SKRIPSI
PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, SISTEM INFORMASI AKUNTANSI, SISTEM PENGENDALIAN
INTERNAL, KOMITMEN ORGANISASI DAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PADA SKPD KOTA MEDAN
OLEH
MUHAMMAD IKHSAN 160522126
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2018
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN
Telah Diuji Pada
Tanggal 29 November 2018
TIM PENGUJI SKRIPSI
KetuaPenguji : Dr. Rina Br. Bukit, SE., M.Si, Ak Penguji : Dra. Mutia Ismail, MM, Ak Pembanding : Prof. Erlina, SE., M.Si., Ph.D., Ak
ABSTRAK
PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, SISTEM INFORMASI AKUNTANSI, SISTEM PENGENDALIAN
INTERNAL, KOMITMEN ORGANISASI DAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PADA SKPD KOTA MEDAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel penerapan standar akuntansi pemerintahan, sistem informasi akuntansi, sistem pengendalian internal, komitmen organisasi dan good governance terhadap kualitas laporan keuangan pada skpd kota medan. Metode pengumpulan data menggunakan data primer, Populasi dalam penelitian ini sebanyak 30 SKPD, dengan sampel sebanyak 70 responden.
Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan metode regresi linier berganda dengan software SPSS, terbukti variabel standar akuntansi pemerintahan, sistem pengendalian internal, komitmen organisasi, berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Namun variabel sistem informasi akuntansi dan good governance tidak berpengaruh terhadap kualiatas laporan keuangan pada SKPD kota medan.
Kata kunci: Kualitas Laporan Keuangan, Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Informasi Akuntansi, Sistem Pengendalian Internal, Komitmen Organisasi, Good Governance
ABSTRACT
THE EFFECT OF APPLICATION OF GOVERNMENT ACCOUNTING STANDARDS, ACCOUNTING INFORMATION SYSTEMS, INTERNAL CONTROL SYSTEMS, ORGANIZATIONAL COMMITMENTS AND GOOD
GOVERNANCE ON THE QUALITY OF REPORTS FINANCIALS IN THE SKPD KOTA MEDAN
The goals of this research is to show the influence variables of the application of government accounting standards, accounting information systems, internal control systems, organizational commitment and good governance on the quality of financial reports in the city of Medan. Methods of data collection using primary data, the population in this study were 30 SKPD, with a sample of 70 respondents.
Based on the results of data processing using multiple linear regression methods with SPSS software, it is proven that government accounting standard variables, internal control systems, organizational commitment, have a significant effect on the quality of financial statements. However, the accounting information system variables and good governance have no effect on the quality of financial reports in the Medan SKPD.
Keywords: Quality of Financial Statements, Application of Government Accounting Standards, Accounting Information Systems, Internal Control Systems, Organizational Commitments, Good Governance
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:
Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Informasi Akuntansi, Sistem Pengendalian Internal, Komitmen Organisasi dan Good Governance terhadap kualitas laporan Keuangan pada SKPD kota Medan.
Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara.
Selama penelitian skripsi ini, peneliti telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi serta dukungan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin menyampaikan terima kasih yang teristimewa kepada kedua orang tua peneliti Bapak Jasman Keliat dan Ibu Eliya Nora atas segala kasih sayang, motivasi dan doa bagi peneliti. Peneliti juga menyampaikan terima kasih kepada abang Derry Adrian dan adik Muhammad Iqbal atas segala motivasi dan doa yang tak pernah lelah diberikan kepada peneliti serta menjadi penyemangat bagi peneliti sehingga akhirnya dapat menyelesaikan perkuliahan ini.
Selain itu, peneliti juga ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting, MAFIS, Ak, CPA, selaku Ketua Departemen / Program Studi S1 Akuntansi dan Bapak Alm. Drs. Syahrul Rambe, M.M., Ak, selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Rina Br. Bukit, SE., M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan perhatian dan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Dosen Penguji dan Ibu Prof. Erlina, SE., M.Si., Ph.D., AK, selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.
5. Seluruh Pegawai dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
6. Sahabat-sahabat peneliti Yazid, Ridwan, Fadlan, Anes, Rizky, Arif, Mar’ie, dan Lutfi yang telah memotivasi, mendoakan dan menjadi penyemangat bagi peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dan teman- teman seperjuangan Ekstensi 2016 dan juga berbagai pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini. Peneliti menyampaikan terima kasih yang sebesar- besarnya untuk segala partisipasi, doa, dukungan, kebersamaan, sukacita, bantuan, motivasi, inspirasi dan hiburan untuk penulis tetap semangat dan terus berjuang dalam menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan peneliti. Oleh sebab itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, peneltii berharap agar skripsi bermanfaat bagi pembaca.
