• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1.4.2 Manfaat Penelitian

1.4.2.2 Manfaat Praktis

1.4.2.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk:

1. Dapat memberikan dan menambah motivasi para pembaca tentang kehidupan khususnya tentang konflik-konflik yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

2. Dapat memberikan peluang pembaca untuk membaca karya sastra dan mengembangkannya dengan sudut pandang yang berbeda pula.

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Konsep

Konsep digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan, menggambarkan atau mendeskripsikan suatu topik pembahasan. Konsep yang dimaksud adalah gambaran dari objek yang akan dianalisis berupa novel The Perfect Husban karya Indah Riana dalam tulisan ilmiah yang berjudul Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel The Perfect Husband karya Indah Riana: Kajian Psikosastra.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka penelitian ini memiliki beberapa konsep yang akan menjadi dasar pembahasan untuk bab selanjutnya, yaitu sebagai berikut.

2.1.1 Sastra

Edwin Greenlaw (dalam Wellek dan Warren, 1989:11) menyatakan sastra adalah segala sesuatu yang tertulis/tercetak. Sedangkan Wellek dan Warren membedakan ciri-ciri dengan memerinci kegunaan bahasa yang khas sastra, dengan cara membedakan bahasa sastra dengan bahasa ilmiah, maupun bahasa sehari-hari. Bahasa Sastra menurutnya antara lain: (1) penuh ambiguitas dan homonim, (2) memiliki kategori-kategori yang tak beraturan dan tak rasional, (3) penuh dengan asosiasi, mengacu pada ungkapan atau karya yang diciptakan sebelumnya, (4) sangat konotatif, (5) mempunyai fungsi ekspresif, (6) menunjukkan nada atau tone dan sikap penulisnya, (7) berusaha mempengaruhi, membujuk dan pada akhirnya mengubah sikap pembaca (1989:14-15) .

2.1.2 Novel

Novel berasal dari bahasa Italia novella, yang dalam bahasa Jerman disebut novelle dan novel dalam bahasa Inggris dan ini lah yang kemudian masuk ke Indonesia, berasal dari bahasa Itali novella (yang dalam bahasa Jerman:

novelle). Secara harfiah novella berarti sebuah barang baru yang kecil dan

kemudian diartikan sebagai cerita pendek yang berbentuk prosa (Abrams, 1981:119) dalam (Nurgiantoro 1995:9). Dewasa ini istilah novella dan novelle mengandung pengertian yang sama dengan istilah Indonesia „novelet‟ (Inggris novellet), yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek (Nurgiyantoro 1995:9).

2.1.3 Psikologi Sastra

Psikologi sastra adalah suatu disiplin ilmu yang mengandung masalah-masalah psikologis dalam suatu karya sastra yang memuat peristiwa kehidupan manusia yang diperankan oleh tokoh-tokoh yang imajiner atau faktual yang ada di dalam karya sastra (Sangidu, 2004:30).

2.1.4 Tokoh

Tokoh adalah pelaku yang mengemban atau menjalankan peristiwa dalam cerita rekaan sehingga peristiwa itu menjalin suatu cerita (Aminuddin, 1995:85).

Dilihat dari segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita, ada tokoh yang tergolong penting dan ditampilkan terus menerus sehingga terasa mendominasi sebagian besar cerita, dan sebaliknya, ada tokoh-tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita, dan itu pun mungkin dalam

porsi penceritaan yang relatif pendek. Tokoh yang disebut tokoh utama (central character, main character), sedangkan yang kedua adalah tokoh tambahan (pheriperal character) (Nurgiyantoro, 1995:176).

2.1.5 Tokoh Utama

Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Tokoh utama selalu berhubungan dengan tokoh-tokoh lain, ia sangat menentukan perkembangan plot secara keseluruhan. Ia selalu hadir sebagai pelaku, atau yang dikenai kejadian dan konflik penting yang mempengaruhi perkembangan plot. Di pihak lain, pemunculan tokoh-tokoh tambahan dalam keseluruhan cerita lebih sedikit, tak dipentingkan, dan kehadirannya jika hanya ada keterkaitan dengan tokoh utama, secara langsung, ataupun tak langsung. Tokoh utama adalah yang dibuat sinopsisnya, yaitu dalam kegiatan pembuatan sinopsis, sedang tokoh tambahan biasanya diabaikan. Tokoh utama dalam sebuah novel, mungkin saja lebih dari seorang, walaupun kadar keutamaannya tak selalu sama keutamaan mereka ditentukan oleh dominasi, banyaknya penceritaan, dan pengaruhnya terhadap perkembangan plot secara keseluruhan (Nurgiyantro, 1995:176).

