. Pengelolaan sumber daya publik atas setiap aktivitas yang dilakukan secara berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif).
8. Accountability. Pertanggung jawaban kepada publik atas setiap aktivitas yang dilakukan.
9. Strategic vision. Para pemimpin dan publik harus mempunyai perspektuif Good Governance dan memiliki visi jauh ke depan.
2.7 Review Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan yang beragam dari peneliti sebelumnya. Review atas penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1
Review Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Variabel Hasil penelitian
1.
Kualitas laporan keuangan (studi kasus pada pemerintah tual)
Penerapan Standar Akuntansi positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan secara simultan dan parsial.
Dependen :
Kualitas laporan keuangan (studi kasus pada pemerintah kabupaten jawa barat) intern dan komptenesi sumber daya manusia
Dependen :
Kualitas laporan keuangan daerah (studi kasus pada pemerintah daerah kabupaten magelang)
Sistem informasi akuntansi, sistem pengendalian internal dan komptenesi sumber daya manusia mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah secara parsial dan simultan.
Kualitas laporan keuangan pt.
Kai kota bandung
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui sistem informasi akuntansi berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan Secara parsial maupun simultan sumber dayaManusia, dan sistem pengendalian internal
Dependen :
Kualitas laporan keuangan daerah pada SKPD polewali mandar.
Moderasi:
Lingkungan eksternal
Terdapat pengaruh yang signifikan positif dalam penggunaan sistem informasi akuntansi, kualitas sumber daya manusia, dan sistem
pengendalian internal terhadap laporan keuangan SKPD polewali mandar. Sedangkan lingkungan eksternal tidak berpengaruh signifikan.
7. Siahaan andhika(2017)
Variabel independen : Kompetensi sumber daya pemerintah daerah kota ambon
Kompetensi sumber daya manusia pemanfaatan teknologi informasi, dan komitmen
organisasi berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah secara simultan dan parsial.
8. Asril yusuf m.
(2015)
Independen :
Pengaruh kompetensi sumber daya manusia, penerapan sistem informasi akuntansi keuangan keuangan SKPD kota Medan
Kompetensi sumber daya manusia, penerapan sisteminformasi akuntansi keuangan daerah, dan sistem pengendalian intern pemerintah secara simultan berpengaruh positif terhadap kualitasLKPD kota Medan.
Penerapan sistem informasi akuntansi keuangan daerah secara parsial tidak berpengaruh
terhadap kualitas LKPD kota Medan.
Sistem pengendalian intern pemerintah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas LKPD kota Medan.
9 Imelda et al. positif terhadap kualitas LKPD.
Sedangkan kompetensi sumber daya manusia tidak berpengaruh secara signfikan.
Pengaruh kualitas sumber daya manusia, komitmen organisasi, sistem pengendalian intern, dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap kualitas laporan
keuangan
Dependen :
Kualitas laporan keuangan di indragiri hulu.
Kualitas sumber daya manusia, komitmen organisasi, sistem pengendalian intern, dan
pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh secara signifikan sumber daya manusia, dan komitmen organisasi.
Dependen :
Kualitas laporan keuangan pemerintah daerah (satuan kerja perangkat daerah kementrian agama kabupaten aceh).
Sistem pengendalian internal, teknologi informasi, kualitas umber daya manusia, dan komitmen organisasi
berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan
12 Oktarina keuangan secara simultan maupun parsial.
Peneliti menggunakan penelitian terdahulu dari beberapa jurnal berbeda yang dapat mendukung peneliti dalam melakukan penelitian ini, antara lain: Adhi (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, kualitas aparatur pemerintah daerah terhadap kualitas laporan keuangan (studi kasus pada pemerintah kota tual). Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan standar akuntansi pemerintahan dan kualitas aparatur pemerintah daerah berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
Silviana (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kualitas Laporan Keuangan (studi kasus pada pemerintah kabupaten jawa barat). Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh penerapan Sistem Informasi Akuntansi terhadap kualitas laporan keuangan berpengaruh positif signifikan.
Nurendah (2014) melakukan penelitian tentang pengaruh sistem informasi akuntansi, sistem pengendalian internal dan komptenesi sumber daya manusia terhadap kualitas laporan keuangan daerah (studi empiris pada SKPD kabupaten magelang). Hasil penelitian ini menunjukkan sistem informasi akuntansi, sistem pengendalian internal dan komptenesi sumber daya manusia mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah
Sujadijaya trimo (2017) melakukan penelitian tentang pengaruh pengaruh penerapan sistem informasi akuntansi terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah (studi empiris pada pt. Kai kota bandung ). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa secara parsial penerapan sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.
Saipullah lif (2017) melakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan sistem informasi akuntansi, kualitas sumber daya manusia, dan sistem pengendalian internal terhadap kualitas laporan keuangan daerah pada SKPD polewali mandar faktor eksternal sebagai moderasi. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan positif dalam penggunaan, Sistem Informasi Akuntansi, kualitas sumber daya manusia, dan Sistem Pengendalian Internal terhadap laporan keuangan SKPD polewali mandar.
Sedangkan lingkungan eksternal tidak berpengaruh signifikan.
Andika siahaan (2017) melakukan penelitian tentang kompetensi sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, dan komitmen organisasi terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah ambon. Hasil penelitian ini menunjukkan kompetensi sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, dan komitmen organisasi berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah secara simultan dan parsial.
Asril (2015) melakukan penelitian tentang pengaruh kompetensi sumber daya manusia, penerapan sistem informasi akuntansi keuangan daerah, dan sistem
Asril (2015) melakukan penelitian tentang pengaruh kompetensi sumber daya manusia, penerapan sistem informasi akuntansi keuangan daerah, dan sistem