Medan, November 2018 Peneliti,
Muhammad Ikhsan NIM: 160522126
DAFTAR ISI
HALAMAN
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 9
1.3. Tujuan Penelitian ... 10
1.4. Manfaat Penelitian ... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13
2.1. Kualitas Laporan Keuangan ... 13
2.2. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan ... 19
2.3. Penerapan Sistem Informasi Akuntansi ... 20
2.4. Sistem Pengendalian Internal ... 21
2.5. Komitmen Organisasi... 22
2.6. Good Governance ... 23
2.7. Review Penelitian Terdahulu ... 26
2.8. Kerangka Konseptual ... 32
2.8.1. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) terhadap kualitas laporan keuangan pada SKPD kota Medan ... 33
2.8.2. Pengaruh penerapan sistem informasi akuntansi terhadap kualitas laporan keuangan pada SKPD kota Medan ... 33
2.8.3. Pengaruh sitem pengendalian internal terhadap kualitas laporan keuangan pada SKPD kota Medan ... 33
2.8.4. Pengaruh komitmen organisasi terhadap kualitas laporan keuangan pada SKPD kota Medan ... 34
2.8.5. Pengaruh Good Governance terhadap kualitas laporan keuangan pada SKPDkotaMedan ... 35
2.9. Hipotesis Penelitian ... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 37
3.1. Jenis Penelitian ... 37
3.2. Populasi dan Sampel ... 37
3.2.2. Sampel Penelitian ... 37
3.3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 39
3.4. Jenis dan Sumber Data ... 42
3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 43
3.6. Metode Analisis Data ... 44
3.6.1. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... 44
3.6.1.1. Uji Validitas ... 44
3.6.1.2. Uji Reliabilitas ... 44
3.6.2. Analisis Statistik Deskriptif ... 45
3.6.3. Uji Asumsi Klasik ... 45
3.6.3.1. Uji Normalitas ... 45
3.6.3.2. Uji Heteroskedastisitas ... 45
3.6.3.3. Uji Multikolinearitas ... 46
3.6.4. Analisis Regresi Liniear Berganda ... 46
3.6.5. Uji hipotesis penelitian ... 46
3.6.5.1. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ... 47
3.6.5.2. Uji Simultan (Uji Statistik F) ... 47
3.6.5.3. Uji Parsial (Uji Statistik t) ... 48
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 49
4.1. Gambaran Umum Responden ... 49
4.2. Uji Kualitas Data ... 52
4.2.1. Uji Validitas ... 52
4.2.2. Uji Reliabilitas ... 54
4.3. Uji Asumsi Klasik ... 55
4.3.1. Uji Normalitas ... 55
4.3.2. Uji Multikolinearitas ... 57
4.3.3. Uji Heterokedastisitas ... 59
4.4. Analisis Regresi Linier Berganda ... 61
4.5. Uji Hipotesis ... 63
4.5.1. Uji Simultan (Uji-F) ... 63
4.5.2. Uji Parsial (Uji-T) ... 64
4.5.3. Uji Koefisien Determinasi ... 66
4.6. Pembahasan Hasil Penelitian ... 67
4.6.1. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah kota medan ... 67
4.6.2. Sistem informasi akuntansi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota medan .. 68
4.6.3. Sistem pengendalian internal Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota medan .. 69
4.6.4. Komitmen organisasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan pemerintah kota medan ... 70
4.6.5. Good governance terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah kota medan ... 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72
5.1. Kesimpulan ... 72
5.2. Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA……… ... 75
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu ... 26 Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian SKPD Pemerintahan
Kota Medan... 38 Tabel 3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 41
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 1.1. Grafik Opini Laporan Keuangan Pemko Medan ... 4 Gambar 2.1. Kerangka konseptual... 32
Daftar Lampiran
Nomor Judul Halaman
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 82 Lampiran 2 Karakteristik responden ... 90
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan.
Dalam menyajikan laporan keuangan pemerintah harus menyajikan informasi yang berguna dan bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan. Laporan keuangan dikatakan berkualitas apabila laporan keuangan yang disajikan oleh suatu entitas pelaporan harus memiiliki empat karakteristik yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami (PP No.
71 tahun 2010). Pemerintah daerah dituntut agar pengelolaan keuangan daerah dilakukan secara baik untuk mewujudkan tujuan pemerintahan yang bersih (clean goverment), dimana pengelolaan keuangan daerah yang baik adalah kemampuan mengontrol kebijakan keuangan daerah secara ekonomis, efisien, transparan dan akuntabel.
Mardiasmo (2002) menjelaskan bahwa fenomena yang terjadi di Indonesia saat ini adalah menguatnya akuntabilitas publik terhadap lembaga-lembaga publik yang berada di pusat maupun di daerah. Akuntabilitas dapat diartikan sebagai suatu bentuk kewajiban mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan terhadap pelaksanaan kegiatan organisasi apakah telah mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumya, melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik. Salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam penyelenggaraan pemerintahan yang diatur dalam undang-undang nomor 17 tahun
2003 tentang keuangan negara dan undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah adalah dengan menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.
Laporan keuangan pemerintah yang dihasilkan harus memenuhi prinsip- prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintahan sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2010. Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) harus memenuhi beberapa karakteristik kualitatif yang sebagaimana disyaratkan standar akuntansi pemerintahan yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami.
Komponen laporan keuangan yang disampaikan tersebut meliputi laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) disampaikan kepada badan pemeriksa keuangan (BPK) yang mana sebagai auditor independen yang akan mengaudit laporan keuangan pemerintah guna untuk mengetahui tingkat kualitas informasi yang dimiliki oleh LKPD tersebut. Selain penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan SAP, kepatuhan terhadap perundang-undangan yang berlaku, kualitas Sistem Pengendalian Internal, bukti-bukti yang memadai dan penyajian laporan keuangan secara keseluruhan yang nantinya akan menjadi pertimbangan di dalam pemeriksaan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
Kualitas laporan keuangan pemerintah daerah dinilai setiap tahunnya oleh badan pemeriksa keuangan (BPK) selaku auditor pemerintah. Badan pemeriksa
keuangan dapat memberikan empat jenis opini terhadap laporan pertanggungjawaban yang disajikan oleh pemerintah, yaitu wajar tanpa pengecualian (WTP) termasuk wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas (WTP-DPP), wajar dengan pengecualian (WDP), tidak wajar (TW) dan tidak memberikan pendapat (TMP). Ketika BPK memberikan opini wajar tanpa pengecualian (WTP) terhadap laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD), artinya dapat dikatakan bahwa laporan keuangan suatu entitas pemerintah daerah tersebut disajikan dan diungkapkan secara wajar dan berkualitas. Representasi kewajaran dituangkan dalam bentuk opini dengan mempertimbangkan kriteria kesesuaian laporan keuangan dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), kecukupan pengungkapan, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan efektivitas pengendalian internal (Indriasih, 2014). Setelah itu, laporan keuangan pemerintah disampaikan kepada DPR/DPRD.