2.1.6 Konflik Batin

Konflik merupakan bagian yang terpenting dalam sebuah cerita.

Pentingnya kehadiran konflik dalam suatu cerita dijelaskan oleh Stanton (2007:31) bahwa dua elemen dasar yang membangun alur adalah konflik dan

klimaks. Setiap karya fiksi setidaknya-tidaknya memiliki konflik internal (yang tampak jelas) yang hadir melalui hasrat dua orang karakter atau hasrat seseorang karakter dengan lingkungannya. Konflik-konflik spesifik ini merupakan subordinasi satu konflik utama yang bersifat eksternal, internal atau dua-duanya.

Konflik adalah konflik yang terjadi dalam hati seseorang, jiwa seorang tokoh atau tokoh-tokoh cerita. Jadi ia meruakan konflik yang dialami manusia dengan dirinya sendiri, ia lebih merupakan permasalahan intern seorang manusia.

Misalnya hal itu terjadi akibat adanya pertentangan antara dua keinginan, keyakinan, pilihan yang berbeda, harapan-harapan atau masalah lainnya (Nurgiyantoro, 1995:124). Jadi, dari penjelasan tersebut pengertian konflik dapat dimengerti dengan adanya suatu peristiwa yang dialami oleh tokoh fiksi sebagai manifestasi manusia pada kehidupan nyata di mana peristiwa tersebut cenderung pada peristiwa atau hal-hal yang tidak menyenangkan sehingga membuat tokoh tersebut merasa terganggu dan tidak nyaman.

2.2 Landasan Teori

Di dalam penelitian, diperlukan adanya landasan teori yang menjadi dasar penelitian. Landasan teori merupakan kerangka dasar sebuah penelitian. Landasan teori yang digunakan diharapkan mampu menjadi tumpuan seluruh pembahasan.

Sastra sebagai ”gejala kejiwaaan” mengandung fenomena-fenomena kejiwaan yang terlihat lewat perilaku tokoh-tokohnya. Dengan demikian, karya sastra (teks sastra) dapat didekati dengan menggunakan pendekatan psikologi.

Psikologi sastra adalah suatu disiplin ilmu yang mengandung masalah-masalah psikologis dalam suatu karya sastra yang memuat peristiwa kehidupan

manusia yang diperankan oleh tokoh-tokoh yang imajiner atau faktual yang ada di dalam karya sastra (Sangidu, 2004:30).

Psikologi dan karya sastra memiliki hubungan fungsional yakni sama-sama berguna untuk sarana mempelajari jiwa manusia. Perbedaannya hanyalah gejala kejiwaan yang ada dalam karya sastra adalah gejala kejiwaan manusia yang imajiner sedangkan dalam psikologi adalah manusia-manusia riil (Endaswara, 2004:97). Untuk menganalisis kejiwaan tokoh digunakan psikologi analisis yang diterapkan pada tokoh yang mengalami masalah kejiwaan yaitu konflik batin tokoh utama.

Psikologi sastra adalah suatu disiplin ilmu yang mengandung masalah-masalah psikologis dalam suatu karya sastra yang memuat peristiwa kehidupan manusia yang diperankan oleh tokoh-tokoh yang imajiner atau faktual yang ada di dalam karya sastra (Sangidu, 2004:30). Psikologi sastra dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, karya sastra merupakan kreasi dari suatu proses kejiwaan dan pemikiran pengarang yang berada pada situasi setengah sadar (subconscious) yang selanjutnya dituangkan ke dalam bentuk conscious. Kedua, telaah psikologi sastra adalah kajian yang menelaah cerminan psikologis dalam diri para tokoh yang disajikan sedemikian rupa oleh pengarang sehingga pembaca merasa terbuai oleh problema psikologis kisah yang kadang kala merasakan dirinya terlibat dalam cerita. Karya-karya sastra memungkinkan ditelaah melalui pendekatan psikologi karena karya sastra menampilkan watak para tokoh, walaupun imajinatif dapat menampilkan berbagai problem psikologis (Endaswara, 2004:96).