Salah satu contohnya adalah pada pemerintah kota Medan, menurut pemko Medan berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan badan pemeriksaan keuangan (BPK-RI) perwakilan Sumatera Utara atas laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) tahun anggaran 2013 memperoleh opini WTP, namun disayangkan BPK memberikan opini wajar dengan pengecualian (WDP) pada tahun 2014 sampai dengan 2016 untuk pemko Medan. Pada tahun 2015 menurut pemeriksaan yang dilakukan BPK-RI berdasarkan atas catatan belanja pegawai, belanja barang dan jasa, piutang pajak daerah, aset tetap, akumulasi penyusutan serta pendapatan dan beban pada L-O yang tidak baik. Selanjutnya, berdasarkan hasil pemeriksaan BPK-RI perwakilan Sumatera Utara dinyatakan bahwa kota
Medan juga meraih opini wajar dengan pengecualian (WDP) pada tahun 2016, dikarenakan terjadi keterlambatan dalam penyerahan berkas dari pemko Medan ke BPK dan penyimpangan keuangan di SKPD (satuan kerja perangkat daerah) tertentu (http://Medan.BPK.go.id). Grafik opini atas laporan keuangan yang didapat pemko Medan dari tahun 2012 sampai dengan 2016 dapat dilihat pada gamabar 1.1 berikut ini:
Sumber : www.medan.bpk.go.id/?page_id Gambar 1.1
Grafik Opini Laporan Keuangan Pemko Medan
Berdasarkan fenomena informasi tersebut dapat dinyatakan bahwa laporan keuangan pemerintah kota Medan masih belum memenuhi karakteristik kualitatif yang disyaratkan, sehingga pemerintah kota Medan perlu membenahi bagian penata usahaan keuangan agar menghasilkan laporan keuangan yang memenuhi karakteristik kualitas yang disyaratkan. Kualitas laporan keuangan pemerintah yang baik sangat erat hubungannya dengan penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan, Sistem Informasi Akuntansi, Sistem Pengendalian Internal, Komitmen Organisasi dan Good Governance yang baik pula, sehingga laporan keuangan yang diterbitkan memenuhi karakteristik yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami.
Kualitas laporan keuangan pemerintah erat kaitannya dengan Standar Akuntansi Pemerintahanan (SAP). Laporan keuangan yang berkualitas harus disusun sesuai dengan prinsip-prinsip dan aturan-aturan yang terdapat dalam standar akuntansi yang berlaku, oleh karena itu LKPD haruslah mengacu kepada SAP yang telah ditetapkan. SAP berfungsi sebagai acuan apakah laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) sudah disusun berdasarkan sistem yang memadai dan informasi yang termuat apakah sudah sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan (SAP). Hal ini didukung oleh penelitian Wati (2014) yang membuktikan bahwa penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Hasil ini bertolak belakang dengan penelitian Inapty et al (2016) yang membuktikan bahwa penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
Salah satu faktor pendukung kualitas laporan keuangan adalah Sistem Informasi Akuntansi, dimana laporan keuangan dihasilkan dari suatu proses yang didasarkan pada input yang baik, proses yang baik dan output yang baik, Ketiga aspek tersebut haruslah terpadu dan berkesinambungan sebagai pondasi sistem pelaporan keuangan yang baik” (Kurniawan, 201l). Sistem Informasi Akuntansi merupakan suatu komponen atau sub sistem dari suatu organisasi yang
mempunyai tanggung jawab atas penyiapan informasi keuangan guna membantu manajemen dalam pembuatan keputusan. Setiap manajemen dalam sebuah organisasi memerlukan informasi yang berbeda sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang yang dimilikinya. Semakin rendah tingkat manajemen memerlukan informasi yang rinci mengenai operasi dan kegiatan yang akan dilakukan, semakin tinggi tingkat manajemen membutuhkan informasi yang lebih ringkas. Hal ini didukung oleh penelitian Silviana (2013) Yang menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Hasil penelitian tersebut berbeda dari penelitan Asril (2017) yang menyatakan bahwa penerapan sistem informasi akuntansi tidak berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laporan Keuangan.
Faktor yang dapat mempengaruhi kualitas laporan keuangan daerah selanjutnya adalah Sistem Pengendalian Internal pemerintah. “Sistem Pengendalian Internal yang memiliki tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan”(Peraturan Pemerintah No 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah). Menurut Arens et al. (2008:121) “Pengendalian Internal adalah proses yang dirancang untuk meyediakan jaminan yang layak mengenai pencapaian dari sasaran manajemen dalam kategori keandalan laporan keuangan, efektivitas dan efisiensi dari operasional dan pemenuhan dengan ketentuan hukum dan peraturan yang biasa diterapkan. Sistem Pengendalian Internal (SPI) memiliki fungsi untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektifitas dan efisiensi
dalam proses akuntansi terutama dalam menciptakan keandalan laporan keuangan.
Sehingga penerapan Sistem Pengendalian Internal mampu meningkatkan realiabilitas, objektivitas informasi dan mencegah inkonsistensi dan memudahkan proses audit laporan keuangan. “adanya pengendalian internal berfungsi untuk mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, dengan Sistem Pengendalian Internal akuntansi yang baik, risiko terjadinya kekeliruan dan kesalahan pencatatan atau perhitungan dapat diminimalisasi sehingga mengurangi kemungkinan pemerintah daerah mengalami kekeliruan”. Hal ini didukung dari penelitian Armel (2017) yang menunjukkan bahwa Sistem Pengendalian Internal berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan Yensi (2014) yang menunjukkan Sistem Pengendalian Internal tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
Faktor lain yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan adalah Komitmen Organisasi. Komitmen Organisasi merupakan salah satu sikap yang merefleksikan perasaan suka atau tidak suka terhadap organisasi tempat bekerja (Robbins, 2003). “Karyawan yang memiliki Komitmen Organisasi yang tinggi adalah karyawan yang lebih stabil dan lebih produktif sehingga pada akhirnya juga lebih menguntungkan bagi organisasi” (Robbins, 2003). Komitmen merupakan sebuah sikap dan perilaku yang saling mendorong (reinforce) antara satu dengan yang lain. Karyawan yang komitmen terhadap organisasi akan menunjukkan sikap dan perilaku yang positif terhadap lembaganya, karyawan akan memiliki jiwa untuk tetap membela organisasinya, berusaha meningkatkan
prestasi, dan memiliki keyakinan yang pasti untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi. Oleh karenanya, komitmen akan menimbulkan rasa ikut memiliki (Sense Of Belonging) bagi karyawan terhadap organisasi (Robbins, 2003) hal ini di dukung oleh penelitian Siahaan (2017) yang menyatakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan Rachmawaty (2015) yang menunjukkan komitmen organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
Perkembangan teknologi dan ekonomi merupakan acuan dasar dalam mewujudkan pengelolaan keuangan daerah, sehingga terciptanya pemerintahan yang baik yang disebut Good Governance. Proses pengelolaan pemerintahan dengan adanya stakeholders yang terlibat dalam bidang sosial, ekonomi dan juga politik serta ikut juga terlibat dalam pendayaan sumber daya yang ada, manusia atau pun keuangan yang dilaksanakan pemerintah dilakukan dengan transparan baik dari proses penyusunan hingga pertanggung jawabannya sehingga akan tercipta akuntabilitas didalam pengelolaannya. Pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien adalah salah satu wujud tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) (Suprayogi, 2010). Hal ini didukung dari penelitian Oktarina (2016) yang membutikan bahwa good governance berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan hasil penelitian tersebut bertolak belakang dengan penelitian Kesuma et al (2017) yang menyatakan Good Governance tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.