2.2.1 Jenis-Jenis Konflik

Menurut Pickering, konflik memiliki beberapa jenis, antara lain konflik dengan diri sendiri (konflik batin), konflik antar individu (konflik manusia dengan manusia), konflik manusia dengan masyarakat, dan konflik manusia dengan alam.

Seperti yang dikemukakan oleh Pickering (2006:12-19) seperti berikut ini:

1. Konflik Manusia dengan Dirinya Sendiri (Konflik Batin)

Konflik manusia dengan dirinya sendiri adalah konflik yang terjadi dalam hati atau jiwa seorang tokoh cerita. Konflik ini lebih bersifat permasalahan intern dan merupakan pertarungan tokoh melawan dirinya sendiri. Konflik dalam diri adalah gangguan emosi yang terjadi dalam diri seseorang karena dituntut menyelesaikan suatu pekerjaan atau memenuhi suatu harapan, sementara pengalaman, minat, tujuan dan tata nilainya tidak sanggup memenuhinya. Hal ini menjadi beban baginya. Konflik ini terjadi apabila pengalaman, minat, tujuan, atau tata nilai pribadinya bertentangan satu sama lain, dan konflik diri mencerminkan perbedaan yang tokoh katakan, inginkan, dan apa yang tokoh tersebut lakukan untuk mengujudkan keinginan itu. Konflik diri dapat menghambat kehidupan sehari-hari tokoh tersebut.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Stanton (1995:16) dalam Nurgiyantoro (1995:124) konflik batin adalah konflik yang terjadi dalam hati, jiwa seorang tokoh (tokoh-tokoh) cerita. Jadi, ia merupakan konflik yang dialami manusia dengan dirinya sendiri dan merupakan permasalahan intern seorang manusia. Misalnya, hal itu terjadi akibat adanya pertentangan antar dua keinginan, keyakinan, pilihan yan berbeda, harapan-harapan, atau masalah-masalah lainnya.

2. Konflik Manusia dengan Manusia (Konflik Antarindividu)

Konflik antarmanusia adalah konflik yang disebabkan oleh adanya hubungan antara manusia dengan manusia atau masalah-masalah yang muncul akibat adanya hubungan antarmanusia. Setiap orang mempunyai kebutuhan dasar psikologis yang bisa mencetuskan konflik apabila tidak terpenuhi.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Jones (1968:30) dalam Nurgiyantoro (1995:124) konflik sosial adalah konflik yang disebabkan oleh adanya kontak sosial antarmanusai atau masalah-masalah yang muncul akibat adanya hubungan antarmanusia.

3. Konflik Manusia dengan Masyarakat

Konflik manusia dengan masyarakrat adalah konflik yang disebabkan oleh adanya kontak sosial antara manusia dengan manusia lain dalam struktur masyarakat luas. Konflik manusia dengan masyarakat adalah konflik yang terjadi kepada individu di dalam suatu kelompok (masyarakat, tim, departemen, perusahaan, dsb.)

4. Konflik Manusia dengan Alam

Konflik manusia dengan alam adalah konflik yang disebabkan adanya pembenturan antara tokoh dengan elemen alam. Suatu pertarungan yang dilakukan oleh seseorang tokoh atau manusia secara sendiri-sendiri atau bersama-sama melawan kekuatan alam yang mengancam hidup manusia itu sendiri.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Jones (1968:30) dalam Nurgiyantoro (1995:124) konflik fisik atau konflik elemental adalah konflik yang disebabkan adanya perbenturan antara tokoh dengan lingkungan alam. Misalnya,

permasalahan yang dialami seorang tokoh akibat adanya banjir besar, kemarau panjang, gunung meletus dan sebagainya.

2.3 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka bertujuan untuk mengetahui keaslian karya ilmiah, karena pada dasarnya suatu penelitian berasal dari acuan yang mendasarinya.

Untuk mengetahui keaslian penelitian ini, dipaparkan beberapa tinjauan pustaka yang telah dimuat dalam bentuk skripsi dan jurnal. Tinjauan pustaka tersebut sebagai berikut:

Dalam penelitian ini, yang akan diteliti adalah tentang konflik batin tokoh utama pada novel The Perfect Husband Karya Indah Riyana. Sepanjang pengetahuan dan penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa penelitian terhadap novel The Perfect Husband karya Indah Riyana dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra dan dengan objek kajian yang sama belum pernah dilakukan sebelumnya.