Mengacu pada hasil penelitian terdahulu yang tidak konsisten di muka dan
hasil pemeriksaaan BPK-RI atau LKPD mendorong penulis untuk meneliti kembali pengaruh variabel Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Informasi Akuntansi, Sistem Pengendalian Internal, Komitmen Organisasi dan Good Governance tersebut terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, dengan objek penelitian kota Medan.
Populasi penelitian ini difokuskan pada SKPD kota Medan. Alasan penggunaan populasi ini karena kota Medan dinilai tidak berhasil menyusun dan menyajikan laporan keuangan yang berkualitas hal ini ditunjukan dengan ketidak berhasilannya kota Medan yang mendapatkan opini WDP di tahun 2015 dan 2016.
Berdasarkan uraian diatas dan didukung dengan fakta-fakta yang ada, penulis ingin menguji kembali faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas LKPD dengan judul:
“Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Informasi Akuntansi, Sistem Pengendalian Internal, Komitmen Organisasi dan Good Governance terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada SKPD kota Medan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada SKPD kota Medan.
2. Apakah Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada SKPD kota Medan.
3. Apakah Sistem Pengendalian Internal berpengaruh terhadap Kualitas
Laporan Keuangan pada SKPD kota Medan.
4. Apakah Komitmen Organisasi berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada SKPD kota Medan.
5. Apakah Good Governance berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada SKPD kota Medan.
6. Apakah Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Informasi Akuntansi, Sistem Pengendalian Internal Komitmen Organisasi dan Good Governance berpengaruh secara bersama-sama terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada SKPD kota Medan.
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui pengaruh penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada SKPD kotaMedan.
2. Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada SKPD kota Medan.
3. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada SKPD kota Medan.
4. Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada SKPD kota Medan.
5. Pengaruh Good Governance terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada SKPD kota Medan.
6. Untuk mengetahui pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Informasi Akuntansi, Sistem Pengendalian Internal, Komitmen
Organisasi, dan Good Governance secara bersama-sama terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada SKPD kota Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berbagai pihak, diantaranya :
1. Bagi peneliti
Penelitian ini bagi penulis juga diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan serta lebih mendalami dan memahami lagi mengenai kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, serta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar strata satu pada universitas sumatera utara.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini diharapkan sebagai masukan dan tambahan pengetahuan dibidang pemerintahan, khususnya pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Informasi Akuntansi, Sistem Pengendalian Internal, Komitmen Organisasi, dan Good Governance terhadap kualitas laporan keuangan pada SKPD.
3. Bagi pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat sebagai masukan dan pertimbangan bagi pemerintah daerah kota Medan untuk mengetahui arti pentingnya pengaruh pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Informasi Akuntansi, Sistem Pengendalian Internal, Komitmen Organisasi, dan Good Governance terhadap Kualitas laporan
keuangan pada SKPD kota Medan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kualitas Laporan Keuangan
Kualitas diartikan sebagai kesesuaian dengan standar, diukur berbasis kadar ketidaksesuaian, serta dicapai melalui pemeriksaan (Wati, 2014). Laporan keuangan yang berkualitas adalah laporan keuangan yang disajikan oleh suatu entitas pelaporan yang memiiliki empat karakteristik yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami. Relevan adalah apabila informasi yang termuat dalam laporan keuangan dapat mempengaruhi keputusan para pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini dan memprediksi masa depan serta, menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu. Andal yaitu penyajian laporan keuangan disajikan dengan keadaan sebenarnya bebas dari kata menyesatkan bersifat netral. Dapat dibandingkan adalah dapat dibandignkan antar periode ataupun antar entitas.
Kemudian dapat dipahami yaitu dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas penggunaan pengguna.
Menurut Peraturan Pemerintah nomor 71 tahun 2010, laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi- transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Sesuai undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara, laporan keuangan sektor publik pemerintahan sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan APBN dan APBD setidak-tidaknya meliputi :
1. Laporan realisasi anggaran, 2. Neraca,
3. Laporan arus kas (LAK), dan
4. Catatan atas laporan keuangan (CALK).
Berikut merupakan komponen laporan keuangan menurut PP nomor 71 tahun 2010 yaitu, laporan peaksanaan anggaran terdiri dari:
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL) Laporan keuangan, terdiri dari:
1. Neraca
2. Laporan operasional (LO) 3. Laporan arus kas (LAK)
4. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
5. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)
Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. bagi organisasi pemerintahan, tujuan umum akuntansi dan pelaporan keuangan adalah:
1. Untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan keputusan ekonomi, sosial dan politik serta sebagai bukti pertanggung jawaban dan pengelolaan (accountability and stewardship).
2. Untuk memberikan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja
manajerial dan organisasional (managerial and control).
Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2010 menyebutkan, untuk menghasilkan laporan keuangan yang bermanfaat bagi para pemakainya, maka informasi yang terdapat dalam laporan tersebut harus berkualitas dan berguna dalam pengambilan keputusan. Kualitas laporan keuangan tersebut tercermin dari karakteristik kualitatif. karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normative yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki : (PPNo.71 tahun 2010)
a. Relevan
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya. informasi yang relevan memiliki karakteristik yang terdiri dari :
1. Memberikan manfaat umpan balik (feedback value)
Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu. Laporan keuangan berkualitas jika dapat memberikan manfaat untuk evaluasi kinerja masa lalu dan memberikan
umpan balik dalam rangka perencanaan keuangan dan perbaikan kinerja di masa datang.