Penelitian tentang konflik batin dengan objek kajian yang berbeda telah dibahas oleh Kartika mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta, tahun 2008 yaitu novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu dengan judul “Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu: Tinjauan Psikologi Sastra”. Menurut Kartika novel ini menceritakan Penderitaan batin tokoh Nayla yang menimbulkan konflik batin dalam diri Nayla. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh simpulan sebagai berikut. (1) Penderitaan batin menimbulkan konflik batin dalam diri Nayla. Nayla dibesarkan oleh ibu kandungnya sendiri tanpa

seorang ayah. Sewaktu dalam kandungan, ayahnya telah meninggalkan mereka sehingga membuat ibunya marah dan selalu menutup diri ketika harus menjelaskan keberadaan ayahnya pada Nayla. (2) Nayla sebagai tokoh utama dalam novel ini juga mempunyai kelebihan dibalik semua penderitaan yang dialaminya. Nayla mampu menulis sebuah novel hasil karyanya sendiri yang isinya sama persis dengan kehidupan yang dialaminya. Artinya Nayla mampu mengalahkan egonya dan berani memaparkan kisah hidupnya pada semua orang lewat tulisan dalam novel. (http://eprints.ums.ac.id/645/)

Penelitian tentang konflik batin dengan objek kajian yang berbeda juga telah dibahas oleh Wiwik Rahayu (UNY, 2015) dengan judul judul Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Detik Terakhir Karya Alberthiene Endah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Wujud konflik batin pada tokoh utama dalam novel Detik Terakhir karya Alberthiene Endah; (2) Faktor-faktor yang melatarbelakangi konflik batin tokoh utama dalam novel DT; dan (3) Bentuk penyelesaian konflik batin tokoh utama dalam novel DT. Sumber data penelitian ini adalah novel Detik Terakhir karya Alberthiene Endah dengan jumlah halaman 243, yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta pada tahun 2007.

Hasil penelitian diuraikan sebagai berikut. (1) Wujud konflik batin yang dialami oleh tokoh utama meliputi pertentangan antara pilihan yang tidak sesuai dengan keinginan, kebimbangan dalam menghadapi permasalahan dan harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan permasalahan yang dialami oleh tokoh utama didominasi oleh id daripada ego. Adanya dominasi id daripada ego itulah yang menyebabkan tokoh utama mengalami konflik batin, sedangkan wujud konflik batin yang paling

dominan pada diri tokoh utama terdapat pada varian kebimbangan dalam menghadapi persoalan, (2) Beberapa faktor yang melatar belakangi konflik batin pada tokoh utama dalam novel DT yaitu antara lain, membenci diri sendiri dan cemas akan masa depan. Faktor eksternal meliputi lingkungan sosial yang kurang mendukung, krisis simpati dari orangtua dan pengkhianatan orang terdekat.

Adapun faktor yang paling berpengaruh sebagai pemicu munculnya konflik batin adalah faktor eksternal, (3) Bentuk penyelesaian konflik batin pada tokoh utama dalam novel DT terdiri dari sublimasi ditunjukkan dengan menutup diri dan menghindari komunikasi, represi ditunjukkan dengan percobaan bunuh diri, proyeksi ditunjukkan dengan memutuskan hubungan dengan rumah dan melarikan diri dari panti rehabilitasi dan rasionalisasi ditunjukkan dengan keputusan hidup mandiri dengan bekerja sebagai kurir narkoba. Adapun bentuk penyelesaian yang paling sering dilakukan oleh tokoh utama adalah bentuk proyeksi.

(http://eprints.uny.ac.id/26752/1/Skripsi%20Full.pdf

Penelitian tentang konflik batin dengan objek kajian yang berbeda juga telah dibahas oleh Joko Saputra (USU, 2015) dalam skripsinya yang berjudul Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Novel Saman Karya Ayu Utami: Pendekatan Psikoanalisis Sigmund Freud mendeskripsikan bahwa Psikologi dalam sastra mengandung kejadian-kejadian yang tampak lewat perilaku tokoh-tokohnya.

Melalui perilaku tokoh-tokohnya akan tampak konflik batin yang dialami oleh masing-masing tokoh dalam karya sastra. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konflik batin tokoh utama berdasarkan peristiwa-peristiwa yang dialaminya dalam novel Saman Karya Ayu Utami.Untuk memperoleh hasil tersebut dipergunakan teori psikologi sastra dengan penerapan teori-teori

psikoanalisis Sigmund Freud. Metode penelitian yang dipergunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dengan mendeskripsikan data-data yang sudah diidentifikasi lewat proses pembacaan berulang-ulang (hermeneutik). Dalam analisis deskriptif ini, data yang diperoleh dicatat dan dipilih berdasarkan masalah yang akan dibahas. Analisisnya dilakukan dengan menganalisis dan mendeskripsikan konflik batin tokoh utama dalam novel Saman. Konflik batin yang dimaksud dalam hal ini adalah konflik yang dialami tokoh utama yang dipengaruhi oleh alam ketidaksadaran seperti, id, ego, superego. Kemudian dilanjutkan dengan menganalisis solusi yang digunakan tokoh utama untuk menyelesaikan konflik batin yang dialaminya. Berdasarkan hasil analisis tersebut ditemukan bahwa tokoh-tokoh utama mengalami konflik batin yang didominasi oleh id, ego, dan super ego. Kepribadian tokoh yang didominasi oleh id biasanya mengalami kecemasan bawaan lahir, kepribadian tokoh yang didominasi oleh ego biasanya mengalami kecemasan sesuai kenyataan (kesadaran), dan kepribadian tokoh yang didominasi oleh super ego biasanya mengalami kecemasan moral.

(http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/50177).

Penelitian tentang konflik batin dengan objek kajian yang berbeda juga telah dibahas oleh Mhd Reza Fahnial (USU, 2017) dengan judul Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Remember When Karya Winna Effendi: Analisis Psikologi Sastra. Penulisan skripsi ini dilakukan dengan tujuan memperoleh bentuk-bentuk konflik batin tokoh utama dalam novel Remember When karya Winna Efendi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinyakonflik batin tokoh utama. Untuk mencapai tujuan tersebut, penulis menelaah novel Remember When karya Winna Efendi dengan menerapkan teori psikologi sastra.

Masalah dalam skripsi ini dibatasi hanya menganalisis konflik batin tokoh utama dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konflik batin tokoh utama yang ada pada novel tersebut, penulisan skripsi ini dilakukan dengan tujuan dan manfaat untuk memperkaya pengkajian dan pengapresiasian karya sastra Indonesia, membantu pembaca memahami bentuk-bentuk konflik batin tokoh utama yang ada pada novel Remember When karya Winna Efendi. pengkajian data penelitian dilakukan dengan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan cara menghubungkan novel Remember When karya Winna Efendi dengan teori psikologi sastra, maka dapat ditemukan bentuk konflik batin tokoh utama yakni konflik mendekat-mendekat, konflik mendekat-menjauh, dan konflik menjauh-menjauh. Selanjutnya adanya faktor yang mempengaruhi meliputi faktor internal yaitu, rasa iri hati dan tidak percaya diri serta perasaan bersalah dan faktor eksternal yaitu sikap anti sosial dan keluarga.

(http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/498).

Berdasarkan tinjauan pustaka tersebut, dapat diketahui bahwa penelitian terhadap novel The Perfect Husband karya Indah Riyana dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra belum pernah dilakukan sebelumnya.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Menurut Faruk (2015:55) metode penelitian adalah cara untuk memperoleh pengetahuan mengenai objek tertentu dan karenanya harus sesuai dengan kodrat keberadaan objek itu sebagaimana yang yang dinyatakan oleh teori.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang memiliki pengertian yaitu metode yang berhubungan dengan nilai atau kesan dari objek (Tantawi, 2017:61). Metode kualitatif digunakan untuk menyelidiki dan menjelaskan kualitas serta keistimewaan dari pengaruh yang tidak terjelaskan dan tidak terukur dari pendekatan kuantitatif.

3.2 Sumber Data

Adapun sumber data yang akan diteliti adalah:

Judul Novel : The Perfect Husband

Pengarang : Indah Riyana

Penerbit : Romancious

Tahun Terbit : 2018

Tebal Buku : 320 halaman

Cetakan : Kelima

Warna Sampul : Abu-abu dan hitam

Sumber data di atas merupakan sumber data primer atau sebagai sumber data utama. Dalam penelitian ini juga diperlukan data sekunder yang didapat dari buku-buku kajian sastra, buku psikologi sastra, jurnal serta artikel dari internet dan sebagainya.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Cara memperoleh data dalam penelitian ini adalah dengan metode heuristik dan hermeneutik. Menurut Pradopo metode heuristik adalah pembacaan

karya sastra berdasarkan struktural bahasanya, sedangkan hermeneutik pembacaan karya sastra berdasarkan konvensi sastranya (dalam Tantawi, 2017:61).