2. Memberikan manfaat prediktif (predictive value)
Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini. Laporan keuangan berkualitas jika dapat memberikan manfaat untuk memprediksi kondisi keuangan, kebutuhan keuangan, dan kinerja di masa datang.
3. Disajikan tepat waktu (timeliness)
Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan.
4. Lengkap
Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin, mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala yang ada.
b. Andal (reliability)
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi karakteristik yang terdiri dari :
1. Penyajian jujur (faithfulness ofpresentation)
Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan. Laporan keuangan yang berkualitas terbebas dari salah saji material dan tidak ada manipulasi laporan keuangan.
2. Dapat diverifikasi (verifiability)
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan kesimpulan yang tidak berbeda jauh. Laporan keuangan berkualitas jika dapat diverifikasi kebenarannya melalui proses audit independen.
3. Netralitas
Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu. Penyajian laporan keuangan tidak bersifat bias terhadap kepentingan kelompok tertentu.
c. Dapat dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas
pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadi perubahan.
d. Dapat dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud.
Dalam teori kegunaan-keputusan (decision-usefulness theory) menjelaskan pentingnya komponen-komponen tersebut yang perlu dipertimbangkan oleh para penyaji laporan keuangan agar cakupan yang ada dapat memenuhi kebutuhan para pengambil keputusan yang akan menggunakannya.
Transparansi laporan keuangan akan memberikan kejelasan kepada masyarakat bahwa penerimaan dan pengeluaran pemerintah digunakan sesuai dengan kebutuhan daerah itu sendiri.
Apabila informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan pemerintah daerah memenuhi kriteria karakteristik kualitatif laporan keuangan pemerintah seperti yang disyaratkan dalam peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2010, berarti pemerintah daerah mampu mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah. Informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan yang dihasilkan oleh pemerintah daerah harus sesuai dengan
kriteria nilai informasi yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan.
Apabila tidak sesuai dengan perundang undangan, maka akan mengakibatkan kerugian daerah, potensi kekurangan daerah, kekurangan penerimaan, kelemahan administrasi, ketidakhematan, ketidakefisienan, dan ketidak efektifan.
2.2 Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
Undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara dalam pasal 32 mengamanatkan bahwa bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan (SAP). Standar akuntansi pemerintahan tersebut disusun oleh komite standar akuntansi pemerintahan (KSAP) yang independen dan ditetapkan dengan peraturan pemerintah setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan dari badan pemeriksa keuangan (BPK).
Menurut komite standar akuntansi pemerintahan (KSAP) dalam standar akuntansi pemerintahan, mengatakan bahwa :Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dengan adanya standar ini maka laporan keuangan harus didasarkan pada standar ini sehingga laporan keuangan yang disajikan dapat menyajikan informasi yang lengkap dan dapat diandalkan.
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) ditetapkan dengan peraturan pemerintah No. 24 Tahun 2005 yang kemudian digantikan dengan peraturan pemerintah No.
71 tahun 2010.
SAP dinyatakan dalam bentuk pernyataan standar akuntansi pemerintahan
(PSAP), dilengkapi dengan pengantar standar akuntansi pemerintahan dan disusun mengacu kepada kerangka konseptual akuntansi pemerintahan. SAP harus digunakan sebagai acuan dalam menyusun laporan keuangan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Sampai dengan tahun anggaran 2013, pemerintah daerah masih menerapkan SAP berdasarkan peraturan pemerintah (PP) nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Perbedaan fundamental peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2010 dengan peraturan pemerintah nomor 24 tahun 2005 terletak pada basis pencatatan transaksi dan jenis laporan keuangan. Pada peraturan pemerintah nomor 24 tahun 2005 laporan keuangan masih berbasis kas menuju akrual, sementara pada peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2010 laporan keuangan bebasis akrual. Implementasi dari peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2010 adalah laporan keuangan pemerintah pusat maupun daerah secara bertahap didorong untuk menerapkan akuntansi berbasis akrual.
2.3 Penerapan Sistem Informasi Akuntansi
Romney (2014: 473) mengatakan Sistem Informasi Akuntansi adalah sumber daya manuasia dan modal dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk persiapan informasi keuangan dan informasi yang diperoleh dari mengumpulkan dan memproses berbagai transaksi perusahaan. Definisi Sistem Informasi Akuntansi menurut Hall (2011: 611) adalah sub-bagian khusus dari sistem informasi yang memproses transaksi keuangan.
Mulyani (2014) informasi yang dihasilkan dari Sistem Informasi Akuntansi akan digunakan oleh para pengambil keputusan untuk menyusun keputusan, baik
yang bersifat teknis maupun non teknis. Sistem informasi akuntansi mewujudkan perubahan ini dengan fungsinya secara manual maupun komputerisasi. Informasi yang disediakan Sistem Informasi Akuntansi berkisar pada, informasi yang berkaitan dengan hasil pengolahan transaksi organisasi yang lebih bersifat keuangan kompetensi sumber daya manusia (SDM).
2.4 Sistem Pengendalian Internal
Secara sederhana, pengendalian internal didefinisikan sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan tertentu.
Pengendalian internal merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi, serta berperan penting dalam pencegahan dan pendeteksian penggelapan (fraud). Pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam mencapai sasaran dan menjamin atau menyediakan informasi keuangan yang andal, serta menjamin ditaatinya hukum dan peraturan yang berlaku (Nurillah dan Muid. 2014).
Peraturan pemerintah nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal pemerintah mendefinisikan bahwa, Sistem Pengendalian Internal adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sedangkan sistem pengendalian internal pemerintah adalah sistem pengendalian internal yang diselenggarakan secara
menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
2.5 Komitmen Organisasi
Komitmen Organisasi adalah suatu keadaan dimana seseorang karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut. Komitmen Organisasi merupakan dorongan dalam individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan dengan kepentingan individu. Bagi individu dengan komitmen organisasi yang tinggi, pencapaian tujuan organisasi merupakan hal yang diprioritaskan.