Menurut Tantawi (2017:61) pada metode heuristik dilakukan dengan cara membaca novel yang menjadi objek utama (primer) penelitian ini. Pada bagian ini novel dipahami berdasarkan konvensi bahasa-bahasa yang digunakan oleh pengarang sebagai media untuk menyampaikan pesan kepada pembaca. Bahasa dipahami melalui berbagai aspek makna kebahasaannya.

Pada metode hermeneutik, membaca novel objek penelitian dilakukan dengan cara memahami konvensi-konvensi yang berlaku terhadap sebuah karya sastra, terutama konvensi sastra dan budaya (Tantawi, 2017:62).

3.4 Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul lalu dianalisis dengan metode deskriptif. Menurut Nasir (1988:84) metode deskriptif adalah mendeskipsikan tentang situasi atau kejadian, gambaran, lukisan, secara sistematis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena dengan fenomena pada objek (dalam Tantawi, 2017:66).

Dalam analisis ini, data yang diperoleh dicatat dan dipilih berdasarkan masalah yang dibahas. Metode ini dilakukan dengan cara melukiskan kembali data yang telah terkumpul. Analisis tersebut didasari oleh teori-teori pendukung yang berhubungan dengan topik penelitian yaitu teori psikologi sastra.

BAB IV

KONFLIK BATIN YANG DIALAMI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL THE PERFECT HUSBAND KARYA INDAH RIYANA

Pokok pembahasan dalam penelitian ini adalah konfik batin tokoh utama.

Konflik batin adalah konflik yang terjadi dalam hati seseorang, jiwa seorang tokoh atau tokoh-tokoh cerita. Banyaknya konflik yang terjadi pada tokoh utama merupakan tujuan utama dalam penelitian. Seperti yang dijelaskan oleh oleh Pickering (2006:12-19), bahwa konflik memiliki jenis-jenis sebagai berikut, konflik manusia dengan diri sendiri, konflik manusia dengan manusia lain, konflik manusia dengan masyarakat, dan konflik manusia dengan alam.

4.1 Tokoh Protagonis (Ayla)

Ayla adalah seorang mahasiswa abadi dan masih berkutat dengan skripsi diusianya yang suda 25 tahun. Ayla seorang yang keras kepala dan pemberontak harus menerima perjodohan secara terpaksa dan memaksakan dirinya untuk mencintai dan menerima Arsen sebagai suaminya.

Jenis-jenis konflik yang dialami Ayla adalah konflik manusia dengan dirinya sendiri, konflik manusia dengan manusia lain dan konflik manusia dengan masyarakat.

4.1.1 Konflik Manusia dengan Dirinya Sendiri (Konflik Batin)

Konflik yang dialami Ayla dengan dirinya sendiri adalah sebagai berikut:

Konflik ini terjadi ketika tokoh utama bimbang dalam memilih keputusan yang bergejolak di dalam dirinya. Kebimbangan itu muncul ketika tokoh utama harus memilih menerima atau menolak perjodohan. Konflik manusia dengan dirinya sendiri yang dialami Ayla adalah ketika Ayla mencoba menerima perjodohan tersebut tetapi sebenarnya hatinya menolak dan tidak ingin dijodohkan dengan Arsen. Seperti pada kutipan berikut:

Setan bertanduk yang mendadak muncul di bahuku kiriku mulai angkat suara. ‘Jangan diterima lamarannya, Ay! Ingat,dia itu nggak cocok sama kamu. Pekerjaanya gak jelas, hidupnya apalagi. Langsung tolak aja selagi ada kesempatan.’

Sedangkan di bahu kananku. Sosok peri baik hati yang bersayap ikut memberikan nasihat. ‘Ay, coba perhatikan wajah kedua orangtua kamu lekat-lekat. Mereka begitu cemas. Mereka begitu cemas. Lihat juga wajah

Sedangkan di bahu kananku. Sosok peri baik hati yang bersayap ikut memberikan nasihat. ‘Ay, coba perhatikan wajah kedua orangtua kamu lekat-lekat. Mereka begitu cemas. Mereka begitu cemas. Lihat juga wajah

Dokumen terkait