Teori kepatuhan memberikan penjelasan mengenai pengaruh perilaku kepatuhan didalam proses sosialisasi individu cenderung mematuhi hukum yang mereka anggap sesuai dan konsisten dengan norma-norma internal mereka,yaitu komitmen normatif melalui moralitas personal (normative commitmentthrough morality) berarti mematuhi hukum karena hukum tersebut dianggap sebagai keharusan dan komitmen normatif melalui legitimasi (normative commitmentthrough legitimacy) berarti mematuhi peraturan karena otoritas penyusun hukum tersebut memiliki hak untuk mendikte perilaku (Septiani, 2005).
Dengan demikian adanya Komitmen Organisasi akan mempertahankan kepatuhan dalam penyajian laporan keuangan pemerintah yang reliable sesuai dengan sap.
Pada konteks pemerintahan, aparat yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi, akan menggunakan informasi yang dimiliki untuk menyusun laporan keuangan menjadi relatif lebih tepat. Komitmen yang tinggi menjadikan individu
lebih mementingkan organisasi dari pada kepentingan pribadi dan berusaha menjadikan organisasi menjadi lebih baik.
2.6 Good Governance
Menurut Ulum (2008) bahwa Good Governance adalah suatu penyelenggaraan negara yang mengarah kepada tujuan yang baik melalui perumusan kebijakan yang berhubungan dengan masalah- masalah sosial dan sistem nilai dalam operasi organisasi, yang berlaku bagi semua orang di bawah sistem demokrasi. Muindro (2010) mendefinisikan secara sederhana, Good Governance dapat diartikan sebagai cara mengelola urusan publik. Menurut definisi United Nation Development program (UNDP), Good Governance mempunyai tiga kaki, yaitu sebagai berikut:
1. Economic governance, meliputi proses-proses pembuatan keputusan (Decision Making Processes) yang memfasilitasi aktivitas ekonomi di dalam negeri dan interaksi di antara penyelenggara ekonomi. Economic Governance mempunyai implikasi terhadap Equity, Property, dan Quality Of Life.
2. Political governance adalah proses-proses pembuatan keputusan untuk formulasi kebijakan.
3. Administrative governance adalah sistem implementasi proses kebijakan.
Secara teori Good Governance dikatakan menekankan pada proses pengelolaan pemerintahan dengan adanya stakeholders yang terlibat dalam bidang sosial, ekonomi dan juga politik serta ikut juga terlibat dalam pendayaan sumber daya yang ada, manusia atau pun keuangan yang dilaksanakan pemerintah
dilakukan dengan transparan baik dari proses penyusunan hingga pertanggung jawabannya sehingga akan tercipta akuntabilitas didalam pengelolaannya.
Pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien adalah salah satu wujud tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) (Suprayogi, 2010).
Dalam upaya penerapan Good Governance yang baik, maka haruslah diimbangi dengan Good government pula. Maksudnya disini, tidak hanya tata kelola pemerintahan saja yang menurut keperluan masing-masing. Sehingga diadakannya pengelolaan keuangan daerah dimaksudkan agar pengelolaan keuangan rakyat yang dipegang oleh pemerintah harus transparan kepada masyarakat. Namun, pemerintah juga harus berlaku yang baik sebagai pelaku pengelolaan keuangan rakyat. Agar pemerintahan berjalan dengan baik, berdaya guna dan juga berhasil guna. Maka penerapan prinsip-prinsip dari Good Governance tersebut sangatlah penting dan juga harus diimbangi dengan Good government yang baik pula.
Terdapat tiga prinsip dasar dalam setiap penyelenggaraan Good Governance. Ketiga prinsip dasar tersebut adalah:
1. Transparansi, dimana mengandung arti keterbukaan. Transparansi pemerintah dalam menjalankan manajemen pemerintahan, manajemen lingkungan, manajemen ekonomi, sosial dan politik.
2. Akuntabilitas adalah pertanggungjawaban. Mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan kepada yang mendelegasikan kewenangan dan mereka puas terhadap kinerja pelaksanaan kegiatannya.
3. Value for money, merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen pertama yaitu: ekonomi, efisiensi dan efektifitas.
Menurut united nation development program (UNDP), ada sembilan karakteristik Good Governance di antaranya:
1. Participation. Keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya partisipasi tersebut dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta berpartisipasi secara konstruktif.
2. Rule of law. kerangka hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu.
3. Transparancy. Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik secara langsung dapat diperoleh mereka yang membutuhkan.
4. Responsiveness. Lembaga-lembaga publik harus cepat dan tanggap dalam melayani stakeholder.
5. Consensus orientation .Good Governance menjadi perantara kepentingan yang berbeda untuk memperoleh pilihan terbaik untuk kepentingan yang lebih luas baik dalam hal kebijakan-kebijakan maupun prosedur-prosedur.
6. Equity. Setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh kesetaraan dan keadilan.
7. Efficiency and effectiveness. Pengelolaan sumber daya publik atas setiap aktivitas yang dilakukan secara berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif).
8. Accountability. Pertanggung jawaban kepada publik atas setiap aktivitas yang dilakukan.
9. Strategic vision. Para pemimpin dan publik harus mempunyai perspektuif Good Governance dan memiliki visi jauh ke depan.
2.7 Review Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan yang beragam dari peneliti sebelumnya. Review atas penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1
Review Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Variabel Hasil penelitian
1.
Adhi (2013) Independen :
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, kualitas aparatur pemerintah daerah
Dependen:
Kualitas laporan keuangan (studi kasus pada pemerintah tual)
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan kualitas aparatur pemerintah daerah berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan keuangan.
2. Rukmi juwita (2013)
Independen :
Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Sistem informasi akuntansi Dependen:
Kualitas laporan keuangan wilayahh kota/ kabupaten provinsi jawa barat.
Implementasi standar akuntansi pemerintahan dan sistem
informasi akuntansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan secara simultan dan parsial.
3. Silviana (2013)
Independen :
Pengaruh penerapan sistem informasi akuntansi
Terdapat pengaruh positi fdalam penerapan sistem informasi akuntansi terhadap kualitas laporan keuangan.
Dependen :
Kualitas laporan keuangan (studi kasus pada pemerintah kabupaten jawa barat)
4. Nurendah (2014)
Independen :
Pengaruh sistem informasi akuntansi, sistem pengendalian intern dan komptenesi sumber daya manusia
Dependen :
Kualitas laporan keuangan daerah (studi kasus pada pemerintah daerah kabupaten magelang)
Sistem informasi akuntansi, sistem pengendalian internal dan komptenesi sumber daya manusia mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah secara parsial dan simultan.
5. Sujadijaya trimo (2017)
Independen :
Pengaruh penerapan sistem informasi akuntansi Dependen :
Kualitas laporan keuangan pt.
Kai kota bandung
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui sistem informasi akuntansi berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan Secara parsial maupun simultan
6. saipullah (2017)
Independen :
Pengaruh penggunaan sistem informasi akuntansi, kualitas sumber dayaManusia, dan sistem pengendalian internal
Dependen :
Kualitas laporan keuangan daerah pada SKPD polewali mandar.
Moderasi:
Lingkungan eksternal
Terdapat pengaruh yang signifikan positif dalam penggunaan sistem informasi akuntansi, kualitas sumber daya manusia, dan sistem
pengendalian internal terhadap laporan keuangan SKPD polewali mandar. Sedangkan lingkungan eksternal tidak berpengaruh signifikan.
7. Siahaan andhika(2017)
Variabel independen : Kompetensi sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, dan komitmen organisasi
Variabel dependen:
Kualitas laporan keuangan pemerintah daerah kota ambon
Kompetensi sumber daya manusia pemanfaatan teknologi informasi, dan komitmen
organisasi berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah secara simultan dan parsial.
8. Asril yusuf m.
(2015)
Independen :
Pengaruh kompetensi sumber daya manusia, penerapan sistem informasi akuntansi keuangan daerah, dan
Sistem pengendalian intern pemerintah
Dependen :
Terhadap kualitas laporan keuangan SKPD kota Medan
Kompetensi sumber daya manusia, penerapan sisteminformasi akuntansi keuangan daerah, dan sistem pengendalian intern pemerintah secara simultan berpengaruh positif terhadap kualitasLKPD kota Medan.
Penerapan sistem informasi akuntansi keuangan daerah secara parsial tidak berpengaruh
terhadap kualitas LKPD kota Medan.
Sistem pengendalian intern pemerintah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas LKPD kota Medan.
9 Imelda et al.
(2016)
Independen :
Komitmen organisasi, kompetensi sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, pengendalian internal.
Dependen :
Kualitas laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten kepulauan talaud.
Komitmen organisasi,
pemanfaatan teknologi informasi, pengendalian internal
berpengaruh secara signifikan positif terhadap kualitas LKPD.
Sedangkan kompetensi sumber daya manusia tidak berpengaruh secara signfikan.
10.
Noprial valenra Maksyur
(2015)
Independen :
Pengaruh kualitas sumber daya manusia, komitmen organisasi, sistem pengendalian intern, dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap kualitas laporan
keuangan
Dependen :
Kualitas laporan keuangan di indragiri hulu.
Kualitas sumber daya manusia, komitmen organisasi, sistem pengendalian intern, dan
pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas laporan keuangan
11. Liza mutiana et al.(2017)
Independen:
Sistem pengendalian internal, teknologi informasi, kualitas sumber daya manusia, dan komitmen organisasi.
Dependen :
Kualitas laporan keuangan pemerintah daerah (satuan kerja perangkat daerah kementrian agama kabupaten aceh).
Sistem pengendalian internal, teknologi informasi, kualitas umber daya manusia, dan komitmen organisasi
berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan
12 Oktarina (2016)
Independen:
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, kualitas aparatur pemerintah daerah, Good Governance.
Dependen:
Kualitas laporan keuangan
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, kualitas aparatur pemerintahan dan Good
Governance berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan secara simultan maupun parsial.
Peneliti menggunakan penelitian terdahulu dari beberapa jurnal berbeda yang dapat mendukung peneliti dalam melakukan penelitian ini, antara lain: Adhi (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, kualitas aparatur pemerintah daerah terhadap kualitas laporan keuangan (studi kasus pada pemerintah kota tual). Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan standar akuntansi pemerintahan dan kualitas aparatur pemerintah daerah berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
Silviana (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kualitas Laporan Keuangan (studi kasus pada pemerintah kabupaten jawa barat). Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh penerapan Sistem Informasi Akuntansi terhadap kualitas laporan keuangan berpengaruh positif signifikan.
Nurendah (2014) melakukan penelitian tentang pengaruh sistem informasi akuntansi, sistem pengendalian internal dan komptenesi sumber daya manusia terhadap kualitas laporan keuangan daerah (studi empiris pada SKPD kabupaten magelang). Hasil penelitian ini menunjukkan sistem informasi akuntansi, sistem pengendalian internal dan komptenesi sumber daya manusia mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah
Sujadijaya trimo (2017) melakukan penelitian tentang pengaruh pengaruh penerapan sistem informasi akuntansi terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah (studi empiris pada pt. Kai kota bandung ). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa secara parsial penerapan sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.
Saipullah lif (2017) melakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan sistem informasi akuntansi, kualitas sumber daya manusia, dan sistem pengendalian internal terhadap kualitas laporan keuangan daerah pada SKPD polewali mandar faktor eksternal sebagai moderasi. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan positif dalam penggunaan, Sistem Informasi Akuntansi, kualitas sumber daya manusia, dan Sistem Pengendalian Internal terhadap laporan keuangan SKPD polewali mandar.
Sedangkan lingkungan eksternal tidak berpengaruh signifikan.
Andika siahaan (2017) melakukan penelitian tentang kompetensi sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, dan komitmen organisasi terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah ambon. Hasil penelitian ini menunjukkan kompetensi sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, dan komitmen organisasi berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah secara simultan dan parsial.
Asril (2015) melakukan penelitian tentang pengaruh kompetensi sumber daya manusia, penerapan sistem informasi akuntansi keuangan daerah, dan sistem pengendalian internal pemerintah terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah
kota Medan. Hasil penelitian ini menunjukkan kompetensi sumber daya manusia, penerapan sistem informasi akuntansi keuangan daerah, dan sistem pengendalian internal pemerintah secara simultan berpengaruh terhadap kualitas LKPD kota Medan, penerapan sistem informasi akuntansi keuangan daerah secara parsial tidak berpengaruh terhadap kualitas LKPD kota Medan, sistem pengendalian internal pemerintah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas LKPD kota Medan.
Imelda (2016) melakukan penelitian tentang komitmen organisasi, kompetensi sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, pengendalian internal terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten kepulauan talaud. Hasil penelitian ini menunjukkan komitmen organisasi, pemanfaatan teknologi informasi, sistem pengendalian internal berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas LKPD, sedangkan kompetensi sumber daya manusia tidak berpengaruh secara signfikan
Maksyur valenra Noprial (2015) melakukan penelitian tentang pengaruh kualitas sumber daya manusia, komitmen organisasi, sistem pengendalian internal, dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap kualitas laporan keuangan di indragiri hulu. Hasil penelitian ini menunjukkan kualitas sumber daya manusia, komitmen organisasi, sistem pengendalian internal, dan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
Liza (2017) melakukan penelitian tentang pengaruh sistem pengendalian internal, teknologi informasi, kualitas umber daya manusia, dan komitmen organisasi terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah (satuan kerja
perangkat daerah kementrian agama kabupaten aceh). Hasil penelitian ini menunjukkan sistem pengendalian internal, teknologi informasi, kualitas umber daya manusia, dan komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan
Oktarina (2016) melakukan penelitian tentang pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, kualitas aparatur pemerintah daerah, Good Governance terhadap kualitas laporan keuangan di kota semarang. Hasil penelitian ini menunjukkan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, kualitas aparatur pemerintahan dan Good Governance berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan secara simultan dan parsial.
2.8 Kerangka Konseptual
kerangka konseptual dibangun untuk memperlihatkan hubungan pengaruh setiap variabel dalam satu penelitian. Berdasarkan rumusan masalah, landasan teoritis dan review penelitian terdahulu, kerangka konseptual penelitian ini digambarkan pada gambar 2.1
Gambar 2.1 Kerangka konseptual
Berikut ini uraian konsep variabel-variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen dalam penelitian ini pada gambar 2.1:
2.8.1. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada SKPD kota Medan.
Standar akuntansi pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah.
Pembuatan laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) yang mengikuti prinsip prinsip yang tertuang dalam standar akuntansi pemerintahan akan menghasilkan LKPD yang lebih berkualitas.
2.8.2. Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada SKPD kota Medan.
Sistem informasi akuntansi berfungsi sebagai alat bantu mempermudah pimpinan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas perusahaan dan digunakan manajemen dalam pengambilan keputusan. Dari laporan keuangan dapat dilihat performa suatu perusahaan pada kondisi keuangannya dari hasil-hasil yang dicapai selama periode tertentu.
Kinerja suatu perusahaan tergambar dalam laporan keuangan menjadi salah satu aspek yang diperhatikan oleh pemakai laporan keuangan.
Penelitian Silviana (2013) menyimpulkan bahwa penerapan sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan yang dihasilkan.
2.8.3. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada SKPD kota Medan.
memberikan keyakinan yang memadai mengenai pencapaian tujuan pemerintah daerah yang tercermin dari keteladanan laporan keuangan, efisiensi, dan efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan serta dipatuhinya perundang-undangan. Adanya sistem pengendalian internal pemerintah daerah diharapkan dapat membantu pemerintah daerah dalam menyiapkan laporan keuangan yang berkualitas dan handal. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nurendah (2014) menyimpulkan bahwa sistem pengendalian internal berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.
2.8.4. Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada SKPD kota Medan.
Komitmen organisasi dibangun atas dasar kepercayaan pekerja atas nilai- nilai organisasi, kerelaan pekerja membantu mewujudkan tujuan organisasi dan loyalitas untuk tetap menjadi anggota organisasi.
Komitmen organisasi akan menimbulkan rasa ikut memiliki (sense of belonging) bagi pekerja terhadap organisasi. Jika pekerja merasa jiwanya terikat dengan nilai-nilai organisasi yang ada maka dia akan merasa senang dalam bekerja, sehingga mempunyai tanggung jawab dan kesadaran dalam menjalankan organisasi dan termotivasi melaporkan semua aktivitas dengan melaksanakan akuntabilitas kepada publik secara sukarela termasuk akuntabilitas keuangannya melalui laporan keuangan.
Penelitian Andika (2017) menyimpukan bahwa komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
2.8.5. Pengaruh Good Governance terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada SKPD kota Medan.
Penerapan Good Governance juga diperlukan dalam peningkatan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah mengingat pentingnya transparansi dalam laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban dan akuntabilitas kepada masyarakat. Good Governance merupakan upaya menciptakan pemerintahan yang lebih baik melalui pengeolaan keuangan daerah yang jujur, bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme dengan tujuan mampu meningkatkan kualitas dari laporan keuangan pemerintah daerah. Penelitian Oktarina (2016) menyimpulkan bahwa Good Governance berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.
2.9 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual yang telah digambarkan di atas, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap kualitas laporan keuangan pada SKPD kota Medan.
2. Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap kualitas laporan keuangan pada SKPD kota Medan.
3. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal terhadap kualitas laporan keuangan pada SKPD kota Medan.
4. Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap kualitas laporan keuangan pada SKPD kota Medan.
SKPD kota Medan.
6. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, sistem informasi akuntansi, sistem pengendalian internal komitmen organisasi dan Good Governance berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pada SKPD kota Medan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah asosiatif kausal (hubungan sebab akibat) dimana jika variabel dependen dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen tertentu, maka dapat dinyatakan bahwa variabel X menyebabkan variabel Y (Erlina, 2007:66). Unit analisis dalam penelitian ini yaitu SKPD di kota Medan yang berjumlah 30 yang terdiri daridinas dan badan daerah. Horizon waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi cross-sectional, yaitu studi yang dilakukan dengan data yang hanya sekali dikumpulkan (Sekaran, 2004:177).
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Erlina, 2007:73). Populasi dalam penelitian ini adalah 30 satuan kerja perangkat daerah (SKPD) kota Medan, yang terdiri dari 25 dinas, 5 badan (tabel 3.1).
3.2.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin meneliti semua anggota populasi, karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi